Anda di halaman 1dari 5

Hecting luar

- menyiapkan alat dan bahan dan menjelaskan ke pasien dan keluarga pasien
mengenai tindakan yang akan dilakukan (informed consent)
- memakai handscoon
- dep bagian luka dengan kasa steril, jika ada pembuluh darah yang terpotong diklem
terlebih dahulu agar perdarahan berhenti
- bersihkan luka dan daerah sekitarnya dengan cairan saline/antiseptic, apabila kotor
siram dengan h2o2
- lakukan anestesi local dengan menyuntikkan lidocaine di sekitar pinggiran luka
sesuai dengan ukuran lukanya, kemudian tunggu  5 menit
- pegang bibir luka dengan pinset kemudian jahitkan bibir luka ke bagian kulit
seberangnya dengan menggunakan benang silk (ukuran sesuai kondisi pasien),
kemudian agak ditarik agar bibir luka saling bertemu dan luka tertutup
- lakukan simpul sebanyak 2-3 kali agar benang tidak mudah lepas
- buat beberapa jahitan hingga seluruh luka tertutupi (total ii jahitan luar)
- setelah terjahit, berikan betadine atau salep antibiotic atau tempelkan sucratul
- tutup luka yang sudah dijahit dengan kasa steril dan verband
- berikan obat pulang : pct 3x1tab, amoxicillin 3x1tab
- konseling kepada pasien untuk menjaga luka agar tetap bersih dan kering, minum
obat teratur dan antibiotic harus dihabiskan, kemudian kontrol ulang 3-5 hari
kedepan untuk melihat perkembangan luka

