Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KEAMANAN JEMBATAN RANGKA BAJA SOEKARNO ± HATTA

MALANG DITINJAU DARI ASPEK KESEHATAN, TEGANGAN PELAT BUHUL,


DAN SIMULASI KEBAKARAN

Maulana Derry Imansyah, Faris Haqqul Anwar, Sugeng P. Budio, Roland Martin S.
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
e-mail: farishaqqul@gmail.com
ABSTRAK
Salah satu jalur pergerakan transportasi yang patut menjadi perhatian di Kota Malang adalah Jembatan Rangka
Baja Soekarno-Hatta, yang merupakan akses utama pengguna jalan menuju ke area pendidikan dan ke arah kota
wisata Batu. Jembatan ini dirasa telah mengalami penurunan kualitas. Dalam penelitian ini, pembahasan dalam
difokuskan kepada analisis kesehatan jembatan, kondisi pelat buhul akibat distribusi tegangan yang terjadi, dan
kondisi jembatan akibat beban termal. Setelah dilakukan uji Rebound Hammer didapatkan nilai karakteristik
sebesar 277,66 kg/cm² dan nilai rebound sebesar 46,79. UPV menunjukkan kualitas beton yang rendah
(kecepatan gelombang 1633,6 m/s < 3000 m/s). Pada analisis tegangan pelat buhul, perbedaan antara kondisi
ideal dan eksisting sangat jelas. Konsentrasi tegangan pada kondisi ideal tidak melebihi tegangan leleh,
sedangkan pada kondisi eksisting konsentrasi tegangan melebihi tegangan leleh. Pada analisis kebakaran di atas
jembatan, ketika terjadi kebakaran di tengah bentang, total waktu yang dibutuhkan sampai tegangan batang
diagonal mencapai leleh adalah setelah menit ke 18.90 (1134 s) dan mencapai titik putus pada menit ke 19.23
(1154 s). Sedangkan, ketika terjadi kebakaran pada bagian pinggir bentang, waktu yang dibutuhkan jembatan
untuk mencapai leleh adalah setelah menit ke 15.81 (949 s), dan pada menit ke 17.95 (1077 s) tegangan batang
diagonal mencapai titik putus.

Kata Kunci: Jembatan Soekarno-Hatta Malang, Keamanan, Kesehatan, Tegangan Pelat Buhul, Analisis
Kebakaran.

PENDAHULUAN Berdasarkan uraian di atas, maka


Keberadaan infrastruktur dapat disampaikan beberapa tujuan
transportasi sangatlah vital dalam penelitian yaitu:
menunjang keberhasilan pembangunan 1. Mengetahui tingkat keamanan
suatu negara. Infrastruktur transportasi jembatan ditinjau dari kondisi
tersebut menjadi pendorong bagi kesehatan elemen material jembatan
berjalannya perdagangan dan industri, dua rangka baja Soekarno-Hatta.
hal yang menjadi inti dalam pembangunan 2. Mengetahui tingkat keamanan
bidang ekonomi. Salah satu infrastruktur jembatan ditinjau dari kondisi pelat
transportasi adalah jembatan. buhul akibat distribusi tegangan yang
Karena fungsi jembatan yang terjadi.
sangat vital dalam kehidupan sehari-hari, 3. Mengetahui lama waktu yang
maka diperlukan adanya evaluasi kondisi dibutuhkan jembatan untuk runtuh
jembatan. Dalam penelitian ini ketika terjadi kebakaran di atas
pembahasan lebih difokuskan kepada jembatan.
analisis keamanan jembatan, yang meliputi Dengan adanya penelitian ini
aspek kondisi kesehatan elemen jembatan, diharapkan memberikan kontribusi pada
kondisi pelat buhul akibat distribusi perkembangan pengetahuan di bidang
tegangan yang terjadi, dan kondisi Teknik Sipil khususnya tentang Uji
jembatan yang diakibatkan oleh beban Forensik jembatan di Indonesia.
termal.

