Anda di halaman 1dari 14

Jurnal MATRIK e-ISSN : 2621-8933 p-ISSN: 1693-5128

Volume XIX No.1, September 2018, p 49-62 doi: 10.30587/matrik.v19i1.578

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUKSI ALUMINIUM TUBE


BEROCCA ORG (ORANGE) 15AU DENGAN ALAT BANTU STATISTIK
SEVEN TOOLS
(STUDI KASUS DI PT. XYZ)
Denny Siregar 1, Kristin Samdamery2
1
Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
2
Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
siregar1973@gmail.com, kristin.samdamery@gmail.com

Abstrak

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang packanging. Permasalahan pada penelitian ini
adalah karena adanya peningkatan jumlah defect aluminium tube Berocca Org (Orange) 15 AU selama empat bulan
terakhir yang melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan olehperusahaan yaitu sebesar 1,7% dari jumlah
produksi tiap bulannya, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan kualitas produk di perusahaan. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui jenis defect dominan pada produk Berocca Org (Orange) 15 AU di bagian
finishing 2) Menemukan akar masalah yang paling utama dari jenis defect dominan produk Berocca Org (Orange)
15 AU 3) Merekomendasikan usulan perbaikan untuk menurunkan persentase defect pada material produk
Berocca Org (Orange) 15 AU.
Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan alat bantu statistik seven tools yaitu check sheet, Diagram
pareto, p-chart dan fishbone diagram. Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan didapatkan hasil Jenis
Defect dominan pada produk Berocca Org (Orange) 15 AU di bagian finishing adalah melet, belang dan mata. Akar
masalah yang paling utama dari defect dominan adalah Defect melet. Tidak ada waktu rutin perawatan dan peggantian
per pegas. Usulan Perbaikan untuk mengurangi defect pada aluminium Tube Berocca
Org (Orange) 15 AU adalah dengan membuat jadwal rutin pergantian komponen per pegas dan perawatan mesin
(preventive maintenance) agar tidak menggangu jalannya produksi.

Kata kunci : Pengendalian Kualitas, Produksi, Defect, Seven tools

Abstract
PT. XYZ is a company engaged in packanging. The problem in this study was due to an increase in the number of
defect aluminum tubes Berocca Org (Orange) 15 AU over the past four months which exceeded the tolerance limit
set by the company which is 1.7% of the total production per month, therefore it is necessary to improve quality
products in the company. The purpose of this study was to determine the dominant type of defect in Berocca Org
(Orange) 15 AU in part 2) Find the root of the most important problem of the dominant defect type Berocca Org
(Orange) 15 AU 3) Recommend proposed improvements to reduce the percentage of defects on the product material
Berocca Org (Orange) 15 AU. Method used is to use seven tools statistical tools, namely check sheet, pareto diagram,
p-chart and fishbone diagram. Based on the results of the research that has been carried out, the results of the dominant
Defect Type on Berocca Org (Orange) 15 AU products in the finishing section are melet, striped and eye. The main
root of the problem of the dominant defect is the Defect. There is no routine maintenance time and replacement per
spring. Proposed improvements to reduce defects in Berocca aluminum tubes Org (Orange) 15 AU is to make a routine
schedule for the replacement of components per spring and preventive maintenance so as not to interfere with the
course of production.

Keywords: Quality Control, Production, Defect, Seven tools

PENDAHULUAN kemasan perusahaan industri farmasi lokal.


Seiring berjalannya waktu, perusahaan
PT. XYZ merupakan salah satu akhirnya memperluas basis pelanggan untuk
perusahaan yang bergerak di bidang mencakup klien yang bergerak dibidang
packanging yang meproduksi kemasan dari kosmetik, dan juga perekat. Pada tahun 2002,
tabung aluminium. Perusahaan ini awalnya Perusahaan memperoleh sertifikat ISO 9001,
didirikan untuk memenuhi persyaratan oleh karena itu PT. XYZ memiliki strategi

