Anda di halaman 1dari 9

E-ISSN : 2407 – 3911

P-ISSN : 2686 - 0333

USULAN PERBAIKAN DEFECT PADA SABLON


PLASTIK MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE DI
CV. BAYOR PRINT 69
Novita Yanti Nababan1, Achmad Faizal2, M. Edgar Jatnika3
Fakultas Teknik1,2,3
Universitas Widyatama
Jl. Cikutra No.204A, Bandung
novita.yanti@widyatama.ac.id1 achmad.faizal62@gmail.com2 Muhamadedgar00@gmail.com3

Abstract
Abstrak
The main key for a company to survive and
Kunci utama perusahaan dapat bertahan dan
compete in the MEA era is to focus on quality, both
bersaing pada era MEA adalah dengan berfokus pada
product quality and quality in the production process.
kualitas, baik kualitas produk maupun kualitas dalam
Quality improvement is a major concern for the
proses produksinya. Perbaikan kualitas menjadi
company. Quality improvements make the defect
perhatian utama bagi perusahaan. Perbaikan kualitas
product can be reduced to a minimum until it reaches
membuat produk cacat (defect) dapat ditekan
zero defect. This study aims to determine the quality
seminimal mungkin hingga mencapai produk cacat
of Plastic Screen Printing products, analyze the types
nol (zero defect). Penelitian ini bertujuan untuk
of product defects and defects in the production
mengetahui kualitas dari produk Sablon Plastik,
process, priority product defects, the root causes of
menganalisis jenis kecacatan produk dan kecacatan
disabilities, and the proposed improvement in CV.
pada proses produksinya, kecacatan produk prioritas,
BAYOR PRINT 69. This study uses primary data
akar penyebab kecacatan, dan pemberian usulan
obtained from direct interviews with relevant
perbaikannya di CV. BAYOR PRINT 69. Penelitian
informants and uses secondary data in the form of
ini menggunakan data primer yang diperoleh dari
production data and Plastic Screening defect data
wawancara langsung bersama informan-informan
CV. BAYOR PRINT 69 in January-December 2018.
terkait dan menggunakan data sekunder berupa data
The informants in this study consisted of employees
produksi dan data cacat Sablon Plastik CV. BAYOR
who worked at CV. BAYOR PRINT 69. This study was
PRINT 69 pada bulan Januari-Desember 2018.
analyzed using Pareto diagrams, fish bone diagrams,
Informan didalam penelitian ini terdiri dari karyawan
and brainstorming techniques. From the results of the
yang bekerja pada CV. BAYOR PRINT 69. Penelitian
analysis, it can be concluded that: (1) the quality of
ini dianalisis menggunakan diagram pareto, diagram
Plastic Screen Printing products is relatively good,
tulang ikan, dan teknik brainstorming. Dari hasil
(2) the most defects are found in the A1 defect group,
analisis, dapat disimpulkan bahwa: (1) kualitas
namely the paint which is melted on the plastic, (3)
produk Sablon Plastik tergolong baik, (2) cacat
humans are the factors causing the most defects, (4)
terbanyak terdapat pada kelompok cacat A1, yaitu cat
the solution improvement that can be applied is to
yang meleber pada plastik, (3) manusia merupakan
apply the three functions of the poka yoke method,
faktor penyebab cacat terbanyak, (4) solusi perbaikan
namely warning, control, and shut down, as well as
yang dapat diterapkan adalah mengaplikasikan ketiga
the addition of the machine operator
fungsi dari metode poka yoke, yaitu warning, control,
dan shut down, serta penambahan operator mesin. Keywords:
Kata kunci: Poka yoke, six sigma, zero defect
Poka yoke, six sigma, zero defect
I. PENDAHULUAN
Kualitas memang tidak terlepas dari manajemen
kualitas yang mempelajari setiap area dari manajemen
operasi dari perencanaan lini produk dan fasilitas.

