Anda di halaman 1dari 17

SPEKTROSKOPI VIBRASI

Oleh
Prof. Dr. Endang Widjajanti LFX
NIP. 19621203 198601 2 001

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019
SPEKTROSKOPI VIBRASI

Pendahuluan
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak dapat diam melainkan bervibrasi (bergetar).
Ikatan kimia yang menghubungkan dua atom dapat dimisalkan sebagai duabola yang
dihubungkan oleh pegas, dan ditunjukkan pada gambar 4.1

Gambar 4.1. Analogi ikatan kimia yang menghubungkan atom

Semua benda dapat berikatan menggunakan ikatan kimia. Ikatan kovalen merupakan
ikatan yang digunakan pada hampir semua senyawa baik organik amupun anorganik.Ikatan ini
dapat berinteraksi dengan berbagai macam frekuansi radiasi elektromagnetik salah satunya
wilayah spektrum inframerah. Daerah tersebut terletak pada panjang gelombang lebih panjang
daripada cahaya tampak, yang berkisar darisekitar 400 hingga 800 nm tetapi terletak pada
panjang gelombang lebih pendek dari yang terkaitgelombang mikro, yang lebih panjang dari 1
µm.
Absorbsi atau serapan inframerah hanya dapat menyebabkan vibrasi atom-atom yang
terikat satu sama lain dalam suatu molekul. Intensitas radiasi berbanding lurus dengan jumlah
foton, apapun bentuk energinya. Bila suatu contoh zat menyerap foton-foton radiasi, maka
jumlah foton yang melintasi contoh tersebut akan lebih rendah daripada jumlah foton mula-
mula, yang diartikan terjadi penurunan intensitas sinar. Di dalam spektrofotometer inframerah,
penurunan intensitas inilah yang terekam untuk kemudian dianalisis.
Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul-molekulnya
dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi diantara tingkat vibrasi (ground
state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state). Contoh suatu ikatan C – H yang bervibrasi
90 triliun kali dalam satu detik harus menyerap radiasi infra merahpada frekuensi tersebut (9,0
x 1013Hz, 3000 cm–1) untuk pindah ke tingkat vibrasi tereksitasi pertama. Pengabsorpsian energi
pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh spektrofotometer inframerah yang memplot jumlah

2
radiasi infra merah yang diteruskan melalui cuplikan sebagai fungsi frekuensi (atau panjang
gelombang) radiasi. Spektrum infra merah akan memberikan informasi penting tentang gugus
fungsional suatu molekul.

Jenis Vibrasi molekul


Atom – atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi
peristiwa vibrasi. Hal ini bergantung pada atom – atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya.Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya
disebut finger print.
Vibrasi regangan (Streching), adalah peristiwa bergeraknya atom terus sepanjang ikatan
yajng menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun
sudut ikatan tidak berubah. Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang
lebih besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang
mempengaruhi osilasi atom molekul secara keseluruhan.
Penyerapan radiasi inframerah menyebabkan perubahan energi (ΔE) dan dinyatakan
sebagai :
∆𝐸 = ℎ 𝑣
dengan tingkat-tingkat vibrasi ditunjukkan pada gambar 4.2

Gambar 4.2. Perbandingan tingkat-tingkat energi vibrasi (merah)

Notasi h menyatakan tetapan Planck (6,6242 x 10-27 erg det) dan υ menyatakan tetapan
frekuensi dalam Hertz (Hz). Hubungan diantara frekuensi dan panjang gelombang (λ)dinyatakan
sebagai :
𝑐
𝑣=
λ

3
dimana c adalah kecepatan cahaya (3 x 1010cm dt-1) dan λ dinyatakan dalam cm. Kebalikan
panjang gelombang (ύ) menyatakan jumlah gelombang per cm. Sehingga
1
𝑣=
λ
Jumlah gelombang (ύ) berbanding lurus dengan frekuensi atau energi, karena itu
bagianhorizontal spektrum infra merah biasanya dinyatakan sebagai jumlah gelombang
(ύ)dalam cm-1.
Molekul-molekul poliatom memperlihatkan dua jenis vibrasi molekul yiatu stretching
dan binding. Vibrasi ikatan yang melibatkan hidrogen sangat berarti, karenaatom-atom dengan
massa rendah cenderung lebih mudah bergerak daripada atom denganmassa lebih tinggi.Berikut
ditampilkan gambar bentuk-bentuk vibrasi metilen.
Bentuk simple dari vibrasi molekul pada inframerah yaitu perenggangan (stretching) dan
pembengkokan (bending).

Gambar 4.3. Bentuk vibrasi perenggangan /stretching (kiri) dan pembengkokan /bending
(kanan)

Selain kedua bentuk tersebut terdapat bentuk-bentuk lain yang lebih kompleks. Jika
diambil salah satu contoh molekul seperti metilen maka dapat di ketehui beberapa bentuk lain
yang lebih kompleks. Pada perenggangan dapat dibagi menjadi perenggangan simetris
(symmectric stretch) dan perenggangan asimetrik (asymmetric stretch). Perenggangan simetri
adalah gerakan unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar. Sementara
perenggangan asimetri adalah unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih
dalam satu bidang datar. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 4.4

4
Gambar 4.4. Bentuk-bentuk perenggangan

Sementara itu pada betuk pembengkokkan dapat dibagi menjadi menggunting


(scissoring), bergoyang searah (rocking), mengibas (wagging), dan memutar balik
(twisting).Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 4.5 di bawah

Gambar 4.5. Bentuk-bentuk pembengkokkan


Secara umum, perenggangan asimetris terjadi pada frekuensi yang lebih tinggi daripada
peregangangetaran simetris.Peregangan getaran ini terjadi pada frekuensi yang lebih tinggi.
Dalam kelompok manapun yang terdiri dari tiga atom atau lebih, setidaknya dua di antaranya
identik
Makin rumit struktur suatu molekul, semakin banyak bentuk-bentuk vibrasi yang
mungkin terjadi. Akibatnya kita akan melihat banyak pita-pita absorpsi yang diperolehpada
spektrum infra merah, bahkan bisa lebih rumit lagi bergantung pada molekul dankepekaan
instrumen.
Hukum Hooke dapat membantu memperkirakan daerah dimana vibrasi terjadi.
1 𝑓 (𝑚1 + 𝑚2 )
𝑣= √
2𝜋𝑐 𝑚1 𝑚2
dimana

5
υ = bilangan gelombang (cm-1)
c = kecepatan cahaya (cm dt-1)
m1 = massa atom 1 (g)
m1 = masa atoam 2 (g)
f = tetapan gaya (dyne cm-1= g det-1)

Semakin banyak besar tetapan gaya, semakin besar frekuensi vibrasi dan makin besar
jarak, energi diantara tingkat-tingkat kuantum vibrasi. Tetapan gaya untuk ikatan tunggal atau
rangkap- dua, dan rangkap tiga masing-masing 5x105, 10x105, dan 15x105 dyne cm-1.

Contoh soal

Perkirakan frekuensi stretching 12C - 1H !


Penyelesaian:
1 𝑓 (𝑚1 + 𝑚2 )
𝑣= √
2𝜋𝑐 𝑚1 𝑚2
12 1
1 5 𝑥 10−5 𝑔𝑑𝑒𝑡 2 (6,023 + 6,023) 10−23 𝑔
𝑣= √
2𝜋 ( 2,998 𝑥 1010 𝑐𝑚 𝑑𝑒𝑡 −1 12 1
(6,023 𝑥 10−23 𝑔) (6,023 𝑥 10−23 𝑔

