Anda di halaman 1dari 8

Volume 13 No.

2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

ALTERNATIF PERBAIKAN KERUSAKAN


PADA JEMBATAN GELAGAR BAJA KOMPOSIT
DENGAN PRATEGANG EKSTERNAL

( Studi Kasus Jembatan Jurug Surakarta)

Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2


1
Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta
Jl. Raya Palur KM 05 Surakarta
Email : kenabim_249@yahoo.com
2
Alumni Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik Sipil,
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)
Jln. Ir. Sutami 36A, Kentingan Surakarta
Email: hendramawat@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memeriksa kondisi jembatan Jurug pada bangunan atas
dan bangunan bawah jembatan kemudian menentukan alternatif pemeliharaan dan perbaikan
terhadap kerusakan yang terjadi. Metode penilaian kondisi jembatan menggunakan prosedur
pemeriksaan pada Bridge Management System (BMS). Pada jembatan Jurug ditemukan
kerusakan kondisi fisik secara visual jembatan yang membahayakan, lendutan berlebih dan
getaran terukur yang menyebabkan kendaraan kurang nyaman berdasarkan survey detail kondisi
jembatan, tegangan bahan baja terukur hampir mendekati tegangan ijinnya. Lantai jembatan
dari kayu banyak yang sudah keropos dan berlubang. Dari analisa yang dilakukan diketahui
kondisi eksisting struktur jembatan Jurug perlu perbaikan pada lantai jembatan serta perkuatan
pada rangka jembatan. Alternatif perbaikan lantai jembatan dengan penggantian lantai kayu
menjadi CSP (Corrugated Steel Plate). Sedangkan untuk rangka jembatan dilakukan perkuatan
dengan ekternal prategang..

Kata Kunci : gelagar, baja komposit, prategang eksternal

PENDAHULUAN kombinasi gaya yang bekerja melebihi


Pertumbuhan penduduk yang pesat dan kemampuan struktur maka akan terjadi
kebutuhan akan sarana trasportasi semakin kerusakan pada struktur. Kerusakan ini dapat
meningkat membutuhkan ketersediaan menyebabkan menurunnnya kekuatan,
prasarana dan sarana transportasi yang kekakuan dan integritas struktur jembatan.
memadai seperti jalan dan jembatan. Oleh Kerusakan terutama yang terjadi pada elemen
karena itu jembatan yang sudah ada perlu struktur sering menimbulkan keraguan
dikelola dengan baik agar kinerja jembatan mengenai kinerja dan keamanan bangunan
dapat dipertahankan atau ditingkatkan selama secara keseluruhan. (Ambarwati, 2009).
masa layannya. Kondisi jembatan yang baik Analisis kerusakan secara ilmiah akan sangat
pada akhirnya akan memberikan kontribusi diperlukan dalam menentukan tindakan yang
yang cukup positif terhadap peningkatan akan diambil berkenaan dengan bangunan
perkembangan daerah tersebut. tersebut. Berdasarkan jenis dan tingkat
Tekanan air akibat banjir mengakibatkan kerusakan ini dapat ditentukan alternatif
beban horisontal dan momen tambahan pada perbaikan dengan teknik yang paling sesuai
bangunan struktur jembatan. Apabila

40 | Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2


Volume 13 No.2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

dengan kondisi bangunan, peralatan dan Baja banyak digunakan sebagai konstruksi
kemampuan tenaga kerjanya. jembatan karena kekuatannya dan tahan lama
Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan apabila diperlihara dengan baik. Kebanyakan
kondisi jembatan pada bangunan atas dan jembatan yang sejak pertengahan tahun 1970
bangunan bawah jembatan dengan melihat terbuat dari konstruksi baja yang berupa
langsung struktur yang rusak secara visual rangka baja maupun gelagar baja dengan
sesuai prosedur pemeriksaan pada Bridge lantai beton. Sebelum masa itu banyak
Management System (BMS). Dari analisa ini jembatan baja yang dibangun tanpa sistem
dapat diketahui kondisi eksisting struktur lapisan penutup yang memadai.
jembatan untuk dipakai sebagai acuan dalam Terdapat beberapa permasalahan pada
penentuan alternatif pemeliharaan dan jembatan-jembatan dengan konstruksi baja
perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi. yaitu :
1. Penurunan mutu dari cat dan galvanisasi
TINJAUAN PUSTAKA 2. Karat
Jembatan menurut Bina Marga adalah 3. Kerusakan pada bagian –bagian baja
bangunan pelengkap jalan yang berfungsi 4. Ikatan/sambungan yang longgar
sebagai penghubung atara dua ujung jalan 5. Retak
yang terputus oleh sungai, saluran, lembah,
selat atau laut, jalan raya dan jalan kereta Masalah utama yang berhubungan dengan
api. elemen kayu pada konstruksi jembatan
Brigde Management System (BMS) melalui disebabkan oleh :
Panduan Pemeliharaan dan Rehabilitasi 1. Pembusukan yang disebabkan oleh
merupakan salah satu cara yang dapat jamur
digunakan dalam mempertahankan kondisi 2. Serangan serangga
jembatan melalui proses investigasi berkala 3. Di daerah yang berair asin cacing toredo
pada suatu jembatan sehingga dapat akan menyerang bagian kayu yang
menentukan tahap perawatan dan perbaikan. berada di bawah muka air pasang.
BMS (Bridge Management System)
Pemeliharaan Jembatan
merupakan salah satu cara untuk dapat
Pemeliharaan jembatan mencakup pekerjaan:
mempertahankan kondisi jembatan
1. Pemeliharaan rutin dibatasi dalam hal
melalui proses investigasi berkala
pembersihan secara umum dan
pada suatu jembatan sehingga dapat
pembersihan tumbuh-tumbuhan,
menentukan tahap perawatan dan perbaikan.
melancarkan aliran di saluran dan
BMS dapat bekerja dengan efektif
perbaikan kerusakan kecil
dan efisien sangat dibutuhkan informasi
2. Pemeliharaan berkala mencakup
yang baik tentang jembatan tersebut.
pelaksanaan pemeliharaan yang dapat
Informasi tersebut tergantung dari ukuran
diperkirakan seperti pengecatan,
dan kompleksitas dari sistem akan
pelapisan lantai jembatan, perbaikan-
dibangun, tetapi pada dasarnya semua sistem
perbaikan kecil pada jembatan dan yang
tersebut mempunyai hubungan dengan
berhubungan dengan pekerjaan
inventaris, inspeksi, perawatan dan
pengalihan aliran sungai, perkuatan
keuangan. (Ryall, 2001).
kecil struktur jembatan.
3. Rehabilitasi dan perbaikan besar adalah
Kerusakan pada Struktur Jembatan pekerjaan pemeliharan dalam skala yang
Faktor yang mengarah pada penurunan lebih besar dan termasuk pekerjaan
kualitas jembatan dapat digolongkan ke pengalihan aliran sungai, penggantian
dalam empat kelompok utama : dan perbaikan besar lantai beton dan
1. Faktor dari dalam perbaikanbesar pada bangunan bawah
2. Faktor pembebanan lalu lintas yang memerlukan pemasangan
3. Faktor cuaca dan lingkungan cofferdam serta perbaikan beton jumlah
4. Faktor pemeliharaan yang berarti.

Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2 | 41


Volume 13 No.2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

Pemeriksaan Jembatan Marga Wilayah Surakarta dan dari Balai


Pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa Besar Bangawan Solo.
tujuan yaitu :
1. Memeriksa keamanan jembatan pada Tahapan Analisis
waktu jembatan masih berfungsi Pada tahapan ini data yang telah diperoleh
2. Mencegah terjadinya penutupan lalu dianalisa, dioleh sesuai dengan teori dan data
lintas pada jembatan yang diperoleh sesuai dengan ketentuan yang
3. Merekam kondisi jembatan pada saat ini berlaku. Penentuan jenis dan tingkat
4. Desian, pembangunan dan pemeliharaan kerusakan dilakukan secara visual sesuai
5. Memeriksa pengaruh akibat beban standar Sistem Manajemen Jembatan,
kendaraan dan volume lalu lintas Panduan Pemeliharaan dan Rehabilitasi.
6. Memantau kinerja jembatan jangka
panjang Pembuatan konsep alternatif
7. Menyediakan informasi untuk rating perbaikan
pembebanan jembatan Berdasarkan hasil analisis kemudian disusun
konsep alternatif perbaikan yang dapat
Evaluasi kondisi jembatan sangat diperlukan
dilakukan. Alternatif yang diusulkan hanya
untuk memberikan informasi mengenai
berupa konsep dasar tanpa disertai dengan
kerusakan pada komponen jembatan.
perhitungan struktural secara mendetail.
Penilaian kondisi jembatan dapat dilakukan
secara visual dan analisa pembebanan sangat
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
membantu dalam menentukan jenis
perbaikan ataupun perkuatan yang
1. Diskripsi Umum Jembatan
diperlukan terhadap jembatan tersebut.
Dalam penelitian ini hanya mengevaluasi Dari data yang diperoleh dilapangan
kondisi gelagar jembatan dan lantai jembatan diketahui bahwa Jembatan Jurug Lama
serta tidak membahas kerusakan jembatan merupakan jembatan tipe gelagar baja
secara menyeluruh. komposit (GBJ) dengan dengan plat lantai
kayu. Jembatan ini mempunyai 5 bentang
Tahapan penelitian dengan panjang 92,2 m. Kondisi eksisting
Guna mempermudah proses penelitian maka Jembatan Jurug akibat pengaruh umur layan
penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan, dan banjir mengalami beberapa kerusakan di
yaitu: 1) tahap persiapan; 2) tahap bebeapa tempat.
pengumpulan data; 3) tahapan analisis; 4) Data eksisting jembatan:
pembuatan konsep alternatif perbaikan; 5)
tahapan pembahasan. Tipe jembatan : jembatan rangka baja
Panjang jembatan : 50 m
Tahapan Persiapan Penelitian ( bentang tengah )
Meliputi kegiatan perumusan masalah, Lebar jembatan :5 m
pengkajian teori dan persiapan peralatan- ( lebar bersih jalur kendaraan )
peralatan pengukuran yang dibutuhkan di Tebal perkerasan : 7 cm
lapangan. Tebal slab beton rencana : 15 cm
Berat jenis beton : 2,4 t/m3
Tahapan Pengumpulan Data Berat jenis aspal : 2,2 t/m3
Dalam tahapan ini meliputi kegiatan Berat jenis besi tuang : 7,1 t/m3
pengambilan data baik data primer maupun Berat jenis air : 1 t/m3
data sekunder. Data primer diperoleh dari Jarak balok memanjang :1 m
survey langsung di lokasi baik berupa data
visual, data pengujian dan pengukuran 2. Pemeriksaan Kerusakaan Elemen
dilapangan terhadap kondisi jembatan Jurug. Jembatan
Data sekunder diperoleh dari instansi yang
terkait seperti Dinas Bina Marga Provinsi Pemeriksaan terhadap setiap
Jawa Tengah, Balai Pelaksana Teknis Bina elemen-elemen jembatan dilakukan untuk

42 | Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2


Volume 13 No.2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

mengidentifikasi kerusakan yang terjadi. kendaraan dengan CSP (Corrugated Steel


Pada gelagar baja sebagian besar sudah Plate).
berkarat bahkan sudah terlihat ausdan diberi
sambungan. Pada lantai jembatan banyak Perencanaan Lantai Kendaraan
lantai kayu sudah berlubang-lubang. 1. Beban Mati (Dead Load)
Perkuatan dan perbaikan pada Jembatan Berat air hujan (3 cm) = 0,03 x 1 x 1
Jurug perlu dilakukan karena kondisi = 0,030 t/m
jembatan yang melendut bahkan terasa Berat aspal (7 cm) = 0,7 x 1 x 2,2
bergerak jika dilewati kendaraan. Perkuatan = 0,154 t/m
dan perbaikan juga dilakukan mengingat Berat slab beton (15 cm) = 0,15 x 1 x 2,4
kondisi elemen-elemen jembatan yang sudah = 0,360t/m +
tidak memenuhi kondisi lalu lintas saat ini. qdl1 = 0,544 t/m
Kondisi jembatan eksisting seperti terlihat 2. Beban Hidup (Live Load)
pada Gambar 1 dan Gambar 2. Beban hidup yang diperhitungkan pada
lantai kendaraan adalah beban T. Beban
T adalah beban yang merupakan
kendaraan truk yang mempunyai roda
ganda sebesar 11,25 ton. Dengan beban
T ini maka jenis kendaraan yang dapat
lewat telah ditingkatkan. Penyebaran
gaya dari beban T terhadap perkerasan
dan slab menurut sudut 45° adalah
sebagai berikut :
50 cm

