Anda di halaman 1dari 26

PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI, MELALUI GLOBAL MAPPER DARI GOOGLE

EARTH DALAM PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Oleh :
Putu Preantjaya Winaya

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019

1
ABSTRAK

Peta merupakan salah satu data spasial yang dibutuhkan dalam bidang Teknik Sipil yang
digunakan untuk mendapatkan informasi pada suatu wilayah atau suatu tempat. Peta merupakan
gambar dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar, menggunakan skala dan petunjuk arah
utara.
Peta digital adalah model yang menggambarkan kebumian yang berubah sesuai dengan waktu
penggambaran, selalu dinamis, dan dibuat pada sebuah basis data tentang obyek spasial dari data
base. Peta digital dapat diperbaharui secara cepat dan akurat. Pengolahan atau pembuatan peta
digital dapat menggunakan beberapa program aplikasi computer, salah satunya adalah Program
Autocad.
Peta Topografi, merupakan peta dasar digunakan pada Bidang Teknik Sipil, untuk merancang
trase jalan.
Sebelum digunakannya data digital dan peta digital topografi, Peta Topografi dibuat secara
manual, sehingga memerlukan waktu yang lama, sehingga dalam perancangan jalan, alternative
trase jalan tidak banyak dapat dilakukan, penggunan Peta Topografi secara digital dapat
memberikan banyak alternative dalam menetapkan trase jalan terpilih.
Hasil simpulan dari penelitian ini; 1.Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital dari
Data Google Maps dengan cara mengcrop data gambar digital dari Google Maps batasi dengan
koordinat yang dikehendaki, 2.Peta topografi dapat dibuat menggunakan antara lain dengan
Program Aplikasi Komputer Global Mapper
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah; 1. Dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kelayakan secara ekonomi dan secara finansial, 2. Dapat
dilakukan penelitian lanjutan mengenai akurasi peta topografi yang menggunakan data digital
dan data manual di lapangan.

Kata Kunci : Peta Topografi, Program Aplikasi Komputer, data Digital

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelayakan teknis dalam perencanaan prasarana jalan, diawali dengan perancangan
geometrik jalan. Dibutuhkan peta-peta pendukung untuk mewujudkan hasil rancangan
geometrik jalan yang harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan perancangan geometrik jalan
antara lain :
a. Peta dasar yang menggambarkan situasi kawasan/daerah perancangan dari titik awal/asal
jalan sampai ke titik akhir/tujuan jalan yang harus dibangun. (dalam peta ini tercantum
situasi daerah seperti adanya tempat ibadah, situs arkeologi, cagar alam, cagar budaya,
permukiman, aliran sumgai dan lain sebagainya),
b. Peta Topografi yaitu peta situasi suatu daerah dengan memperlihatkan garis yang
menunjukkan ketinggian yang sama (Countur).
c. Peta tematik yang menggambarkan kebencanaan daerah tersebut, iklim daerah tersebut
dan lainsebaginya.
Peta-peta tersebut di atas dipersiapka sebagai pendukung dibuatnya perancangan
geometrik jalan, sebelum penggunaan komputer dengan sistem digital, peta-peta tersebut
dibuat secara manual, dengan menggunakan alat ukur tanah manual, penggambaran secara
manual, sehingga beaya menjadi mahal, dan dibutuhkan waktu yang lama dalam
menyelesaikan pembuatan peta-peta tersebut tersebut.
Pada masa millennium kedua atau setelah tahun duaribuan, pemanfaatan digital sangat
luas sehingga pembuatan peta terutama pembutan peta topografi dapat dipermudah dan dapat
dipercepat, hal ini tidak terlepas dari adanya aplikasi yang menyediakan data digital yang
terus diperbaharui sesuai dengan perubahan waktu, juga adanya aplikasi untuk melakukan
perubahan sesuai dengan kebutuhan perancangan, sehingga perubahan-perubahan yang
dibutuhkan dalam perancangan dapat dilakukan secara cepat, dan hasil rancangan dapat
mendekati sempurna, baik dari segi teknis, ekonomi, dan finansial, maupun dari segi
lingkungan.

3
1.2 Permasalahan
1. Apakah Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital ?
2 Apakah Peta Topografi dapat dibuat menggunakan Program Aplikasi Komputer ?.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Membuat Peta Topografi menggunakan data digital dari Data Google Maps.
2. Membuat peta topografi menggunakan Program Aplikasi Komputer global Mapper

1.4 Manfaat Penelitian


1. Dapat membuat peta topografi relatif lebih cepat dan relative lebih murah.
2. Dapat membuat alternatif perancangan trase jalan lebih banyak .