v = 3032 cm-1

Jika kita memiliki molekul yang terdiri dari atom N (atau ion), tingkat kebebasannya
menjadi 3N, karena masing-masing atom memiliki tiga derajat kebebasan. Selanjutnya, jika
atom-atom ini terikat bersama, maka tidak semua gerakannya bersifat translasi, beberapa
menjadi rotasi, dan beberapa lainnya menjadi vibrasi. Berdasarkan bentuk molekulnya dapat
dibedakan menjadi:
1. molekul non linier, semua gerakan rotasi dapat digambarkan dalam bentuk 3 sumbu rotasi,
derajat kebebasan rotasi adalah 3 dan 3N-6 derajat kebebasan yang tersisa merupakan
gerakan vibrasi, dan
2. molekul linier, rotasi pada sumbunya sendiri tidak ada rotasi karena molekulnya tidak
berubah. Jadi hanya ada 2 derajat kebebasan rotasi untuk setiap molekul linier yang pergi,
3N-5 derajat kebebasan untuk untuk vibrasi.
Banyaknya gerakan vibrasi adalah 3N (N mewakili jumlah inti yang ada pada molekul)
adalah jumlah dari koordinat yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan lokasi dari molekul pada

6
bentuk 3dimensi. 3N paling sering mengacu pada jumlah derajat kebebasan dari molekul yang
di teliti. Jumlah derajat kebebasan dapat dibagi kedalam tiga koordinat, yaitu:
1. tiga koordinat untuk menggambarkan gerak translasi yang mengelilingi inti. Koordinat ini
biasa disebut sebagai derajat kebebasan translasi,
2. tiga koordinat untuk mendeskripsikan gerak rotasi pada molekul non-linier, untuk molekul
linier hanya 2 koordinat yang di perlukan.koordinat ini disebut sebagai derajat kebebasan
rotasi, dan
3. koordinat yang lain digunakan untuk mendeskripsikan gerak vibrasi. Molekul non-linear
memiliki derajat kebebasan vibrasi 3N-6 sedangkan molekul linear mempunyai derajat
kebabasan 3N-5.
Derajat kebebasan ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2: derajad kebebasan


Derajat Derajat
Derajad Derajat
kebebasan kebebasan
kebebasan total kebebasan rotasi
translasi vibrasi
Molekul
3N 3 3 3N -6
nonlinier
Molekul
3N 3 2 3N - 5
linier

Beberapa contoh perhitungan vibrasi molekul :


1. Etana (𝐶2 𝐻6 )
Etana (C2H6) memiliki delapan atom (N=8) dan merupakan non linier sehingga 3N=24
derajat kebebasan). 3 bersifat translasi dan 3 bersifat rotasi. 18 derajat kebebasan yang
tersisa bersifat internal (vibrasi). Hal ini sesuai dengan:
3N – 6 = 3(8) – 6 = 18
Jadi ada 18 gerakan vibrasi untuk molekul etana

2. Diklorometana (𝐶𝐻2 𝐶𝑙2)


Diklorometana (𝐶𝐻2 𝐶𝑙2) memiliki lima atom (N=5) dan merupakan non linier sehingga
3N=15 derajat kebebasan). 3 bersifat translasi dan 3 bersifat rotasi. 9 derajat kebebasan yang
tersisa bersifat internal (vibrasi). Hal ini sesuai dengan:
3N – 6 = 3(5) – 7 = 9

7
3. Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida (CO2) memiliki atom (N=3 and merupakan molekul linier sehingga 3N=9
derajat kebebasan). 3 bersifat translasi dan 2 bersifat rotasi. 4 derajat kebebasan lainnya
bersifat vibrasi. Hal ini sesuai dengan:
3N – 5 = 3(3) – 5 = 4

Spektra vibrasi
Vibrasi yang dapat terbaca oleh spektroskopi inframerah adalah vibrasi yang atom-atom
dalam suatu ikatan kimia yang memiliki perubahan momen dipol. Momen dipol (µ) merupakan
jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas dalam suatu molekul.
Molekul dikatakan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dikatakan bersifat non polar
µ = 0. Molekul ini disebut aktif inframerah. Data yang didapat dari spectrum inframerah
diinterpretasikan sebagai gugus fungsi yang ada pada senyawa sampel. Umumnya interpretasi
menggunakan data base daerah serapan inframerah seperti yang tertera pada tabel 4.1. Tabel
4.1 memperlihatkan daerah serapan inframerah. untuk beberapa gugus fungsi.

Tabel 4.1 Daerah serapan inframerah

8
Meskipun tidak aktif infra merah, ada senyawa yang tetap memiliki serapan vibrasi di daerah
inframerah. Contohnya senyawa karbondioksida, uluran simetris (symmetrical streching) pada
CO2 tidak menyebabkan perubahan momen dipol, maka vibrasi ini tak aktif pada inframerah.
Tetapi pada uluran antisimetri (asymmetrical streching) CO2 mengalami perubahan momen
dipol, karena molekul menjadi tak simetris saat bervibrasi, sehingga aktif pada inframerah.
Contoh lain misalnya, pada molekul H2 yang berisfat non polar, ikatan antara atom H-H tidak
mempunyai perubahan momen dipol sehingga vibrasi pada molekul ini tidak aktif pada
inframerah.

Aplikasi Spektroskopi Vibrasi


Spektrofotometer inframerah bisa digunakan pada analisa kualitatif dan kuantitatif,
namun lebih sering digunakan pada analisa kualitatif, yaitu untuk mengidentifikasi gugus-
gugus fungsi khususnya pada senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu
menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik. Sebagai contoh, senyawa X yang ingin

9
diketahui gugus fungsinya dengan cara menganalisis menggunakan spektrofotometer
inframerah, didapat spektrum seperti gambar 4.6
Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi tekuk, khususnya vibrasi
rocking (goyangan), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 – 400 cm−1. Karena
di daerah antara 4000 – 2000 cm−1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk
identifikasi gugus fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi
regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm−1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi
regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.

O-H C-H

Gambar 4.6 Spektra Infra Merah suatu senyawa

Dalam daerah 2000 – 400 cm−1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik,
sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region).
Meskipun pada daerah 4000 – 2000 cm−1 menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000
– 400 cm−1 juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua
senyawa adalah sama.
Menggunakan database (tabel 4.1) yang ada, puncak serapan dapat ditentukan jenis
vibrasinya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan hubungan antar atom. Pada gambar 4.3
spektra memilki kisaran daerah serapan ikatan C−H adalah 2850-3000 cm-1dan ikatan O−H
adalah 3200-3600 cm-1. Jenis vibrasi pada ikatan C-H dan O-H dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Hasil Interpretasi gugus fungsi dari spektrum inframerah

10
Selulosa asetat jerami padi Selulosa asetat jerami padi
sebelum proses adsorpsi sesudah proses adsorpsi
ν (cm-1) Gugus fungsi ν (cm-1) Gugus fungsi
3464,15 O-H selulosa 3487,30 O-H selulosa
1751,36 C=O karbonil 1751,36 C=O karbonil
1242,16 C-O asetil 1234,44 C-O asetil
C-O selulosa dan C-O selulosa dan
1049,28 1049,28
ikatan glikosidik ikatan glikosidik

Gambar 4.7. Spektrum inframerah selulosa asetat jerami padi sebelum dan sesudah proses
adsorpsi

Spektra pada gambar 4.7 adalah spektra inframerah senyawa selulosa hasil isolasi dari
jerami sebelum dan setelah digunakan untuk adsorpsi pewarna tekstil. Kemudian spektrum
diinterpretasi dan mengidentifikasi gugus fungsi seperti yang tercantum pada tabel 4.2.
Sehingga dapat disimpulkan selulosa asetat hasil isolasi dan modifikasi dari jerami padi
mengandung gugus hidroksil, karbonil, asetil dan ikatan glikosidik.