1
KAJIAN PUSTAKA tersebut lunak dan kekuatannya rendah.
Pemeriksaan jembatan adalah salah Angka rebound yang tinggi menunjukkan
satu komponen sistem manajemen yang beton tersebut keras dan kuat.
terpenting. Jenis pemeriksaan yang utama Menurut Petros Xanthakos (1994),
dalam BMS-K8 1992 antara lain perpindahan tegangan melalui pelat buhul
pemeriksaan inventarisasi, pemeriksaan dapat dicapai dengan 2 cara. Apabila
rutin, pemeriksaan mendetail, serta elemen batang merupakan batang menerus
pemeriksaan khusus. Elemen-elemen yang (tanpa sambungan), sebagian besar
harus diperiksa pada jembatan rangka tegangan disalurkan langsung melalui
antara lain: material beton, material baja, batang dan hanya sebagian kecil yang
Rubber gap, elastomer, trotoir, lapisan disalurkan melalui pelat buhul.
aspal dan lubang drainase. Penyusunan rangka batang seperti ini
Dalam pemeriksaan material beton, digunakan untuk menghindari beban yang
dapat dilakukan beberapa pengujian, berlebihan pada pelat buhul. Untuk pelat
diantaranya UPV Test serta Schmidt buhul yang memiliki batang tekan dan
Hammer Test. Ultrasonic Pulse Velocity memiliki arah saling berlawanan,
(UPV) merupakan salah satu metode NDT permukaan yang menahan beban pada
dengan menggunakan perambatan batang-batang di buhul tersebut
gelombang yang didasari waktu tempuh direncanakan saling menempel (full
gelombang dan getaran gelombang contact). Pemindahan beban antar pelat
ultrasonik terhadap lebar benda uji yang WHUMDGL PHODOXL WDKDQDQ JHVHN 7 GDQ
dijadikan tempat lintasan gelombang. Cara desakan (B) tangkai paku terhadap sisi
kerja UPV pada dasarnya mengirim lubang. +DUJD EHUNLVDU DQWDUD GDQ
getaran gelombang pada beton, menerima 0,6, yang bergantung pada kondisi
dan memperbesar getaran untuk permukaan potongan yang disambung
selanjutnya dihitung lama perambatan (Salmon, Charles G., 1997).
getaran gelombang tersebut. Panas, secara fisika dapat
didefinisikan sebagai transfer energi termal
Tabel 1. Kecepatan Gelombang dan pada suatu sistem termodinamika.
Kualitas Beton Perpindahan panas dapat diklasifikasikan
menjadi 3 mekanisme, yaitu konduksi,
konveksi, serta radiasi.
Sifat dari material yang
mempengaruhi laju perpindahan panas
pada suatu material antara lain koefisien
perpindahan panas, kepadatan,
konduktivitas termal, difusivitas termal,
(Sumber: Indian Standard 133111 tegangan termal dan panas jenis.
part 1, 1992) Pada temperatur tinggi, sifat-sifat
material baja dapat mengalami penurunan.
Rebound Hammer merupakan salah Seiring dengan bertambahnya temperatur
satu dari alat uji beton secara NDT. Bagian pada baja, tegangan leleh semakin
utama rebound hammer terdiri dari batang menurun. Selain itu, tegangan putus serta
pemukul (plunger) dan pegas dengan modulus elastisitas bahan juga menurun.
beban (hammer) yang terbuat dari baja. Salah satu masalah yang paling
Nilai rebound yang terbaca juga penting dalam proses desain struktur
dapat digunakan untuk menentukan kuat adalah pembatasan dimana struktur akan
tekan beton. Jika angka rebound (R) yang gagal. Definisi atau parameter dari
dihasilkan oleh rebound hammer rendah kegagalan dapat ditentukan oleh peninjau.
menunjukkan bahwa permukaan beton Beberapa kriteria kegagalan yang umum

2
adalah putus/gagalnya salah satu elemen perkembangan/volume kerusakan, fungsi
struktur, deformasi permanen (akibat elemen, serta pengaruh kerusakan tersebut
leleh) yang berlebihan, usia fatik, tehadap elemen yang lain. Suatu nilai
keruntuhan tekuk, serta lendutan atau sebesar 1 atau 0 diberikan kepada elemen
getaran yang berlebihan. Pemilihan dari sesuai dengan setiap kerusakan yang ada.
kriteria kegagalan tersebut digunakan
untuk mengevaluasi suatu struktur.