167
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha cacat Sablon Plastik selama periode Januari sampai
yang lain (pemasaran, sumber daya manusia, dengan Desember 2018 CV. BAYOR PRINT 69.
keuangan, dan lain-lain). Kualitas produk meliputi
Tabel 1 Produksi dan Cacat Sablon Plastik
kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan CV.BAYOR PRINT 69 Januari s.d. Desember 2018
kualitas proses meliputi kualitas segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses produksi perusahaan
manufaktur dan proses penyediaan jasa atau
pelayanan bagi perusahaan jasa. Masalah persaingan
perusahaan di Indonesia kini kian ketat seiring dengan
terbentuknya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),
sehingga perusahaan harus terus melakukan berbagai
cara agar mampu bertahan dan bersaing. Salah satu
strategi bersaing yang dapat diterapkan perusahaan
adalah dengan fokus pada kualitas, khususnya kualitas
*Batas toleransi kecacatan adalah 1,5% (CV. BAYOR PRINT 69)
produk, jika perusahaan tersebut dapat menghasilkan Sumber: CV. BAYOR PRINT 69
suatu produk yang memiliki mutu tinggi dan harga
bersaing, maka perusahaan tersebut cenderung akan Produk sablon plastik memiliki dua jenis cacat
menguasai pasar dan dapat bersaing dalam persaingan produk, yaitu A1 dan A2. A1 yaitu cacat yang
bisnis yang semakin ketat. Perusahaan-perusahaan di dikarenakan cat yang meleber sedangkan untuk A2
Indonesia saat ini mengalami persaingan yang ketat yaitu cacat yang dikarenakan plastik yang digunakan
baik dari produser luar negeri, maupun dari usaha- mengalami kerusakan. Cacat terbanyak pada produk
usaha kecil di Indonesia yang makin banyak timbul sablon plastik terdapat pada cacat produk sablon
dan makin berkembang. Persaingan ini menyebabkan plastik dengan jenis cacat A1. Berdasarkan data
perusahaan yang sudah ada sekarang harus memiliki perusahaan diatas dapat diketahui bahwa terdapat
keunggulan bersaing yang tinggi. Keunggulan beberapa jumlah produk cacat masih melebihi batas
bersaing dapat diperoleh dengan cara menurunkan toleransi kecacatan yang telah ditetapkan oleh
harga, meningkatkan kualitas, dan memperpendek perusahaan dengan besaran batas toleransi sebesar
waktu yang dibutuhkan konsumen antara pemesanan 1,5%. Selain itu, produk Sablon Plastik juga belum
sampai pengiriman. Perusahaan saat ini menyadari memenuhi tujuan produksi perusahaan, yaitu belum
bahwa mereka memiliki persentase cacat yang cukup mencapai cacat nol dalam berproduksi. Berdasarkan
banyak, yang menyebabkan banyak komplain dari tabel di atas, dapat diketahui pula bahwa total
konsumen dan biaya produksi membesar karena harus produksi dan total cacat produk Sablon Plastik per
menutup biaya rework dan scrap yang menyebabkan bulan pada periode bulan Januari-Desember 2018
marjin profit berkurang. mengalami fluktuasi. Hal tersebut kemungkinan dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya
Upaya yang dilakukan sekarang adalah dengan faktor kelalaian dari tenaga kerja, faktor kerusakan
banyaknya pemeriksaan kualitas, tetapi dengan upaya pada mesin, metode pengoperasian yang digunakan
ini waktu produksi jadi meningkat, biaya cukup mahal salah, dan bahan baku yang digunakan tidak sesuai
untuk tenaga kerja pemeriksa kualitas, produk cacat dengan standar yang ditetapkan.
tetap banyak, hanya tidak sampai ke tangan
konsumen, sehingga biaya produksi mahal (banyak Dengan kondisi ini perusahaan harus
scrap dan rework). Salah satu perusahaan yang ingin memperbaiki kualitas dengan memperbaiki
berfokus pada kualitas adalah perusahaan konveksi pengendalian kualitas dan pengendalian proses,
pembuatan kantong plastik yaitu CV. BAYOR PRINT dengan pengendalian kualitas dan pengendalian
69. Salah satu produk andalan perusahaan ini adalah proses yang lebih baik, diharapkan perusahaan dapat
Sablon Plastik. Dalam berproduksi, perusahaan memperbaiki kualitas produknya yang akan
memiliki salah satu tujuan utama yaitu produksi meningkatkan penjualan, menurunkan biaya kualitas
dengan tidak ada kecacatan atau cacat nol (zero dan meningkatkan marjin profit, untuk mendapatkan
defect). Namun, dalam menjalankan proses produk bermutu, perusahaan dapat menerapkan sistem
produksinya, perusahaan masih saja menemui manajemen mutu yang menggunakan ide perbaikan
kendala, khususnya kendala yang dapat menimbulkan terus menerus dengan menggunakan tools dan quality
cacat pada kualitas produksi. Berikut data persentase method yang ada, dan dengan menggunakan proses