Hecting luar dan dalam


- Menyiapkan alat dan bahan dan menjelaskan ke pasien dan keluarga pasien
mengenai tindakan yang akan dilakukan (informed consent)
- Memakai handscoon
- Dep bagian luka dengan kasa steril, jika ada pembuluh darah yang terpotong diklem
terlebih dahulu agar perdarahan berhenti
- Bersihkan luka dan daerah sekitarnya dengan cairan saline/antiseptic, apabila kotor
siram dengan H2O2
- Lakukan anestesi local dengan menyuntikkan lidocaine di sekitar pinggiran luka
sesuai dengan ukuran lukanya, kemudian tunggu  5 menit
- Jika luka dalam, lakukan penjahitan dibagian dalam terlebih dahulu dengan
menggunakan benang catgut (ukuran sesuai kondisi pasien)
- Pegang bibir luka dengan pinset kemudian jahitkan bibir luka ke bagian kulit
seberangnya dengan menggunakan benang silk (ukuran sesuai kondisi pasien),
kemudian agak ditarik agar bibir luka saling bertemu dan luka tertutup
- Lakukan simpul sebanyak 2-3 kali agar benang tidak mudah lepas
- Buat beberapa jahitan hingga seluruh luka tertutupi (Total IX jahitan : 2 jahitan
dalam dan 7 jahitan luar)
- Setelah terjahit, berikan betadine atau salep antibiotic atau tempelkan sucratul
- Tutup luka yang sudah dijahit dengan kasa steril dan verband
- Berikan obat pulang : PCT 3x1tab, Ciprofloxacin 2x1tab, Dexametason 2x1tab, Vit C
1x1tab
- Konseling kepada pasien untuk menjaga luka agar tetap bersih dan kering, minum
obat teratur dan antibiotic harus dihabiskan, kemudian kontrol ulang 3-5 hari
kedepan untuk melihat perkembangan luka
Keteter
- persiapkan alat dan bahan serta lakukan informed consent kepada pasien terlebih
dahulu
- buka selang kateter dari bungkus, dan letakan di area steril diantara kedua kaki
pasien
- siapkan cairan povidone iodine, dengan kapas steril. buka aplikator lubrikan lidokain
2% dan letakan di area steril
- cuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, lalu kenakan
sarung tangan steril
- pegang penis pasien dengan tangan nondominan dan jika terdapat preputium, tarik
ke arah belakang. tangan yang menarik preputium adalah tangan nonsteril, yang
akan memegang penis selama prosedur berlangsung
- dengan menggunakan forceps steril, lakukan asepsis dan antisepsis menggunakan
paling sedikit 3 kapas steril berbeda yang sudah diberikan povidone iodine dengan
gerakan memutar ke arah luar mulai dari uretra, glans penis, batang penis dan kulit
sekitarnya. pasang duk steril yang sudah disiapkan
- dengan menggunakan spuit 5–10 ml tanpa jarum, atau aplikator yang sudah berisi
lidokain gel 2%, masukan gel ke dalam uretra dengan tangan nonsteril menahan
posisi penis. segera tutup lubang uretra dengan menggunakan ujung jari untuk
menahan keluarnya gel. tunggu selama 2-3 menit sebelum pemasangan kateter
dilakukan
- pegang kateter dengan tangan steril, lalu berikan lubrikan nonanestetik, yang biasa
disediakan di set kateter, di sepanjang selang kateter. perhatikan lubrikan yang
diberikan jangan sampai menutupi ujung distal dari selang kateter, karena akan
menyumbat kateter
- posisikan batang penis 90 derajat ke arah kepala pasien, dan sedikit ditarik ke arah
atas untuk menjaga saluran uretra berada pada posisi lurus. secara perlahan,
masukan selang kateter ke dalam lubang uretra. masukan selang uretra hingga
mencapai bagian ujung kateter atau bentuk y
- tunggu sejenak untuk melihat apakah urin dapat mengalir dari selang kateter, untuk
memastikan posisi ujung kateter sudah masuk ke dalam kandung kemih. apabila urin
tidak keluar secara spontan, gunakan spuit 60 ml untuk mencoba menyedot urin
melalui selang kateter
- ketika urin sudah terlihat mengalir keluar dari ujung selang kateter, hubungkan
dengan selang yang terhubung ke kantong urin.
- kembangkan balon ujung kateter dengan menyuntikkan 5–10 ml larutan
normal saline/nacl 0,9% melalui katup pengembang yang berada di ujung kateter.
pengembangan balon kateter pada posisi masih berada di saluran uretra akan
menyebabkan nyeri hebat, perdarahan (gross hematuria), hingga robekan uretra
- secara perlahan, tarik selang kateter ke arah luar hingga terasa adanya tahanan.
posisikan kateter ke paha pasien lalu fiksasi dengan menggunakan isolasi. apabila
pasien belum disirkumsisi, posisikan kembali preputium ke posisi awal, dan
perhatikan apakah terjadi kesulitan untuk menghindari terjadinya parafimosis
- bereskan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan, cuci tangan kembali dengan
sabun dan air mengalir

Persalinan Normal
- Menyiapkan alat, bahan dan ibu yang akan melahirkan
- Mencuci tangan dengan sabun, mengenakan celemek yang bersih dan sarung tangan
- Membersihkan daerah vulva dan perineum
- Melakukan pemeriksaan dalam dan memastikan bukaan serviks sudah lengkap, dan
periksan denyut jantung janin
- Menunggu hinga ibu mempunyai keinginan untuk meneran, memberikan dukungan
kepada ibu untuk mulai meneran
- Meminta bantuan keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu
- Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
- Anjurkan ibu meneran pada puncak kontraksi dan beristirahat di antara kontraksi
- Saat kepala bayi telah membuka vulva, lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi kain, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan lembut,
biarkan kepala keluar perlahan-lahan
- Saat kepala keluar, menyeka bagian muka mulut dan hidung bayi dengan kain atau
kasa yang bersih
- Memeriksa lilitan tali pusat, kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
- Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
- Kemudian tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi, dengan lembut
menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul, kemudian
tarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior
- Setelah kedua bahu lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum, kemudian bantu kelahiran kaki
- Setelah lahir, nilai bayi dengan cepat, kemudian letakkan di atas perut ibu dengan
posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya sambal dibungkus kepala dan
badan bayi dengan handuk
- Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi, lakukan urutan di tali
pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama
- Pegang tali pusat dengan satu tagan dan potong tali pusat di antara dua klem
tersebut
- 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit
- Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis
dan gunakan tangan untuk melakukan palpasi kontraksi
- Pegang tali pusat dan klem dengan tangan lain, lakukan tekanan berlawanan arah
pada bawah uterus dengan menekan uterus ke atas dan belakang sambal menarik
tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas
- Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus
- Mengevaluasi adanya laserasi di vagina dan perineum dan segera jahit laserasi yang
mengalami perdarahan aktif
- Setelah laserasi terjahit, bersihkan daerah vagina dan ibu kemudian bersihkan alat-
alat yang sudah digunakan
- Cuci tangan dengan sabun dan anjurkan ibu untuk memulai pemberian asi

