Oleh :
Putu Preantjaya Winaya
1
ABSTRAK
Peta merupakan salah satu data spasial yang dibutuhkan dalam bidang Teknik Sipil yang
digunakan untuk mendapatkan informasi pada suatu wilayah atau suatu tempat. Peta merupakan
gambar dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar, menggunakan skala dan petunjuk arah
utara.
Peta digital adalah model yang menggambarkan kebumian yang berubah sesuai dengan waktu
penggambaran, selalu dinamis, dan dibuat pada sebuah basis data tentang obyek spasial dari data
base. Peta digital dapat diperbaharui secara cepat dan akurat. Pengolahan atau pembuatan peta
digital dapat menggunakan beberapa program aplikasi computer, salah satunya adalah Program
Autocad.
Peta Topografi, merupakan peta dasar digunakan pada Bidang Teknik Sipil, untuk merancang
trase jalan.
Sebelum digunakannya data digital dan peta digital topografi, Peta Topografi dibuat secara
manual, sehingga memerlukan waktu yang lama, sehingga dalam perancangan jalan, alternative
trase jalan tidak banyak dapat dilakukan, penggunan Peta Topografi secara digital dapat
memberikan banyak alternative dalam menetapkan trase jalan terpilih.
Hasil simpulan dari penelitian ini; 1.Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital dari
Data Google Maps dengan cara mengcrop data gambar digital dari Google Maps batasi dengan
koordinat yang dikehendaki, 2.Peta topografi dapat dibuat menggunakan antara lain dengan
Program Aplikasi Komputer Global Mapper
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah; 1. Dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kelayakan secara ekonomi dan secara finansial, 2. Dapat
dilakukan penelitian lanjutan mengenai akurasi peta topografi yang menggunakan data digital
dan data manual di lapangan.
2
I. PENDAHULUAN
3
1.2 Permasalahan
1. Apakah Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital ?
2 Apakah Peta Topografi dapat dibuat menggunakan Program Aplikasi Komputer ?.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan
Perancangan/Desain adalah suatu proses untuk membuat cara/sistim baru untuk dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, yang didapat dari pemilihan alternatif sistim
yang ada sebelumnya sehingga didapat hasil rancangan yang lebih akurat dan lebih mudah.
2. Irama (Rhytme)
Irama adalah pengulangan atau varisasi dari komponen-komponen desain grafis.
Beberapa jenis pengulangan adalah sebagai berikut :
a. Reguler, pengulangan komponen grafis dengan jarak dan bentuk yang sama. Pengulangan
jenis ini biasanya digunakan sebagai desain border, motif fashion, kertas kado dan ubin lantai.
b. Mengalir, jenis ini memberikan kesan bergerak, dinamis dan mengalir. Biasanya digunakan
dalam bidang animasi.
c. Progresif/Gradual, pada jenis ini ada peralihan antar stepnya sehingga menimbulkan kesan
berproses sedikit demi sedikit. Dalam dunia Animasi disebut Morphing. Contohnya,
perubahan bayi menjadi dewasa, gradasi warna, dll.
5
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi adalah adanya perubahan perbandingan antara panjang, lebar atau tinggi
sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi. Dengan mengatur skala
dan proporsi karya desain menjadi terkesan luas / jauh, sedang, sempit atau dekat.
4. Fokus (Focus) dan Kontras
Focus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam suatu komposisi untuk menunjukkan
bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi perhatian utama. Ada beberapa tahap
focus, mulai dari yang terpenting, pendukung dan pelengkap.
Dominant, adalah objek yang paling menarik.
Sub-domaint, adalah objek yang mendukung penmapilan objek dominan.
Sub-ordinate, adalah objek yang kurang menonjol, bahkan tertindih oleh objek dominant
dan sub-dominant. Contohnya, background.
Kontras adalah penekanan karena ada perbedaan drastis / konflik pada
komponen grafis. Misalnya kontras warna hitam dan putih, kontras garis tebal dan tipis,
kontras teks font size besar dan kecil, dll.