49
Denny Siregar et al. /MATRIK Vol. XIX N0.1, September 2018, p 49-62

untuk memenuhi permintaan pelanggan meminimalisir kecacatan produk. Proses


dengan pelayanan yang cepat dan tepat produksi yang memperhatikan kualitas akan
melalui penerapan sistem manajemen mutu menghasilkan produk yang bebas dari
ISO 9001, namun hal itu tidak menjamin bahwa kerusakan. Hal ini dapat menghindarkan
pengendalian kualitas di perusahaan tidak pemborosan sehingga biaya produksi per unit
pernah mengalami masalah. Hal ini terbukti dapat ditekan dan harga produk dapat
dari adanya jumlah defect pada produk dalam menjadi lebih kompetitif. Faktor-faktor yang
empat bulan terakhir yang melebihi batas mempengaruhi biaya produksi salah satunya
toleransi yang diizinkan. adalah biaya material. Walaupun material dari
Perusahaan ini memproduksi dua produk cacat sebagian besar dapat digiling ulang
jenis tabung aluminium yaitu, alumunium dan digunakan kembali dalam proses produksi,
Tube collapsible (aluminium lipat) dan namun produk cacat tetap menimbulkan
alumunium Tube rigid (aluminium kaku). kerugian. Kerugian tersebut adalah: kualitas
Alumunium Tube collapsible/lipat digunakan produk yang menurun, biaya tambahan untuk
sebagai bahan kemasan primer untuk produk rework produk yang cacat dari segi energi,
semi cair seperti krim, salep, lem, kemasan waktu, dan tenaga kerja.
pewarna rambut, Sealants dan lain-lain. Seperti Salah satu perusahaan industri
namanya, tabung aluminium lipat manufaktur yang memproduksi kemasan
bersifat lembut dan lunak sehingga konsumen alumunium Tube adalah PT. XYZ.
dapat memeras tabung untuk diisi dengan bahan Perusahaan ini merupakan perusahaan
semi-cair. Sedangkan aluminium Tube kaku packaging yang memproduksi kemasan
dapat digunakan untuk paket tablet, kaplet. produk farmasi, kosmetik dan bahan perekat.
Industri farmasi biasanya menggunakan Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan
aluminium Tube kaku (aluminium kaleng) untuk dan hanya memproduksi Tube dalam produk
paket tablet Effervescent yang sangat sensitif setengah jadi, yang selanjutnya
terhadap kelembaban. didistribusikan kepada pelanggan yang
Perusahaan yang mampu bersaing memesan untuk diisi bahan farmasi, kosmetik,
harus memperhatikan produktivitas yang bahan perekat, kemudian ditutup serta diberi
tinggi, waste yang rendah dan cost saving yang kemasan luar kotak kardus lalu dipasarkan.
tinggi. Hal yang tidak kalah penting adalah Perusahaan menetapkan toleransi defect sebesar
kualitas yang baik. Kualitas adalah upaya 1,7% pada produk Berocca Org (Orange) 15
produsen untuk memenuhi kebutuhan, AU dari jumlah produksi tiap bulannya.
keinginan bahkan ekspetasi dari pelanggan Grafik persentase defect dari aluminium
yang terlihat dari produk yang dihasilkan. Tube Berocca Org (Orange) 15AUdapat lebih
Dalam hal menjamin kualitas, maka perlu jelas dilihat pada gambar 1.1. dibawah ini:
adanya pengendalian kualitas. Pengendalian
kualitas merupakan aktivitas/tindakan yang
terencana guna mencapai, mempertahankan
dan meningkatkan kualitas suatu produk agar
sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk
mencapai kepuasan pelanggan. Dengan adanya
pengendalian, maka pemborosan seperti
proses produksi yang menghasilkan produk
cacat yang melebihi batas toleransi dapat
dihindari. Salah satu alat yang digunakan untuk
mengendalikan kualitas adalah alat statistik
seven tools yang meliputi check sheet,
histogram, diagram pareto, control chart,
diagram sebab-akibat, scatter diagram dan Gambar 1. Persentase Defect Aluminium Tube
diagram proses. Berocca Org (Orange) 15 AU
Menurut Sukardi, Effendi, Astuti (Sumber : PT XYZ, 2016)
(2011), perbaikan kualitas terhadap proses
produksi harus dilakukan terus-menerus agar

50
Jurnal MATRIK e-ISSN : 2621-8933 p-ISSN: 1693-5128
Volume XIX No.1, September 2018, p 49-62 doi: 10.30587/matrik.v19i1.578

Dari gambar grafik 1. terlihat bahwa produksinya, dan dapat meminimalisir apabila
defect selama empat bulan terakhir yaitu bulan terdapat penyimpangan di setiap produksinya.
September 2016 sampai dengan bulan Pengendalian kualitas di perusahaan sangatlah
Desember 2016 mengalami peningkatan dari penting dan merupakan suatu kegiatan yang
bulan bulan sebelumnya. Defect empat bulan memiliki tujuan agar suatu kebijakan dalam
terakhir rata-rata 3,54% yaitu masih diatas batas kualitas dapat dipastikan berjalan sebagaimana
toleransi 1,7%. Untuk itu perlu adanya dengan standarnya atau tidak dan dapat dilihat
perbaikan kualitas untuk mengurangi jumlah berdasarkan dari hasil akhirnya, atau dengan
defect. Hal ini dapat dilakukan pada setiap kata lain dalam mempertahankan standar
tahapan proses produksi aluminium Tube kualitas dari suatu produk perlu dilakukan
Berocca Org (Orange) 15 AU. Berdasarkan tidakan atau upaya-upaya agar produk yang
identifikasi masalah di atas maka dapat dihasilkan sesuai dengan spesifikasi produk
dirumuskan sebagai berikut : yang telah ditetapkan. Menurut Mayang
1. Apa saja jenis defect dominan pada (2015), pengendalian kualitas merupakan
produk Berocca Org (Orange) 15 AU usaha untuk mempertahankan kualitas dari
di bagian finishing? barang yang dihasilkan agar sesuai dengan
2. Apa akar masalah yang paling utama spesifikasi produk yang telah ditetapkan
dari jenis defect dominan tersebut? berdasarkan kebijaksanaan pimpinan
3. Apa usulan perbaikan yang paling perusahaan. Ginting (2007) berpendapat
utama dilakukan untuk menurunkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu
persentase defect pada produk Berocca sistem verifikasi dan penjagaan atau perawatan
Org (Orange) 15 AU? dari suatu tingkat kualitas produk atau proses
yang dikehendaki dengan perencanaan yang
Batasan masalah pada penelitian ini seksama, peralatan yang sesuai, inspeksi yang
hanya di bagian finishing produk Berocca Org 15 terus menerus serta tindakan yang korektif bila
AU, jangka waktu bulan Januari 2016 sampai diperlukan.
bulan Desember 2016. Dengan alat bantu seven Konsumen dalam memilih produk
tools. yang ditawarkan oleh produsen kini semakin
Lalu tujuan dari penelitian ini adalah kritis. Bukan hanya memperhatikan harga
menemukan jenis defect yang paling dominan yang ditawarkan, namun semakin
pada produk Berocca Org (Orange) 15 AU di memperhatikan kualitas dari barang yang
bagian finishing, menemukan akar masalah ditawarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu,
yang paling utama dari jenis defect dominan guna mempertahankan dan memperluas pangsa
produk Berocca Org (Orange) 15 AU, dan pasar, produsen harus memperhatikan kualitas
merekomendasikan usulan perbaikan yang produk yang ditawarkan kepada konsumen.
paling utama untuk menurunkan persentase Menurut Assauri (2008) tujuan dari
defect pada produk Berocca Org (Orange) 15 pengendalian kualitas adalah :
AU. 1. Menghasilkan barang hasil produksi
Peran kualitas dalam suatu industri yang mencapai standar kualitas yang
sangat penting, yang berguna untuk ditetapkan oleh perusahaan.
mendapatkan kepuasan customer atau 2. Biaya inspeksi yang diusahakan menjadi
pelanggan. Dalam pengertian kualitas sendiri sekecil mungkin.
dapat diartikan sebagai kepuasan dan 3. Mengusahakan sekecil mungkin biaya
harapan pelanggan. (Heizer, Render : 2014) desain dari produk dan proses dengan
mendefinisikan mutu / kualitas adalah suatu menggunakan mutu produksi tertentu.
kemampuan suatu produk atau jasa untuk 4. Menghasilkan biaya produksi yang
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. serendah mungkin.
Pengendalian kualitas sangat perlu Tujuan utama pengendalian kualitas
dilaksanakan dalam setiap aktivitas produksi di adalah kualitas produk yang dihasilkan
perusahaan, karena berguna untuk dapat mendapatkan jaminan agar sesuai dengan
mengontrol dan mengetahui suatu produksi standar kualitas yang telah ditetapkan dengan
apabila mengalami penyimpangan di dalam mengeluarkan biaya yang sangat ekonomis