168
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
daur ulang teknologi yang ada di dalam proses pasokan, waktu pemrosesan atau penerimaan. Salah
produksi (Burlikowska, 2009). satu waste besar adalah cacat (defect). Gaspersz
(2007), mengemukakan bahwa Lean manufacturing
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1)
adalah suatu upaya terus menerus dalam
Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya defect
menghilangkan waste dan meningkatkan nilai tambah
produk yang dihasilkan pada proses produksi. (2)
produk berupa barang atau jasa agar dapat
Untuk memberikan usulan perbaikan terhadap defect
memberikan nilai kepada pelanggan.
yang dihasilkan dengan menggunakan metode poka
yoke. Waste Defect dan Zero defect
II. KAJIAN LITERATUR Menurut Gaspersz dan Fontana, waste defect
berarti pengerjaan ulang terhadap produk atau bahkan
Proses Produksi harus dimusnahkan. Defect sendiri dapat didefinisikan
Menurut Assauri (2016) proses produksi sebagai produk yang tidak sesuai dengan
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan tenaga spesifikasinya. Sedangkan Halpin et al (1966) dalam
manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan Khrisnan (2015) mendefinisikan zero defect sebagai
produk yang berguna. Proses produksi merupakan alat manajemen yang ditujukan untuk mengurangi
proses pengubahan (transformasi) dari bahan atau cacat melalui pencegahan. Hal ini diarahkan untuk
komponen (input) menjadi produk lain yang memotivasi orang untuk mencegah kesalahan dengan
mempunyai nilai lebih tinggi atau dalam proses terjadi mengembangkan keinginan yang konstan dan sadar
penambahan nilai (Zulian, 2013). Berdasarkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan benar
penjelasan tersebut, maka proses produksi dapat pertama kali. Konsep dari zero defect adalah
didefinisikan pula sebagai suatu kegiatan atau teknik memastikan bahwa semua cacat yang ada dalam
yang digunakan sebagai pengelolaan suatu input yang proses dihilangkan pada langkah pertama. Dengan
kemudian diproses menjadi output. begitu, zero defect digunakan untuk dijadikan acuan
dalam meningkatkan kualitas yang mengarah pada
Kualitas kepuasan pelanggan (Khrisnan, 2015)
Menurut Murdifin dan Mahfud (2014), Kualitas Diagram Sebab Akibat
atau mutu memiliki berbagai macam definisi atau
makna, antara lain, mutu adalah keistimewaan produk Diagram sebab akibat (Cause and Effect
yang dapat menjawab kebutuhan kocnsumen, mutu Diagram) atau yang biasa disebut dengan diagram
adalah sesuatu yang bebas dari cacat atau zero defect, tulang ikan (Fishbone Diagram) merupakan salah satu
dan mutu adalah kesesuaian dengan tujuan pengguna. alat yang mengidentifikasikan elemen proses
Secara khusus, kualitas dapat dipengaruhi oleh (penyebab) yang mungkin mempengaruhi hasil
beberapa faktor, seperti proses produksi yang (Heizer dan Render, 2015).
merupakan prosedur dalam memproduksi suatu Diagram Pareto Diagram
produk, kualitas input seperti bahan baku dan tenaga
kerja, perawatan perlengkapan yang benar dan Pareto (Pareto Chart) digunakan untuk
tersedianya suku cadang, dan standar kualitas yang membandingkan berbagai kategori kejadian yang
menjadi acuan bagi perusahaan dalam menghasilkan disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar
suatu produk (Zulian, 2013). terletak di sebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah
kanan (Nasution, 2010). Sedangkan menurut Heizer
Lean Manufacturing dan Rander (2015), diagram Pareto merupakan sebuah
Demi mencapai produk yang bermutu, maka metode untuk mengelola kesalahan masalah, atau
suatu organisasi dapat menerapkan sistem manajemen cacat untuk membantu memusatkan perhatian pada
mutu yang menggunakan ide perbaikan terus menerus usaha penyelesaian masalah.
dengan menggunakan tools dan quality method yang Poka Yoke
ada, dan dengan menggunakan proses daur ulang
teknologi yang ada di dalam proses produksi Poka yoke berasal dari bahasa jepang yang
(Burlikowska, 2009). Lean manufacturing sering artinya adalah mencegah kesalahan yang dikarenakan
dikaitkan dengan pembuangan tujuh waste besar yang oleh kecerobohan oleh tenaga manusia. Menurut
berfungsi dalam mengurangi dampak dari variabilitas konsep poka yoke pada dasarnya sifat manusia adalah

169
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
pelupa dan cenderung untuk berbuat salah, apalagi Metode Tahap-Gerak, memastikan apakah
yang sering terjadi ditempat kerja, pekerjalah yang sejumlah langkah proses tertentu telah dilakukan.
sering disalahkan (Dave, 2015). Hal ini bukan saja
Poka Yoke berfungsi optimal saat ia mencegah
dapat mematahkan semangat kerja karyawan tetapi
terjadinya kesalahan, bukan pada penemuan adanya
juga tidak dapat menyelesaikan masalah yang terjadi.
kesalahan. Karena kelalaian operator atau pekerja
Oleh karena itu, metode Poka Yoke menjadi sangat
biasanya terjadi akibat letih, ragu-ragu atau bosan atau
penting dalam menghindari kesalahan yang terjadi. Di
jenuh. Jadi Poka Yoke mencegah terjadinya kesalahan
dalam kegiatan produksi atau kerja banyak faktor
atau kerusakan atau defect yang bisa terjadi akibat
yang menyebabkan defect akibat kesalahan kerja, di
human error. Keberadaan Poka Yoke menjadi sangat
antaranya faktor manusia, material, mesin, metode,
berarti karena solusi mencegah terjadinya kelalaian
informasi, dan lain-lain, namun jika ditelusuri kita
tersebut sama sekali tidak memerlukan perhatian
akan sampai pada suatu fakta bahwa setiap defect
penuh dari operator bahkan saat si operator sedang
sumbernya adalah manusia. Sangat fatal jika sikap
tidak fokus dengan apa yang dikerjakannya.
kita dengan mengatakan, “Ya, tidak ada yang dapat
Penerapan konsep Poka Yoke dalam kehidupan
diperbuat terhadap sebuah kasalahan, manusia selalu
sehari-hari pun ternyata sangat banyak ditemukan.
membuat kesalahan”. dan sayangnya kita cenderung
Contoh paling umum adalah kesalahan pemasangan
menerima kasalahan sebagai hal yang biasa, dan
akan dideteksi dan pemakai seolah “diingatkan” kalau
menyalahkan orang yang membuat kesalahan. dengan
telah terdapat kekeliruan/pemasangan yang tidak tepat
sikap seperti ini, kita mungkin sama saja dengan
atau terbalik. Poka Yoke (poh-ka yoh-ke) merupakan
membiarkan defect terjadi dalam Produksi, Akhirnya
strategi dan kebijaksanaan untuk mencegah defect di
defect ini terdeteksi hanya pada saat inspeksi terakhir
dalam sumbernya dengan cara melakukan inspeksi
atau, yang lebih parah, terdeteksi oleh Pelanggan.
secara terus menerus demi mencapai zero defect
Seharusnya kita memiliki sikap, bahwa kesalahan
product. Namun, pada dasarnya metode poka yoke
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Salah satu
juga merupakan salah satu metode yang tepat dapat
caranya mengurangi atau menghilangkan kesalahan
mencegah cacat yang diakibatkan oleh kesalahan
yang bersumber pada manusia atau human error
manusia dalam bekerja (Burlikowska, 2009). Terdapat
adalah dengan Poka Yoke. Poka Yoke berasal dari
tiga fungsi dasar Poka Yoke dalam menjalankan
bahasa Jepang yokeru yang berarti “menghindari” dan
tugasnya dalam mencegah cacat, yaitu warning yang
poka yang berarti “kesalahan (diakibatkan kelalaian
berfungsi sebagai pengingat dan pemberi peringatan
dan/atau ketidaksengajaan)”. Jadi secara sederhana
kepada petugas jika terjadi kesalahan, yaitu dengan
Poka Yoke adalah menghindari kesalahan dalam
memberikan sinyal baik berupa suara, lampu yang
produksi atau kerja. Konsep Poka Yoke ditemukan
menyala dan sinyal lainnya, control yake berperan
oleh Shigeo Shingo, seorang insinyur di Matsushita
sebagai suatu metode kontrol yang berfungsi dalam
manufacturing dan merupakan bagian dari Toyota
mengontrol dan mendeteksi jalur atau proses produksi
Production System. Poka Yoke awalnya disebut
yang dapat menimbulkan masalah, dan shut down
sebagai Baka Yoke, namun karena artinya kurang
yang berupa suatu metode pencegahan perangkat
pantas, yaitu “menghindari ketololan”, maka
poka- yoke dengan cara memeriksa parameter proses
kemudian diubah menjadi Poka Yoke. Secara umum,
kritis dan menutup atau menghentikan proses saat
Poka Yoke didefinisikan sebagai suatu konsep
proses tersebut tidak dapat ditoleransi.
manajemen mutu guna menghindari kesalahan akibat
kelalaian dengan cara memberikan batasan-batasan Berikut Langkah-langkah persiapan penerapan
dalam pengoperasian suatu alat atau produk dan pada Poka Yoke, yaitu (Praktik, 2015):
umumnya berkaitan dengan isu produk cacat atau
defects. Shigeo Shingo memperkenalkan 3 jenis Poka 1. Deskripsikan kerusakan atau potensi kerusakan
yang akan diselesaikan. Buat Ratio atau
Yoke (Aishwarya, 2015):
persentasi kerusakan yangterjadi.
a. Metode Kontak, mengidentifikasi apakah ada
2. Identifikasi proses mana yang terjadi kerusakan
kontak antara alat dan produk.
tersebut.
b. Metode Nilai-Tetap, memastikan apakah
3. Tuliskan secara jelas dan rinci langkah kerja
sejumlah tertentu gerakan telah dilakukan.
pada proses yang akan di analisis.

170
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
4. Perhatikan dengan seksama proses tersebut. nantinya dengan tercapainya cacat nol, maka
Apakah ada perbedaan dengan apa yang telah akan membuat perusahaan mudah bersaing
dirinci. dengan perusahaan lain.
5. Langkah kerja ataupun kondisi yang dapat 2. Zero Defect, didefinisikan sebagai tujuan dari
menyebabkan kerusakan/kesalahan kerja seperti perusahaan untuk mendapatkan kualitas terbaik,
lingkungan, alat pengukur dan peralatan kerja. sehingga perusahaan mampu untuk bersaing di
pergunakanlah metode penyelesaian masalah 5 dalam persaingan yang semakin ketat.
WHY (5 Mengapa) untuk mendapatkan akar
3. Metode Poka Yoke, merupakan alat untuk
faktor penyebabnya.
menghilangkan cacat (zero defect), dimana
6. Identifikasi peralatan Poka Yoke yang akan dalam metode poka yoke akan dianalisis
dipakai untuk menyelesaikan permasalahan mengenai permasalahan prioritas yang dapat
tersebut menyebabkan cacat dan menarik akar
permasalahan tersebut menggunakan diagram
7. Lakukan evaluasi ulang setelah penerapan
tulang ikan, serta untuk solusinya akan
peralatan Poka Yoke
menggunakan teknik brainstorming bersama
Metodologi poka yoke terdiri dari Identify beberapa pihak yang terkait.
Problem, yang merupakan langkah awal dalam
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang
mengidentifikasi permasalahan dengan melakukan
digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan
identifikasi proses yang berpotensi dalam
kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif.
menimbulkan permasalahan. Observation at
Workstation, merupakan langkah setelah mengetahui Informan Penelitian
sumber masalah dan masalah apa saja yang terjadi
Penelitian ini menggunakan informan sebagai
menggunakan diagram tulang ikan. Brainstorming for
berikut:
Idea, dilakukan dengan cara mengajukan masalah
yang diteliti kepada pihak internal perusahaan yang 1. Informan kunci, yaitu orang yang mengetahui
terkait, kemudian mempelajari masalah tersebut dan dan memiliki berbagai informasi pokok yang
setelahnya akan dicari rencana dan solusi perbaikan diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini Kasi
menggunakan kreatifitas pemikiran yang ada oleh produksi II menjadi informan kunci.
beberapa pihak internal perusahaan yang berkaitan
2. Informan utama, yaitu orang yang terlibat secara
tersebut. Select Best Idea, setelah mendapatkan
langsung dalam proses produksi. Operator mesin
beberapa alternatif solusi oleh beberapa pihak internal
menjadi informan utama.
perusahaan yang terkait, langkah selanjutnya adalah
dengan memilih solusi terbaik dari semua solusi yang 3. Informan tambahan, yaitu orang yang dapat
terkumpul. Implementation Plan and Implementation, memberikan informasi meskipun tidak langsung
pada tahap ini perusahaan mulai terlibat dalam hal yang diteliti. Dalam hal ini
mengimplementasikan solusi terbaik yang didapat bagian quality control yaitu Kepala Regu
melalui perundingan yang telah dilakukan Penelitian dan Pengembangan (Karu Litbang),
sebelumnya. Monitoring and Sign Off, merupakan bagian regu pemeliharaan dan Kepala Regu
langkah terakhir, langkah dimana saatnya perusahaan produk jadi CV. BAYOR PRINT 69 yang
memonitor setiap proses produksi menggunakan menjadi informan tambahan. Informan dalam
perbaikan yang telah ditetapkan (Kumar, et al, 2016). penelitian ini ditentukan dengan purposive
sampling.
Teknik Pengumpulan
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data Pengumpulan data dalam penelitian ini
Definisi Operasional dilakukan dengan beberapa teknik sebagai berikut:
Definisi operasional dari penelitian ini meliputi 1. Observasi, pengamatan langsung terhadap
hal-hal berikut: permasalahan yang akan diteliti. Observasi
1. Kualitas, yang dimaksud adalah berupa mutu dilakukan untuk mengetahui proses yang
yang bebas dari defect (zero defect), dimana terjadi pada perusahaan (proses produksi).

171
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
2. Wawancara, melakukan tanya jawab secara Kualitas di CV. BAYOR PRINT 69
langsung dengan pihak internal perusahaan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama
yang terkait dengan permasalahan untuk
para karyawan yang bekerja di CV. BAYOR PRINT
memperoleh datadata yang dibutuhkan dalam
69 maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
penelitian ini.
kualitas dari produk Sablon Plastik tergolong baik.
3. Dokumentasi, didapat dari beberapa laporan Hal ini dapat dilihat dari segi tenaga kerja dan sumber
dan data internal perusahaan yang digunakan daya manusia yang telah berpengalaman selama
untuk menganalisis permasalahan. berpuluh-puluh tahun sehingga telah memahami
karakteristik dari produk dan mesin. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya perubahan adaptasi Sablon
Jenis dan Sumber Data
Plastik yang cepat, yaitu jenis- jenis kantong yang
Jenis dan sumber data yang digunakan adalah dihasilkan bermacammacam dengan dimensi yang
sebagai berikut: berbeda. Selain itu, meskipun masih menggunakan
mesin lama, faktanya mesin-mesin tersebut masih
1. Data Primer, berupa penjelasan secara mampu berproduksi dengan baik. Sablon Plastik dapat
langsung dari pihak internal perusahaan secara dikatakan telah baik kualitasnya juga dikarenakan
lisan melalui proses wawancara standard pemeriksanaan bahan baku kantong plastic
2. Data Sekunder, berupa data pelengkap berupa berada diatas standard yang telah ditetapkan oleh
tulisan seperti data produksi dan data cacat perusahaan. Pemeriksaan standard tersebut dilakukan
melalui penelitian di Lab Litbang. CV. BAYOR
Keabsahan Data PRINT 69 melakukan pengawasan kualitas
Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan menggunakan teknik sampling, yaitu mengambil
teknik triangulasi, dimana teknik triangulasi ini sampel acak dari kualitas input berupa bahan baku
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang yaitu kantong plastik dan bahan tambahan yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam berupa tinta dan lem. CV. BAYOR PRINT 69
membandingkan hasil wawancara terhadap objek menjadikan titik fokus dalam proses pengawasan
penelitian (Moleong, 2004 dalam Azis, 2015). kualitas yaitu pada saat penerimaan input dengan
melakukan uji standard kualitas dari bahan baku dan
Teknik Analisis Data bahan penolong.
Teknik analisis data menggunakan beberapa Proses Produksi
teknik sebagai berikut:
Proses produksi di CV. BAYOR PRINT 69
1. Penggunaan diagram pareto untuk mengetahui meliputi input, proses, dan output. Input terdiri dari
cacat prioritas Sablon Plastik berdasarkan data bahan atau komponen yang meliputi plastik dan cat
produksi dan data cacat Sablon Plastik pada serta tenaga kerja yang meliputi operator sablon dan
bulan Januari-Desember 2018 tenaga penunjang yang berjumlah satu orang operator
2. Penggunaan diagram tulang ikan untuk sablon. Proses produksi Sablon Plastik dimulai dari
mengetahui akar penyebab cacat prioritas Sablon Proses Desain, Pencetakan Screen, Set Up Screen,
Plastik sekaligus usulan perbaikannya dan Pencetakan Sablon, sedangkan output yang
berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dihasilkan antara lain adalah Plastic Bag, Paper Bag
dilakukan. dan lain-lain.
3. Teknik brainstorming dengan beberapa Flowchart
informan internal perusahaan yang terkait Flowchart proses produksi Sablon Plastik di CV.
dengan permasalahan yang diteliti. Teknik ini BAYOR PRINT 69 digambarkan melalui alur berikut:
dilakukan guna mencari akar penyebab cacat dan
memunculkan ide-ide kreatif dari informan
terkait untuk penyelesaian atau perbaikan dari
permasalahan cacat.

172
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
bulan Januari-Desember tahun 2018. Data tersebut
dapat diolah untuk membuat diagram pareto guna
mengetahui cacat prioritas yang terjadi. Berikut
penyusunan diagram pareto jenis cacat Sablon Plastik
CV. BAYOR PRINT 69:
Tabel 2 Data Cacat Sablon Plastik untuk Diagram
Pareto