5. Kesatuan (Unity)
Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan
dari unsure-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang
melandasinya. Kesatuan yang utuh dapat digunakan pendekatan prinsip prinsip antara lain :
a. Pendekatan dan Penutup
b. Kesinambungan (continuity)
c. Kesamaan dan konsisten
d. Perataan (Aligment)
6
Gambar 2.1 Contoh Peta Topografi dan garis kontur
Sumber : Tabasahona.com, 2019
Perpetaan atau Cartografi, telah digunakan dalam rangka menguasai Kawasan Pulau Jawa
pada abad 12, “Pada catatan Sejarah Cina yang disusun pada Tahun 1369 dan 1370 ditulis bahwa
pada penyerbuan tentara Yuan ke Jawa Tahun 1292-1293, Raden Wijaya mempersembahkan
peta administratif Kerajaan Kediri kepada penyerbu sebagai tanda menyerah”. (C.J Zandvliet,
1994). Penggunaan peta berkembang pesat pada Perang Dunia II. Teknologi pembuatan peta
telah dimanfaatkan dengan baik oleh para ahli strategi dalam bidang militer pada saat itu strategi
perang dapat dijalankan dengan lebih jelas dan mudah. Pembuatan peta diantaranya melibatkan
teknologi penginderaan jauh, khususnya pemanfaatan fotografi dengan infra merah. Disamping
teknologi dalam pembuatan, pengolahan dan penggambaran peta secara grafis merupakan teknik
yang terus diperbaharui agar peta lebih mudah dipahami.
Grafik (Chart) atau biasa disebut juga dengan istilah diagram, adalah gambaran informasi
yang merupakan representasi bilangan dalam suatu kumpulan data. Grafik sering didigunakan
untuk mempermudah memahami dalam membaca data-data angka dalam jumlah yang besar
7
dalam waktu yang singkat. Diagram dalam istilah lain yang juga disebut bagan, yakni gambar
yang dipergunakan untuk menyederhanakan dan menggambarkan suatu struktur secara visual
sebagai reperentasi dari suatu konsep, ide, kontruksi, hubungan satu sama lain, gambaran
anatomi, dsb, yang digunakan dalam berbagai aspek aktifitas kehidpan untuk
memvisualisasikan/memperjelas suatu topik (Adi Kusriano,2007)
Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta kontur adalah:
Berikut disajikan tabel interval dan indeks kontur :
Tabel 2.1 Interval Kontur dan Indeks Kontur Berdasarkan Skala Peta
Skala Peta Interval Kontur Indeks Kontur
(Meter) (Meter)
1:10.000 5 25
1:25.000 12,5 50
1:50.000 25 100
1:100.000 50 200
1:250.000 100 500
Sumber : Bakosurtanal, 2005
Berdasarkan Tabel 2.1 maka untuk skala peta 1 : 10.000 Interval 5 meter, dan Indeks
Kontur sebesar 25 meter. Interval kontur merupakan jarak horisontal antara 2 (dua) garis
11
Kontur yang mempunyai tinggi berbeda yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya
interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu
dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis. Dengan demikian kontur
yang dibuat antara kontur yang satu dengan yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m.
Interval Kontur = 1/2000 x skala peta
Penarikan kontur dilakukan dengan cara memperkirakan (interpolasi) antara besarnya
nilai titik-titik ketinggian yang ada denga besarnya nilai kontur, artinya antara dua titik
ketinggian dapat dilewati beberapa kontur, tetapi dapat juga tidak ada kontur yang melewati
dua titik ketinggian atau atau lebih. jadi semakin besar perbedaan angka ketinggian antara dua
buah titik tersebut,maka semakin banyak dan rapat kontur yang memalaui titik tersebut,yang
berarti daerah tersebut lerengnya terjal, sebaliknya semakin kecil perbedaan angka ketinggian
antara dua buah tiitk tersebut, maka semakin sedikit dan jarang kontur yang ada, berarti
daerah tersebut lerengnya landai atau datar. Dengan demikian dari garis kontur digital
tersebut, kita dapat membaca bentuk medan (relief) dari daerah yang digambarkan dari garis
kontur tersebut, apakah mempunyai lerengyang terjal, (berbukit, bergunung), bergelombang,
landai atau datar. Informasi relief secara absolut diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai
kontur yang merupakan ketinggian garis tersebut di atas bidang permukaan laut rata-rata.