METODOLOGI PENELITIAN
Pemeriksaan kesehatan dalam
jembatan rangka baja bertujuan untuk
mendapatkan data-data yang tepat dari
kondisi bahan yang berpengaruh terhadap
kekuatan dan kekakuan struktur untuk
mengetahui tingkat pelayanan struktur
jembata, sehingga dapat diketahui apakah
jembatan masih dalam keadaan baik atau
memerlukan perbaikan untuk
meningkatkan tingkat pelayanan. Tahap-
tahap analisis yang dilakukan yaitu:
‡ Menganalisis kondisi kesehatan
jembatan terhadap tingkat pelayanan
jembatan
‡ Melakukan pemeriksaaan dan
pengambilan data kondisi kesehatan.

Pengumpulan Data
Gambar perencanaan jembatan dan
pemeriksaan kondisi eksisisting diperlukan
untuk mengetahui kesesuaian antara
gambar rencana dengan kondisi
sesungguhnya dan kondisi kesehatan
jembatan. Data ini akan digunakan dalam
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
tahap analisa dengan menggunakan
Analisis tegangan pelat buhul
bantuan software untuk mengetahui
ditinjau pada 2 kondisi, yaitu kondisi
perilaku awal jembatan terhadap
buhul eksisting (batang tidak saling
pembebanan yang terjadi. Selain itu, data
menempel/berongga) dan kondisi buhul
ini akan berguna dalam membantu
ideal (batang saling menempel). Dalam
menentukan lokasi±lokasi alat uji untuk
analisis ini digunakan mutu baja BJ 37
pengujian lain yang akan dilakukan,
dengan tegangan leleh fy=240 MPa.
seperti Hammer test dan UPV test pada
Analisis dilakukan dengan menggunakan
beton.
bantuan software Ansys Mechanical.
Simulasi kebakaran dimodelkan
Metode Analisis
dengan perpindahan panas tipe konveksi,
Penentuan kondisi elemen
konduksi, dan radiasi. Perpindahan panas
jembatan dilakukan sesuai dengan yang
secara konveksi dan radiasi dilakukan
tercantum pada BMS K8 1992. Nilai
dengan bantuan software Fire Dynamics
kondisi setiap elemen dipengaruhi oleh
Simulator. Output dari analisis ini
kerusakan pada struktur tersebut, tingkat
dimasukkan ke input dari analisis konduksi
kerusakan yang telah dicapai,
pada batang dengan bantuan software
3
Ansys APDL Multiphysics. Pada perkiraan Kerusakan - kerusakan yang terjadi
keruntuhan struktur, penurunan sifat-sifat disebabkan oleh kurangnya perawatan
material juga diperhitungkan. jembatan dan volume kendaraan yang
berlebih.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Penilaian Kondisi Elemen
Kesehatan Elemen Material Jembatan
Pemeriksaan detail bertujuan untuk
mendata semua kerusakan yang berarti Nilai kondisi
No Elemen
pada elemen jembatan, dan ditandai S K P F P NK
dengan nilai kondisi untuk setiap elemen Material
1 1 1 1 0 1 4
dalam komponen jembatan. Beton
2 Material Baja 0 0 0 0 1 1
Hasil Uji Rebound Hammer 3 Rubber Gap 0 1 1 1 1 4
Nilai rebound yang dibaca oleh Elastomer/
4 0 0 0 0 0 0
perletakan
rebound hammer tidak hanya digunakan
5 Trotoir 0 1 1 0 0 2
untuk mengukur kekerasan beton tapi juga
6 Lapisan Aspal 1 1 0 0 1 3
dapat menentukan kuat tekan beton.
Lubang
Dari hasil pengujian didapatkan 7 0 0 0 0 0 0
Drainase
nilai rata-rata kuat tekan beton sebesar
283,275 kg/cm2, standar deviasi sebesar S (Sumber: hasil penelitian)
= 3,421; serta nilai rata-rata rebound Analisis Tegangan Pelat Buhul
sebesar 46,795. Sehingga nilai Pada analisis ini distribusi tegangan
karakteristik beton dapat dihitung dengan antara kondisi ideal dan eksisting
rumus: dibandingkan, dengan meninjau 3 pelat
K IF¶ UDWD-rata -1,64 x S buhul dengan lokasi yang berbeda. Tiga
= 283,27± 1,64 x 3,42 pelat buhul ini mewakili 3 kondisi, yaitu
= 277 kg/cm² ketika kedua batang horizontal menerima
Nilai rata-rata rebound yang tinggi tegangan tekan, tegangan tarik, serta ketika
menunjukkan permukaan beton tersebut batang diagonal memiliki tegangan/gaya
keras. batang yang paling besar.

Hasil Uji UPV


Hasil pengujian UPV untuk bidang
vertikal sebesar 2113,17 m/s. Sedangkan
untuk kecepatan rata-rata bidang
horizontal sebesar 1633,6 m/s.
Berdasarkan hasil penelitian,
kecepatan rata-rata dari pengujian UPV
untuk tengah bentang 40 m sebesar Gambar 2. Kondisi sambungan pelat
1280,08 m/s dan kecepatan rata-rata untuk buhul
pinggir bentang sebesar 2151,13 m/s. Setelah dilakukan analisis dengan
Sedangkan untuk kecepatan gelombang menggunakan program Ansys, didapatkan
rata-rata dari pengujian UPV pada tengah bahwa distribusi tegangan pada buhul
bentang 60 m sebesar 1873,5 m/s dan eksisting terkonsentrasi pada pelat buhul.
kecepatan gelombang rata-rata untuk Tegangan tersebut melebihi tegangan leleh
pinggir bentang sebesar 2245,67 m/s. (fy). Sedangkan distribusi tegangan pada
Kualitas beton dalam pengujian ini buhul ideal tidak dijumpai tegangan yang
memiliki kualitas yang buruk (kecepatan melebihi tegangan leleh.
gelombang < 3000 m/s).

4
Dari data di atas, didapatkan perkiraan-
perkiraan sebagai berikut:
Perkiraan laju pelepasan panas (Q) :
11957.53 kW
Laju pelepasan panas per sat luas (q) :
(11957.53/5) = 2391.51 kW/m2
Perkiraan lama waktu pembakaran :
1614.53 sec = 26.91 min
Perkiraan tinggi kobaran api : 6.12 m

Perkiraan-perkiraan tersebut digunakan


Gambar 3. Distribusi Tegangan Buhul A untuk menghitung konveksi serta radiasi
Kondisi Eksisting panas pada software FDS.