11
RAMAN SPEKTROSKOPI
Spektroskopi raman adalah teknik spektroskopi yang mengamati gerak rotasi dan
vibrasi dalam suatu sistem kimia. Molekul yang dikenai cahaya akan menghamburkan cahaya
tersebut, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4. Sebagian besar cahaya yang dihamburkan
akan memiliki frekuensi yang sama dengan cahaya yang datang namun sebagian kecil dari
cahaya akan memiliki frekuensi yang berbeda. Hal ini disebabkan adanya interaksi antara
osilasi cahaya dan getaran molekuler. Fenomena hamburan cahaya yang disertai dengan
perubahan frekuensi disebut hamburan Raman. Modulasi frekuensi hamburan dalam
spektroskopi ini khusus untuk getaran molekuler dan fonon dalam kristal, maka dimungkinkan
untuk menganalisis komposisi bahan atau memberikan informasi kisi kristal dengan
menganalisis spektrum cahaya yang hamburan Raman.

Gambar. 4.8 Hamburan cahaya oleh molekul

Cahaya yang dihamburkan oleh raman mengandung berbagai informasi tentang


molekul dalam suatu zat. Pemisahan hamburan cahaya pada panjang gelombang tertentu dapat
diinterpretasikan sebagai getaran (vibrasi dan rotasi) dari molekul tertentu. Hamburan cahaya
Rayleigh sama dengan panjang gelombang cahaya yang datang dan terdeteksi kuat dan
hamburan cahaya Raman akan terdeteksi di kedua sisi seperti yang ditunjukkan pada gambar
4.8. Cahaya hamburan Raman terdeteksi pada sisi panjang gelombang yang lebih pendek
daripada cahaya hamburan Rayleigh disebut garis anti-Stokes, dan yang terdeteksi pada sisi

12
panjang gelombang lebih panjang disebut garis Stokes, seperti pada gambar 4.9. Secara umum,
garis Stokes dengan intensitas lebih tinggi dapat digunakan untuk analisis molekul.

Gambar.4.9. Spektrum hamburan cahaya raman

Informasi dari setiap panjang gelombang yang terhambur dapat dikonversi menjadi
bilangan gelombang (1 / panjang gelombang) dan perbedaan dengan jumlah gelombang cahaya
datang dapat dihitung. Perbedaan antara bilangan gelombang pada sumbu horizontal dan
intensitas pada sumbu vertikal disebut spektrum Raman. Dari sumbu horizontal spektra pada
gambar 4.6 dapat dibaca sebagai informasi getaran molekuler, dan dari sumbu vertikal, dapat
diartikan sebagai kekuatan aktivitas. Secara khusus dapat dapat diidentifikasi sebagai jenis dan
kualitas ikatan kimia. Selain itu, jika itu merupakan kristal, dapat pula diketahui tingkat
kristalisasi dan distorsi kisi kristalnya (gambar 4.10).

Gambar. 4.10. Spektra Raman


Efek raman berguna untuk menentukan frekuensi vibrasi dan konstanta rotasi untuk
molekul baik homonuklir maupun heteronuklir. Aturan seleksi untuk kedua spektrum raman

13
adalah daya polarisasi osilasi dalam molekul tidak boleh berharga nol. Harga ∆J rotasi =0, ±2
dan untuk vibrasi ∆v= ±1.
Garis stokes adalah garis dari spektrum Raman yang timbul akibat adanya pergeseran
Raman pada tingkat energi yang lebih rendah. Sedangkan anti Stokes merupakan garis spektrum
Raman yang timbul akibat adanya pergeseran pada tingkat energi yang lebih tinggi. Sehingga terjadi
pergeseran puncak serapan, seperti terlihat pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Pergeseran spektra raman

Spektra pada gambar 4.11 memperlihatkan spektra raman dan struktur molekul senyawa
PET (polietilen tereftalat, bahan plastik). Gambar 4.12a memperlihatkan gugus fungsi yang ada
pada senyawa PET, sedangkan menggunakan gambar 4.12b dapat diketahui kristalinitasnya, dan
ternyata senyawa PET merupakan campuran antara amorf dan kristal.

14
b

Gambar 4.13 Spektra raman senyawa PET (a), pergeseran raman (b)

Kemajuan teknologi teknik spektroskopi Raman sering dikombinasikan dengan teknik


mikroskop, yang dikenal sebagai Micro Raman Spectroscopy. Gambar 4.13 memperlihatkan
skema instrumen mikro raman spektrometer. Spektrum Raman yang diukur pada setiap titik di
daerah frekuensi raman dan gambar mikroskop pada pita spektrum tersebut dapat
direkonstruksi untuk melihat distribusi informasi dari spektrum.
Peralatan dasar mikro raman spektrometer terdiri dari sumber cahaya untuk menyinari
sampel dengan cahaya, spektrometer hamburan raman dan detektor yang mendeteksi cahaya
yang tersebar. Karena intensitas cahaya yang dihamburkan Raman sangat lemah, padahal
digunakan untuk eksitasi, maka didesain peralatan optik yang akan menyebabkan perbedaan
antara kinerja komponen dan kinerja perangkat.

Gambar. 4.13 skema instrumen mikro raman spektrometer

15
(diambil dari https://www.nanophoton.net/raman-spectroscopy/lessons/lesson-2)

Sumber cahaya
Untuk menghitung spektrum Raman berdasarkan pada panjang gelombang cahaya
iradiasi, maka cahaya iradiasi diubah menjadi panjang gelombang tunggal yang stabil. Selain
itu, untuk menghasilkan cahaya hamburan Raman, diperlukan pula sumber cahaya dengan
intensitas tinggi. Semakin sempit lebar garis sumber cahaya, akan semakin tinggi resolusi
bilangan gelombang. Untuk memenuhi persyaratan ini, dibuat spektrometer Raman yang
menggunakan laser solid-state sebagai sumber sinar.
Spektrometer
Spektrometer adalah bagian penting dari analisis cahaya yang dihamburkan dan
dihasilkan maka digunkan polikromator yang menggabungkan kisi difraksi. Kisi difraksi
beralur, dan semakin halus angka ini, semakin tinggi resolusi spektrumnya. Selain itu kinerja
spektrum terkait dengan panjang fokus spektrometer, dan semakin jauh jaraknya, semakin tinggi
resolusi spektrumnya
Detektor
Hamburan cahaya raman sangat lemah sehingga diperlukan detektor dengan
sensitivitas tinggi (efisiensi kuantum). Efisiensi kuantum detektor sangat bervariasi, tergantung
panjang gelombang yang dibutuhkan, sehingga perlu untuk dipilih panjang gelombang eksitasi
dan rentang bilangan gelombang pengukuran. Saat ini, detektor CCD yang banyak digunakan
dalam instrumen ini.

Mikroskop

Mikroskop yang digunakan pada instrumen ini adalah jenis mikroskop terbalik.
Karena sinar laser yang akan dipancarkan akhirnya difokuskan melalui lensa objektif, juga
penting untuk memilih lensa objektif dengan NA besar (Numerical Aperture) untuk
mendapatkan resolusi spasial yang tinggi.

Daftar Pustaka

Gardiner, D.J. (1989). Practical Raman spectroscopy. Springer Verlag. ISBN 978-0-387-
50254-0.
16
Khanna, R.K. (1981). "Raman-spectroscopy of oligomeric SiO species isolated in solid
methane". Journal of Chemical Physics. 74 (4):
2108. Bibcode:1981JChPh..74.2108K. doi:10.1063/1.441393.
Misra, Anupam K.; Sharma, Shiv K.; Acosta, Tayro E.; Porter, John N.; et al. (2012). "Single-
Pulse Standoff Raman Detection of Chemicals from 120 m Distance During
Daytime". Applied Spectroscopy. 66 (11): 1279–85. doi:10.1366/12-
06617. PMID 23146183.
https://www.nanophoton.net/raman-spectroscopy/lessons/lesson-2, diakses 20 Juli 2019

17

Anda mungkin juga menyukai