Ekstraksi corpus mata


- Beri anestesi topical (pantocain 2 tetes) pada mata pasien yang terkena corpus,
tunggu beberapa waktu
- Gunakan ujung kasa steril atau cutton bud untuk mengangkat corpus
- Jika corpus tidak lepas, gunakai jarum kecil 25 g secara hati-hati
- Setelah corpus diangkat, tanyakan pasien apakah dia masih merasa ada yang
mengganjal di mata

Ekstraksi kuku
- Persiapkan alat dan bahan kemudian persiapkan kuku yang akan dilakukan ekstraksi
dengan larutan povidone iodine
- Gunakan lidocaine untuk anestesi local pada daerah sekitar kuku
- Gunakan gunting iris atau pinset untuk memisahkan kuku dari dasarnya
- Gunakan nail splitter untuk memotong bagian ujung distal kuku sampai ke bagian
daerah kutikula dari lipatan kuku
- Berikan salep antibiotic dan tutup dengan kain kasa

Infus
- persiapkan alat dan bahan, informed consent kepada pasien terlebih dahulu
- cuci tangan dengan sabun, gunakan sarung tangan
- cari akses vena yang akan dilakukan pemasangan infus
- pasang manset 5-15cm di atas tempat tusukan
- lakukan antisepsis di daerah yang akan ditusuk dengan abocat secara memutar dari
dalam ke luar
- pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena, tusukkan kemudian setelah pasti
masuk tusuk perlahan ke dalam plastic iv sambal ditarik perlahan keluar jarumnya
- tekan dengan jari ujung plastic iv cateter agar darah tidak mengalir keluar
- sambungkan plastic iv cateter dengan ujung selang infus, lepaskan manset
- buka klem infus dan pastikan cairan mengalir lancar
- lakukan fiksasi pada infus dengan plester agar tidak bergerak
- atur tetesan infus sesuai ketentuan
- bersihkan alat dan bahan yang sudah digunakan kemudian cuci tangan dengan sabun

NGT
1 . Melakukan Informed Consent kepada pasien:
a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien
b. Prosedur pemasangan NGT.
c. Meminta persetujuan pasien.
2. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemasangan NGT
3. Mencuci tangan dan memakai Personel Protective Equipment ( Handscoen).
4. Memposisikan pasien setengah duduk dengan kepala sedikit di tekuk ke
depan (High Fowler) bila pasien sadar.
5. Memposisikan pasien dalam posisi telentang jika pasien tidak sadar.
6. Melakukan pengukuran / perkiraan batas lambung dengan menggunakan NGT, yaitu
dari hidung ke telinga, lalu dari telinga ke processus xiphoideus. Menentukan batas
panjang NGT yang akan dimasukkan dengan melihat indikator yang pada NGT
7. Mengoles NGT dengan K-Y Jelly.
8. Memasukkan NGT melalui hidung secara pelan-pelan sampai mencapai
lambung (sampai batas yang telah ditentukan sebelumnya) .
9. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan metode
Whoosh tes :
a. Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
b. Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
c. Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
d. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar
suara “whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak terdengar
maka selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian dilakukan
pengulangan metode “whoosh” hingga terdengar suara pada stetoskop.
10. Melakukan fiksasi NGT pada hidung dengan menggunakan plester.
11. Menyambungkan NGT dengan botol penampung.
12. Membuka dan membuang handschoen pada tempat sampah medis.
13. Melakukan cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai