Anda di halaman 1dari 53

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Adanya tingkat pengangguran yang tinggi sebagai akibat dari krisis


ekonomi di Indonesia, memberikan pelajaran berharga tetang perlunya
kreativitas dari setiap individu untuk tidak mengandalkan pekerjaan dari
orang lain, melainkan menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat
menyerap tenaga kerja dan membantu para penganguran untuk
mendapatkan perkerjaan serta menghidupkan kembali roda perekonomian
Indonesia. Seperti dalam Al-qur’an surah An nur-ayat 37,

‫ِر َج اٌل ال ُتْلِه يِه ْم ِتَج اَر ٌة َو ال َب ْيٌع َع ْن ِذ ْك ِر ِهَّللا َو ِإَقاِم الَّص الِة َو ِإيَت اِء‬
‫الَّز َك اِة َي َخ اُفوَن َي ْو ًما َتَت َقَّلُب ِفيِه اْل ُقُلوُب َو األْب َص اُر‬
Artinya: laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayar zakat mereka takut kepada suatu hari
(yang dihari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.1

Dalam islam juga menganjurkan untuk berniaga dari pada bekerja


kepada orang lain. Dan dalam berwirausaha, pelaku usaha harus pandai
dalam berprilaku sehingga dapat memasarkan produk yang dipasarkan
tersalurkan oleh konsumen.

Keberhasilan usaha merupakan utama dimana segala aktivitas


yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan.Dalam
pengertian umum, keberhasilan menunjukan suatu keadaan yang lebih
baik atau unggul dari pada masa sebelumnya.

1
Al-Quran dan Terjemahanya (jawa barat: cipta bagus segara 2012) hlm.355
2

Zimerrer mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan


wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru:

1. Ketidakpastian Manajemen Lemahnya kemampuan pengambilan


keputusan dan kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah
utama dari kegagalan usaha.

2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis Kemampuan


menvisualkan usaha, mengkordinasikan, kemampuan mengintergrasikan
berbagai kegiatan bisnis menjadi keselurtuhan yang sinergik, dan
keterampikan mengelola orang orang dalam organisasi serta memotivasi
mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka.

3. Lemahnya kendali keuangan Dua kesalahan keuangan yang sering


terjadi diperusahaan kecil kekurangan modal dan kelemahan dalam
kebijakan kredit terhadap pelanggan.

4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu


perencanaan strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai
secara realistis potensi bisnis yang diusulkan.2

Adapun kaitan karakteristik wirausaha dengan keberhasilan usaha


adalah karakteristik wirausaha meliputi bagaimana cara seorang
wirausaha dalam mengambil sebuah resiko untuk mencapai suatu
keberhasilan usaha, wirausaha menghindari situasi resiko yang rendah
karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi resiko yang tinggi
karena ingin berhasil. Dalam situasi resiko dan ketidakpastian inilah
Wirausaha mengambil keputusan yang mengandung potensi kegagalan
dan keberhasilan.

Wirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan


maju mundurnya perekonommian, karena bidang wirausaha memiliki
2
Zimmerer, W. T., & Scarborough, N. M. (2002). Pengantar Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Prenhlmlindo.
3

kebebasan untuk berkarya. Jika seseorang mempunyai kemauan dan


keinginan serta siap untuk berwirausaha berarti seorang itu mampu
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, dan tidak perlu mengandalkan
orang lain maupun perusahaan lain untuk mendapatkan pekerjaan.3

Menurut Suryana, kemampuan yang harus dimiliki wirausaha dibagi


kedalam lima golongan sebagai berikut;

1. Memiliki motivasi yang tinggi

2. Orientasinya adalah kemasa depan

3. Memiliki jiwa kemimpinan yang unggul

4. Memiliki jaringan usaha yang luas

5. Tanggap dan Kreatif4

Adapun kaitan pemasaran dengan keberhasilan usaha adalah


salah satu faktor keberhasilan suatu usaha adalah lokasi usaha, kenapa
demikian karena usaha yang lokasinya strategis akan memberikan
manfaat lebih kepada pengusaha itu sendiri artinya ada kemudahan
dalam hal penjualan produk dalam hal pemasaran dan sebagainya.
artinya tempat usaha itu harus yang terjangkau oleh konsumen karena
tujuan dari usaha itu sendiri adalah keuntungan

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang


dilakukan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup,
unruk berkembang, dan mendaptakan laba, Begitu banyak para ahli
pemasaran yang berusaha mendefenisikan arti dari pemasaran yang
dikemukakan oleh para ahli mempunyai satu kesamaanya itu melayani
konsumen dan memenuhi kebutuhanya dengan barang dan jasa5
3
Basuki Ranto,kewirausahaan, (Jakarta : grafindo persada,2007) hlm.18.
4
Suryana, Kewirausahaan Pendekatan Karateristik Wirausahawan Sukses ( Jakarta: Kencana,
2011), hlm 67
5
Fred R.David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004), hlm.34.
4

Persaingan yang ketat diantara pengusaha rumah makan,


menuntut, pengusaha memiliki pemasaran yang baik untuk dapat
bertahan. Banyaknya jumlah pengusaha rumah makan membuat harga
pun semakin ketat, hal itu jelas berpengaruh terhadap pendapatan para
pengusaha.untuk menghadapi persaingan yang semakin meningkat
tersebut, bisnis usaha rumah makan perlu membuat, menyusun, dan
menetapkan pemasaran yang tepat dengan tujuan untuk memenangkan
persaingan, dan melanjutkan kegiatan usaha atau bisnis tersebut. Salah
satu pemasaran yang dapat memenangkan persaingan adalah dengan
menyediakan dan menetapkan produk dan harga yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan segmen pasar dan target pasar yang dituju,
sehingga pengusaha rumah makan dapat menarik konsumen dan bahkan
dapat meningkatkan jumlah pelanggan

Berdasarkan hasil grand tour penulis Usaha rumah makan putri


solo menurut peneliti cukup bagus, dikarenakan kurangnya tempat makan
yang menyediakan pelayanan yang di atas rata-rata. Dapat menjadi
tempat yang tepat dalam mengisi waktu istirahat kantor, istirahat para
pengendara dari dalam kota maupun luar kota. Meskipun potensi usaha
ini lumayan baik, indikator keberhasilan usaha, yaitu : modal, cara
pemasaran serta kemauan untuk mengambil sebuah resiko dalam
pemasaran.
Usaha rumah makan putri solo mengalami peningkatan setiap
tahunnya akan tetapi mengalami penurunan dari tahun 2019 ketahun
2020 yang dapat dilihat dari tabel 1.

Tabel 1. Pendapatan Rumah Makan Putri Solo

rata rata pendapatan rata rata pendaptan


tahun perbulan pertahun
2018 Rp.15.000.000 Rp.180.000.000
5

2019 Rp.16.500.500 Rp.198.000.000


2020 RP.13.500.000 Rp.162.000.000

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan hasil grand tour


penulis yang penulis lakukan, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian denga judul “Pengaruh Karakteristik Wirausaha Dan
Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Di Rumah Makan Putri
Solo Kecamatan Muara Bulian”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat
diidentifikasi berbagai permasalahan yang terjadi sebagai berikut:
1.Karakteristik wirausaha berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
2. Pemasaran berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.
3. Karakteristik wirausaha dan pemasaran berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha.