7 cm

15 cm

Gambar 1 Kondisi Plat Kayu yang Termakan


Usia 79 cm

20 cm

7 cm

15 cm

49 cm

Gambar 3 Penyebaran Gaya Beban Hidup

 11,25
= =
 0,79  0,49
= 29,062 ⁄
Gambar 2 Kondisi Sambungan Baja yang  = 29,062  1
Perlu Perbaikan = 29.062 ton/m2

Lantai Jembatan
Lantai jembatan kayu yang sudah termakan
usia tidak dapat memenuhi kebutuhan lalu
lintas saat ini. Oleh karena itu dilakukan
penggantian lantai kayu menjadi plat lantai

Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2 | 43


Volume 13 No.2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

ql =29.062t/m
Dipakai tulangan Φ 19 mm.
A 1530
n = s = = 5,3963 ≈ 6 buah
tulangan 2
1 / 4.π .d 1 / 4.π .19 2
b 600
jarak tula ngan = = = 100 mm
10,5cm 79cm 10,5cm n 6

Kontrol Momen
Gambar 4 Perilaku Beban Hidup pada Lantai
Jembatan Mn = ϕ .0,85. f '.b.a.(d − a ),ϕ = 0,8
c 2
RA.1 = (q x 0,79)((0,5 x 0,79)+0,105) Mn = 0,8.0,85.30.600.24.(110 − 24 )
= (29,062 x 0,79)((0,5 x 0,79)+0,105) 2
RA.1 = 11,47959 Mn = 28788480 Nmm = 2,878848 tm
RA = 11,48 ton
Karena Mn = 2,878848 tm > Mu = 4,6734 tm
Mmax = RA x 0.5 – (qll x 0,395 x (0,5 x 0,5)) maka tidak diperlukan tulangan bawah.
MLL = 2,8699 tm
MDL = 1 8 x qDL x L2 Perhitungan Tulangan Bagi
= 0,068 tm
Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3
Mu = 1,2 MD + 1,6 MLL
= 4,6734 tm halaman 90 adalah
As bagi = 20 % x As = 20 % x 1530 = 306
Direncanakan lantai kendaraan dengan CSP mm2
As 306
(Corrugated Steel Plate) n tulangan = = = 2,3053 ≈ 4 buah
1 / 4.π .d 2
1 / 4.π .132
Data: b 600
jarak tulangan = = = 150 mm
n 4
fc' = 30 Mpa Fy = 240 Mpa Jadi digunakan:
Tulangan Pokok 6D19 – 100
b = 600 mm εc = 0,03 Tulangan Bagi 4D13 – 150
d = 110 mm Es = 210000 Mpa
Perhitungan Shear Connector
d' = 40 mm Mu = 4,6734 tm
a). Mencari gaya geser horizontal
β1 = 85 Diambil nilai terkecil dari:
∼ 0,85.fc’.Ac = 0,85.30.121992,3175
Perhitungan = 3110804,096 N
a = β 1 .c ∼ As. Fy = 3750.240 = 900000 N
εc
= β1 . .d '
Fy Gaya terkecil = 900000 N
+ εc
Es

= 0,85.
0,003
.40
Dengan :
240 + 0,003 As = luas penampang melintang baja
210000
= 24,62 (tumpuan-mmax)

Diambil a = 24 mm b). Kekuatan Shear Connector


Dipakai baut M16 A325, kuat tarik min baut
Persamaan gaya (Fu) = 91000 Mpa
A .F = 0,85. f '.b.a Asc = 201,0619 mm2
s y c Qn = 0,5.Asc. √(fc'.Ec) < Asc.Fu
= 0,85.30.600.24 Dengan:
= 367200 N Asc : luas penampang melintang shear
connector =1/4.p.d2(mm 2)
367200
A = ( tulangan atas ) fc’ : kuat tekan beton (MPa)
s 240 Fu : tegangan tarik minimum sebuah
= 1530 mm 2 shear connector (MPa)

44 | Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2


Volume 13 No.2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

Ec : modulus elastisitas beton (MPa) Keputusan untuk melakukan perkuatan


dengan prategang eksternal diambil bila:
Ec = 5000.√30 = 27386,1279 Mpa 1. Ditemukan kerusakan kondisi fisik
Qn = 0,5.Asc. √(fc'.Ec) < Asc.Fu secara visual jembatan yang
membahayakan
Qn = 0,5.201,0619. √(30.27386,1279) <
2. Lendutan berlebih dan getaran terukur
201,0619.91000
yang menyebabkan kendaraan kurang
91122,52174 N < 18296632,9 N (OK)
nyaman berdasarkan survey detal
Jumlah baut yang dipergunakan
kondisi jembatan
900000
= 9,88 ≈ 10 buah 3. Diindikasikan adanya peningkatan
91122,52174 beban kendaraan pada jembatan
Jarak dari tumpuan hingga momen terbesar = berdasarkan uji sampel pengukuran
500 mm beban kendaraan
Jarak shear connector 4. Tegangan bahan baja terukur hampir
500 mendekati tegangan ijinnya
= 50 mm Pada jembatan Jurug aspek nomor 1, 2, dan 4
10
600
telah terpenuhi sehingga penambahan
prategang eksternal diusulkan. Perkuatan ini
D19- 100 D13- 250
merupakan perkuatan yang universal karena
dapat dilakukan untuk berbagai macam tipe
70 struktur. Selain struktur beton dapat pula
40
untuk struktur baja.
Perkuatan dengan Prategang eksternal
150 menyerdehanakan penerapan beban aksial
yang dikombinasikan dengan gaya angkat
untuk meningkatkan kapasitas lentur dan
geser dari struktur balok atau komponen.
100 100 100
Metode ini juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kapasitas dan umur layan.
Gambar 5 Potongan Lantai dengan CSP
Perencanaan perkuatan struktur dengan
prategang eksternal harus meninjau batas
Prategang Eksternal tegangan ijin (working stress design) dan
Kondisi lalu lintas saat ini yang meningkat batas ultimit (ultimate limit stress) dengan
terutama dari segi berat, mempengaruhi tetap memperhatikan faktor beban dan
kondisi Jembatan Jurug. Oleh karena itu reduksi kapasitas elemen. Gaya prategang
diusulkan perbaikan terhadap lantai jembatan untuk sistem prategang eksternal dibatsi
dan perkuatan jembatan dengan prategang sebesar 45% terhadap gaya putus. Hal ini
eksternal. dimaksudkan untuk mengakomodasi fatik
akibat getaran struktur dan getaran kabel.
Keuntungan penerapan metode prategang Pemberian tegangan dengan kabel prategang
eksternal dapat dilakukan dengan strand tunggal
1. Tidak perlu menutup arus lalu-lintas maupun strand gabungan seperti terlihat pada
2. Pelaksanaannya yang mudah dalam hal Gambar 6 dan 7. Karakteristik strand yang
pemasangan peralatan yang digunakan digunakan seperti pada tabel 1.
3. Kemudahan dalam pemeriksaan kabel
dan angkernya yang terpasang karena
letaknya di luar struktur
4. Kabel prategang dapat ditegang ulang
5. Kabel prategang direncanakan untuk
dapat diganti kemudian hari
Gambar 6 Strand Tunggal dengan Selubung
Proteksi Korosi

Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2 | 45


Volume 13 No.2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kondisi eksisting struktur jembatan
Gambar 7 Strand Gabungan dengan Jurug perlu perbaikan pada lantai
Selubung Proteksi Korosi jembatan serta perkuatan pada rangka
jembatan.
2. Pada jembatan Jurug ditemukan
Prinsip perkuatan dengan prategang eksternal kerusakan kondisi fisik secara visual
pada jembatan rangka baja dapat dilakukan jembatan yang membahayakan, lendutan
dengan cara sebagai berikut: berlebih dan getaran terukur yang
1. Perkuatan pada satu batang rangka menyebabkan kendaraan kurang nyaman
saja (gambar 8) berdasarkan survey detail kondisi
2. Perkuatan pada beberapa batang jembatan, tegangan bahan baja terukur
rangka (gambar 9) hampir mendekati tegangan ijinnya
3. Perkuatan pada struktur rangka sehingga penambahan prategang
secara keseluruhan (gambar 10) eksternal diusulkan.
3. Perencanaan perkuatan struktur dengan
Tabel 1 Karakteristik Strand prategang eksternal harus meninjau
batas tegangan ijin (working stress
design) dan batas ultimit (ultimate limit
stress) dengan tetap memperhatikan
faktor beban dan reduksi kapasitas
elemen.
4. Perkuatan prategang eksternal dapat
dilakukan pada keseluruhan rangka
jembatan atau pada batang tertentu saja,
pemilihan dilakukan berdasarkan hasil
penilaian kondisi jembatan.

Sumber : Pedoman Perkuatan Jembatan Saran


Rangka Baja dengan Metode Prategang 1. Untuk menganalisis beban yang bekerja
Eksternal pada jembatan dengan peningkatan
beban dan perubahan plat lantai dari
kayu menjadi plat lantai CSP serta
penambahan prategang eksternal dengan
strand 13 mm ASTM Grade 270 dapat
Gambar 8 Perkuatan Prategang Eksternal dilakukan dengan bantuan program
pada Satu Batang Rangka Saja SAP.
2. Penilaian terhadap kondisi jembatan,
dengan tujuan menjaga dengan
melakukan perbaikan dan pemeliharaan
secara periodik dapat dilakukan dengan
Gambar 9 Perkuatan Prategang Eksternal metode BMS.
pada Beberapa Batang Rangka 3. Selain berdasarkan hasil penilaian
kondisi jembatan sebagai dasar
pemilihan lokasi perkuatan prategang
eksternal, juga perlu dilakukan analisis
struktur perubahan beban yang terjadi
setelah pemasangan prategang eksternal
Gambar 10 Perkuatan Prategang Eksternal
pada struktur rangka jembatan
pada Keseluruhan Struktur Rangka

46 | Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2


Volume 13 No.2 September 2012 ISSN : 977 – 19799705

Daftar Pustaka Departemen Pekerjaan Umum Republik


Indonesia, 2004, Perkuatan Jembatan
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Rangka Australia dengan Metode
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Prategang Eksternal, Pedoman
Dedy Hamdani , SA Kristiawan dan Konstruksi dan Bangunan Pd T-03-
Cahyono Ikhsan, 2009, Penilaian 2004-B, Jakarta
Kondisi Jembatan Keduang Direktorat Jenderal Bina Marga,
Pascabanjir Media Teknik Sipil, Departemen Pekerjaan Umum
Volume IX, Januari 2009 Republik Indonesia, 1993, Panduan
Endah Ambarwati, 2009, Penilaian kondisi Prosedur Umum IBMS, Jakarta
Struktur Atas Jembatan Gelagar Baja Direktorat Jenderal Bina Marga,
Komposit Pascabanjir (studi kasus: Departemen Pekerjaan Umum
Jembatan Keduang, Kabupaten Republik Indonesia, 2009,
Wonogiri), Tesis, Universitas Sebelas Rehabilitasi Jembatan, Petunjuk
Maret Surakarta Teknis Konstruksi dan Bangunan No.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 020/BM/2009, Jakarta
14 Tahun 1992 tentang Lalu-Lintas Ryall M. J. 2001, Bridge
dan Angkutan Jalan. 1992. Jakarta. Management, Butterworth Heinemann.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Oxford Auck- land Boston
38 Tahun 2004 tentang Jalan. 2006. Johannesburg Melbourne New
Jakarta : Diperbanyak oleh Sinar Delhi
Grafika.

Silvia Yulita Ratih1 , Hendramawat Aski Safarizki2 | 47

Anda mungkin juga menyukai