Permodelan Konveksi dan Radiasi


Menggunakan Software FDS
Pada permodelan di software FDS, panas
yang masuk ke baja direkam dengan
selang jarak tertentu. Hasil perhitungan ini
berupa Laju Panas (Heat Rate, kW/m2)
yang masuk ke rangka baja pada masing-
masing titik selama 1600 detik (27 menit).
Hasil perhitungan di atas digunakan untuk
menghitung konduksi panas pada baja
Gambar 4. Distribusi Tegangan Buhul A
(Transient Analysis).
Kondisi Ideal
Permodelan Konduksi Panas
Analisis Keamanan Berdasarkan Menggunakan Software Ansys
Perpindahan Panas
Pada analisis keamanan ini Permodelan ini menggunakan bantuan
digunakan software FDS (Fire Dynamic software ANSYS APDL Multiphysics
Simulator) dan software AnSys. dengan jenis Heat Transient Analysis.
Waktu pada akhir analisis: 1600 s.
Permodelan Tumpahan Bahan Bakar Penurunan sifat material (Elastisitas, titik
pada Pelat Lantai Kendaraan leleh, titik putus) juga diperhitungkan.
Permodelan kebakaran berupa truk/bus, Analisis Gaya dan Perpindahan
memiliki kapasitas tangki bensin sebesar
600 liter yang tumpah ke pelat lantai Pada analisis Perhitungan menggunakan
kendaraan dan trotoir. ANSYS APDL Multiphysics dibandingkan
dengan Direct Stiffness Method. Dalam
Volume tumpahan bensin =0.6m3 analisis ini memperhitungkan kombinasi
Luas area tumpahan = 5 m2 antara beban lalu lintas serta termal.
Jenis bahan bakar =Bensin
(6XPEHU ³United States Nuclear Analisis Keruntuhan
Regulatory Commission ± Estimating
Burning Characteristic´ Keruntuhan struktur akibat beban
³Society of Fire Protection Engineer temperatur dapat dilihat dari beberapa
Handbook Manual´) kriteria (Randall F. Barron, Design for
Thermal Stresses):

5
1. Putusnya (breaking) beberapa bagian: : 2,88 mm (diagonal)
Pada analisis kebakaran di atas jembatan, tepi bentang : 1,28 mm (batang atas)
didapat waktu yang dibutuhkan jembatan
untuk runtuh ketika terjadi kebakaran di KESIMPULAN DAN SARAN
tengah bentang dan di pinggir bentang. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan ketika terjadi 1. Tingkat kemanan jembatan ditinjau
kebakaran di tengah bentang, total waktu dari kondisi kesehatan elemen material
yang dibutuhkan sampai tegangan batang jembatan mengalami penurunan.
diagonal mencapai leleh adalah setelah Setelah dilakukan Rebound Hammer
menit ke 18,90 (1134 s). Pada menit ke didapatkan nilai karakteristik sebesar
19,23 (1154 s), tegangan batang diagonal 277,66 kg/cm² dan nilai rebound
mencapai titik putus. Sedangkan ketika sebesar 46,79. Hasil pengujian UPV
terjadi kebakaran di pinggir bentang untuk bidang vertikal sebesar 2113,17
tegangan batang diagonal mencapai leleh m/s. Sedangkan untuk kecepatan rata-
adalah setelah menit ke 15,81 (949 s). rata bidang horizontal sebesar 1633,6
Pada menit ke 17,.95 (1077 s), tegangan m/s. Kualitas beton dalam pengujian
batang diagonal mencapai titik putus. ini memiliki kualitas yang rendah
Penyebab runtuhnya jembatan adalah (kecepatan gelombang < 3000 m/s).
kegagalan berupa putusnya batang Nilai kecepatan rata-rata gelombang
diagonal, karena berdasarkan analisis paling rendah terjadi pada bentang 40
tekuk serta deformasi masih belum ada m.
tanda-tanda kegagalan. 2. Tingkat keamanan jembatan ditinjau
dari kondisi pelat buhul dalam kondisi
2. Perpindahan (displacement) yang eksisting mengalami ketidak
berlebihan) seimbangan distribusi tegangan. Pada
Perhitungan perpindahan dilakukan analisis tegangan pelat buhul
dengan bantuan software Ansys perbedaan antara kondisi ideal dan
dibandingkan dengan Direct Stiffness eksisting sangat jelas. Konsentrasi
Method (DSM). Didaptkan hasil: tegangan pada kondisi ideal tidak
melebihi tegangan leleh, sedangkan
Perpindahan tepi : 34,6 mm (Ansys) pada kondisi ideal konsentrasi
32,6 mm (DSM) tegangan melebihi tegangan leleh.
Perpindahan tengah : 53,7 mm (Ansys) 3. Pada analisis kebakaran di atas
51,2 mm (DSM) jembatan, ketika terjadi kebakaran di
Perbedaan hasil antara kedua metode tengah bentang, total waktu yang
disebabkan karena pada analisis dengan dibutuhkan sampai tegangan batang
menggunakan Direct Stiffness Method diagonal mencapai leleh adalah setelah
penurunan sifat material (elastisitas, titik menit ke 18,9 (1134 s) dan mencapai
leleh, titik putus) tidak diperhitungkan. titik putus pada menit ke 19,23 (1154
s). Sedangkan, ketika terjadi kebakaran
3. Keruntuhan tekuk (instabilitas elastis) pada bagian pinggir bentang, waktu
Perhitungan tekuk dilakukan dengan yang dibutuhkan jembatan untuk
bantuan software Ansys APDL runtuh lebih cepat. Berdasarkan
Multiphysics. Perhitungan ini dilakukan perhitungan, tegangan batang diagonal
dengan menggunakan beban temperatur, mencapai leleh adalah setelah menit ke
beban aksial, serta berat sendiri pada saat 15,82 (949 s), dan pada menit ke 17,95
pertama kali terjadi leleh. (1077 s) tegangan batang diagonal
Hasil perhitungan keruntuhan tekuk mencapai titik putus.
sebagai berikut: 4. Setelah dilakukan analisis kesehatan
tengah bentang : 1,03 mm (batang atas) dan tegangan pelat buhul, dapat

