Menghitung Nilai Tambah
Menghitung Nilai Tambah
Dalam contoh ini akan diperhatikan transaksi dan kegiatan memproduksi yang
akan dilalui dalam mewujudkan perabot rumah tangga-seperti kursi, tempat tidur, dan
lemari. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk membuat perabot itu adalah
menebang kayu di hutan, menggergaji kayu hutan untuk dijadikan papan, membuat
berbeda. Perusahaan yang menebang kayu menjual kayu hutan kepada penggergaji
papan seharga Rp 50 ribu. Papan yang digergaji dijual kepada pembuat perabot dengan
harga Rp 200 ribu. Pengusaha perabot, setelah membuat berbagai jenis perabor dan
toko perabot menerima Rp 800 ribu dari penjualan perabot kepada konsumen.
Berdasarkan contoh di atas, dalam Tabel 2. ditunjukkan cara menghitung nilai tambah.
menebang kayu di hutan. Dengan demikian nilai tambah yang diciptakan penebang
kayu hutan adalah Rp 50 ribu. Secara keseluruhannya nilai tambah yang diciptakan oleh
keempat kegiatan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut (nilai dalam ribu rupiah):
Dengan demikian jumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh keempat kegiatan itu
adalah: ( 50+150+ 400+200 ) =Rp800 Ribu . (Catatan: Jumlah nilai penjualan adalah Rp
1.650 ribu). Pengeluaran konsumen untuk membeli perabot ini adalah Rp 800 ribu juga.
Ini berarti dalam penghitungan menurut cara produk neto, nilai pendapatan nasional
penghitungan menurut cara pengeluaran. Contoh ini jelas menunjukkan bahwa terdapat
dua alternatif dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu cara pengeluaran dan cara
produk neto. Dalam cara pengeluaran yang diperhatikan adalah nilai barang jadi
(perabot) yang dijual toko perabot, sedangkan dalam cara produk neto yang
diperhatikan adalah tambahan nilai yang diwujudkan oleh empat kegiatan ekonomi di
atas1.
1 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, Ed.3, Cet.23, Jakarta: Rajawali Pers, 2015,
h.43.