C. Pembatasan Masalah
Melihat uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di
atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang
berkaitan dan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan usaha
Mengingat adanya berbagai keterbatasan yang menjadi kendala peneliti,
maka penelitian ini tidak akan mengungkap seluruh yang menjadi
pengaruh terhadap keberhasilan usaha, tetapi penelitian ini diarahkan
pada variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap keberhasilan
usaha yaitu karakteristik wirausaha dan pemasaran.

D. Perumusan Masalah
Adapun bentuk perumusan permasalahan pokok di sini diungkapkan
dalam bentuk suatu pertanyaan yaitu:
6

1. Apakah karakteristik wirausaha berpengaruh langsung terhadap


keberhasilan usaha di rumah makan putri solo kecamatan muara
bulian?.
2. Apakah pemasaran berpengaruh langsung terhadap keberhasilan
usaha di rumah makan putri solo kecamatan muara bulian?.
3. Apakah karakteristik wirausaha dan pemasaran secara bersama-sama
berpengaruh langsung terhadap keberhasilan usaha rumah makan
putri solo kecamatan muara bulian?.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh peneliti lain
yang berminat menekuni bidang yang sama sehingga dapat melengkapi
penelitian ini.
Penelitian ini akan menganalisis keberhasilan usaha ditinjau dari
variabel yang mempengaruhinya, yaitu karakteristik wirausaha dan
pemasaran. Jadi dalam penelitian ini akan dibahas hubungan secara
kausal dari tiga variabel di atas. Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh antar variabel. Dengan
demikian tujuan penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah karakteristik wirausaha
berpengaruh langsung terhadap keberhasilan usaha di rumah makan putri
solo kecamatan muara bulian?.
2.Ingin mengetahui dan menganalisis apakah pemasaran berpengaruh
langsung terhadap keberhasilan usaha di rumah makan putri solo
kecamatan muara bulian?.
3. Ingin mengetahui dan menganalisis apakah karakteristik wirausaha dan
pemasaran secara bersama-sama berpengaruh langsung terhadap
keberhasilan usaha rumah makan putri solo kecamatan muara bulian?.
7

b. Tujuan akademis
Secara akademis tujuan penelitian ini diharapkan :
1. Menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1);
2. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan baik skala regional,
nasional maupun internasional.

2. Kegunaan Penelitian
a. Teoritis
Secara teoritis, peneltiian ini bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan tentang pengaruh karakteristik wirausaha dan
pemasaran terhadap keberhasilan usaha.

b. Praktis
a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis
terutama dalam mengaplikasikan ilmu dari bangku kuliah kemasyarakat
atau lapangan.
b. Bagi pengusaha rumah makan, menjadi sumber informasi untuk
mengetahui bagaimana menjalankan usaha yang baik dan benar.
c. Bagi Institut Agama Islam Nusantara Batanghari, sebagai tambahan
literatur perpustakaan Institut Agama Islam Nusantara Batanghari
dibidang penelitian, khususnya dibidang karakteristik kewirausahaan dan
startegi pemasaran.
d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak lain
yang berguna serta dapat memberikan gambaran bagi selanjutnya yang
akan melakukan penelitian sejenis.

BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
8

A. Landasan Teori
1. Keberhasilan Usaha
a. Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Poerdarwaminta dalam kamus besar bahasa indonesia
(KBBI) sukses memiliki arti yang sederhana dan mendalam. Didefinisikan
sebagai berhasil atau beruntung, sehingga kesuksean berarti keberhasilan
atau keberuntungan.
Dalam kamus besar bahasa inggris succes berarti keberhasilan
dan hasil baik. Jadi kesuksesan itu merupakan keberhasilan seseorang
dalam mencapai suatu usahanya.6
Menurut Helmet keberhasilan merupakan suatu pencapaian
terhadap keinginan yang telah kita niatkan untuk kita capai atau
kemampuan untuk melewati atau mengatasi dari satu kegagalan ke
kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. Keberhasilan erat
kaitannya dengan kecermatan kita dalam menentukan tujuan sedangkan
tujuan merupakan suatu sasaran yang sudah kita tentukan.7
Menurut Luk berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan usaha
industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa keberhasilan
usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko.
Menurut Mubyarto seperti yang dikutip oleh I nyoman Jampel bisnis
yang berhasil adalah mereka yang mulai dari usaha kecil-kecilan
bukannya yang sekaligus menjadi besar, yang di pentingkan adalah
keuletan dan keterampilan sebagai manajer dan inovator.8
Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama
menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh kerja
keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas.
Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil hasil
identifikasi penelitian Luk tersebut pada dasarnya adalah cerminan dari

6
Poerdarwaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2007
7
Helmet, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2012
8
Harimurti M.Subanar, Manajemen Usaha Kecil, (Yogyakarta: BPFE 2001), Hlm 20
9

kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan), pengalaman


yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang
pengusaha.
Menurut Algifari keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi
proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis
dan efisiensi secara ekonomis.
Stolz mengungkapkan, kesuksesan adalah “tingkat dimana
seseorang bergerak ke depan, ke atas, terus maju dalam menjalani
hidupnya, kendati terdapat berbagai rintangan atau bentuk-bentuk
kesengsaraan lainnya.9
Sedangkan Jane mengatakan bahwa penilaian tentang
kemampuan dapat diukur dengan menggunakan beberapa dimensi yaitu
efektivitas, efisiensi dan equitas/kewajaran harga.10
Ari dan Hari menyatakan keberhasilan usaha dapat dinilai ketika
suatu perusahaan berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan
organisasi, tujuan atau sasaran yang ditetapkan organisasi salah satunya
adalah meningkatnya pendapatan produktivitas usaha, daya saing tinggi
serta punya citra yang tinggi.11

b. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha


Menurut Suyatno berkaitan dengan faktor penentu
keberhasilanusaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan
bahwa keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau
mengambil resiko. Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang

9
Paul G. Stolz, Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang, (Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000), hlm 35
10
Purnama Chamdan, 2010, Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam meningkatkan Keberhasilan
Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur), jurnal managemen dan
kewirausahaan, Vol. 12 No. 02,
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/view/18175
11
Nurwani, April 2019, pengaruh penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan usaha
kecil menengah (studi pada sentra dodol di kec. tanjung pura), Liabilities Jurnal Pendidikan
Akuntansi, Vol. 02, http://journal.umsu.ac.id/index.php/LIAB/article/view/3332/pdf_18
10

sama menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh


kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas.
Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil hasil
identifikasipenelitian Luch tersebut pada dasarnya adalah cerminan dari
kemampuan usaha(pengetahuan, sikap dan keterampilan), pengalaman
yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan.12
Sehingga dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat
dipengaruhi olehkemampuan usaha yang tercermin diantarannya melalui
pengetahuan, sikap, danketerampilan dari pengusaha. Keberhasilan suatu
usaha diidentikkan dengan laba ataupenambahan material yang
dihasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnyakeberhasilan usaha tidak
hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha dirasakan
oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi atau kepuasaan batin.
Menurut Suryana faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usaha dibagi menjadi tiga :
1) Kemampuan dan kemauan Orang yang tidak mempunyai
kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki
kemauan titapi tidak mempunyai kemampuan keduanya tidak akan
menjadi wirausahawan yang sukses.
2) Tekad yang kuat dan kerja keras Orang yang tidak memiliki
tekad yang kuat, tetapi memiliki kemampuan untuk bekerja keras
dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memliki tekad yang
kuat tidak akan menjadi wirausaha.
3) Kesempatan dan peluang Ada solusi ada peluang , sebaliknya
tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita
menciptakan peluang itu sendiri bukan mencari-cari atau
menunggu peluang yang datang kepada kita.13

12
Suyatno, Menjalajah Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo, Masmedia Buana Pustaka, 2009), hlm
179
13
Suryana, Kewirausahaan: Edisi IV ( Jakarta, Salemba Empat, 2014), hlm 108
11

Modal atau yang disebut dengan capital adalah semua bentuk


kekayaan yang dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung
dalam program untuk menambah output, lebih khusus dikatakan capital
terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk penggunaan produksi pada
masa yang akan datang.14
Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
bisnis. Pengertian modal dalam arti luas menurut Schwiedland, modal
meliputi baik modal dalam bentuk uang, maupun dalam bentuk barang
misalnya barang-barang dagangan dan lain sebagainya.15
Melaksanakan suatu usaha,selalu dibutuhkan tenaga. Seuai
dengan peningkatan kesibukan kerja suatu usaha, maka pengusaha
memerlukan tambahan tenaga orang lain, yaitu buruh, karyawan, dan
untuk perusahaan besar masih ditambah lagi dengan staf pemikir.16
Sebagai seorang pengusaha, pengelola/pemilik usaha haruslah
menguasai kemampuan manajerial agar dapat menjadi seorang manajer
yang efektif. Beberapa kemampuan/skill yang harus dimiliki manajer
adalah:
1) Kemampuan Konseptual adalah kemampuan mental untuk
mengkoordinasikan dan mengintergrasikan seluruh kepentingan
dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manager untuk
melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami
hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta
mendapatkan, menganalisa, dan menginterprestasikan informasi
yang diterima dari bermacam-macam sumber.
2) Kemampuan Kemanusiaan adalah kemampuan untuk bekerja
dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik sebagai
individu ataupun kelompok. Seorang manajer membutuhkan
14
Irawan dan Suparmoko, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE, 1998), hlm 75
15
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm 18
16
Caesa Septiani Putri, Studi tentang Faktor-faktor yang Mempegaruhi Keberhasilan Usaha Jasa
Kecantikan di Kota Surakarta, Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 2011. hlm 7
12

kemampuan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan


mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
3) Kemampuan Administratif adalah seluruh kemampuan yang
berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan
kepegawaian dan pengawasan. Kemampuan ini mencakup
kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur,
mengelola dengan anggaran terbatas, dan sebagainya.
kemampuan ini merupakan perluasan dari kemampuan
konsepsual. Manajer melaksanakan keputusan-keputusan dengan
menggunakan kemampuan administrative dan kemanusiaan.
4) Kemampuan Teknik adalah kemampuan untuk menggunakan
peralatanperalatan, prosedur-prosedur atau tehnik-tehnik dari suatu
akktivitas usaha tertentu, seperti prosedur akuntansi, tehnik
memproduksi dan menjual atau teknik permesinan yang lain dan
sebagainya.
Kemampuan mana yang relative lebih penting adalah tergantung
pada tipe organisasi, jenis usahanya, tingkatan manajer dan fungsi yang
sedang dilaksanakan. Setiap kemampuan tersebut harus dimiliki oleh
setiap manajer, hanya untuk tingkatan manajemen yang berbeda akan
berada pula proporsi masing-masing kebutuhan atas kemampuan
tersebut.17
Lokasi usaha adalah tempat dimana usaha tersebut akan
dilakukan, segala kegiatan mulai dari pengadaan bahan sampai dengan
distribusi atau penjualan kepada konsumen atau pelanggan. Pemilihan
lokasi usaha yang tepat akan sangat menunjang perkembangan
usahanya. Keuntungan-keuntungan yang bisa diperolah dari pemilihan
lokasi usaha yang tepat antara lain adalah unggul dalam posisi
persaingan, memudahkan pengadaan bahan/barang dan meningkatkan
kemampuan pelayanan terhadap konsumen.

17
Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm
13

Sebaliknya kerugian dari penetapan lokasi usaha yang tidak tepat


adalah posisi persaingan yang lemah, karena letaknya bukan pada tempat
yang strategis, dan kesulitan dalam pengadaan bahan/barang.18

c. Upaya Meningkatkan Keberhasilan Usaha


Tidak ada cara lain untuk mewujudkan mimpi memiliki usaha
makanan dan minuman selain memulainya dan bekerja keras serta cerdas
untuk membuatnya lebih berkembang.
Kreativitas harus terus digali untuk menciptakan hal-hal baru pada
usaha yang dijalankan. Seluruh aspek usaha mulai dari produk,
pelayanan, harga, hingga teknik pengelolaan karyawan terus digali hingga
didapatkan yang terbaik.19
Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang.
Rasulullah sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku
tangan. Bahkan, beliau secara simbolik memberi hadiah kampak dan tali
kepada seorang lelaki agar mau bekerja keras mencari kayu dan
menjualnya kepasar.
Demikian pula jika mau berusaha, mulailah berusaha sejak subuh.

Jangan tidur sesudah subuh, cepatlah bangun dan mulailah kegiatan


untuk hari itu. Akhirnya laki-laki itu sukses dalam hidupnya. Sikap
kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausaha.20
Rahasia keberhasilan seorang wirausaha adalah kemampuan
pengusaha untuk lebih kreatif dan memanfaatkan inovasi dalam kegiatan
bisnisnya sehari-hari. Zimmerer menyatakan bahwa : Creativity is the
ability to develop new idea and to dicover new ways of looking at problems
and opportunities. Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan

18
Lies Indriyatni, Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro
dan Kecil, Jurnal STIE Semarang, Vol. 5 No. 1, Edisi Februari 2013. hlm
19
(http :// www. Masyarakatmandiri.org/image/kampuspb.jpg ( 12 maret 2010 ).
20
Buchari Alma, Managemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung, Alfabeta, 2007), hlm
106
14

ide baru dan menemukan cara baru dalam melihat peluang ataupun
problem yang dihadapi. Inovasi adalah kemampuan untuk menggunakan
solusi kreatif dalam mengisi peluang sehingga membawa manfaat dalam
kehidupan masyarakat.21
Maka berdasarkan teori dan pemahaman tentang keberhasilan
usaha sebagaimana diuraikan di atas, dapat dirumuskan sintesisnya
bahwa keberhasilan usaha adalah suatu pencapaiaan atas usaha yang
kita lakukan sesuai dengan apa yang kita inginkan saat memulai usaha
tersebut. Dengan indikator: modal, Kerja keras, kemampuan pengusaha.

