menekankan pada mesin dan metarial, sedangkan dalan sistem pelayanan penekanannya pada level staffing (Heizer dan Render, 2008). Dalam perusahaan manufaktur, persediaan dapat membantu melancarkan atau meratakan permintaan dalam seluruh periode produksi, tetapi dalam perusahaan jasa atau pelayanan hal tersebut tidak dapat dilakukan. Pelayanan bersifat padat karya sehingga permintaan bagi karyawan sangat bervariasi. - Beberapa contoh penjadwalan sistem pelayanan yang sangat kompleks dapat kita temui misalnya di rumah sakit, bank, pengecer, atau perusahaan penerbangan. Rumah sakit merupakan contoh penjadwalan dengan menggunakan sistem penjadwalan yang sama sekali sebagai sesuatu yang kompleks dalam job shop. Rumah sakit jarang menggunakan sistem prioritas mesin, seperti yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu (first come first served/FCFS) untuk melayani pasien yang dalam keadaan gawat darurat. Rumah sakit membuat jadwal operasi hanya seperti pabrik dan kapasitas harus memenuhi berbagai variasi permintaan. Penjadwalan di bank yang menggunakan cross training bagi karyawannya memungkinkan dibuatnya jadwal dalam jangka pendek. Bank juga menggunakan karyawan paruh waktu dalam menyediakan kapasitas variabelnya. Perusahaan pengecer membuat penjadwalan yang dapat berubah secara cepat, terutama dalam pengadaan barang dan dalam sistem pembayaran (customer checkout). Sementara itu, penjadwalan di perusahaan penerbangan dibatasi oleh standar FAA mengenai pembatasan waktu kerja dan adanya kesepakatan yang menjamin pembayaran berdasarkan banyaknya jam terbang setiap hari bagi awak pesawat. Oleh karena itu, perencana penerbangan harus menyusun jadwal yang sesuai atau melebihi jaminan pembayaran bagi awak pesawat. Perencana penerbangan tersebut harus menyusun jadwal secara efisien.
Sumber: Modul EKMA4215 Hal 7.28
2. Menggunakan rantai pasokan pada penyediaan layanan
Karena, dibidang alat kesehatan kita menggunakan jasa pelayanan untuk melayanani orang yang akan menggunakan alat kesehatan dan akan menggunakan alat kesehatan untuk kebutuhan
3. Ada beberapa sumber pemborosan sebagai berikut.
a. Produksi berlebihan (overproduction), yaitu memproduksi lebih banyak daripada permintaan pelanggan. Persediaan pada umumnya merupakan pemborosan. b. Antrean (queue), yaitu waktu menganggur, penggudangan, dan menunggu, adalah pemborosan. c. Transportasi, yaitu pemindahan bahan baku antartempat kerja dan penanganan bahan juga merupakan pemborosan, bahkan lebih dari satu macam pemborosan. d. Persediaan, yaitu persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, dan persediaan produk akhir menunjukkan adanya kelebihan dalam proses produksi melebihi permintaan pelanggan. e. Pergerakan (motion), yaitu perpindahan alat atau orang yang tidak ada nilai tambahnya. f. Kelebihan pemrosesan (overprocessing), yaitu pengerjaan terhadap produk yang tidak memiliki nilai tambah. g. Produk cacat (defective product), yaitu pengembalian dari pelanggan, klaim, pengerjaan ulang, dan pembuangan produk cacat atau sisa, adalah pemborosan.
Sumber: Modul EKMA4215 Hal 8.35
4. Perencanaan proyek ini bertujuan sebagai berikut.
1. Menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian. Dengan perencanaan yang baik, apa yang harus dikerjakan, kapan mulai mengerjakan, sumber daya apa yang diperlukan, dan apa yang menjadi target dari kegiatan tersebut menjadi jelas bagi setiap orang. 2. Efisiensi operasi. Dengan perencanaan yang baik, kegiatan-kegiatan yang tidak jelas dan yang membutuhkan sumber daya yang tidak perlu dapat dihilangkan. 3. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek. tujuan tersebut, semua pihak yang terlibat mengetahui dan memahami ke mana setiap kegiatan harus diarahkan. 4. Memberikan dasar bagi pekerjaan pemonitoran dan pengendalian. Kegiatan pemonitoran dan pengendalian hanya bisa dilakukan dengan efektif apabila ada acuan. Hal-hal yang termuat dalam rencana, seperti kegiatan, waktu, dan sumber daya, dapat menjadi acuan untuk memonitor dan mengevaluasi proyek.