Garis kontur mempunyai arti yang penting bagi perencanaan rekayasa, karena dari garis
kontur dapat direncanakan, antara lain : penentuan trase jalan, saluran irigasi, saluran drainase
dalam bentuk irisan, tampang pada arah yang dikehendaki, gambar isometrik dari
galian/timbunan, besar volume galian/timbunan, penentuan batas genangan pada waduk, dan
arah drainase. Pengumpulan data titik koordinat (x,y) dan ketinggian (z) melalui google earth
pro dapat diwujudkan dengan cara Penginderaan Jauh (PJ), yaitu untuk mendapatkan
informasi tentang obyek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh
dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan obyek, wilayah atau gejala yang sedang
dikaji. (Lilesand et.all, 2007). DTM adalah suatu basis data dengan koordinat (x,y) dan z
yang digunakan untuk mempersentasikan permukaan tanah secara digital (Kenneth Field
(2002), dan yang disebut dengan akurasi adalah nilai ketinggian titik (z) yang diberikan oleh
DEM. DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam mengumpulkan,
mengolah, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai digital yang mewakili
distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial di wakili oleh nilai-nilai pada
12
sistem koordinat horisontal (X, Y) dan karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan
dalam sistem koordinat (Z) (Frederic J. Doyle, 1991). Dengan begitu data yang dihasilkan
google earth pro berupa data DTM (digital Terrain Modal) atau Data DEM (digital evelation
modal).
Pada Gambar 2.4 Gambar sebelah kiri merupakan Gambar Peta Digital Surface Model
(DSM), sedangkan Gambar sebelah kanan merupakan Gambar Peta Digital Terrain Model.
Model Elevasi Digital (Dem) adalah jenis raster lapisan GIS. Dalam DEM, setiap sel dari
lapisan raster GIS memiliki nilai sesuai dengan elevasi (z nilai pada interval jarak teratur).
DEM file data berisi ketinggian medan di wilayah tertentu, biasanya pada interval grid yang
tetap selama “Bare Earth”.Interval antara masing-masing titik grid akan selalu direferensikan
13
ke beberapa sistem koordinat geografis (lintang dan bujur atau UTM (Universal Transverse
Mercator) sistem koordinat (Easting Northing). Untuk lebih detil informasi dalam DEM data
file, perlu bahwa titik-titik grid lebih dekat bersama-sama. Rincian puncak dan lembah di
medan akan lebih baik dimodelkan dengan jarak grid kecil daripada ketika interval grid yang
sangat besar. Sebuah digital terrain model (DTM) dapat digambarkan sebagai tiga –
representasi dimensi permukaan medan yang terdiri dari X, Y, Z koordinat disimpan dalam
bentuk digital. DTM adalah singkatan dari Digital Terrain Model atau bentuk digital dari
terrain (permukaan tanah, tidak termasuk objek diatasnya) DTM menampilkan data yang lebih
lengkap dari DEM. Ini mencakup tidak hanya ketinggian dan elevasi tetapi unsur-unsur
geografis lainnya dan fitur alami seperti sungai, jalur punggungan, dll. DTM secara efektif
DEM yang telah ditambah dengan unsur-unsur seperti breaklines dan pengamatan selain data
asli untuk mengoreksi artefak yang dihasilkan dengan hanya menggunakan data asli. Dengan
meningkatnya penggunaan komputer dalam rekayasa dan pengembangan cepat tiga dimensi
grafis komputer DTM menjadi alat yang ampuh untuk sejumlah besar aplikasi dibumi dan.
ilmu teknik.
Sistem informasi yang berbasis spasial merupakan suatu system berbasis komputer yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur, mentransformasi, memanupulasi
dan menganalisis data-data geografis Data geografis yang dimaksud disini adalah data spasial
yang mempunyai ciri cirinya;
a. Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi.
b. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota,kawasan pembangunan
c. Behubungan dengan semua fenomena yang terdapat dibumi, misalnya data, kejadian gejala
dan objek.
d. Dipakai untuk maksud maksud tertentu, misalnya analisis pemantauan
ataupun pengolahan.
Kebanyakan SIG menggunakan system konsep “lapis” (layer). Setiap lapisan mewakili satu fitur
geografi dalam era yang sama dsn selanjutnya semua lapisan bisa saling ditumpuk unutk
mendapatkan informasi yang lengkap. Setiap lapisan dapat dibayangkan seperti plastic
transparan yang mengandung hanya gambar tertentu. Pemakai bisa memilih transparan
transparan yang dikehendaki dan kemudian saling ditumpangkan sehingga akan diperoleh
gambar yang merupakan gabungan dari sejumlah transparan.
