TENTANG
PENYIMPANAN OBAT
DISUSUN OLEH :
KELAS : 6A FARMASI
NIM : 51704019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………........3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..6
C. Tujuan……………………………………………………………………………………6
BAB II ISI
1. Pengertian Pengertian Obat……….………………..……………………………….…...6
2. Pengaturan Tata Ruang……………………………………………………………….….7
3. Penyusunan Stok Obat……………………………………………………………….…..8
4. Pencatatan dan Kartu Stok…………………………………………………………….....8
5. Pengamatan Mutu Obat………………………………………………………………….11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….……9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyimpanan adalah proses jeda sementara antara penerimaan dan distribusi
berikutnya, dimana penyimpanan sebenarnya adalah pengaman kebutuhan distribusi,
dalam proses penyimpanan harus dipastikan dulu keberadaan tempat penyimpanan,
setelah ada tempat penyimpanan barulah kemudian tempat itu dibuat sedemikian rupa
sehingga tempat itu dapat menjamin kualitas, mutu dan keamanan perbekalan farmasi
sesuai dengan syarat farmasi maupun masing-masing perbekalan farmasi
Menjamin mutu berarti ada syarat yang diberlakukan untuk mempertahankan mutu
tersebut, dimana tempat penyimpanan harus mempunyai persyaratan stabilitas, seperti
terhindar dari cahaya matahari, cahaya lampu, kelembapan, suhu, dan jenis perbekalan
farmasi, dan persyaratan keamanan adalah bebas dari binatang pengerat, resiko
kehilangan dan kesurasakan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penyimpanan obat?
2. Bagaimana pengaturan tata ruang?
3. Bagaimana penyusunan stok obat?
4. Bagaimana pencatatan dan kartu stok?
5. Bagaimana pengamatan mutu obat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyimpanan obat
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan tata ruang
3. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan stok obat
4. Untuk mengetahui bagaimana pencatatan dan kartu stok
5. Untuk mengetahui bagaimana pengamatan mutu obat
BAB II
ISI
Petunjuk pengisian
a) Petugas penyimpanan dan penyaluran mencatat segala penerimaan dan pengeluaran obat
di Kartu Stok (formulir I) sesuai dengan apa yang tercantum didalam dokumen,
Dokumen Bukti Mutasi Barang (DBMB), atau dokumen lain yang sejenis.
b) Obat disusun menurut ketentuan – ketentuan berikut :
Obat dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet atau diganjal kayu secara rapi,
teratur dengan memperhatikan tanda – tanda khusus (tidak boleh terbalik, berat, bulat,
segi empat dan lain – lain)
Penyimpanan antara kelompok/jenis satu dengan yang lain harus jelas sehingga
memudahkan pengeluaran dan perhitungan
Penyimpanan bersusun dapat dilaksanakan dengan adanya forklift untuk obat – obat
berat
Obat – obat dalam jumlah kecil dan mahal harganya disimpan dalam lemari terkunci
dipegang oleh petugas penyimpanan dan penyaluran.
Satu jenis obat disimpan dalam satu lokasi (rak, lemari dan lain – lain)
Obat dan alat kesehatan yang mempunyai sifat khusus disimpan dalam tempat
khusus. Contoh: eter, film dan lain – lain
c) Obat – obat disimpan menurut sistem FIFO (First In First Out)
d) Kartu stok memuat nama obat, satuan, asal (sumber) dan diletakkan bersama obat pada
lokasi penyimpanan
e) Bagian judul pada kartu stok diisi dengan:
- Nama obat
- Kemasan
- Isi kemasan
- Nama sumber dana atau dari mana asalnya obat
f) Kolom – kolom pada kartu stok diisi sebagai berikut:
Tanggal penerimaan atau pengeluaran
Nomor dokumen penerimaan atau pengeluaran
Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim
No. Batch/no. Lot
Tanggal kadaluarsa
Jumlah penerimaan
Jumlah pengeluaran
Sisa stok
Paraf petugas yang mengerjakan
d) Kolom – kolom pada Kartu Induk Persediaan Obat diisi sebagai berikut:
Tanggal diterima atau dikeluarkan obat
Nomor tanda bukti BAPPO dan atau DBMO dan lain – lain
Dari siapa diterima obat atau kepada siapa dikirim obat
Sampai dengan (9) jumlah obat yang diterima berdasar sumber anggaran
Sampai dengan (15) jumlah obat yang dikeluarkan
Sampai dengan (21) sisa stok obat dalam persediaan
Keterangan yang dianggap perlu, misal tanggal dan tahun kadaluarsa, nomor batch dan
lain – lain.
Kerusakan berupa noda, berbintik – bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau
terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat
b) Kapsul
Perubahan warna isi kapsul
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan yang lainnya
c) Tablet salut
Pecah – pecah, terjadi perubahan warna
Basah dan lengket satu dengan yang lainnya
Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
d) Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsistensi berubah
Warna atau rasa berubah
Botol – botol plastik rusak atau bocor
e) Salep
Warna berubah
Pot atau tube rusak atau bocor
Bau berubah
f) Injeksi
Kebocoran wadah (vial, ampul)
Terdapat partikel asing pada serbuk injeksi
Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan
Warna larutan berubah
Tindak lanjut terhadap obat yang terbukti rusak adalah:
Dikumpulkan dan disimpan terpisah
Dikembalikan / diklaim sesuai dengan aturan yang berlaku
Dihapuskan sesuai dengan aturan yang berlaku
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Republik Indonesia, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta.
Republik Indonesia, 2014b, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 35 Tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta.