Anda di halaman 1dari 4

ASPEK PSIKOLINGUISTIK DALAM INTERVENSI DINI GUNA

MENGURANGI STUNTING PADA ANAK

Nabila Fithriandina Syafira*1, Agnes Syakura Zhafira 2


1,2
Universitas Pendidikan Indonesia
1
Program Studi Pendidikan Bahasa Korea, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan
Indonesia
2
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
*e-mail: Nabila.syafir@upi.edu 1, agnesyakura@upi.edu2

Nomor Handphone Untuk keperluan koordinasi : 0818-0872- 4562

Abstrak
Tujuan penulisan ini untuk menganalisis peran aspek psikolinguistik dalam intervensi dini guna
mengurangi stunting pada anak. Melalui penelusuran tanda-tanda awal perkembangan bahasa pada anak,
serta penerapan stimulasi bahasa pada usia dini, penelitian ini menunjukkan bahwa aspek psikolinguistik
memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan kognitif anak. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa
intervensi dini berfokus pada stimulasi bahasa dapat mendeteksi dan mengatasi potensi masalah stunting,
dengan mempengaruhi pertumbuhan otak anak serta peningkatan potensi kognitif dan psikososial dalam
jangka panjang.

Kata kunci: psikolinguistik, bahasa, stunting, anak

1. PENDAHULUAN
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang
lebih pendek dari rata-rata usianya. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis pada masa
pertumbuhan anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari masa kehamilan
hingga usia 2 tahun. Stunting dapat berdampak buruk pada kualitas hidup dan produktivitas anak
di masa depan (Arsyati, 2019). Menurut Beal dkk (2017) faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap sindrom stunting di Indonesia meliputi kesehatan dan gizi ibu yang buruk, praktik
pemberian makan bayi dan anak yang tidak memadai, sanitasi dan kebersihan yang buruk, dan
terbatasnya akses pada pelayanan kesehatan berkualitas.

Angka stunting di Jawa Barat relatif masih tinggi, tercatat pada tahun 2021 menurun
menjadi 206.514 balita yang mengalami stunting dengan presentase 7,3%. Di Kota Bekasi,
terdapat 10,35% balita stunting dengan jumlah 13.964 balita. Pemerintah Kota Bekasi telah
melakukan sejumlah program inovasi untuk menurunkan angka stunting di Kota Bekasi, seperti
Aplikasi Posyandu Kota Bekasi dan Penyuluhan Sosial Anti Stunting.
Salah satu langkah yang esensial untuk mencegah dan mengatasi masalah pertumbuhan
seperti stunting adalah intervensi dini pada anak. Stunting memiliki dampak jangka panjang yang
signifikan terhadap perkembangan kognitif dan psikososial. Oleh karena itu, peran aspek
psikolinguistik menjadi sangat penting. Aspek psikolinguistik melibatkan hubungan antara
bahasa dan pemahaman kognitif anak, serta memiliki potensi besar dalam memperkaya
intervensi dini yang lebih efektif.
Aspek psikolinguistik mencakup pemahaman terhadap bagaimana anak memahami,
menggunakan, dan mengembangkan bahasa. Bahasa adalah alat utama untuk berkomunikasi dan
mengakses informasi, sehingga memiliki kaitan erat dengan perkembangan kognitif. Melalui
pemahaman tentang proses perkembangan bahasa pada anak, intervensi dini dapat dirancang
dengan lebih terarah. Stimulasi bahasa yang tepat pada usia dini dapat merangsang pertumbuhan
otak anak dan meningkatkan koneksi saraf yang mendukung perkembangan fisik dan kognitif
yang optimal.
Selain itu, aspek psikolinguistik juga berperan dalam mengidentifikasi dini potensi
masalah perkembangan pada anak. Gangguan bahasa atau kesulitan komunikasi seringkali
menjadi indikator adanya masalah kognitif yang mendasarinya. Dengan memahami karakteristik
perkembangan bahasa pada anak yang sehat, pihak medis dan orangtua dapat lebih cepat
mendeteksi tanda-tanda ketidaknormalan dalam perkembangan anak. Ini memungkinkan
intervensi dini yang lebih tepat sasaran untuk mengatasi masalah sebelum semakin memburuk.
Selain dampak langsung terhadap perkembangan kognitif, aspek psikolinguistik juga
berhubungan dengan interaksi sosial dan emosional anak. Kemampuan berkomunikasi yang baik
mempengaruhi kualitas hubungan anak dan lingkungan sekitarnya. Dengan menerapkan
intervensi yang memperhatikan aspek psikolinguistik, tidak hanya mengurangi stunting secara
fisik, tetapi juga mendukung perkembangan psikososial yang seimbang pada anak.
Peran aspek psikolinguistik dalam intervensi dini sangatlah penting dalam upaya
mengurangi stunting pada anak. Pemahaman mendalam tentang hubungan antara bahasa,
perkembangan kognitif, dan psikososial anak dapat membentuk landasan yang kuat untuk
merancang program-program intervensi yang lebih holistik dan efektif. Dengan demikian, dapat
memberikan dukungan terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak, serta
mengurangi dampak buruk stunting dalam jangka panjang.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Aspek Psikolinguistik dan Peranannya dalam Perkembangan Kognitif Anak serta
Keterkaitannya dengan Intervensi Dini untuk Mengurangi Stunting
Perkembangan kognitif pada anak merupakan landasan penting dalam membentuk
potensi dan prestasi masa depan. Dalam proses ini, aspek psikolinguistik memiliki peran yang
krusial. Aspek psikolinguistik merujuk pada interaksi kompleks antara bahasa dan kognisi dalam
diri anak, yang melibatkan pemahaman, penggunaan, dan pembelajaran bahasa. Dengan
kemampuan ini, anak dapat menyusun konsep, memecahkan masalah, dan berpikir abstrak.
Aspek psikolinguistik yang baik membantu membangun dasar perkembangan kognitif.
Keterkaitan antara aspek psikolinguistik dan intervensi dini dalam mengurangi kasus
stunting pada anak tidak dapat diabaikan. Stunting, atau pertumbuhan fisik yang terhambat,
seringkali memiliki dampak langsung pada perkembangan kognitif. Anak-anak yang mengalami
stunting cenderung menghadapi hambatan dalam pengembangan kemampuan kognitif karena
kekurangan gizi dan lingkungan yang tidak merangsang. Dalam konteks ini, intervensi dini yang
fokus pada stimulasi psikolinguistik dapat memberikan dorongan penting untuk mengatasi
keterbatasan tersebut.
Intervensi dini yang memperhatikan aspek psikolinguistik dapat merangsang
pertumbuhan otak anak dengan memberikan rangsangan sensorik melalui bahasa. Komunikasi
dan interaksi verbal yang kaya dapat membantu mengembangkan jalur saraf yang mendukung
perkembangan kognitif yang optimal. Melalui intervensi seperti ini, anak-anak yang berisiko
mengalami stunting dapat memperoleh stimulus yang diperlukan untuk membentuk dasar
perkembangan kognitif yang seimbang, sehingga potensi kognitif mereka dapat maksimal.
Lebih jauh, pemahaman aspek psikolinguistik juga memungkinkan deteksi dini terhadap
potensi masalah perkembangan pada anak. Gangguan bahasa atau kesulitan dalam komunikasi
seringkali menjadi petunjuk adanya hambatan dalam perkembangan kognitif. Dengan
mengidentifikasi tanda-tanda tersebut secara cepat, intervensi dini dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah sebelum semakin berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Aspek
psikolinguistik memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan kognitif anak.
Keterkaitannya dengan upaya intervensi dini untuk mengurangi stunting membuka peluang
besar dalam mengatasi dampak buruk stunting pada perkembangan kognitif anak.
Indikator dan Tanda-Tanda Awal Perkembangan Bahasa pada Anak serta Peran
Intervensi Dini dalam Mengatasi Potensi Masalah Stunting
Mengenali tanda-tanda awal perkembangan bahasa pada anak memiliki nilai penting
dalam mendeteksi potensi masalah stunting. Anak yang mengalami stunting seringkali
menunjukkan ciri-ciri keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Indikator ini meliputi
lambatnya perkembangan kosakata, keterbatasan dalam ekspresi verbal, dan kesulitan dalam
memahami perintah atau instruksi sederhana. Orang Tua dan tenaga medis perlu memahami
bahwa masalah stunting tidak hanya terkait dengan pertumbuhan fisik, tetapi juga
mempengaruhi perkembangan bahasa.
Intervensi dini yang fokus pada perkembangan bahasa dapat berlangsung melalui
berbagai cara, seperti bermain, membacakan buku, bernyanyi, dan berbicara dengan anak secara
teratur. Melalui kegiatan ini, anak dapat terlibat dalam interaksi verbal yang bermanfaat untuk
memperkaya kosakata dan membangun pemahaman bahasa yang lebih baik. Pilihan kata yang
tepat dan kalimat yang sederhana membantu anak memahami konsep yang lebih kompleks
seiring berjalannya waktu.
Indikator dan tanda-tanda awal dalam perkembangan bahasa pada anak dapat menjadi
petunjuk bagi orangtua dan tenaga medis dalam mendeteksi potensi masalah stunting. Intervensi
dini yang mengarah pada stimulasi bahasa pada usia dini memiliki peran penting dalam
mengatasi keterlambatan perkembangan bahasa dan potensi masalah stunting. Dengan
memfokuskan upaya pada interaksi verbal yang positif dan stimulasi yang tepat, anak-anak
memiliki peluang lebih baik untuk mengembangkan perkembangan bahasa yang optimal dan
mengurangi dampak buruk stunting pada aspek psikolinguistik mereka.

Pengaruh Stimulasi Bahasa pada Perkembangan Otak Anak dan Dampaknya


terhadap Pencegahan Stunting serta Peningkatan Potensi Kognitif dan Psikososial Anak
Stimulasi bahasa pada usia dini memiliki dampak signifikan pada perkembangan otak
anak. Pada periode ini, otak anak berkembang dengan pesat, dan rangsangan bahasa memainkan
peran kunci dalam membentuk koneksi saraf yang kompleks. Melalui interaksi verbal, anak-anak
merespons suara, kata, dan kalimat yang mereka dengar, membantu memperkuat jalur saraf yang
mendukung perkembangan kognitif yang optimal. Selain itu, stimulasi bahasa juga berperan
dalam merangsang area otak yang berkaitan dengan pemrosesan bahasa dan kognisi,
memberikan dasar yang kuat bagi pertumbuhan kognitif yang sehat.
Keterkaitan antara stimulasi bahasa pada usia dini dan pencegahan stunting sangat erat.
Anak-anak yang mengalami stunting seringkali memiliki keterbatasan dalam lingkungan yang
merangsang perkembangan kognitif, termasuk rangsangan bahasa yang memadai. Dengan
memberikan stimulasi bahasa yang tepat dan kaya pada usia dini, potensi risiko stunting dapat
dikurangi. Stimulasi ini tidak hanya merangsang perkembangan otak, tetapi juga membantu anak
mengembangkan keterampilan kognitif yang mendasar, seperti pemecahan masalah, berpikir
kreatif, dan keterampilan sosial.
Dampak positif dari stimulasi bahasa pada usia dini tidak hanya terbatas pada aspek
kognitif, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan psikososial anak dalam jangka panjang.
Anak-anak yang terlibat dalam interaksi verbal yang kaya cenderung memiliki keterampilan
komunikasi yang lebih baik, mampu menjalin hubungan sosial yang positif, dan memiliki persepsi
diri yang lebih baik. Kemampuan berbicara dengan jelas dan ekspresif juga meningkatkan rasa
percaya diri anak, mengurangi risiko masalah sosial dan emosional dalam pertumbuhan mereka.
Dalam jangka panjang, upaya stimulasi bahasa pada usia dini memberikan kontribusi
nyata terhadap peningkatan potensi kognitif dan psikososial anak. Dengan mengurangi risiko
stunting melalui rangsangan bahasa yang tepat, anak-anak memiliki kesempatan yang lebih baik
untuk mencapai prestasi akademik yang optimal. Selain itu, perkembangan kognitif dan
psikososial yang seimbang akan membentuk pondasi kuat bagi perkembangan pribadi mereka
secara menyeluruh, memungkinkan mereka tumbuh menjadi individu yang cerdas, percaya diri,
dan berkompeten dalam berbagai aspek kehidupan.
Stimulasi bahasa pada usia dini berperan penting dalam membentuk perkembangan otak
anak. Dampaknya yang positif tidak hanya terbatas pada kognitif, tetapi juga berdampak
signifikan pada pencegahan stunting dan peningkatan potensi kognitif serta psikososial anak
dalam jangka panjang. Melalui interaksi verbal yang kaya dan merangsang, kita dapat
memberikan bekal yang berharga bagi anak-anak untuk mengatasi keterbatasan dan tumbuh
menjadi individu yang berdaya dan sukses.

3. KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah bahwa aspek psikolinguistik memainkan peran krusial dalam
membentuk perkembangan kognitif anak, dengan keterkaitannya yang erat dalam intervensi dini
untuk mengurangi stunting. Pengenalan tanda-tanda awal perkembangan bahasa pada anak,
serta penerapan stimulasi bahasa pada usia dini, dapat secara efektif membantu mendeteksi dan
mengatasi potensi masalah stunting. Dalam konteks ini, stimulasi bahasa bukan hanya
mengoptimalkan perkembangan otak anak, tetapi juga berdampak pada pencegahan stunting dan
peningkatan potensi kognitif serta psikososial anak dalam jangka panjang, mempersiapkan
mereka untuk masa depan yang sukses dan berdaya.

DAFTAR PUSTAKA
Asrumi, A., Rasni, H., & Sundari, A. (2022). Penyuluhan peran pola pikir (mindset) orang tua
muda di desa panti jember dalam pencegahan gizi buruk dan stunting. Warta
Pengabdian, 16(2), 131-151.
Suhartin, P. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Di Kabupaten
Konawe Selatan: Factors That Are Related To Stunting Events In South Konawe District.
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery), 6(2), 95-104.
Manurung, E., Panjaitan, R. F., & Lubis, F. H. (2021). Perbedaan Kondisi Psikologis Remaja Dengan
Riwayat Stunting dan Non Stunting di SMP Swasta Yapim Biru-Biru. BEST Journal
(Biology Education, Sains and Technology), 4(2), 256-261.
Haskas, Y. (2020). Gambaran stunting di Indonesia: literatur review. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 15(2), 154-157.

Anda mungkin juga menyukai