14
b. Peta Tematik
Peta Tematik (sering juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus)
menyajikan dengan pola ruang pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda
dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan
administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan dari pada sebuah
nilai atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini dapat merupakan fenomena fisikal seperti
iklim atau ciri-ciri khas komunitas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan
kesehatan. Peta tematik dapat membantu perencanaan suatu daerah, unit administrasi,
manajemen, usaha, hutan, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain.
Contoh:
Peta Land system
Peta Kuasa Pertambangan
Peta Dasar Tematik (sungai, jalan dan garis pantai)
Peta Geologi
Peta Batas Administrasi
Peta Daerah Aliran Sungai
Peta Fungsi Kawasan Hutan Baru, dll.
16
2.2.3 Skala pada Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sesungguhnya. Ada dua
macam jenis skala, yaitu :
a. Skala angka (skala numerik)
Skala angka disebut juga skala perbandingan. Contoh Skala 1:10.000 (dibaca 1
berbanding 10.000). Ini berarti bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 10.000 cm di
per- mukaan bumi. Atau 1 cm pada peta sama dengan 100 m atau 0,1 km jarak yang
sebenarnya. Misalnya, jarak antara kota A ke kota B di peta adalah 5 cm. Ini berarti jarak
yang sebenarnya dari kota A ke kota B adalah 5 cm X 10.000 cm = 50.000 cm. Kalau
dinyatakan dalam meter berarti 500 meter. Kalau dinyatakan dalam kilometer berarti 0,5
km.
b. Skala garis
Skala ini ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama.
Panjang masing-masing ruas = 1 cm, Skala garis ini berarti bahwa 1 cm di peta sama
dengan 1 km di tempat sebenarnya.
2.3 Informasi
Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih
berarti dari suatu kejadian.” (Jogiyanto H.M ,2010).
Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki makna
tertentu bagi penggunanya. (Adi Nugraha, 2002) Agar informasi menjadi lebih berharga, maka
informasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Informasi harus akurat sehingga mendukung pihak manajemen dalam mengambil informasi.
2. Informasi harus relevan sehingga benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.
3. Informasi harus tepat waktu sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan
17
Tabel 2.2 Simbol pada Peta
Berdasarkan definisi – definisi di atas informasi adalah suatu data yang telah diolah menjadi
suatu bentuk yang lebih bernilai dan berguna. Informasi sifatnya menambah wawasan atau
pengetahuan seseorang.
Informasi sendiri terdiri dari beberapa jenis dan macam yang terdiri dari empat, yakni
informasi berdasarkan fungsi, informasi berdasarkan format penyajian, informasi berdasarkan
lokasi peristiwa, informasi berdasarkan bidang kehidupan, untuk dapat lebih memahami
mengenai macam –macam informasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
19
III PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
20
koordinat untuk membatasi daerah tersebut, lakukan crop/pengambilan sebagian data yang
ada dan disimpan menggunakan nama file jpg.
Gambar 2.2 Pulau Bali yang di Down Load dari Google Maps
Setelah lokasi ditemukan, maka dibatasi melalui 4 titik koordinat seperti pada
Gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 3.3 Lokasi yang telah dicrop, dan akan dibuat kontur.
21
b. Aktifkan Program Aplikasi Global Mapper
- Buka file yang sudah kita dapat dari Google Maps dan tersimpan dengan file Jpg
dengan menu “Open your Own Data File”,
22
c. Aktifkan Program Aplikasi Autocad
- Buka aplikasi Autocad, ubah unit menjadi meter, agar dapat digunakan untuk
kepentingan tertentu.
Gambar 3.5 Peta Kontur yang dihasilkan dengan ketinggian antara 1463 m sampai 1573 m
23
Gambar 3.6 Pemanfaatan Peta Topografi yang digunakan untuk Perancangan Trase Jalan
24
IV SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
1. Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital dari Data Google Maps dengan
cara mengcrop data dari gambar digital Google Maps batasi dengan koordinat yang
dikehendaki.
2. Peta topografi dapat dibuat menggunakan antara lain dengan Program Aplikasi Komputer
Global Mapper
3.2 Saran-Saran
1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kelayakan secara ekonomi dan secara
finansial
2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai akurasi peta topografi yang menggunakan
data digital dan data manual di lapangan.
25
DAFTAR PUSTAKA
26