1.5 Batasan Masalah


1. Tidak menganalisis kelayakan ekonomi dan finansial
2. Tidak melakukan control di lapangan.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perancangan
Perancangan/Desain adalah suatu proses untuk membuat cara/sistim baru untuk dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, yang didapat dari pemilihan alternatif sistim
yang ada sebelumnya sehingga didapat hasil rancangan yang lebih akurat dan lebih mudah.

2.1.1 Prinsip Dasar Perancangan/Desain


Sebuah desain atau pengorganisasian beberapa elemen/unsur terbentuk atas dasar prinsip-
prinsip. Prinsip desain merupakan landasan dasar dalam membuat suatu karya perancangan,
untuk itu prinsip perancangan ini sangat diperlukan. Prinsip-prinsip dasar perancangan adalah
sebagai berikut : (Hendratman, 2010 : 29)
1. Keseimbangan (Balance)
Secara keseluruhan, komponen-komponen desain harus tampil seimbang. Keseimbangan
merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah. Macam-macam
keseimbangan adalah sebagai berikut :
a. Keseimbangan Simetris, dengan keseimbangan ini dapat memberikan kesan formal,
tradisional.
b. Keseimbangan Asimetris, lebih memberikan kesan informal, modern, dinamis dan berani.
c. Keseimbangan Radial, lebih terkesan focus.

2. Irama (Rhytme)
Irama adalah pengulangan atau varisasi dari komponen-komponen desain grafis.
Beberapa jenis pengulangan adalah sebagai berikut :
a. Reguler, pengulangan komponen grafis dengan jarak dan bentuk yang sama. Pengulangan
jenis ini biasanya digunakan sebagai desain border, motif fashion, kertas kado dan ubin lantai.
b. Mengalir, jenis ini memberikan kesan bergerak, dinamis dan mengalir. Biasanya digunakan
dalam bidang animasi.
c. Progresif/Gradual, pada jenis ini ada peralihan antar stepnya sehingga menimbulkan kesan
berproses sedikit demi sedikit. Dalam dunia Animasi disebut Morphing. Contohnya,
perubahan bayi menjadi dewasa, gradasi warna, dll.
5
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi adalah adanya perubahan perbandingan antara panjang, lebar atau tinggi
sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi. Dengan mengatur skala
dan proporsi karya desain menjadi terkesan luas / jauh, sedang, sempit atau dekat.
4. Fokus (Focus) dan Kontras
Focus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam suatu komposisi untuk menunjukkan
bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi perhatian utama. Ada beberapa tahap
focus, mulai dari yang terpenting, pendukung dan pelengkap.
Dominant, adalah objek yang paling menarik.
Sub-domaint, adalah objek yang mendukung penmapilan objek dominan.
Sub-ordinate, adalah objek yang kurang menonjol, bahkan tertindih oleh objek dominant
dan sub-dominant. Contohnya, background.
Kontras adalah penekanan karena ada perbedaan drastis / konflik pada
komponen grafis. Misalnya kontras warna hitam dan putih, kontras garis tebal dan tipis,
kontras teks font size besar dan kecil, dll.
5. Kesatuan (Unity)
Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan
dari unsure-unsur yang disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan ide yang
melandasinya. Kesatuan yang utuh dapat digunakan pendekatan prinsip prinsip antara lain :
a. Pendekatan dan Penutup
b. Kesinambungan (continuity)
c. Kesamaan dan konsisten
d. Perataan (Aligment)

2.2 Perpetaan (Cartografi)


Peta adalah gambaran bumi yang diproyeksikan pada bidang datar dan dilengkapi dengan
skala. Peta (map) berasal dari bahasa yunani “ mappa” yang artinya taplak atau kain penutup
meja. Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan
pada tingkatan pembangunan. Badan Koordinasi dan pemetaan nasional (Bakosurtanal 2005).

6
Gambar 2.1 Contoh Peta Topografi dan garis kontur
Sumber : Tabasahona.com, 2019

Perpetaan atau Cartografi, telah digunakan dalam rangka menguasai Kawasan Pulau Jawa
pada abad 12, “Pada catatan Sejarah Cina yang disusun pada Tahun 1369 dan 1370 ditulis bahwa
pada penyerbuan tentara Yuan ke Jawa Tahun 1292-1293, Raden Wijaya mempersembahkan
peta administratif Kerajaan Kediri kepada penyerbu sebagai tanda menyerah”. (C.J Zandvliet,
1994). Penggunaan peta berkembang pesat pada Perang Dunia II. Teknologi pembuatan peta
telah dimanfaatkan dengan baik oleh para ahli strategi dalam bidang militer pada saat itu strategi
perang dapat dijalankan dengan lebih jelas dan mudah. Pembuatan peta diantaranya melibatkan
teknologi penginderaan jauh, khususnya pemanfaatan fotografi dengan infra merah. Disamping
teknologi dalam pembuatan, pengolahan dan penggambaran peta secara grafis merupakan teknik
yang terus diperbaharui agar peta lebih mudah dipahami.
Grafik (Chart) atau biasa disebut juga dengan istilah diagram, adalah gambaran informasi
yang merupakan representasi bilangan dalam suatu kumpulan data. Grafik sering didigunakan
untuk mempermudah memahami dalam membaca data-data angka dalam jumlah yang besar