2. Karakteristik Wirausaha
Wirausahawan yakni mereka yang berpotensi untuk berprestasi
dan mempunyai motivasi yang besar untuk maju dan sukses.
Wirausahawan berusaha mandiri untuk menentukan nasibnya sendiri dan
berpeluang beperan membantu orang lain untuk mengatasi masalah
hidup.
Menurut Meredith “Para wirausahawan adalah individu-individu
yang berorientasi pada tindakan, dan mempunyai motivasi tinggi dalam
mengambil resiko untuk mengejar tujuannya.” Berikut tabel ciri-ciri dan
karakteristik seorang wirausaha.

Tabel 2. Ciri dan karakter wirausahawan

Ciri Karakteristik
Percaya diri Memiliki kepercayaan diri yang
kuat, ketidak tergantungan

21
Ibid, hlm 71
15

terhadap orang lain dan optimis


Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi,
Hasil berorientasi laba, mempunyai
dorongan kuat, energik, tekun,
dan tabah, tekad kerja keras,
serta inisiatif
Berani mengambil risiko dan Mampu mengambil resiko,
menyukai tantangan menyukai tantangan
Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan,
beradaptasi dengan orang lain,
dan terbuka terhadap saran dan
kritik
Keorisinilan Inovatif, kreatif, fleksibel, serba
bisa dan banyak sumber
Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif
terhadap
Sumber: Geoffrey G. Meredith et al (2000: 5-6)

Daftar karakteristik wirausahawan tersebut harus dimiliki dan


dikembangkan jika ingin menjadi wirausahawan. Semakin banyak atau
tinggi karakteristik wirausahawan yang dimiliki, maka semakin besar
kemungkinan untuk menjadi wirausahawan.22
Sedangkan menurut Sandy Wahyudi terdapat tujuh definisi karakteristik
wirausahawan, yaitu:
1) Passion (semangat) Passion diartikan sebagai rasa kecintaan
seseorang dalam melakukan tindakan tertentu dengan rasa
antusias. Wirausahawan harus memiliki passion dalam dirinya agar
selalu bersemangat dalam menjalankan usahannya tanpa ada rasa
terbebani.
22
Meredith, G, Kewirausahaan : Teori dan Praktek, Terjemahan Andre Asparsayogi ( Jakarta,
Pustaka Binaman Pressindo, 2000), hlm 5-6
16

2) Independent (mandiri) Independent merupakan sikap mandiri


seseorang dalam mengambil keputusan. Wirausahawan harus
mampu bertindak sendiri dan mengambil keputusan tidak
bergantung dengan orang lain dalam setiap kegiatan usahannya.
3) Market sensitivity (peka terhadap pasar) Artinya peka terhadap
situasi dan kondisi pasar sehingga mampu memanfaatkan setiap
peluang yang muncul, bahkan menciptakan peluang.
Wirausahawanharus dapat melihat apa yang sedang dibutuhkan
oleh masyarakat.
4) Creative & Innovative (kreatif dan inovatif) Artinya memiliki rasa
ingin tahu yang besar, daya imajinasi yang kuat, mampu
memunculkan ide yang original dan mewujudkannya.
Wirausahawan harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan ide-
idenya agar mampu bersaing di kalangan pasar.
5) Calculated risk taker (memperhitungkan resiko) Selalu
memperhitungkan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan dalam
pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan dan mampu untuk
tetap melangkah walaupun ada kemungkinan resiko akan
mengalami kegagalan besar. Wirausahawan harus
memperhitungkan setiap kemungkinan yang akan terjadi dalam
usahanya agar dapat menjadi pertimbangan pengambilan
keputusan serta dapat mengantisipasi kegagalan yang akan terjadi.
6) Persistent (gigih) Persistent dapat diartikan gigih, tekun, tidak
mudah putus asa dalam setiap usaha mencapai tujuan.
Wirausahawan harus memiiki sikap persistent karena dalam
kegiatan usahannya tidak selalu berjalan lancar, seperti kegagalan,
kesalahan dan kerugian.
7) High Ethical Standart (standar etika tinggi) Selalu mengacu,
memperhatikan dan mempertimbangkan etika dalam pengambilan
keputusan, dan usaha dalam mencapai tujuan. Kegiatan wirausaha
17

tidak terlepas dari interaksi dengan orang lain, sehingga diperlukan


etika agar terjalin hubungan dan komunikasi yang baik demi
kemajuan usaha.23
Mc Clelland merinci karakteristik wirausahawan sebagai berikut:
1) Lebih menyukai pekerjaan dengan resiko-resiko yang realistis dan
menantang.
2) Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan
kemampuan mental, ini akan melatih mental menjadi kuat.
3) Tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan uang. Bekerja giat
dengan mencari imbalan pengalaman.
4) Ingin bekerja pada situasi dimana dapat diperoleh pencapaian
pribadi (personalachievement).
5) Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang
membeikan umpan balik yang jelas positif.
6) Cenderung berfikir ke masa depan serta memiliki pemikiran jangka
panjangukuran. Memperhitungkan kondisi yang akan terjadi dimasa
depan, sehingga tidak akan bertindak gegabah.24
Ukuran kepemilikan karakteristik wirausahawan mampu
menunjukkan seberapa besar jiwa entrepreneur seseorang. Semakin kuat
atau tinggi karakteristik wirausahawan seseorang, maka semakin besar
pula bakat dan minat untuk menjadi entrepreneur yang sukses.
Sementara itu, karakteristik wirausahawan menurut Suryana sebagai
berikut:
1) Percaya diri. Kepercayaan diri akan memengaruhi gagasan, karsa,
inisiatif, kreativitas, ketekunan, semangat kerja, serta kegairahan
bekerja.Sifat percaya diri merupakan panduan sifat dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi pekerjaan, yang bersifat internal,

23
Sandy Wahyudi, Entrepreneurial Branding and Selling, Road Map Menjadi Entrepreneur Sejati
(Yogyakarta, Graha Ilmu, 2012), hlm 47-48
24
Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses
(Jakarta, Prenada Media, 2013), hlm 52-53
18

relatif, dan dinamis serta banyak ditentukan oleh kemampuan untuk


memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, inisiatif, kreativitas,
semangat kerja, ketekunan, dan berkarya.
2) Berorientasi pada tugas dan hasil. Seseorang yang mengutamakan
tugas dan hasil adalah yang selalu mengutamakan motif
berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras.
Wirausahawan yang berorientasi pada tugas dan hasil, yaitu orang
yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi
pada laba, ketekunan, dan bekerja keras.
3) Keberanian mengambil resiko. Wirausaha adalah orang yang
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai
kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang.Wirausahawan adalah orang yang lebih menyukai
usahausaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan
atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang, sebab hal
ini dapat dijadikan pengalaman berharga dan dapat diambil sisi
positifnya dalam berwirausaha. Kemampuan mengambil risiko
tergantung dari keyakinan pada diri sendiri, kesediaan untuk
menggunakan kemampuan dalam mencari peluang kemungkinan
untuk memperoleh keuntungan, dan kemampuan untuk menilai
situasi risiko secara realistis.
4) Kepemimpinan. Seorang wirausaha harus memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan,dan keteladanan. Wirausahawan
harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan.
Wirausahawan selalu menampilkan produk dan jasa baru dan
berbeda, sehingga ia menjadi pelopor, baik dalam proses produksi
maupun pemasaran, dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai
sesuatu yang menambah nilai.
19

5) Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi. Wirausaha yang kreatif dan


inovatif adalah orang yang (a) tidak pernah puas dengan cara-cara
yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut cukup baik (b)
selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, dan (c) selalu
ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.25
Wirausahawan juga harus memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan dengan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Penciptaan sesuatu
yang baru dan berbeda tersebut dapat dilakukan dengan kreativitas
dan inovasi yang dimiliki wirausahawan. Seorang wirausaha yang
kreatif dan inovasi adalah orang yang (a) tidak pernah puas dengan
cara-cara yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut cukup
baik, (b) selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, dan (c)
selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
Maka berdasarkan teori dan pemahaman tentang keberhasilan
usaha sebagaimana diuraikan di atas, dapat dirumuskan sintesisnya
bahwa Karakteristik wirausaha adalah ciri-ciri atau sifat yang seharusnya
dimiliki oleh seorang wirausaha. Dengan indikator: Memiliki motivasi,
berorientasi kemasa depan, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki jaringan
usaha, tanggap dan kreatif.

3. PEMASARAN
Menurut William J.stanton pemasaran adalah suatu sistem dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi dan mendestribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.26

25
Yuyus Suryana & K Bayu, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses Edisi
Kedua (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2014), hlm 39
26
Drs. Danang Suyanto, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran, ( Yogyakarta : Center Of
Academic Publishing Service, 2014), hlm 18
20

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang


dilakukan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup,
untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Begitu banyak para ahli
pemasaran yang berusaha mendefenisikan arti dari pemasaran yang
dikemukakan oleh para ahli mempunyai satu kesamaan yaitu melayani
konsumen dan memenuhi kebutuhannya dengan barang dan jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan.27
Menurut Basu Swastha DH pemasaran adalah system keseluruhan
darikegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan menstribusikan barang, jasa, ide kepada
pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi, sedangkan
menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh
penjual untuik mengajak orang lain agar bersedia mebeli barang atau jasa
yang ditawarkan.
Pengertian ketiga penulis di atas mengandung beberapa kesimpulan,
yaitu:
a. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
b. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana,
menentukan harga, promosi, serta mendistribukan barang dan jasa.
c. Pemasaran berorientasi pada langganan yang adadan potensial.
d. Pemasaran tidak hanya bertujuan memuaskan kepentingan pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya, seperti kesejahteraan social, karyawan, dan
kepentingan masyarakat sekitarnya.
e. Program pemasaran itu dimulai dengan sebuah ide tentang produk baru
(barang, jasa, ide, pribadi atau tempat) dan tidak berhenti sampai
keinginan konsumen benar-benar terpuaskan.28

27
Fred R.David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia, 2004), hlm 34
28
Ibid, hlm 19
21

Menurut Basu Swastha definisi bauran pemasaran (marketing mix)


adalah kombinasi dari 4 variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan
promosi dan sistem distribusi.29
menurut Kotler dan Keller yang di terjemahkan oleh Benyamin
Molan, Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang
digunakan untuk mengejar tujuan perusahaannya.30
Adapun variabel bauran pemasaran tersebut yaitu :
a. Product (Produk)
Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian untuk di beli, digunakan atau di konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan.31
b. Price (Harga)
Harga adalah jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Penentuan harga sangat
pentinguntuk diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu
penyebab lakutidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah dalam
menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan
dan dapat berakibat tidak lakunya produk tersebut dipasar.32
c. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan kegiatan untuk mempengaruhi konsumen agar
mereka mengetahui dan mengenal produk yang di tawarkan oleh

29
Indriyo Gitosudarm, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta : PT Gramedia Pustaka,
2012), hlm 10
30
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran. Edisi Kedelapan, (Jakarta: Penerbit Liberty,
2007), hlm 42
31
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Milenium, (Jakarta: Prehlmlindo,
2002), hlm 52
32
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Cetakan 8, (Jakata : Penerbit
Liberty, 2002), hlm 147
22

perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka tertarik ingin mencoba


lalu membeli produk tersebut.33
d. Place (Tempat)
Tempat adalah kegiatan perusahaan yan g membuat produk tersedia bagi
sasaran. Tempat merupakan saluran distribsi yaitu serangkaian organisasi
yang saling tergantung yang saling terlihat dalam proses untuk
menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas
dan melakukan operasi. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang
mudah dijangkau dengan kata lain strategis.34
Maka berdasarkan teori dan pemahaman tentang pemasaran
sebagaimana diuraikan di atas, dapat dirumuskan sintesisnya bahwa
pemasaran adalah cara menentukan harga dan dapat menarik minat
konsumen terhadap suatu yang kita tawarkan serta mendapatkan laba,
Dengan indikator : produk, harga , promosi, lokasi/tempat usaha.

B. Kerangka Berpikir
Dengan mengacu pada berbagai teori yang diuraikan di atas maka
pengaruh antar variable penelitian dapat diarahlan sebagai berikut.

1. Karakteristik wirausaha berpengaruh langsung terhadap


keberhasilan usaha.

33
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, Edisi II BPFE, (Yogyakarta :
Erlangga, 200), hlm 237
34
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid I dan II, Edisi kesebelas, (Jakarta:PT.
Indeks Gramedia), 2006, hlm 63
23

Keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis mencapai


tujuannya,dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari wirausaha yang
memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan
teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat
dari usaha dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya yang lebih
baik dari periode sebelumnya dan menggambarkan lebih daripada yang
lainnya yang sederajat atau sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses
produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan
efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang ditentukan oleh
manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis
usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.
Karakteristik wirausaha adalah hal yang berhubungan dengan ciri
khas, perilaku, watak, tabiat, sikap serta tindakan seseorang terhadap
sesuatu untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha.
Dengan karakter, seseorang dapat menjalakan usaha nya dengan
kemungkinan keberhasilan dalam menjalankan usaha nya lebih besar di
bandingkan mereka yang karakter seorang wirausaha tidak tepat untuk
menjadi seorang wirausaha. Pengetahuan yang dibutuhkan oleh seorang
wirausaha tidak hanya produk, bahan baku, modal dan keuntungan
melainkan harus memperhatikan karakter wirausaha itu untuk
menjalankan usahanya agar lebih lancar.

Pengaruh antara karakteristik wirausaha terhadap keberhasilan


usaha pada suatu usaha yang dikerjakan sangat berpengaruh pada
keberhasilan suatu usaha karena pengetahuan mengenai karakteristik
usaha dapat membuat seorang wirausaha berwawasan, dapat membuat
rasa nyaman bagi rekan kerja dan mitra kerja serta konsumen. Dengan
demikian karakteristik wirausaha sangat penting demi keberlangsungan
usaha yang sedang digeluti.
Relevan dengan kerangka berpikir diatas, Pamungkas melakukan
penelitian tentang Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha
24

Pemegang Usaha Waralaba (studi kasus pada Waralaba Makanan dan


Minuman lokal di Kota Semarang). Hasil analisis pada penelitian ini
membuktikan bahwa ketiga variabel dalam penelitian ini, variabel
karakteristik usaha menunjukan hasil paling dominan dalam pangaruh
keberhasilan usaha dengan koefisian regresi sebesar 0,362 di ikuti
dengan variable lokasi usaha dengan koefisian regresi sebesar 0,336 dan
variable karakteristik wirausaha dengan koefisian regresi sebesar 0,296.
Hasil penelitian tersebut bahwa semua variable independen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha melalui uji F dan uji T,
sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,524 menunjukan 52,4%
variasi keberhasilan usaha waralaba di Semarang dapat dijelaskan oleh
ketiga variable independen tersebut, sisanya 47 ,6% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain diluar penelitian.35
Berdasarkan alur pikir diatas, diduga terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara karakteristik wirausaha terhadap keberhasilan
usaha.

2. Pemasaran berpengaruh langsung terhadap keberhasilan usaha.


keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha
mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya. Keberhasilan usaha
merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan, dimana segala
aktivitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk mencapai suatu
keberhasilan.
Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi dalam melakukan
berbagai upaya agar mampu memenuhi permintaan pasar dan proses
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan mempertukarkan
tawaran yang bernilai bagi penggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.

35
Pamungkas, R. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Pemegang Usaha
Waralaba. Skripsi Fakultas Ekonomi. Semarang.. https://www.ganool.li/page/7. Diakses 30
januari 2018.
25

Pengaruh antara pemsaran dengan keberhasilan usaha pada suatu


usaha sangat berpengaruh karena dengan mengetahui penegtahuan
tentang pemasaran kita tau apa saja yang menjadi minat pelanggan
terhadap pruduk atau jasa yang kita berikan terhadap penggan kita
nantinya.
Relevan dengan kerangka berfikir diatas, Fong melakukan
Penelitian Success and Failure Factors for Implementing Effective
Agricultural Electronic Markets menganalisa kegagalan dan keberhasilan
strategi pemasaran dalam penelitian ini yaitu pengoperasian marketing
pemasaran yang benar. Pada kasus penelitian ini faktor kegagalan yang
didapat yaitu, kurangnya pelaku pasar yang kompeten dan penunggang
bebas Masalah pengendara bebas bisa berakibat fatal bagi kelangsungan
sistem pasar elektronik, karena kepemilikan sumber informasi tidak dapat
ditegakkan karena informasi tersedia secara bebas dan perdagangan
langsung lebih murah bagi pedagang. Juga terdapat Faktor Sukses bagi
operator pasar,faktor keberhasilan ini telah ditarik dari kasus-kasus terpilih
dimana sistem masih ada dan terus membaik. Alasan keberhasilan
diekstraksi dan dibandingkan dengan kasus lainnya. Faktor-faktor ini
berguna saat melakukan perencanaan strategis elektronik.
Berdasarkan alur pikir diatas, diduga terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara karakteristik wirausaha terhadap keberhasilan
usaha.

3. Karakteristik wirausaha dan pemasaran secara bersama sama


pengaruh langsung terhadap keberhasilan usaha.
Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha
mengalami peningkatan dari sebelumnya,dimana segala aktivitas yang
ada didalamnya ditujakan kepada keberhasilan usaha, dapat dikatakan
juga keberhasilan usaha adalah hasil dari upaya seorang wirausaha yang
telah dilakukan dengan kamauan dan tekad yang kuat serta melakukan
26

starategi pemasaran sehingga udaha yang dijalankannya menjadi


berhasil.
Pengetahuan wirausaha terhadap pemasaran akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, dimana pemasaran adalah
salah satu poin penting dalam menjalankan usaha yang dapat
meningkatkan peluang terhadap keberhasilan usaha.
Dengan mengetahui Teknik dalam pemasaran serta pemahaman
tentang karakteristik wirausaha menjadi poin penting terhadap
keberhasilan usaha yang dijalankan, sehingga dapat dikatakan bahwa
pemasaran dan karakteristik wirausaha akan meningkatkan keberhasilan
dalam menjalankan usaha yang telah dilakukan seorang wirausaha.
Relevan juga dengan penelitian yang dilakukan, Purwanto analisi
faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha Elektronik di Semarang.
Dalam penelitian ini menggunakan 25 faktor keberhasilan usaha yang diuji
dengan cara analisis faktor. Hasil penelitian dengan Metode Principal
Componen Analysis mengelompokan variabel- variabel keberhasilan
usaha ke dalam 5 jenis faktor. Hasil Metode Principal Componen Analysis
menunjukkan pengelompokan variabel – variabel keberhasilan usaha ke
dalam 5 jenis faktor. Hasil Interpretasi Common Factor (Rotasi Faktor)
menunjukkan bahwa faktor utama 1 adalah faktor Kemajuan Usaha
dengan eigen value sebesar 14,940, Faktor utama 2 adalah Sistem
Pelayanan dengan eigen value sebesar 2,678, Faktor Utama 3 adalah
Sikap Mental Wiraswasta dengan eigen value sebesar 1,772, Faktor
utama 4 adalah Pemilihan Lokasi dengan eigen value sebesar 1,159 dan
Faktor utama 5 adalah Pemberian Bonus dengan eigen value sebesar
1,010.36
Relevan juda dengan penelitian yang dilakukan Wanda imon, Altje
tumbel, Yunita mandagie, Pada industri retail bukan hanya melihat strategi

36
Purwanto, A. B. 2007. Analisis Faktor Faktor Pendukung Keberhasilan Usaha Elektronik Di Kota
Semarang. Jurnal Vol. 2 No. 2 Desember 2007 : 107 119. Semarang.
http://stiepena.ac.id/wpcontent/uploads/2012/11/pena-fokus-vol-2-no-2-107-119.pdf
27

pemasaran dalam perkembangan volume penjualannya saja tetapi


keberhasilan dan kegagalan dari suatu industri atau perusahaan itu
sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pada penerapan strategi
pemasaran Toko Sepatu Payless Megamall. Populasi yang digunakan
adalah sebanyak 120 konsumen tetap Payless perbulan. Jumlah sampel
pada penelitian ini sebanyak 100 konsumen. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah store layout,
produk dan kesadaran merek menjadi faktor keberhasilan penerapan
strategi pemasaran. Sedangkan harga, kualitas pelayanan, dan promosi
menjadi faktor kegagalan penerapan strategi pemasaran. Toko Payless
sebaiknya meningkatkan kualitas pelayanan, harga dengan kemampuan
masyarakat pada umumnya, serta mengidentifikasi promosi agar lebih
menarik.37
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga bahwa ada pengaruh positif
dan signifikan antara karakteristik wirausaha dan pemasaran terhadap
keberhasilan usaha. Dengan kata lain semakin tinggi pemahaman tentang
karakteristik wirausaha dan pemasaran maka semakin tinggi tingkat
keberhasilan usaha seorang wirausaha.

C.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah di uraikan
di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.
1. Keberasilan usaha (X1) berpengaruh positif secara langsung terhadap
keberhasilan usaha(X3).
2. Pemasaran (X2) berpengaruh positif secara langsung terhadap
keberhasialn usaha(X3).

37
Wanda Imon, Altje Tumbel, Yunita Mandagie,” Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Dan Kegagalan Pada Strategi Pemasaran Toko Sepatu Payless Cabang Mega mall”
Jurnal EMBA Vol.6 No.3 Juli 2018, Hlm 1308 – 1317
28

3. Keberhasilan usaha (X1) dan pemasaran (X2) berpengaruh positif


secara langsung terhadap keberhasilan usaha(X3).
Adapun model penelitian berdasarkan kajian teori dan kerangka
berfikir yang telah diuraikan di atas, maka model teoritis yang diajukan
seperti gambar berikut ini:

Karakteristik
Wirausaha
X1

Keberhasilan
Usaha
X3

Pemasaran
X2

Gambar 1. Model Teori

Gambar di atas dibangun dari teori teori yang digunakan sebagai


variable penelitian dimana:

X1: Karakteristik Wirausaha

X2: Pemasaran

X3: Keberhasilan Usaha

D. Penelitian Yang Relevan


Berdasarkan tela’ah kepustakaan yang telah penulis lakukan, ada
beberapa hasil penelitian yang relevan, penulis memfokuskan state of the
29

art review dalam penelitian ini hanya sebatas persamaan dan perbedaan
dari segi variabel, baik itu variabel eksogenus maupun variabel
endogenusnya, sebagai berikut

1. Penelitian yang dilakukan andi wijayanto di salah satu universitas


semarang pada tahun 2013 dengan judul pengaruh karakteristik
wirausaha terhadap tingkat keberhasilan usaha studi kasus pada sentra
usaha kecil pengasapan ikan di kerobokan semarang. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik
wirausaha dengan tingkat keberhasilan wirausaha. Persamaan adalah
terdapat variabel yang sama yaitu : karakteristik wirausaha dan
keberhasilan usaha sedangkan perbedaanya yaitu pada penelitian relevan
hanya memiliki dua variabel sedangkan dalam penelitian ini memiliki tiga
variabel dan pada situasi, dan kondisi peneltiian yang berbeda.38

2. Yuni wulansari Pengaruh perilaku kewirausahaan dan pemasaran daya


saing terhadap pendapatan pengusaha Industri sablon Kaos, Diperoleh
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,177atau17,70%, artinya 29
(2014) Pemasaran dan Daya saing Terhadap Pendapatan Pengusaha
Industri sablon Kaos, besarnya sumbangan (kontribusi) variable bebas
perilaku kewirausahaan (X1), pemasaran (X2) dan daya saing (X3)
terhadap variable dependen pendapatan pengusaha (Y) sebesar 17,70%,
dan sisanya sebesar 82,23% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan
maupun secara parsial variabel perilaku kewirausahaan dan pemasaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha,
sedangkan variabel daya saing tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapatan pengusaha. Persamaan penelitian ini adalah
terdapat variabel yang sama yaitu : pemasaran (X 2) dan perbedaannya

38
Skripsi Andi Wijayanto, pengaruh karakteristik wirausahaterhadap tingkat keberhasilan usaha
(Studi kasus pada sentra usaha kecil pengasapan ikan di kerobokan, semarang), 2013
30

terletak pada variabel yaitu : pengaruh karakteristik wirausaha dan


pendapatan serta situasi dan kondisi penelitian.39

3. Penelitian yang dilakukan oleh heri jumaedi pada tahun 2012 dengan
judul hubungan karakteristik wirausaha terhadap keberhasilan usaha studi
kasus pada pengusaha kecil di pekalongan. Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu tedapat pengaruh yang signifikan antara karakteristik wirausaha
dengan keberhasilan usaha. Persamaanya terletak pada variabek
karakteristik wirausaha dan keberhasilan usaha, perbedaannya pada
penelitian relevan hanya terdapat dua variabel sedangkan dalam
penelitian ini memiliki tiga variabel terletak dan pada kajian spesifik, situasi
serta kondisi penelitian.40

Penelitian-penelitian yang relevan di atas, secara teoretis memiliki


hubungan atau relevansi dengan penelitian ini, secara konseptual dapat
dijadikan sebagai acuan teori umum bagi peneliti dalam melakukan
penelitian, karena variabel yang diteliti pada kajian terdahulu juga ada
membahas tentang karakteristik wirausaha, pemasaran dan keberhasilan
usaha yang juga merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini penulis akan memfokuskan pada variabel


keberhasilan pada Usaha Rumah Makan Putri Solo Kecamatan Muara
Bulian dengan variabel-variabel yang dapat mempengaruhinya, yaitu
karakteristik wirausaha dan pemasaran. Dilihat dari judul dan variabel
penelitian di atas secara keseluruhan tidak ada yang sama persis dengan
judul penelitian ini. Berdasarkan hasil studi review yang penulis lakukan,
sejauh ini peneliti yang membahas secara langsung tentang pengaruh

39
Skripsi Yuni Wulansari, Pengaruh perilaku kewirausahaan dan pemasaran daya saing terhadap
pendapatan pengusaha Industri sablon Kaos, 2014
40
Skripsi Heri Jumaedi, pengaruh karakteristik wriausaha terhadap keberhasilan usaha (Studi
kasus pengusaha kecil, Pekalongan, 2012
31

karakteristik wirausaha dan pemasaran terhadap keberhasilan usaha yang


di tulis dalam satu penelitian belum ditemukan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
32

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis


pendekatan survei. Penelitian survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan
melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan
informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut.41
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.42 Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu
akan mencari besarnya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung
dari variabel karakteristik wirausaha, pemasaran, dan keberhasilan usaha.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono, populasi dapat didefenisikan sebagai berikut:


“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.43

Populasi adalah sekelompok objek yang ditentukan melalui kriteria


tertentu dan dapat dikatagorikan kedalam objek tersebut berupa manusia,
dokumen-dokumen yang dapat dianggap sebagai objek penelitian.
Sedankan yang dimaksud dengan sasaran populasi adalah objek
penelitian yang akan digunakan untuk menjadi sasaran penelitian.