51
Denny Siregar et al. /MATRIK Vol. XIX N0.1, September 2018, p 49-62

atau serendah mungkin. adanya pengawasan seperti itu maka tidak dapat
Pengendalian kualitas merupakan bagian mengadakan perbaikan dengan segera.
dari pengendalian produksi, oleh karena itu Setiap metode perbaikan kualitas tentu
pengendalian kualitas tidak dapat dilepaskan ditunjang oleh alat-alat bantu yang disebut alat-
dari pengendalian produksi. Dalam suatu alat kualitas atau quality tools. Tannady
perusahaan, pengendalian produksi baik secara (2015) mengemukakan bahwa quality tools
kualitas maupun kuantitas merupakan kegiatan memiliki fungsi untuk membantu dan
yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena mempermudah dalam menginterpretasi
seluruh kegiatan produksi yang dilaksanakan permasalahan seputar kualitas ke dalam
akan dikendalikan agar produk yang dihasilkan tampilan visual baik secara tabel maupun grafis,
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dari sanalah dengan mudah dapat diambil
yang mana penyimpangan-penyimpangan yang sebuah ide
terjadi diusahakan serendah-rendahnya. dan gagasan tentang langkah peningkatan
Sama halnya pada pengendalian kualitas selanjutnya. Penggunaan alat yang tepat
produksi, pengendalian kualitas juga menjamin pada sasaran sudah pasti akan memberikan hasil
produk yang di hasilkan dapat yang lebih optimal. Ginting (2007) menjelaskan
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu antara bahwa fungsi dari seven tools dalam
pengendalian produksi dan pengendalian pengendalian kualitas adalah meningkatkan
kualitas memiliki kaitan yang erat dalam kemampuan perbaikan proses, sehingga dapat
pembuatan barang. diperoleh peningkatan kemampuan
Kegiatan dalam pengendalian kualitas berkompetisi, penurunan cost of quality,
sangatlah luas karena semua pengaruh miningkatkan produktifitas.
terhadap kualitas harus dimasukkan dan Adapun macam-macam quality tools
diperhatikan. Assauri (2008) secara garis besar antara lain :
pengendalian kualitas dapat dibedakan menjadi 1. Lembaran pengecekan, berfungsi untuk
dua tingkatan, yaitu pengendalian selama menyajikan data yang berhubungan
pengolahan (proses) dan pengawasan dari hasil dengan: Distribusi proses produksi,
yang telah diselesaikan atau finish good. Defect item, Defect locatin, Defect
Pengendalian selama proses, cause, dan Check up konfirmasi. Tujuan
pengendalian yang dilakukan hanya terhadap pembuatan lembar pengecekan adalah
sebagian dari proses mungkin tidak ada artinya menjamin bahwa data dikumpulkan
bila tidak diikuti dengan pengendalian di bagian secara teliti dan akurat oleh karyawan
lain. Pengendalian terhadap proses tersebut operasional untuk diadakan
termasuk pengendalian atas bahan-bahan yang pengendalian proses dan penyelesaian
akan digunakan dalam proses. Bahan baku masalah. Data dan lembar
memiliki peran yang penting untuk pengecekantersebut nantinya akan
menghasilkan suatu produk dengan kualitas digunakan dan dianalisis secara cepat
baik, karena masukan (input) yang baik akan dan mudah.
menghasilkan keluaran (output) yang baik 2. Diagram pareto, diperkenalkan oleh
juga.oleh karena itu pengendalian kualitas seorang ahli yang bernama Alfredo
terhadap bahan baku perlu dilakukan dengan Pareto pada tahun 1948-1923. Diagram
baik dan teliti di dalam proses produksi. pareto ini merupakan suatu gambar
Pengendalian juga harus berurutan dan teratur. yang mengurutkan klasifikasi data dari
Pengendalian atas barang hasil yang telah kiri ke kanan menurut urutan rangking
diselesaikan, walaupun pengendalian telah tertinggi hingga terendah. Tujuan
diadakan dalam tingkat proses, tetapi hal diagram pareto adalah membuat
tersebut tidak menjamin bahwa tidak ada hasil peringkat masalah-masalah yang
yang cacat atau kurang baik tercampur dengan potensial untuk diselesaikan. Diagram
hasil yang baik. Untuk menjaga agar barang- digunakan untuk menentukan langkah
barang hasil produksi yang cukup baik atau yang yang harus diambil sebagai upaya
paling sedikit cacatnya tidak keluar atau lolos ke menyelesaikan masalah.
konsumen maka perlu adanya pengawasan pada 3. Diagram sebab akibat atau fishbone
barang hasil akhir atau produk selesai. Dengan pertama kali diperkenalkan oleh

52
Jurnal MATRIK e-ISSN : 2621-8933 p-ISSN: 1693-5128
Volume XIX No.1, September 2018, p 49-62 doi: 10.30587/matrik.v19i1.578

seorang Profesor, yaitu Prof. Kaoru Berocca Org (Orange) 15 AU,


Ishikawa dari Universitas Tokyo, oleh dan memberikan kuisioner
karena itu diagram sebab akibat disebut faktor-faktor penyebab defect.
juga dengan diagram ishikawa atau Kuisioner diberikan kepada
diagram tulang ikan (fishbone). lima orang yang menjadi bagian
Pembuatan diagram sebab akibat ini di tempat terjadinya defect
bertujuan agar dapat memperlihatkan tersebut.
faktor- faktor penyebab (root cause) b. Data Sekunder merupakan data
dan karakteristik kualitas (effect) yang tidak langsung diamati oleh
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab peneliti. Data ini merupakan
itu. dokumentasi perusahaan, hasil
4. Peta kendali P (P-Chart) merupakan penelitian yang sudah lalu dan
peta kendali untuk data atribut dengan data lainnya. Data yang
jenis defect data yang menggunakan dikumpulkan yang akan
jumlah sampel yang bervariasi. digunakan dalam penelitian
Menurut Tannady (2015) data atribut antara lain adalah data produksi
merupakan jenis data yang diukur Produk Berocca Org (Orange)
secara kualitatif, atau dimensinya tidak 15 AU dari bulan Januari 2016
dapat atau sulit untuk diukur. Pada peta sampai bulan Desember 2016.
kendali untuk data atribut, jenis cacat Data yang dikumpulkan, kemudian
pada produk dibedakan menjadi 2 diolah agar dapat digunakan dalam penelitian.
karakteristik, yakni defect product dan Pengolahan data dilakukan dengan
reject product. Grafik ini mendeteksi menggunakan alat bantu seven tools. Adapun
penyimpangan abnormal dengan tahapan pengolahan data yang dilakukan
bantuan grafik garis. Grafik ini berbeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
dari grafik garis standar dengan adanya
garis kendali batas (limit) ditengah, atas, Mengumpulkan data produksi dan data
dan bawah. produk defect (check sheet)
Data produksi dan data produk defect
METODOLOGI PENELITIAN yang diperoleh dari perusahaan kemudian
Adapun Jenis penelitian ini adalah diolah menjadi sebuah tabel dan diagram batang.
penelitian analisis, yaitu penelitian yang Hal ini dilakukan agar dalam analisis selanjutnya
deskriptif dimulai dari teori dan berakhir lebih mudah dipahami.
dengan fakta menurut Purnomo (2016). Teori
berfungsi sebagai masukan sekaligus pemecah Diagram pareto
masalah yang bersangkutan. Diagram pareto digunakan untuk
Adapun teknik pengumpulan data mengidentifikasi atau menyeleksi masalah
berdasar pengelompokan data berikut: dengan mengurutkan jenis defect yang paling
1. Jenis data : besar disebelah kiri sampai yang paling kecil
a. Data pokok (primer) adalah di sebelah kanan untuk menjadi prioritas
data yang diperoleh dari perbaikan lalu digambarkan dalam bentuk
pengamatan dan penelitian statisitik. Setiap jenis defect diurutkan
secara langsung di lapangan. berdasarkan persentasenya. Selanjutnya dibuat
Pengumpulan data primer ini persentase kumulatif untuk setiap jenis defect.
dilakukan dengan jalan Jenis-jenis defect yang diurutkan hingga
mengamati secara langsung mencapai persentase kumulatif sebesar 80%
di pabrik dan meminta merupakan jenis defect dominan yang menjadi
keterangan serta fokus awal untuk dipecahkan.
mewawancarai karyawan yang
terlibat langsung secara
operasional, data harian
produksi dan defect produk

53
Denny Siregar et al. /MATRIK Vol. XIX N0.1, September 2018, p 49-62

Membuat peta kendali P (P-chart) tugas tersebut ?


Dalam menganalisis data penelitian ini, How : Bagaimana metode pemecahannya ?
digunakan peta kendali P (peta kendali
proporsikerusakan) sebagai alat untuk Usulan Perbaikan
pengendalian proses secara statistik. Usulan perbaikan dilakukan bertujuan untuk
Penggunaan peta kendali p ini adalah menghilangkan faktor penyebab terjadinya
dikarenakan pengendalian kualitas yang
masalah dan mencegah berulangnya kembali
dilakukan bersifat atribut, serta data yang
diperoleh yang dijadikan sampel pengamatan masalah tersebut.
tidak tetap dan produk yang mengalami
kerusakan tersebut dapat diperbaiki lagi
sehingga harus ditolak (defect).

Mencari faktor penyebab yang paling


dominan dengan diagram sebab-akibat.
Setelah diketahui masalah utama yang
paling dominan dengan menggunakan
diagram pareto, maka dilakukan analisa faktor
kerusakan produk dengan menggunakan
fishbone diagram, sehingga dapat
menganalisis faktorfaktor apa saja yang menjadi
penyebab kerusakan produk.

Analisis Masalah dengan Why - why analysis

Gambar 2. why - why analysis


Sumber : Pengolahan Data (2017)

Why - why analysis merupakan alat


bantu root causeanalysis untuk pengendalian
kualitas, dimana metode ini digunakan untuk
mencari akar masalah penyebab defect produk
dengan menggunakan teknik iterasi bertanya
MENGAPA (why) dan diulangi beberapa kali
sampai menemukan akar permasalahan paling
akhir dan kemudian melakukan perbaikan.

Strategi Pemecahan Masalah dengan 5W +


1H
Pada langkah ini dibuat rencana dari
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
menanggulangi masalah, yaitu dengan metode
Sumber: Pengolahan Data (2017)
5W + 1H. Yang dimaksud dengan metode ini
adalah :
HASIL DAN PEMBAHASAN
What : Apa penyebab masalah terjadi ?
Tahapan Proses Produksi Aluminium Tube
Why : Mengapa hal itu bisa terjadi ?
Berocca Org (Orange) 15AU
Where : Dimana tempat pembahasan harus
Proses Produksi yang dilakukan dalam
dilakukan ?
pembuatan kemasan aluminium Tube Berocca
When : Kapan (waktunya) harus dimulai ?
Org (Orange)15 AU ini diperlukan beberapa
Who : Siapa orang yang tepat untuk melakukan

54
Jurnal MATRIK e-ISSN : 2621-8933 p-ISSN: 1693-5128
Volume XIX No.1, September 2018, p 49-62 doi: 10.30587/matrik.v19i1.578

tahapan proses produksi yaitu sebagai berikut : Jenis-Jenis Defect pada Aluminium Tube
Berocca Org (Orange) 15 AU
Pada proses pembuatan aluminium
Mulai
Tube Berocca Org (Orange) 15AU terdapat
enam jenis defect. Berikut adalah jenis defect
dan penjelasannya yang terdapat pada tabel 1.
Extrusion
Tabel 1. Jenis-jenis Defect dan Penjelasan
Aluminium Tube Berocca Org (Orange) 15 AU
Sumber : Dokumentasi PT. XYZ (2016)

Inner Coating

Base Coating

Printing

Roll

Sortir

Random Pengolahan Data


Pada saat pengolahan data, diperlukan
beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
menganalisis pengendalian kualitas
Selesai menggunakan alat statistik quality tools :

Check Sheet
Gambar 4. Tahapan Proses Produksi Aluminium Dalam menganalisis pengendalian
Tube Berocca Org (Orange) 15 AU kualitas, langkah pertama yang dapat dilakukan
Sumber : Pengolahan Data (2017) adalah membuat check sheet yang merupakan
alat bantu seven tools. Dengan membuat check
sheet proses pengumpulan data serta analisa
dapat dipermudah.

55
Denny Siregar et al. /MATRIK Vol. XIX N0.1, September 2018, p 49-62

Tabel 2. Check sheet aluminium Tube Berocca Org (Orange) 15 AU bulan Januari 2016 sampai bulan
Desember 2016
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Total %
Total 381786 381786 954466 381786 572678 763573 763573 763580 954466 1527145 954466 763573 9162878
produksi
Jumlah 5500 6450 15250 6450 8750 13000 12856 12950 33050 54150 34050 27468 229924
deject
Melet 1526 1526 5175 1850 2950 4200 4350 3880 11480 20156 12350 9800 79243 34.46%

Bergelem 625 825 1185 925 978 950 825 925 980 1150 780 350 10498 4.57%
bung
Penyok 580 620 965 820 1050 745 750 750 798 978 678 480 9214 4.01%

Belang 1224 1520 3525 1220 1437 2735 3064 2940 9670 11206 9406 8560 56507 24.58%

Mata 1035 1235 2375 1035 1185 2570 2512 2655 7768 15680 8380 3756 50186 21.83%

Warna
diluar 510 724 2025 600 1150 1800 1355 1800 2354 4980 2456 4522 24276 10.56%
toleransi

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Tabel 3. Data Pareto Jumlah Defect Berocca Org
selama 1 tahun terhitung dari bulan Januari (Orange) 15 AU
2016 sampai dengan Desember 2016 terdapat No Jenis Jumlah Persentase Persentase
Defect Defect Jumlah Defect Kumulatif
jumlah produksi sebanyak 9.162.878 pcs dengan 1 Melet 79243 34.46% 34.46%
jumlah defect sebanyak 229.924 pcs. Untuk 2 Belang 56507 24.58% 59.04%
defect melet 79.243 pcs, defect bergelembung 3 Mata 50186 21.83% 80.87%
10.498 pcs, defect penyok 9.214 pcs, reject 4 Warna di luar 24276 10.56% 91.43%
toleransi
belang 56.507 pcs, defect cacat mata 50.186 pcs 5 Bergelembung 10498 4.57% 95.99%
dan defect warna di luar toleransi 24.276 pcs. 6 Penyok 9214 4.01% 100.00%
Jumlah total 229924 100%
Diagram Pareto
Berdasarkan data tabel di atas, maka diagram
Setelah check sheet dibuat, langkah pareto dapat dibuat seperti yang terlihat pada
selanjutnya adalah membuat diagram pareto. gambar di bawah ini :
Diagram ini digunakan untuk mengidentidfikasi
masalah, jenis defect, atau penyebab masalah
yang paling dominan. Dari data tabel 4.2.
diatas dapat diurutkan jumlah defect
berdasarkan jenisnya mulai dari yang terbesar
sampai yang terkecil, kemudian dibuat
persentase kumulatifnya. Persentase
kumulatif digunakan untuk mencari
perbedaan yang terjadi dalam frekuensi
kejadian diantara beberapa permasalahan
yang paling dominan. Adapun jumlah Gambar 5. Diagram Pareto Defect
frekuensi produk defect berdasarkan urutan
jumlahnya ditampilkan pada tabel 3.
Dari hasil gambar diagram pareto di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis defect
yang palingdominan adalah defect melet dengan
persentase 34,46% dari jumlah defect
keseluruhan. Hal ini menjadi prioritas
utama untuk dilakukannya perbaikan dari

56
Jurnal MATRIK e-ISSN : 2621-8933 p-ISSN: 1693-5128
Volume XIX No.1, September 2018, p 49-62 doi: 10.30587/matrik.v19i1.578

permasalahan yang ada, sementara untuk Menghitung Garis Pusat/Control Line (CL)
defect belang 24,58% dan defect mata 21,83%. Garis pusat/central line adalah garis tengah yang
berada diantara batas kendali atas (UCL) dan
Membuat Peta Kendali P (P-chart) batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini
Setelah membuat diagram pareto, merupakan garis yang mewakili rata-rata tingkat
selanjutnya adalah membuat peta kendali (p- kerusakan dalam suatu proses produksi. Untuk
chart). Peta kendali (p-chart) ini digunakan menghitung garis pusat menggunakan rata-rata
untuk mengetahui apakah pengendalian proporsi defect produk
kualitas pada perusahaan ini sudah terkendali
atau belum. Langkah awal dari pembuatan peta CL = R
kendali adalahn sebagai berikut:
1. Menghitung proporsi defect Berdasarkan tabel 4 diatas, maka
2. Menghitung garis pusat/Center Line telah didapatkan garis pusat/control line (CL)
(CL) dari rata-rata proporsi defect tiap sub grup yaitu
3. Menghitung batas kendali atas/Upper sebesar 0.0227.
Control Limit (UCL)
4. Menghitung batas kendali bawah/Lower Menghitung Batas Kendali Atas/Upper
Control Limit (LCL) Control Limit (UCL)
Batas Kendali atas dan batas kendali bawah
Persentase defect produk digunakan merupakan indikator ukuran secara statistik
untuk melihat persentase defect produk pada sebuah proses bisa dikatakan menyimpang
tiap sub-group, adapun hasilnya sebagai berikut: atau tidak. Batas kendali atas (UCL) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
Tabel 4. Perhitungan proporsi defect dan SP berikut:
Berocca Org (Orange) 15 AU UCL = ̅ + 3 SP
Sub grup n in Proporsi SP = 0.0227 + 3 (0.000174)
defect = 0.0227 + 0.000521
1 381,786 5,500 0.0144 0.000193 = 0.023188
2 381,786 6,450 0.0169 0.000209
Menghitung Batas Kendali Bawah/Lower
3 954,466 15,250 0.0160 0.000128
Control Limit (LCL)
4 381,786 6,450 0.0169 0.000209
Untuk menentukan Batas kendali bawah (LCL)
5 572,678 8,750 0.0153 0.000162 dapat dihitung dengan menggunakan rumus
6 763,573 13,000 0.0170 0.000148 berikut:
7 763,573 12,856 0.0168 0.000147 LCL = ̅- 3 SP
8 763,580 12,950 0.0170 0.000148 = 0.0227 – 3 (0.000174)
9 954,466 33,050 0.0346 0.000187 = 0.0227 - 0.000521
10 1,527,145 54,150 0.0355 0.000150 = 0.022146
11 954,466 34,050 0.0357 0.000190 Berdasarkan rumus perhitungan P-
12 763,573 27,468 0.0360 0.000213
chart di atas dan tabel 4.4 maka didapatkan
garis pusat/control limit sebesar 0.0227, batas
Jumlah 0.2720 0.002084
kendali atas/upper control limit sebesar
Rata-rata 0.0227 0.000174
0.023188 dan batas kendali bawah/lower
Berdasarkan analisis perhitungan control limit sebesar 0.022146. Dari hasil
proporsi defect tabel di atas menunjukkan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa
proporsi defect tiap sub grup dengan rata-rata proporsi defect tiap sub grup berada di luar
tiap sub grup sebesar 0.0227. Rata-rata tiap sub batas kontrol menunjukkan variasi yang cukup
grup adalah control limit dan rata-rata Sp sebesar tinggi, maka pengendalian kualitas di PT. XYZ
0.000174 akan digunakan untuk mencari batas belum optimal dan perlu adanya analisis lebih
kendali atas (upper control limit) dan batas lanjut. Peta kendali ditunjukkan pada gambar 6.
kendali bawah (lower control limit).

57
Denny Siregar et al. /MATRIK Vol. XIX N0.1, September 2018, p 49-62

Tabel 5. Anggota Brainstorming


No Nama Tugas Jabatan
1 Sony Memeriksa kegiatan Leader Produksi
produksi
2 Ryan Menjalankan dan Operator Printing
memeriksa proses printing
3 Minten Mengawasi pengendalian Leader Quality
kualitas produksi Control
4 Yahya Mengontrol dan Maintenance
melakukan perawatan
mesin
5 Iman Menjalankan dan Operator Mesin Roll
Gambar 6. Control Chart Proporsi Defect memeriksa proses Roll
Produk Berocca Org (Orange) 15 AU
Adapun faktor-faktor yang menjadi
penyebab defect produk Berocca Org (Orange)
Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) 15 AU dari pengamatan langsung dan
Setelah mengetahui jenis-jenis defect brainstorming adalah sebagai berikut:
pada aluminium Tube Berocca Org (Orange) 15
AU, maka perlu diambil langkah-langkah Tabel 6. Faktor Penyebab Defect Produk
perbaikan oleh PT. XYZ guna meminimalisir Berocca Org (Orange) 15 AU
defectagar tidak lagi melebihi batas toleransi Jenis Faktor Masalah
yang diizinkan di masa yang akan datang. Hal Defect
yang perlu dilakukan untuk menganalisis apa Mesin aus
saja yang menjadi penyebab defect aluminium Machine
Mendel kendor
Tube Berocca Org (Orange) 15 AU adalah
dengan membuat diagram sebab-akibat (fishbone Melet Penjepit Tube kendor
diagram). Terdapat banyak serpihan
Pada Gambar 5. dapat dilihat diagram Material aluminium di ujung
pareto defect, dimana terdapat tiga jenis defect Tube
yang dominan yang timbul dalam proses Man Human Error
produksi yaitu defect melet, belang, mata. Oleh Method Pemasangan mendel kurang
karena itu diagram sebab-akibat (fishbone tepat
diagram) digunakansebagai alat bantu untuk
mencari penyebab terjadinya defect dari masing-
Tabel 6. di atas merupakan faktor-faktor
masing jenis defect tersebut. Namun sebelum
penyebab defect dominan yang didapatkan dari
membuat diagram sebab-akibat, maka perlu
hasil pengamatan dan wawancara. Selanjutnya
dibuat brainstorming terlebih dahulu.
faktor-faktor penyebab tersebut dibuat menjadi
Brainstorming didapat dengan kuisioner dan diberikan kepada para anggota
mengumpulkan masukan sebanyak-banyaknya
brainstorming dengan tujuan mendapatkan
dengan cara pengamatan dan mewawancarai
faktor yang paling dominan jenis defect melet,
karyawan yang terlibat langsung dengan
belang dan mata. Adapun hasil dari penelusuran
tempat terjadinya \penyebab defect. Kemudian
jenis defect dengan fishbone diagram dan
dari masukan-masukan yang terkumpul maka
brainstorming adalah sebagai berikut :
diketahui masukan yang banyak dipilih, itulah
yang akan menjadi penyebab
Defect Melet
dominan dari defect tersebut. Anggota
brainstorming tersebut adalah sebagai berikut: Hasil penelusuran untuk mencari faktor
penyebab yang paling dominan dari defect
melet dengan menggunakan fishbone diagram
digambarkan pada gambar 7.

58
Jurnal MATRIK e-ISSN : 2621-8933 p-ISSN: 1693-5128
Volume XIX No.1, September 2018, p 49-62 doi: 10.30587/matrik.v19i1.578

Gambar 7. Fishbone diagram untuk defect melet.

Tabel 7. Brainstorming Defect Melet

Hasil Wawancara dan


Faktor Item Potensi Diskusi Jumlah (%)
Bobot
SN RY MT YA IM
Mesin aus 3 3 3 3 4 16 19%
Machine Mendel kendor 3 3 2 3 4 15 17%
Penjepit Tube kendor 4 3 3 4 4 18 21%
Material Terdapat banyak serpihan 2 2 3 2 3 12 14%
aluminium di ujung Tube
Man Human Error 2 3 3 3 2 13 15%
Method Pemasangan mendel kurang tepat 2 3 3 2 2 12 14%
Total 86 100%

Akar masalah dari faktor-faktor karena belum ada pembagian kerja yang
penyebab defect melet adalah sebagai berikut: jelas.
1. Machine (mesin) 4. Method (metode)
a. Tidak ada jadwal rutin untuk perawatan a. Mesin sering dilakukan setting tiap
mesin. pergantian produk.
b. Sparepart baru belum tersedia. Dari hasil kuisioner, dapat disimpulkan seperti
c. Tidak ada waktu rutin untuk perawatan pada tabel 7. Diatas.
dan penggantian per pegas.
2. Material (bahan) Berdasarkan Gambar 7. fishbone
a. Kurang perawatan pada pisau extruder . diagram melet dan Tabel 7, defect melet
3. Man (manusia/pekerja). disebabkan oleh beberapa faktor, dan factor
a. Operator memiliki banyak pekerjaan

59
Denny Siregar et al. /MATRIK Vol. XIX N0.1, September 2018, p 49-62

penyebab yang paling dominan berdasarkan Hasil pembuatanfishbone diagram


persentase bobotnya adalah faktor mesin yaitu diatas dilakukan dengan why-why analysis
penjepit Tube kendor 21%, selanjutnya mesin dalam rangka mencari akar masalah defectlalu
aus 19% dan mendel kendor 17%. memberikan usulan solusi untuk menangani
masalah tersebut.
Analisis Masalah dengan Why-why Analysis

Tabel 8. Akar Masalah Defect Melet pada Faktor Mesin


Machine

Mengapa Mengapa Mengapa Mengapa Usulan Solusi

Membuat jadwal perawatan


Menggunakan Belum tersedia Belum ada pengaturan dan pergantian sparepart mesin
Mendel kendor sparepart lama yang sparepart baru jadwal pergantian agar kondisi mesin berjalan
sudah pernah patah sparepart mesin dengan baik dan stabil

Membuat jadwal rutin


Mesin harus tetap jalan Belum ada jadwal rutin pemberian pelumas disesuaikan
Mesin Aus Pemberian pelumas apabila banyak untuk pemberian dangan seberapa lama
mesin tidak teratur permintaan dan pelumas pada mesin kemampuan mesin dapat
pengiriman digunakan dengan kondisi baik.

- Membuat jadwal rutin


Per pegas pada penjepit Per pegas sudah dalam Tidak ada waktu rutin (preventive
Menjepit Tube kendor sudah tidak bekerja kondisi kendor untuk untuk perawatan per maintenance) pada per pegas.
dengan maksimal pemakaian yang cukup pegas - Melakukan pergantian per pegas
lama penjepit sesuai masa pakai, bukan
dilakukan saat mesin sudak tidak
berfungsi dengan baik.