6
disimpulkan bahwa tingkat keamanan DAFTAR PUSTAKA
jembatan rangka baja Soekarno-Hatta Anonim, 1993. Bridge
berada pada kondisi yang tidak aman. Management System Panduan
Saran Pemeriksaan Jembatan: Jakarta.
1. Diperlukan perubahan pola pikir Kementerian Pekerjaan Umum.
masyarakat terhadap tanggung jawab Anonim, 1993. Eurocode 3 Design
dalam menjaga kondisi jembatan. of Steel Structures Part 1-2 Structural Fire
2. Diperlukan adanya pemeriksaan dan Design. London: CEN
perawatan secara berkala maupun Anonim, 2009. Panduan
secara khusus setelah dibangunnya Pemeriksaan Jembatan Rangka Baja.
jembatan. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
3. Diperlukan pemeriksaan material baja Anonim, 2009. Perkuatan Struktur
menggunakan alat dengan metode Non dan Lantai Jembatan Rangka Baja.
Destructive Test. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
4. Disarankan untuk melakukan Berman, Jeffrey W., 2010. Triage
pengambilan data Hammer dan UPV Evaluation of Gusset Plate in Steel Truss
dari bagian atas pelat lantai jembatan. Bridge. Seattle: University of Washington
5. Diperlukan permodelan dengan Press.
geometri yang lebih kompleks untuk Barron, Randall F., 2012. Design of
mengetahui perilaku jembatan secara Thermal Stresses. New Jersey: Wiley &
lebih detail pada saat terjadi kebakaran Sons.
di atas jembatan. Ghali, A., dkk, 2009. Structural
6. Diperlukan penelitian atau studi Analysis: A Unified Classical and Matrix
literatur lebih lanjut mengenai perilaku Approach. New York: Spon Press.
baja ketika diberi beban temperatur. Murthy, Jayathi Y. 2002.
7. Dengan mempertimbangkan kondisi Numerical Method in Heat, Mass, and
kesehatan yang buruk, diperlukan Momentum Transfer. London: Purdue
upaya untuk mengganti jembatan University Press.
secara keseluruhan sesuai dengan Narang, Vikash A., 2005. Heat
peraturan yang berlaku. Transfer Analysis in Steel Structures.
Worcester: Worcester Polytechnic
Institute.
Outinen, Jyri, dkk. 2002.
Mechanical Properties of Structural Steel
at Elevated Temperatures and After
Cooling Down. Helsinki: Helsinki
University of Technology Press.
Ruina, Andy., dkk, 1999.
Introduction to Statics and Dynamics.
London: Oxford University Press.
Salmon, Charles G., dkk. 1997.
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tonias, Demetrios E., 1995. Bridge
Engineering. Singapore: McGraw-Hill,Inc.
Xanthakos, Petros P., 1994. Theory
and Design of Bridges. New York: John
Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai