PEMBAHASAN
2.4 Pewadahan
2.4.1 Definisi pewadahan
Wadah adalah suatu tempat penyimpanan bahan yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dengan bahan. Sebelum diisi sediaan farmasi
wadah harus bersih. Prosedur pencegahan khusus dan pembersihan diperlukan
untuk menjamin agar tiap wadah bersih dan benda asing tidak masuk ke
dalamnya atau mencemari bahan.
Wadah dan tutup tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di
dalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan
perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi
persyaratan resmi. Ketentuan Umum dalam Farmakope Indonesia
(apoteker.net)
2.4.2 Tujuan pewadahan
Tujuan dari penyimpanan obat menurut Warman (2004) yakni :
a. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
b. Memudahkan pencarian dan pengawasan sediaan
c. Memelihara mutu sediaan farmasi d. Menjaga ketersediaan
2.4.3 Jenis-jenis pewadahan Ketentuan Umum dalam Farmakope Indonesia
(apoteker.net)
a. Wadah tahan dirusak
Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau
telinga, kecuali yang disiapkan segera sebelum diserahkan atas dasar
resep, harus disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat digunakan
tanpa merusak segel.
b. Wadah tertutup baik
Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah
kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
c. Wadah tertutup rapat
Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat atau uap
dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan
selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi, harus
dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan
wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal.
d. Wadah tertutup kedap
Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas lain selama
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
e. Wadah satuan tunggal
Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai
dosis tunggal yang harus digunakan segera setelah dibuka. Wadah atau
pembungkusnya sebaiknya dirancang sedemikian rupa hingga dapat
diketahui apabila wadah tersebut pernah dibuka. Tiap wadah satuan
tunggal harus diberi etiket yang menyebutkan identitas, kadar atau
kekuatan, nama produsen, nomor bets dan tanggal kedaluwarsa.
f. Wadah dosis tunggal
Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang hanya digunakan secara
parenteral. Tiap wadah dosis tunggal harus diberi etiket seperti
pada Wadah satuan tunggal.
g. Wadah dosis satuan
Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan bukan secara
parenteral dalam dosis tunggal, langsung dari wadah.
h. Wadah satuan ganda
Adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya beberapa kali
tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurnian sisa zat
dalam wadah tersebut.
i. Wadah dosis ganda
Adalah Wadah satuan ganda untuk bahan yang digunakan hanya secara
parenteral.
2.4.4 Kegiatan yang dilakukan dalam penyimpanan
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diakukan dalam penyimpanan
1. Penyimpanan yang Tepat. Obat semi padat dan cair harus disimpan
dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan penyimpanan yang
tercantum pada label produk. Ini termasuk suhu penyimpanan yang
tepat, kelembaban yang sesuai, dan perlindungan dari cahaya langsung
jika diperlukan.
2. Pengendalian Suhu. Banyak obat memerlukan suhu penyimpanan
tertentu untuk mempertahankan stabilitas dan efikasi. Pastikan untuk
menjaga suhu penyimpanan sesuai dengan petunjuk pada label produk.
3. Pemantauan Suhu. Periodeik pemantauan suhu dalam ruang
penyimpanan sangat penting. Penggunaan peralatan pemantauan suhu
yang akurat dapat membantu memastikan suhu tetap berada dalam
rentang yang diperbolehkan.
4. Identifikasi Produk. Semua obat harus diidentifikasi dengan jelas
dengan label yang mencakup informasi seperti nama produk, nomor
batch, tanggal kadaluarsa, dan instruksi penggunaan.
5. Pengawasan Inventaris. Lakukan pencatatan dan pemantauan
inventaris secara berkala untuk memastikan ketersediaan bahan yang
cukup dan untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
6. Pengujian Stabilitas. Produk yang disimpan harus diuji secara berkala
untuk memverifikasi bahwa mereka mempertahankan kualitas dan
efikasi yang diinginkan selama masa simpan mereka.
7. Kebersihan dan Keamanan. Ruang penyimpanan harus bersih dan
bebas dari kontaminasi. Pastikan untuk mematuhi pedoman keamanan
yang berlaku, terutama jika ada obat berbahaya atau berpotensi mudah
terbakar.