Tabel 9. 5W+1H Defect


Faktor What Who Where When Why How

Tidak ada waktu Pada saat Belum dibuat Membuat jadwal perawatan
rutin proses jadwal (preventive
Machine Maintenance Pada Mesin
perawatan dan Roll roll preventive maintenance) untuk mesin
pembentuka maintenance dan
peggantian per
pegas n sesuai pemakaian sparepart agar kondisi mesin
brim mesin berjalan
dengan baik dan stabil

Operator Pada Saat Kurangnya Menambah personil untuk


Man mengoperasikan Operator Proses proses operator yang operator
lebih Printing Printing dapat
printing untuk menjalankan mesin
dari satu mesin Tube mengoperasikan printing
mesin printing

Membuat intruksi kerja/SOP


Pada Saat untuk
Man Kurang fokus Asisten Proses proses Mengantuk
pengadukan tinta printing
Operator Printing
printing setiap waktu
Tube tertentu dan menambah alarm
sebagai
alat bantu pengotrolan

60
Jurnal MATRIK e-ISSN : 2621-8933 p-ISSN: 1693-5128
Volume XIX No.1, September 2018, p 49-62 doi: 10.30587/matrik.v19i1.578

Belum ada
keputusan
Pada Saat dari perusahaan Membuat instruksi kerja/SOP
Man Belum dibuat Asisten Proses proses untuk yang jelas
SOP Operator Printing
printing membuat SOP dan terperinci untuk Asisten
Tube pengecekan hasil Operator
printing oleh
Asisten
Operator

Strategi Pemecahan Masalah dengan 5W+1H Tidak ada waktu rutin perawatan
Analisis 5W+1H ini digunakan untuk dan peggantian per pegas.
menemukan upaya untuk mengatasi akar 3. Usulan Perbaikan untuk
masalah yang paling utama dari defect. Adapun mengurangi defect pada
hasil analisis data dengan 5W+1H untuk defect aluminium Tube Berocca
melet, belang dan mata adalah sebagai mana tabel Org (Orange) 15 AU adalah
9. sebagai berikut: Usulan
perbaikan defect melet adalah
Usulan Perbaikan dengan membuat jadwal rutin
Setelah mengetahui faktor penyebab pergantian komponen per pegas
dan akar masalah yang paling utama dari defect dan perawatan mesin
dominan pada aluminium Tube Berocca Org (preventive maintenance) agar
(Orange) 15 AU di PT. XYZ, maka disusun tidak menggangu jalannya
suatu usulan tindakan perbaikan secara umum produksi.
dari hasil pengamatan dan analisis data dengan Saran
why-why analysis dan 5W+1H yang telah
dilakukan dalam upaya menekan tingkat produk 1. Supaya dilakukan perbaikan-perbaikan
defect. Usulan perbaikan untuk mengurangi sesuai dengan usulan perbaikan.
defect melet yaitu dengan melakukan perawatan 2. Untuk penelitian selanjutnya,
(preventif maintenance) secara rutin dan perbaikan kualitas produk dapat
terjadwal terhadap mesin maupun komponen- dilakukan dengan menambahkan
komponen mesin roll. Melakukan pergantian metode six sigma.
komponen/sparepart mesin sesuai dengan
masa pakainya, bukan dilakukan setelah mesin DAFTAR PUSTAKA
mengalami kerusakan fatal. 1. Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi
dan Operasi, Edisi Revisi 2008. Jakarta:
KESIMPULAN DAN SARAN Lembaga Penerbit FE-UI.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian yang 2. Fahmi, I. (2014). Manajemen Strategis Teori
telah dilakukan dan pembahasan pada Bab dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
IV, maka dapat diambil kesimpulan,
diantaranya adalah sebagai berikut : 3. Ginting, R. (2007). Sistem Produksi.
1. Jenis Defect dominan pada Yogyakarta: Graha Ilmu.
produk Berocca Org (Orange) 15
AU di bagian finishing adalah 4. Heizer, J., Barry, R. (2014). Manajemen
Operasi. Jakarta : Salemba.
melet, belang dan mata.
2. Akar masalah yang paling utama
5. Mayang, Nafila S.D. (2015). Analisis
dari defect dominan adalah : Pengendalian Kualitas PT. Multi Garmen
Defectmelet :

61
Denny Siregar et al. /MATRIK Vol. XIX N0.1, September 2018, p 49-62

Jaya dengan Alat Bantu Statistik guna


Mengendalikan Kecacatan Produk.

6. Jurusan Manajemen FBM Utama :


Universitas Widyatama.

7. Nasution, N. (2015). Manajemen Mutu


Terpadu (Total Quality Management), Cet,
1. Ed, 3 Bogor: Ghalia Indonesia.

8. Purnomo, W. (2016). Usulan Perbaikan


Kualitas Produksi pada Produk Size
Small Honeyceram (SSH) Type 4/400
pada Posisi Skin dengan
menggunakan Alat Bantu Seven Tools.
Teknik Industri : Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya.

9. Sukardi, Effendi, U., Astuti, D.A. (2011).


Aplikasi Six Sigma pada Pengujian
Kualitas Produk di UKM Keripik Apel
Tinjauan dari Aspek Proses. Jurnal
Teknologi Pertanian, 12(1), 1-7.

10. Tannady, H. (2015). Pengendalian Kualitas.


Jakarta. : Graha Ilmu.

11. Tijipto, F., Anastasia, D (2014). Total


Quality Management. Yogyakarta: Andi.

12. Windarti, T. (2014). Pengendalian Kualitas


untuk Meminimasi Produk Cacat pada
Proses Produksi Besi Beton. Jurnal STMIK
Surabaya. 9(3),173-180.

13. Yamit, Z. (2011). Manajemen Produksi &


Operasi (Edisi Pertama). Yogyakarta:
Ekonisia.

62

Anda mungkin juga menyukai