Abstrak
Tujuan penulisan ini untuk menganalisis peran aspek psikolinguistik dalam intervensi dini guna
mengurangi stunting pada anak. Melalui penelusuran tanda-tanda awal perkembangan bahasa pada anak,
serta penerapan stimulasi bahasa pada usia dini, penelitian ini menunjukkan bahwa aspek psikolinguistik
memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan kognitif anak. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa
intervensi dini berfokus pada stimulasi bahasa dapat mendeteksi dan mengatasi potensi masalah stunting,
dengan mempengaruhi pertumbuhan otak anak serta peningkatan potensi kognitif dan psikososial dalam
jangka panjang.
1. PENDAHULUAN
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang
lebih pendek dari rata-rata usianya. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis pada masa
pertumbuhan anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari masa kehamilan
hingga usia 2 tahun. Stunting dapat berdampak buruk pada kualitas hidup dan produktivitas anak
di masa depan (Arsyati, 2019). Menurut Beal dkk (2017) faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap sindrom stunting di Indonesia meliputi kesehatan dan gizi ibu yang buruk, praktik
pemberian makan bayi dan anak yang tidak memadai, sanitasi dan kebersihan yang buruk, dan
terbatasnya akses pada pelayanan kesehatan berkualitas.
Angka stunting di Jawa Barat relatif masih tinggi, tercatat pada tahun 2021 menurun
menjadi 206.514 balita yang mengalami stunting dengan presentase 7,3%. Di Kota Bekasi,
terdapat 10,35% balita stunting dengan jumlah 13.964 balita. Pemerintah Kota Bekasi telah
melakukan sejumlah program inovasi untuk menurunkan angka stunting di Kota Bekasi, seperti
Aplikasi Posyandu Kota Bekasi dan Penyuluhan Sosial Anti Stunting.
Salah satu langkah yang esensial untuk mencegah dan mengatasi masalah pertumbuhan
seperti stunting adalah intervensi dini pada anak. Stunting memiliki dampak jangka panjang yang
signifikan terhadap perkembangan kognitif dan psikososial. Oleh karena itu, peran aspek
psikolinguistik menjadi sangat penting. Aspek psikolinguistik melibatkan hubungan antara
bahasa dan pemahaman kognitif anak, serta memiliki potensi besar dalam memperkaya
intervensi dini yang lebih efektif.
Aspek psikolinguistik mencakup pemahaman terhadap bagaimana anak memahami,
menggunakan, dan mengembangkan bahasa. Bahasa adalah alat utama untuk berkomunikasi dan
mengakses informasi, sehingga memiliki kaitan erat dengan perkembangan kognitif. Melalui
pemahaman tentang proses perkembangan bahasa pada anak, intervensi dini dapat dirancang
dengan lebih terarah. Stimulasi bahasa yang tepat pada usia dini dapat merangsang pertumbuhan
otak anak dan meningkatkan koneksi saraf yang mendukung perkembangan fisik dan kognitif
yang optimal.
Selain itu, aspek psikolinguistik juga berperan dalam mengidentifikasi dini potensi
masalah perkembangan pada anak. Gangguan bahasa atau kesulitan komunikasi seringkali
menjadi indikator adanya masalah kognitif yang mendasarinya. Dengan memahami karakteristik
perkembangan bahasa pada anak yang sehat, pihak medis dan orangtua dapat lebih cepat
mendeteksi tanda-tanda ketidaknormalan dalam perkembangan anak. Ini memungkinkan
intervensi dini yang lebih tepat sasaran untuk mengatasi masalah sebelum semakin memburuk.
Selain dampak langsung terhadap perkembangan kognitif, aspek psikolinguistik juga
berhubungan dengan interaksi sosial dan emosional anak. Kemampuan berkomunikasi yang baik
mempengaruhi kualitas hubungan anak dan lingkungan sekitarnya. Dengan menerapkan
intervensi yang memperhatikan aspek psikolinguistik, tidak hanya mengurangi stunting secara
fisik, tetapi juga mendukung perkembangan psikososial yang seimbang pada anak.
Peran aspek psikolinguistik dalam intervensi dini sangatlah penting dalam upaya
mengurangi stunting pada anak. Pemahaman mendalam tentang hubungan antara bahasa,
perkembangan kognitif, dan psikososial anak dapat membentuk landasan yang kuat untuk
merancang program-program intervensi yang lebih holistik dan efektif. Dengan demikian, dapat
memberikan dukungan terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak, serta
mengurangi dampak buruk stunting dalam jangka panjang.
3. KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah bahwa aspek psikolinguistik memainkan peran krusial dalam
membentuk perkembangan kognitif anak, dengan keterkaitannya yang erat dalam intervensi dini
untuk mengurangi stunting. Pengenalan tanda-tanda awal perkembangan bahasa pada anak,
serta penerapan stimulasi bahasa pada usia dini, dapat secara efektif membantu mendeteksi dan
mengatasi potensi masalah stunting. Dalam konteks ini, stimulasi bahasa bukan hanya
mengoptimalkan perkembangan otak anak, tetapi juga berdampak pada pencegahan stunting dan
peningkatan potensi kognitif serta psikososial anak dalam jangka panjang, mempersiapkan
mereka untuk masa depan yang sukses dan berdaya.
DAFTAR PUSTAKA
Asrumi, A., Rasni, H., & Sundari, A. (2022). Penyuluhan peran pola pikir (mindset) orang tua
muda di desa panti jember dalam pencegahan gizi buruk dan stunting. Warta
Pengabdian, 16(2), 131-151.
Suhartin, P. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Di Kabupaten
Konawe Selatan: Factors That Are Related To Stunting Events In South Konawe District.
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery), 6(2), 95-104.
Manurung, E., Panjaitan, R. F., & Lubis, F. H. (2021). Perbedaan Kondisi Psikologis Remaja Dengan
Riwayat Stunting dan Non Stunting di SMP Swasta Yapim Biru-Biru. BEST Journal
(Biology Education, Sains and Technology), 4(2), 256-261.
Haskas, Y. (2020). Gambaran stunting di Indonesia: literatur review. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 15(2), 154-157.