7
dalam waktu yang singkat. Diagram dalam istilah lain yang juga disebut bagan, yakni gambar
yang dipergunakan untuk menyederhanakan dan menggambarkan suatu struktur secara visual
sebagai reperentasi dari suatu konsep, ide, kontruksi, hubungan satu sama lain, gambaran
anatomi, dsb, yang digunakan dalam berbagai aspek aktifitas kehidpan untuk
memvisualisasikan/memperjelas suatu topik (Adi Kusriano,2007)

2.2.1 Jenis – jenis Peta


Peta telah digunakan atau dimanfaatkan secara luas, sesuai dengan fungsi informasi atau
hal-hal yang dibutuhkan pada gambar yang ada di permukaan bumi. Jenis jenis peta menurut
fungsinya dijelaskan di bawah ini.
a. Peta Topografi
Peta Topografi merupakan salah satu jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan
detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi
biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta.
Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak
berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi. Karakteristik unik yang
membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi
atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta
topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini
merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.
Pada peta kontur dilengkapi dengan garis kontur yang juga diberi label ketinggian garis
serta interval kontur. Peta kontur adalah suatu peta yang di dalamnya terdapat (garis-garis
kontur) yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Garis
kontur adalah garis khayal dilapangan yang dibuat dengan cara menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis menerus di atas peta yang
megambarkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Garis kontur ini merupkan
ciri khas yang membedakan peta topografi dengan peta lainnya dan digunakan untuk
penggambarkan relief bumi atau tinggi rendahnya permukaan bumi pada peta. Garis kontur dapat
juga disebut garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Dalam hal ini dapat
dimisalkan bahwa garis tinggi horizontal adalah +30 m dari muka air laut, artinya garis kontur ini
dihubungkan oleh titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama + 30 m terhadap tinggi dari
8
muka air laut. Garis kontur digambarkan di atas peta untuk menggambarkan tinggi rendahnya
permukaan tanah dari muka air laut. Dari garis kontur ini selanjutnya dapat diaplikasikan untuk
mendapatkan informasi mengenai slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang
atau melintang permukaan tanah, dalam bidang Teknik Sipil (dalam pembangunan jalan) dapat
digiaplikasikan untuk menghitung galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli
terhadap ketinggian vertikal garis jalan yang dibangun. Garis kontur dapat dibentuk dengan
membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi
kebidang mendatar peta. Garis-garis kontur merupakan cara yang dilakukan untuk
menggambarkan bentuk permukaan bumi pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih
baik. Cara lain untuk menggambarkan bentuk permukaan bumi yaitu dengan cara hachures dan
shadding. Bidang pembanding ini digunakan pada umumnya adalah tinggi permukaan air laut,
dan ini diambil dan disepakati sebagai titik ketinggian nol. Indeks kontur adalah garis kontur
yang digambarkan lebih besar/tebal didalam peta, yang merupakan kelipatan lima atau kelipatan
sepuluh dari interval kontur, agar bila gambar peta diperkecil, maka dengan mudah dapat dibaca
mengenai ketinggian garis-garis kontur tersebut.
Karaktersitik garis kontur dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1. Sifat-sifat garis kontur
Garis kontur pada dasarnya merupakan wujud dari perpotongan antara suatu bidang atau
suatu benda dengan suatu bidang datar, yang dilihat dari atas.
Garis kontur mempunyai sifat sebagi berikut :
a. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan, kecuali dalam keadaan ekstrim seperti tebing
yang menggantung.
b. Garis kontur akan lebih renggang kalau topografi landai dan lebih rapat topografinya kalau
curam.
c. Garis kontur tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis kontur yang bernilai lain.
d. Pada lembah garis kontur akan meruncing kearah hulu.

2. Penentuan besarnya kontur-kontur


Besarnya interval kontur ditentukan oleh :
a. Skala peta makin besar, maka interval konturnya makin kecil.
b. Variasi relief makin besar, maka makin kecil intervalnya.
9
c. Tujuan khusus.
Perlu dipahami, bahwa semakin kecil interval konturnya, maka makin banyak detail yang
dapat diperlihatkan. Tetapi dalam pemilihan besarnya interval kontur, harus tetap disesuaikan
dengan kebutuhan seberapa detail yang dibutuhkan untuk diperlihatkan. Kalau tidak ada hal-hal
yang khusus yang dibutuhkan atau ada hal-hal yang luar biasa, interval kontur biasanya diambil
sebesar 1/2000 dari skala peta. Misalnya peta yang berskala 1 : 10.000 akan mempunyai interval
kontur sebesar 5 m.