8. Pengendalian Akses. Akses ke area penyimpanan harus terbatas hanya
kepada personel yang berwenang untuk menghindari pencurian atau
penyalahgunaan.
9. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Jika diperlukan, pastikan
personel yang menangani obat semi padat dan cair menggunakan APD
yang sesuai, seperti sarung tangan atau pelindung mata, untuk
melindungi diri mereka dari risiko.
10. Pemusnahan Produk Kadaluwarsa. Produk yang telah melewati tanggal
kadaluwarsa harus dipusnahkan sesuai dengan pedoman yang berlaku
untuk menghindari penggunaan produk yang tidak aman atau tidak
efektif.
a. Pilot plant adalah suatu sistem pemprosesan dalam skala kecil yang
dioperasikan untuk menghasilkan informasi mengenai perilaku sistem yang
digunakan dalam perancangan fasilitas-fasilitas skala besar. Pilot plant
digunakan untuk mengurangi resiko terkait dengan konstruksi dari proses
skala besar. Keuntungan pembuatan pilot plant pada hakekatnya lebih murah
untuk dibangun dibanding proses skala besar. Bisnis itu tidak mengorbankan
banyak modal dalam risiko di suatu proyek yang mungkin tidak efisien. Untuk
lebih lanjutnya, perubahan desain dapat dibuat lebih murah di skala pilot dan
titik temu di dalam proses dapat direncanakan sebelum pabrik skala besar
dibangun. Keuntungan lain dari pembuatan pilot plant yaitu menyediakan data
yang berharga untuk perancangan pabrik skala penuh. Data ilmiah misalnya
tentang reaksi-reaksi, bahan material, korosivitas, bisa tersedia, tetapi sulit
untuk memperkirakan perilaku dari suatu proses dengan banyak kompleksitas.
Para perancang menggunakan data dari pilot plant untuk memperhalus
rancangan fasilitas skala produksi mereka
http://yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id/files/2013/06/5.-Modul-Perancangan-
Pabrik-Percobaan-Pilot-Plant.pdf
Fase I ini ingin mencari tahu dosis tertinggi yang dapat diberikan dengan tidak
menimbulkan efek samping. Hal ini akan berbeda dengan uji yang telah
dilakukan pada hewan percobaan karena bisa saja muncul efek yang tidak
diprediksikan ketika diuji pada manusia. Selain itu, melalui fase ini juga
ditentukan cara terbaik untuk memberikan terapi tersebut.
Pada fase ini akan dilakukan kepada pasien dalam jumlah hingga 30 orang dan
menggunakan obat plasebo (obat yang tidak memiliki efek atau zat aktifnya).
Keamanan menjadi hal penting dalam fase ini, sehingga dokter yang bertugas
akan melakukan pengawasan yang ketat terhadap efek yang timbul pada
pasiennya. Dikarenakan oleh jumlah pasien yang sedikit maka akan sedikit
pula informasi mengenai efek samping yang akan muncul. Dapat disimpulkan
bahwa pada fase I ini sangat berisiko namun sebaliknya pada fase I ini akan
membantu beberapa pasien yang memiliki penyakit yang mengancam
nyawanya.
Setelah terapi atau obat lolos dan dinyatakan aman pada fase I, maka akan
dilanjutkan ke fase II untuk melihat lebih jauh efek yang akan diberikan oleh
terapi tersebut. Efek yang dimaksudkan seperti, hilangnya sel kanker,
menunda perkembangan sel kanker atau menunda kemunculan kanker
kembali.
Jumlah pasien relawan yang diperlukan pada fase II ini sekitar 25 hingga 100
pasien dengan jenis kanker yang sama. Mereka akan diberikan dosis dan
metode yang menjadi hasil paling aman berdasarkan fase I sebelumnya. Pada
fase ini tidak menggunakan plasebo. Banyaknya jumlah pasien yang
berpartisipasi pada fase II akan membuat tingginya kemungkinan efek
samping umum yang muncul dapat teramati. Jika hasil dari uji ini memberikan
banyak keuntungan pada pasien dengan efek samping yang tidak
membahayakan maka dapat dilanjutkan ke fase III.
Fase III akan membandingkan keamanan dan efektivitas terapi atau obat baru
dengan yang menjadi patokan sebelumnya. Studi ini dilakukan secara acak
oleh dokter dan para peneliti tidak mengetahui pasien mana yang menerima
obat atau pembanding untuk mencegah kesalahan data karena subjektivitas.
Jumlah pasien yang diperlukan terhitung besar mencapai beberapa ratus
pasien. Uji ini dilakukan secara bersamaan di berbagai tempat. Walau sudah
melewati fase I dan II, semua pasien yang berpartisipasi tetap diawasi secara
ketat oleh dokter terkait efek sampingnya dan akan diberhentikan jika hal
tersebut membahayakan pasien.
Obat yang telah lolos pada fase III dan telah mendapat ijin dari FDA maka
akan dilanjutkan dengan fase IV. Pada fase ini ingin melihat efek jangka
panjang obat atau terapi tersebut. Obat pada tahap ini dapat diresepkan oleh
dokter pula. Pasien yang dilibatkan dalam fase IV ini mencakup ribuan pasien.
Hal lain yang dilihat pada fase ini seperti kualitas hidup dari pasien setelah
mengonsumsi obat ini.
https://iccc.id/fase-dalam-uji-klinik
2.7 Uji penyimpanan: dalam berbagai kondisi suhu, kelembaban, dan dalam berbagai
pewadah
Uji penyimpanan adalah salah satu tahap penting dalam pengembangan
produk farmasi dan kosmetik. Ini melibatkan pemaparan produk kepada berbagai
kondisi penyimpanan untuk mengevaluasi stabilitas dan keamanannya. Berikut
adalah penjelasan terperinci untuk berbagai kondisi penyimpanan beserta referensi
dan kutipan yang relevan:
Tujuan uji pada kondisi ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana suhu
penyimpanan yang berbeda memengaruhi stabilitas produk.
Tujuan uji pada kondisi ini adalah untuk menilai pengaruh kelembaban
pada stabilitas produk.
Tujuan uji pada kondisi ini adalah untuk menilai pengaruh berbagai jenis
pewadah terhadap stabilitas produk.
Tujuan uji pada kondisi ini adalah untuk mengevaluasi stabilitas produk
terhadap paparan cahaya.
e. Definisi penyimpanan
b. Awet, yakni warna, bau, sifat, ukuran, dan fungsinya tidak berubah
a. Lemari pembeku
Lemari pembeku menunjukkan ruangan dengan suhu
dipertahankan secara termostatik antara -25º dan -10ºC, misal
untuk menyimpan vaksin.
b. Dingin
Dingin adalah kondisi suhu tidak lebih dari 8ºC, lemari pendingin
mempunyai suhu antara 2ºCdan 8ºC, misal Insulin.
c. Sejuk
Adalah kondisi suhu antara 8ºC dan 15ºC. Kecuali dinyatakan lain,
bahan yang harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di
dalam lemari pendingin. Produk atau barang yang ditujukan untuk
penyimpanan di tempat yang sejuk dapat sebagai alternatif
disimpan dalam lemari es, kecuali ditentukan lain oleh masing-
masing monografi.
e. Suhu Ruang
Suhu ruang adalah suhu pada ruang kerja tidak lebih dari 30ºC.
g. Hangat
h. Panas Berlebih
Panas berlebih adalah kondisi suhu di atas 40ºC.
2.7.3 Kelembapan
Kelembapan merujuk pada kadar air atau kelembaban yang terkandung dalam
produk. Selama uji penyimpanan, kelembapan adalah parameter yang sangat
penting untuk dipantau, karena kadar air yang tidak tepat dalam produk dapat
menyebabkan masalah serius. Ini termasuk
2.7.4 Pewadahan
Pewadahan merujuk pada struktur fisik dan bentuk akhir produk. Dalam
konteks uji penyimpanan, pewadahan yang tepat sangat penting untuk
memastikan bahwa produk tetap dalam kondisi yang baik selama masa
simpannya. Pewadahan yang buruk dapat menyebabkan masalah seperti
1. Perubahan Fisik Produk mungkin mengalami perubahan fisik yang tidak
diinginkan, seperti pemisahan fase, presipitasi, atau pengendapan partikel. Ini
dapat mengganggu kualitas dan konsistensi produk.