Sumber: Hasil olah data


Gambar 1 Flowchart proses produksi sablon
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui
Flowchart dari proses produksi Sablon Plastik di bahwa jenis cacat A1 memiliki jumlah cacat
CV. BAYOR PRINT 69 dimulai dari proses terbanyak, yaitu sebanyak 454 Sablon Plastik cacat
mendesain produk yang diinginkan oleh konsumen dengan persentase sebesar 0,16%. Sedangkan cacat
kemudian dilakukan pencetakan screen sesuai dengan A2 memiliki jumlah cacat jauh lebih sedikit, yaitu
desain yang telah ditentukan. Proses ini dilakukan sebanyak 122 Sablon Plastik cacat, dengan persentase
oleh karyawan dari CV. BAYOR PRINT 69 yang sebesar 0,5%.
sudah memiliki keahlian khusus dibidang sablon
plastik. Sebelum melakukan pencetakan sablon Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui
dilakukan set up screen untuk menyesuaikan dengan bahwa kelompok cacat A1 adalah cacat yang menjadi
ukuran plastic sablon. Setelah cetakan sablon prioritas atau cacat terbanyak. Jenis cacat produk
terpasang maka kemudian operator akan melakukan Sablon Plastik yang paling sering terjadi pada
penyablonan plastic dengan beberapa kali kelompok cacat A1 yaitu terdiri dari kantong
pengulangan agar menghasilkan hasil yang “mblinded” dan patah (valve) miring.
memuaskan.
Proses penyablonan berlangsung selama 2-3 jam
per pc, kemudian hasil penyablonan dikeringkan atau
dijemur agar hasil sablon dapat terlihat rapi sehingga
terbentuklah kantong plastik yang sesuai dan menarik.
Setelah kantong jadi selesai di produksi, kemudian
akan dilakukan proses checker, yaitu pengecekan
mutu, standard (seperti standard jarak), dan
jumlahnya oleh tenaga penunjang yang berada di
keluar bottomer. Jika terdapat kantong yang cacat,
maka kantong cacat tersebut diletakkan di bagian
produk cacat, sedangkan kantong yang baik akan
dipacking untuk kemudian dihitung jumlahnya dan
dibawa ke gudang penyimpanan.
Analisis Identify Problem
Pada tahap ini akan digunakan diagram pareto
yang berfungsi untuk mengetahui prioritas
permasalahan. Berdasarkan data perusahaan yang Gambar 2 Diagram Pareto Cacat Sablon
telah dicantumkan di tabel 1, telah diketahui Plastik
mengenai jumlah dan jenis cacat yang terjadi selama

173
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
Observation at Workstation berdasarkan fungsi metode poka yoke dan faktor
manusia dari diagram tulang ikan, menambah
Langkah kedua dalam metode poka yoke adalah
operator mesin untuk mengoperasikan mesin dan
observation at workstation, yaitu memilah penyebab
mendeteksi kesalahan, sehingga jika sinyal dan alarm
di balik masalah cacat produk dengan menggunakan
menyala operator yang bertugas untuk
diagram tulang ikan (fishbone diagram) pada
mengoperasikan mesin dan pemberi instruksi titik
permasalahan prioritas. Pada penelitian ini
letak kesalahan menginstruksikan kepada operator
permasalahan prioritas terdapat pada cacat A1, yaitu
mesin baru yang bertanggung jawab untuk mengawasi
cacat pada cat yang meleber dan cacat pada A2 yaitu
jalannya proses produksi dan memperbaiki mesin.
cacat karena plastic yang rusak. Berikut diagram
Operator mesin tambahan ini tentunya juga diimbangi
tulang ikan dan penjelasan dari penyebab
dengan diadakannya pelatihan- pelatihan terkait
permasalahan cacat prioritas produk Sablon Plastik.
dengan proses produksi yang dijalankan. Operator
Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui mesin tambahan yang diusulkan dapat diambil dari
penyebab cacat pada Sablon Plastik berasal dari faktor bagian operator mesin sebelumnya dikarenakan
material, metode, tenaga kerja, dan mesin yang akan operator mesin tersebut tentunya telah mengenali
dijelaskan sebagai berikut: letak-letak kesalahan yang terdeteksi melalui
indikator, sedangkan operator mesin yang bertugas
1. Material, material utama yang digunakan
untuk mengawasi dan memperbaiki mesin sebaiknya
adalah plastik, pada saat memilah plastik
merupakan operator yang fasih dalam hal perbaikan
seringkali terjadi ada plastik yang rusak
mesin atau dapat diambil dari bagian pemeliharaan.
sehingga plastik tidak dapat di proses ke proses Hal ini diharapkan dapat menciptakan efisiensi waktu
selanjutnya. dan efektifitas proses produksi.
2. Metode, cetakan sablon yang gagal seringkali
terjadi pada saat proses pencetakan, hal ini IV. KESIMPULAN DAN SARAN
desebabkan oleh keterampilan operator sablon Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat
untuk mencetak sablon yang dihasilkan. ditemukan kesimpulan sebagai berikut (1) Kualitas
3. Tenaga Kerja, jumlah produksi yang banyak Sablon Plastik di CV. BAYOR PRINT 69 tergolong
sering kali membuat operator sablon baik. (2) Proses produksi Sablon Plastik dimulai dari
mengalami kelelahan, sehingga produk yang proses desain kantong plastic, pencetakan screen, set
dihasilkan-pun memungkinkan berdampak up screen, dan pencetakan sablon hingga menjadi
kepada kualitas cetakan sablon kantong jadi kemudian dilakukan checker dan
penyimpanan kantong jadi. (3) Terdapat dua
4. Mesin, Setup screen merupakan faktor penting kelompok cacat Sablon Plastik, yaitu cacat A1 dan
untuk menghasilkan hasil cetakan sablon yang cacat A2. Jenis cacat A1 yang paling sering terjadi
baik, oleh karena itu pada proses ini sering kali adalah cacat karena cat yang meleber, sedangkan pada
terjadi kesalahan men-setup screen, karena cacat A2 yang paling sering adalah cacat karena
harus mengandalkan ketelitian untuk kantong plastik yang rusak. Namun, berdasarkan
melakukannya. pareto chart, cacat terbanyak adalah kelompok cacat
Select Best Idea A1.