3. Aturan dan cara-cara pembuatan garis kontur


Dalam membuat garis kontur ada beberapa aturan yang diikuti antara lain;
a. Garis kontur selalu dibuat tertutup atau berakhir pada tepi peta.
b. Kontur tertutup yang menunjukkan depresi harus dibedakan dengan kontur tertutup yang
menunjukkan bukit, yaitu dengan cara menambahkan garis-garis gigi yang mengarah
kearah depresi. Cara pembuatan garis kontur secara manual adalah sebagai berikut;
a). Cantumkan titik-titik dengan harga ketinggiannya.
b). Hubungkan titik-titik yang mempunyai tinggi yang sama, dan dibedakan dengan titik-
titik yang lebih rendah disekitarnya, kemudian buatlah interpolasi sesuai dengan interval
konturnya.
c). Hubungkan titik-titik yang diperoleh dari hasil interpolasi, sehingga menjadi garis yang
mempunyai nilai yang sama..
d). Kalau gari-garis kontur yang telah diperoleh memotong lembah, walaupun tidak ada
suatu harga ketinggian pada hulu lembah tersebut, garis kontur tersebut kita buat
meruncing kehulu. juga spasi kontur disesuaikan dengan bentuk-bentuk lereng.
4. Interval kontur
Pembuatan garis kontur antara kontur yang satu dengan kontur yang lain didasarkan pada
besarnya perbedaan tinggi diantara kedua buah kontur yang berdekatan dan perbedaan tinggi
tersebut disebut dengan,’’Interval Kontur” (Contour interval). Untuk menentukan besarnya
interval kontur tersebut ada ketentuan umum yang dapat digunakan yaitu :
• Interval kontur merupakan jarak tegak antara dua garis-garis kontur yang berdekatan. Jadi
interval kontur juga merupakan jarak antara dua bidang datar yang berdekatan. Pada suatu
peta topografi, interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin
10
besar skala peta, maka akan semakin banyak informasi yang dapat disajikan, dan interval
kontur semakin kecil

Gambar2.2 Gambar sebagian Peta Topografi dan Garis Kontur


Sumber : Khoirunnas anfa’uhum, 2012

Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta kontur adalah:
Berikut disajikan tabel interval dan indeks kontur :
Tabel 2.1 Interval Kontur dan Indeks Kontur Berdasarkan Skala Peta
Skala Peta Interval Kontur Indeks Kontur
(Meter) (Meter)
1:10.000 5 25
1:25.000 12,5 50
1:50.000 25 100
1:100.000 50 200
1:250.000 100 500
Sumber : Bakosurtanal, 2005
Berdasarkan Tabel 2.1 maka untuk skala peta 1 : 10.000 Interval 5 meter, dan Indeks
Kontur sebesar 25 meter. Interval kontur merupakan jarak horisontal antara 2 (dua) garis

11
Kontur yang mempunyai tinggi berbeda yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya
interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu
dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis. Dengan demikian kontur
yang dibuat antara kontur yang satu dengan yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m.
Interval Kontur = 1/2000 x skala peta
Penarikan kontur dilakukan dengan cara memperkirakan (interpolasi) antara besarnya
nilai titik-titik ketinggian yang ada denga besarnya nilai kontur, artinya antara dua titik
ketinggian dapat dilewati beberapa kontur, tetapi dapat juga tidak ada kontur yang melewati
dua titik ketinggian atau atau lebih. jadi semakin besar perbedaan angka ketinggian antara dua
buah titik tersebut,maka semakin banyak dan rapat kontur yang memalaui titik tersebut,yang
berarti daerah tersebut lerengnya terjal, sebaliknya semakin kecil perbedaan angka ketinggian
antara dua buah tiitk tersebut, maka semakin sedikit dan jarang kontur yang ada, berarti
daerah tersebut lerengnya landai atau datar. Dengan demikian dari garis kontur digital
tersebut, kita dapat membaca bentuk medan (relief) dari daerah yang digambarkan dari garis
kontur tersebut, apakah mempunyai lerengyang terjal, (berbukit, bergunung), bergelombang,
landai atau datar. Informasi relief secara absolut diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai
kontur yang merupakan ketinggian garis tersebut di atas bidang permukaan laut rata-rata.
Garis kontur mempunyai arti yang penting bagi perencanaan rekayasa, karena dari garis
kontur dapat direncanakan, antara lain : penentuan trase jalan, saluran irigasi, saluran drainase
dalam bentuk irisan, tampang pada arah yang dikehendaki, gambar isometrik dari
galian/timbunan, besar volume galian/timbunan, penentuan batas genangan pada waduk, dan
arah drainase. Pengumpulan data titik koordinat (x,y) dan ketinggian (z) melalui google earth
pro dapat diwujudkan dengan cara Penginderaan Jauh (PJ), yaitu untuk mendapatkan
informasi tentang obyek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh
dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan obyek, wilayah atau gejala yang sedang
dikaji. (Lilesand et.all, 2007). DTM adalah suatu basis data dengan koordinat (x,y) dan z
yang digunakan untuk mempersentasikan permukaan tanah secara digital (Kenneth Field
(2002), dan yang disebut dengan akurasi adalah nilai ketinggian titik (z) yang diberikan oleh
DEM. DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam mengumpulkan,
mengolah, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai digital yang mewakili
distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial di wakili oleh nilai-nilai pada
12
sistem koordinat horisontal (X, Y) dan karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan
dalam sistem koordinat (Z) (Frederic J. Doyle, 1991). Dengan begitu data yang dihasilkan
google earth pro berupa data DTM (digital Terrain Modal) atau Data DEM (digital evelation
modal).

Gambar 2.3 Sketsa Gambar DSM dan DTM

Gambar 2.4 Gambar satelit DSM DAN DTM


Sumber: Frederic J. Doyle. 1991

Pada Gambar 2.4 Gambar sebelah kiri merupakan Gambar Peta Digital Surface Model
(DSM), sedangkan Gambar sebelah kanan merupakan Gambar Peta Digital Terrain Model.
Model Elevasi Digital (Dem) adalah jenis raster lapisan GIS. Dalam DEM, setiap sel dari
lapisan raster GIS memiliki nilai sesuai dengan elevasi (z nilai pada interval jarak teratur).
DEM file data berisi ketinggian medan di wilayah tertentu, biasanya pada interval grid yang
tetap selama “Bare Earth”.Interval antara masing-masing titik grid akan selalu direferensikan

13
ke beberapa sistem koordinat geografis (lintang dan bujur atau UTM (Universal Transverse
Mercator) sistem koordinat (Easting Northing). Untuk lebih detil informasi dalam DEM data
file, perlu bahwa titik-titik grid lebih dekat bersama-sama. Rincian puncak dan lembah di
medan akan lebih baik dimodelkan dengan jarak grid kecil daripada ketika interval grid yang
sangat besar. Sebuah digital terrain model (DTM) dapat digambarkan sebagai tiga –
representasi dimensi permukaan medan yang terdiri dari X, Y, Z koordinat disimpan dalam
bentuk digital. DTM adalah singkatan dari Digital Terrain Model atau bentuk digital dari
terrain (permukaan tanah, tidak termasuk objek diatasnya) DTM menampilkan data yang lebih
lengkap dari DEM. Ini mencakup tidak hanya ketinggian dan elevasi tetapi unsur-unsur
geografis lainnya dan fitur alami seperti sungai, jalur punggungan, dll. DTM secara efektif
DEM yang telah ditambah dengan unsur-unsur seperti breaklines dan pengamatan selain data
asli untuk mengoreksi artefak yang dihasilkan dengan hanya menggunakan data asli. Dengan
meningkatnya penggunaan komputer dalam rekayasa dan pengembangan cepat tiga dimensi
grafis komputer DTM menjadi alat yang ampuh untuk sejumlah besar aplikasi dibumi dan.
ilmu teknik.
Sistem informasi yang berbasis spasial merupakan suatu system berbasis komputer yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur, mentransformasi, memanupulasi
dan menganalisis data-data geografis Data geografis yang dimaksud disini adalah data spasial
yang mempunyai ciri cirinya;
a. Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi.
b. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota,kawasan pembangunan
c. Behubungan dengan semua fenomena yang terdapat dibumi, misalnya data, kejadian gejala
dan objek.
d. Dipakai untuk maksud maksud tertentu, misalnya analisis pemantauan
ataupun pengolahan.
Kebanyakan SIG menggunakan system konsep “lapis” (layer). Setiap lapisan mewakili satu fitur
geografi dalam era yang sama dsn selanjutnya semua lapisan bisa saling ditumpuk unutk
mendapatkan informasi yang lengkap. Setiap lapisan dapat dibayangkan seperti plastic
transparan yang mengandung hanya gambar tertentu. Pemakai bisa memilih transparan
transparan yang dikehendaki dan kemudian saling ditumpangkan sehingga akan diperoleh
gambar yang merupakan gabungan dari sejumlah transparan.
14
b. Peta Tematik
Peta Tematik (sering juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus)
menyajikan dengan pola ruang pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeda
dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan
administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan dari pada sebuah
nilai atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini dapat merupakan fenomena fisikal seperti
iklim atau ciri-ciri khas komunitas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan
kesehatan. Peta tematik dapat membantu perencanaan suatu daerah, unit administrasi,
manajemen, usaha, hutan, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain.
Contoh:
Peta Land system
Peta Kuasa Pertambangan
Peta Dasar Tematik (sungai, jalan dan garis pantai)
Peta Geologi
Peta Batas Administrasi
Peta Daerah Aliran Sungai
Peta Fungsi Kawasan Hutan Baru, dll.

C. Peta Hijau (Green Map)


Peta Hijau (bahasa Inggris: Green Map) adalah peta tematik yang menampilkan
keterkaitan antara masyarakat dengan lingkungan. Sistem peta hijau adalah kerja sama secara
global yang memungkinkan masyarakat di mana pun untuk membuat peta hijau yang bersifat
lokal.

1. Ikon-ikon peta hijau


Peta hijau menandai potensi alam dan budaya suatu kawasan. Penandaan atau pemetaan
dilakukan dengan penggunaan bahasa komunikasi visual sistem ikon Green Map. Sistem ikon
Green Map didesain bersama untuk mengidentifikasi suatu daerah dan fenomena yang memiliki
potensi sumber daya alam dan kebudayaan di setiap peta hijau yang diterbitkan, baik yang
bersifat positif dan negatif. Ikon ini merupakan sebuah metode komunikasi dengan cara yang
15
berbeda kepada masyarakat umum. Definisi setiap ikon telah ditentukan sebelumnya, tetapi
pemeta lokal mendapat izin untuk mendefinisikan secara tepat dan membuat (ikon local) baru
yang relevan dengan situasi dan kondisi yang terdapat di lapangan. Ikon Green Map tidak hanya
dibentuk dalam gambar,melainkan juga didigitalisasi menjadi sebuah tulisan, sehingga dapat
digunakan dalam berbagai jenis perangkat lunak yang ada pada komputer.

2. Katagorisasi ikon peta hijau


Hingga saat ini, ikon berjumlah 125 buah dan bersifat universal di setiap negara.
125 ikon Green Map ini dibagi menjadi 11 kategori, yaitu :
a. Perkembangan Ekonomi/Economic Development
b. Budaya dan Rancangan/Culture and Design
c. Informasi/Information
d. Sumberdaya Terbarukan/Renewable Resources
e. Infrastuktur/Infrastructure
f. Alam: Tanah dan Air/Nature: Land and Water
g. Alam: Tanaman/Nature: Flora
h. Alam: Binatang/Nature: Fauna
i. Mobilitas/Mobility

2.2.2 Unsur-unsur peta


a. Orientasi, sebagai penunjuk arah digunakan arah utara sebagai patokan arah pada peta. Pada
peta minimal ada arah Utara
b. Judul peta, penunjukkan nama peta. Judul peta ditulis di bagian atas dengan huruf yang
menonjol. Misalnya, Peta Jawa Barat, Peta Pulau Bali, Peta Indonesia, Peta Jawa Timur, dan
sebagainya.
c. Garis tepi peta, menunjukkan batas-batas pinggir gambar peta. Fungsi garis tepi untuk
menulis angka angka derajat astronomis.
d. Legenda, merupakan keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada peta.

16
2.2.3 Skala pada Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sesungguhnya. Ada dua
macam jenis skala, yaitu :
a. Skala angka (skala numerik)
Skala angka disebut juga skala perbandingan. Contoh Skala 1:10.000 (dibaca 1
berbanding 10.000). Ini berarti bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 10.000 cm di
per- mukaan bumi. Atau 1 cm pada peta sama dengan 100 m atau 0,1 km jarak yang
sebenarnya. Misalnya, jarak antara kota A ke kota B di peta adalah 5 cm. Ini berarti jarak
yang sebenarnya dari kota A ke kota B adalah 5 cm X 10.000 cm = 50.000 cm. Kalau
dinyatakan dalam meter berarti 500 meter. Kalau dinyatakan dalam kilometer berarti 0,5
km.
b. Skala garis
Skala ini ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam bagian-bagian yang sama.
Panjang masing-masing ruas = 1 cm, Skala garis ini berarti bahwa 1 cm di peta sama
dengan 1 km di tempat sebenarnya.

2.2.5 Simbol pada Peta


Simbol pada peta digunakan agar yang mempergunakan peta mempunyai persepsi yang
sama terhadap garis, tanda atau lainnya yang ada pada peta. Ada banyak simbol yang
digunakan pada peta. Biasanya diletakkan pada kolom Legenda. Pada Tabel 2.2 dapat
dipahami bentuk gambar dan arti gambar-gambar simbol dalam peta.

2.3 Informasi
Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih
berarti dari suatu kejadian.” (Jogiyanto H.M ,2010).
Informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki makna
tertentu bagi penggunanya. (Adi Nugraha, 2002) Agar informasi menjadi lebih berharga, maka
informasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Informasi harus akurat sehingga mendukung pihak manajemen dalam mengambil informasi.
2. Informasi harus relevan sehingga benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.
3. Informasi harus tepat waktu sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan

17
Tabel 2.2 Simbol pada Peta

Berdasarkan definisi – definisi di atas informasi adalah suatu data yang telah diolah menjadi
suatu bentuk yang lebih bernilai dan berguna. Informasi sifatnya menambah wawasan atau
pengetahuan seseorang.
Informasi sendiri terdiri dari beberapa jenis dan macam yang terdiri dari empat, yakni
informasi berdasarkan fungsi, informasi berdasarkan format penyajian, informasi berdasarkan
lokasi peristiwa, informasi berdasarkan bidang kehidupan, untuk dapat lebih memahami
mengenai macam –macam informasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

2.4. Jenis-Jenis Informasi


a. Informasi berdasarkan fungsi adalah informasi berdasarkan materi dan kegunaan informasi.
Informasi jenis ini antara lain adalah informasi yang menambah pengetahuan dan informasi
yang mengajari pembaca (Informasi edukatif). informasi yang menambah pengetahuan,
misalnya, peristiwa-peristiwa bencana alam, pembangunan daerah, kegiatan selebritis, dan
sebagainya.
18
Informasi edukatif contohnya tulisan teknik belajar yang jitu, tips berbicara di depan umum,
cara jitu menjadi programmer komputer, dan sebagainya.
b.Informasi berdasarkan format penyajian adalah informasi berdasarkan bentuk penyajian
informasi. Informasi jenis ini, antara lain berupa foto, karikatur, lukisan abstrak, dan tulisan
teks.
c.Informasi berdasarkan lokasi peristiwa adalah informasi berdasarkan lokasi peristiwa
berlangsung, yaitu informasi dari dalam negeri dan informasi dari luar negeri. d. Informasi
berdasarkan bidang kehidupan adalah informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang
ada, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek. (Engkos Kosasih, 2006).

19
III PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi dan Data Digital yang Dibutuhkan


Sebelum dilakukan pembuatan peta topografi dibutuhkan perangkat keras (Hard Ware) yang
mencukupi dalam mengaktifkan program aplikasi komputer dan untuk mengolah data digital,
seperti memory untuk mengaktifkan program aplikasi computer (Random Only Memory), dan
memory untuk menyimpan hasil pengolahan data digital (Random Acses Memory). Disamping
itu dibutuhkan perangkat keras berupa Unit Pusat Processing (Central Processing unit).
Program Aplikasi yang dibutuhkan sebagai perangkat lunak (Soft Ware), untuk mengolah
data digital, sesuai dengan kebutuhan informasi dalam perancangan, yaitu:
a. Program Aplikasi Google Earth, sebagai program aplikasi dalam membuat peta dan dan
mendapatkan data yang terkumpul sesuai dengan waktu
d. Program aplikasi Global mapper, untuk membuat peta dan kontur sesuai dengan kebutuhan
e. Program aplikasi Autocad, untuk melakukan proses penggambaran lebih lanjut

Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Google Earth

3.2 Pelaksanaan Pembuatan Peta Topografi


a. Aktifkan Aplikasi Google Maps atau Google Earth
Untuk mendapatkan data digital dari Google Earth dapat dilakukan dengan
mengaktifkan Google Maps, cari daerah yang akan dibuat Peta Topografinya, dengan
memasukkan nama daerah,,desa, kecamatan, kabupaten provinsi , dan negara pada kolom
Search. Jika sudah ditemukan maka tandai tempat/daerah tersebut, tandai dengan 4 titik

20
koordinat untuk membatasi daerah tersebut, lakukan crop/pengambilan sebagian data yang
ada dan disimpan menggunakan nama file jpg.

Gambar 2.2 Pulau Bali yang di Down Load dari Google Maps
Setelah lokasi ditemukan, maka dibatasi melalui 4 titik koordinat seperti pada
Gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.3 Lokasi yang telah dicrop, dan akan dibuat kontur.

21
b. Aktifkan Program Aplikasi Global Mapper
- Buka file yang sudah kita dapat dari Google Maps dan tersimpan dengan file Jpg
dengan menu “Open your Own Data File”,

Gambar 3.4 Tampilan menu utama pada Global Mapper.

- Pilih “Tools down load online data”


- Pilih “Astergdn fitu world wide Elevation data”
- Pilih “Fitur and footool”
- Export elevation grid format
- Geotiff
- Tiff Export born
- Crop in selectif area picture
- Save ke area counter global mapper
- Open global mapper
- Analisys
- Generate counture (From terrain grid)
- Counture invterval (beda tinggi)
- Smooth counter line
- Export Autocad
- Export fector leader format.

22
c. Aktifkan Program Aplikasi Autocad
- Buka aplikasi Autocad, ubah unit menjadi meter, agar dapat digunakan untuk
kepentingan tertentu.

Gambar 3.5 Peta Kontur yang dihasilkan dengan ketinggian antara 1463 m sampai 1573 m

23
Gambar 3.6 Pemanfaatan Peta Topografi yang digunakan untuk Perancangan Trase Jalan

24
IV SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
1. Peta Topografi dapat dibuat menggunakan data digital dari Data Google Maps dengan
cara mengcrop data dari gambar digital Google Maps batasi dengan koordinat yang
dikehendaki.
2. Peta topografi dapat dibuat menggunakan antara lain dengan Program Aplikasi Komputer
Global Mapper

3.2 Saran-Saran
1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kelayakan secara ekonomi dan secara
finansial
2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai akurasi peta topografi yang menggunakan
data digital dan data manual di lapangan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Adi Kusriano (2007), “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Andi, Yogyakarta


Adi Nugroho (2002), Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi
Berorientasi Objek, Informatika, Bandung
Aini. (2009), Geographic information systems understanding and application. Yogyakarta :
STIMIKAMIKOM.
Badan Pertahanan Nasional Republik Indonesia (2006), Mapping of soil, especially topographic
mapping.
BAKOSURTANAL (2005), Pengertian Peta (On line) http://geografi-
bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html
Basuki, Slamet (2006), Geometry ground. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
C.J Zandvliet (1994), Holland Horizon Volume 6 Number 1 Tahun 1994
Darma, p., (2010), Pengolahan citra digital, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Debra Ronca (2019), How to read a Topographic map
Http//adventure.howstuffworks.com/outdoor-activites/hiking/how-to-read-a
Topographic-maps2.htm., down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 5.00 wita
Eko Budiyanto. (2010), ArcView geographic GIS Yogyakarta :Andi Offset.
Engkos Kosasih (2006), Cerdas berbahasa Indonesia”, Erlangga, Jakarta
Frederic J. Doyle (1991), Digital Terrain Model : An Overview, Photogrammetric Engineering &
Remote Sensing, vol 44, no 12, Dec 1978, P 1481 – 1485
Info Tera, (2005), ” Digital Elevation Models“.>http//www.infoterra global.com /elevation.htm>
Hendratman (2010), Tips dan Trix Computer Graphics Design. Bandung: Informatika Bandung.
Jogiyanto H.M (2010), Analisis & Desain Sistem Informasi,(edisi III), Andi Offset, Yogyakarta
Karen k (2008), Encyclopedia of Geographic Information Science. 64
Kenneth Field (2002), Kingston Centre for GIS, Kingston University London,
https://www.esri.com/news/arcnews/winter0910articles/kingston-university.html, di
down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 700 wita
Khoirunnas anfa’uhum (2012), Geografi lingkungan, http://geoenviron.blogspot.com /2012/04/
garis - kontur.html di down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 6.00 wita
Lilesand, Keifer and Chipman (2007), Remote Sensing and Image Interpretation 6 th Edition,
Wiley, United States
Prahasta, E. (2008 a), Models permukaan digital, informatika, Bandung.
Prahasta,E. (2008 b), Remote sensing : Praktis penginderaan jauh & pengolahan citra Dijital
dengan perangkat lunak ER Mapper, Bandung : informatika
Prahasta, E. (2011), Tutorial ArcGIS Desktop untuk bidang Geodesi dan Geomatika. Bandung :
Informatika.
Sastrodarsono, Suyono (2005), Topography measurement and mapping techniques. Jakarta
Solekhan (2016), Pembuatan Garis Kontur dijital Menggunakan Perangkat Lunak ArcGIS 10.2,
Proyek Akhir, Studi Teknik Sipil Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan,
Fakultas Teknik Negeri Jogyakarta.
Tabasahona.com (2017), Pengertian Peta Topografi, Kontur Serta Karakteristik dan Contoh .
https://www.atobasahona.com/2017/03/pengertian-peta-topografi-kontur-serta-
karakteristiknya.html, down load pada tanggal 4 Agustus 2019 jam 5.30 wita

26

Anda mungkin juga menyukai