Select best idea berupa pemilihan solusi dari Usulan perbaikan yang dapat diberikan dengan
beberapa solusi perbaikan yang terkumpul. Pemilihan menggunakan metode poka yoke adalah dengan
solusi terbaik adalah dengan menerapkan ketiga menggunakan ketiga fungsi dari metode poka yoke,
fungsi metode poka yoke, yaitu dimulai dari fungsi yaitu pemberian alarm pada saat terjadi kesalahan dan
warning, control, dan shut down, dikarenakan fungsi pemberian sensor agar mesin berjalan perlahan saat
tersebut berkesinambungan dan merupakan satu terjadi kesalahan merupakan fungsi warning,
rangkaian di dalam proses produksi, serta usulan melakukan pengecekan dan perbaikan sampai tidak
perbaikan pada faktor manusia dari yang diambil dari terjadi kesalahan merupakan proses control, dan
diagram tulang ikan karena faktor manusia tersebut mematikan mesin saat terjadi kesalahan besar atau
merupakan faktor dominan penyebab cacat. Adapun mesin mengalami trouble parah. Selain itu, dengan
solusi terbaik tersebut adalah solusi perbaikan yang menambah operator mesin khusus untuk
mengoperasikan mesin dan berjaga-jaga jika ada

174
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333
kesalahan yang terdeteksi dapat dijadikan usulan dari Khoirunnisa & Gerry Ganika. (2016). Analisis
peneliti. Kecacatan Produk Sebagai Upaya Perbaikan
Kualitas Menuju Zero Defect (Studi pada
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah
Produk Pipa Spiral ASTM A252 Produksi
Setiap jenis kecacatan seharusnya tidak digabung atau
PT. KHI Pipe Indisties Cilegon, Banten).
dikelompokkan, namun akan lebih baik jika jenis
Jurnal Manajemen dan Bisnis, 9(1), 121-136.
kecacatan tersebut disortir satu per satu agar nantinya
dapat lebih mudah pada proses perbaikan kecacatan Khrisnan, Chinmaya. (2015). Zero Defect
tersebut, sehingga cacat yang terjadi satu per satu Management - A Study on The Relevance In
akan dapat diatasi dan proses produksi dapat berjalan Modern Days. International Research Journal
lancar tanpa adanya cacat. Pelaksanaan pelatihan of Engineering and Technology (IRJET),
perbaikan mesin bagi operator mesin dan tenaga 2(5), 578-582.
penunjang, sehingga saat terjadi kesalahan pada mesin
Kumar, Rajan et al,. (2016). Poka-Yoke Technique,
pada saat proses berlangsung, operator mesin dan
Methodology, & Design. Indian Journal of
Tenaga penunjang dapat memperbaikinya tanpa harus
Engineering, 13(33), 362-370.
menggantungkan perbaikan mesin kepada bagian
pemeliharaan sehingga akan lebih menghemat waktu Moleong, Lexy J. (2013). Metode Penelitian
dan tidak ada waktu yang terbuang akibat menunggu Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.
bagian pemeliharaan untuk memperbaikinya. Remaja Rosdakarya.
REFERENSI Zulian, Yamit. (2013). Manajemen Kualitas Produk &
Jasa. Yogyakarta: Ekonisia.
Arnas, E.R, de Sousa Jabbour, A.B.L., & Saltorato, P.
(2013). Relationships Between Operations
Strategy and Lean Manufacturing: An
Exploratory Study. African Journal of
Business Management, 7(5), 344-353.
Assauri, Sofjan. (2016). Manajemen Operasi
Produksi. Jakarta: PT .Raja Grafido Persada.
Dudek-Burlikowska, M & Szewieczek, D. (2009).
The Poka-Yoke Method as an Improving
Quality Tool of Operations in The Process.
Journal of Achievements in Materials and
Manufacturing Engineering, 36(1), 95-102.
Gaspersz, Vincent & Fontana, A. (2011). Malcolm
Baldrige Criteria for Performance
Excellence. Bogor: Vinchristo Publication.
Gaspersz, Vincent. (2007). Lean Six Sigma for
Manufacturing and Service Industries,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin.
(2014). Manajemen Produksi Modern,
Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Bumi
Aksara.
Heizer, Jay & Barry Rander. (2015). Manajemen
Operasi: Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan (Edisi 11).
Jakarta: Salemba Empat.

175
Novita Yanti Nababan, Achmad Faizal, M. Edgar Jatnika
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 6, No 2, 15 April 2020

Anda mungkin juga menyukai