41
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009),
hlm. 66
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), hlm. 12
43
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif Quantitative Research Aproach (Yogyakarta: CV
Budi Utama, 2018), hlm. 61
33

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan tetap


pada usaha rumah makan putri solo kecamatan muara bulian yang
berjumlah sebanyak 60 orang, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut
ini,

Tabel 3. Rekapitulasi pelanggan rumah makan putri solo kecamatan


muara bulian.44

No Rumah Pelanggan Pelanggan Pelanggan Tidak Jumlah


Tetap Tetap

1 Rengas Condong 9 6 15

2 Koni 6 2 8

3 Hutan Lindung 4 4 8

4 Pal 1 1 1 2

5 Pal 3 2 1 3

6 Perumnas 4 5 9

7 Olak 1 2 3

8 Singoan 1 6 7

9 Sungai Baung 1 1 2

10 Bajubang Laut 2 2 4

11 Komplek Air Panas 6 1 7

12 Pasar Baru 2 0 2

13 Jalan Baru 7 2 9

44
Daftar pelanggan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hlm. 34
34

14 Sungai Buluh 2 0 2

15 Kampung Tengah 1 1 2

16 Pal 4 2 0 2

17 Bulian Bisnis Center 6 2 8

18 Simpang Aro 3 0 3

Jumlah Total 60 36 96

Berdasarkan tabel di atas, bahwa jumlah pelanggan tetap sebanyak


60 orang (62,5%), jumlah pelanggan tidak tetap sebanyak 36 orang
(37,5%).

b. Sampel

Sampel adalah wakil semua unit strata dan sebagainya yang ada di
dalam populasi.45 Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah
menggunakan teknik Sensus. Dimana setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Guna
menetapkan ukuran sampel menggunakan teori atau menurut pendapat
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa: “Jika penelitian mempunyai
beberapa raus subjek dalam populasi mereka dapat menggunakan kurang
lebih 25-30% dari jumlah tersebut, jika anggota subjek dalam populasi
hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan
data penelitian menggunakan angket, sebaiknya subjek dalam populasi
diambil seluruhnya.46

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

45
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 102
46
Ajat Rukajat, Op. Cit., hlm. 62
35

penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan, dalam


penelitian ini peneliti menggunakan teknik probability sampling yaitu
dengan teknik cluster sampling (area sampling). Cluster sampling (area
sampling) adalah teknik pengambilan sampel daerah yeng digunakan
untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten.
Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasartkan daerah populasi yang akan
ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua
tahap, yaitu tahap pertama penentuan sampel daerah, dan tahap
berikutnya menentukan orang yang ada pada daerah itu secara sampling
juga.47

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu yang berjumlah 60


orang, maka sebagai uji coba instrumen diambil dari sampel penelitian
yaitu berjumlah 20 orang dan ini tidak digunakan lagi sebagai sampel
penelitian. Jadi sisa dari jumlah yang dijadikan sampel uji coba instrumen
akan dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu pelanggan tetap yang
berjumlah 40 orang.

Seluruh sampel penelitian (responden) akan mengisi 3 macam


instrumen dari variabel karakteristik wirausaha, pemasaran, dan
keberhasilan usaha.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Studi Pustaka (Library Research)

47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012), hlm. 83
36

Teknik studi pustaka ini penulis gunakan dalam rangka


mengumpulkan data dan mempelajari serta membaca pendapat para ahli
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh
landasan teori yang dapat menunjang penelitian. Menurut S. Nasution
sumber pustaka diperlukan untuk:
a. Mengetahui apakah topik penelitian kita telah diselidiki orang lain
sebelumnya, sehingga pekerjaan kita tidak merupakan duplikasi.
b. Mengetahui hasil penelitian orang lain dalam bidang penyelidikan kita,
sehingga kita dapat memanfaatkannya bagi penelitian kita.
c. Memperoleh bahan yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis kita
tentang masalah penelitian kita.
d. Memperolah informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah
diterapkan.48

2. Observasi (Pengamatan Langsung)


Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.49 Kegiatan observasi meliputi
melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku,
objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
mendukung peneltian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini, penulis
melakukan pengumpulan data dengan cara penelitian langsung terhadap
objek-objek penelitian, khususnya mengenai karakteristik wirausaha,
pemasaran, dan keberhasilan usaha di rumah makan putri solo
kecamatan muara bulian.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung.50 Teknik pengumpulan data melalui wawancara ini

48
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 146
49
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 52
50
Ibid, hlm. 55
37

dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak rumah makan
putri solo serta pelanggan tetap rumah makan putri solo yang
berhubungan dengan keperluan penelitian, yaitu yang berhubungan
dengan karakteristik wirausaha, pemasaran, dan keberhasilan usaha di
rumah makan putri solo kecamatan muara bulian.
4. Angket
Teknik pengumpulan data yang paling dominan dalam penilitian ini
adalah dengan menggunakan teknik angket. Angket adalah daftar
pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden, baik
langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). 51 Untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis
menggunakan angket yang dirancang dari empat variabel penelitian yaitu:
motivasi berprestasi, iklim organisasi, dan kepuasan kerja. Angket
tersebut akan diberikan kepada responden guna mendapatkan jawaban
dari pernyataan dan sikap dari responden. Metode angket ini digunakan
penulis untuk memperoleh data tertentu tentang pengaruh dari motivasi
berprestasi, iklim organisasi, terhadap kepuasan kerja dosen.
Sifat dari angket ini adalah angket tidak langsung, artinya angket
diberikan kepada responden yaitu: seluruh pelanggan tetap rumah makan
putri solo kecamatan muara bulian. Bentuk angket yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah skala Likert dengan alternatif pilihan jawaban,
seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. Skala Likert

NO Keterangan Nilai

1 Sangat setuju (SS) 5

51
Ibid., hlm. 57
38

2 Setuju (S) 4

3 Kurang setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

Responden yang dijadikan sampel penelitian diminta untuk memilih


salah satu alternatif jawaban yang sudah disediakan. Supaya angket yang
digunakan untuk mengumpulkan data memberikan hasil yang objektif,
maka peneliti melakukan kalibrasi instrumen, karena ketepatan pengujian
suatu hipotesis tentang pengaruh variabel sangat tergantung pada
kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.

Adapun instrumen penelitian untuk setiap variabel penelitian yang


diamati meliputi defenisi konseptual, defenisi operasional, kisi-kisi
instrumen dan instrumen yang digunakan. Butir-butir dalam penelitian ini
disusun baik berupa pertanyaan maupun pernyataan dan masing-masing
jawaban dalam bentuk skala likert dengan kriteria penilaian 1 sampai 5
seperti tertera dalam tabel di atas.

1. Variabel Keberhasilan usaha

a. Definisi Konseptual

keberhasilan usaha adalah suatu pencapaiaan atas usaha yang kita


lakukan sesuai dengan apa yang kita inginkan saat memulai usaha
tersebut. Dengan indikator: modal, kerja keras, kemampuan pengusaha.

b. Definisi operasional
39

keberhasilan usaha adalah suatu pencapaiaan atas usaha yang kita


lakukan sesuai dengan apa yang kita inginkan saat memulai usaha
tersebut. Dengan indikator: modal, kerja keras, kemampuan pengusaha
(X3), berupa angket yang terdiri dari 20 butir dan setiap butir mempunyai 5
alternatif jawaban, yaitu; a. Sangat setuju, b. Setuju, c. Kurang setuju, d.
Tidak setuju, dan e. Sangat tidak setuju, untuk pertanyaan / pernyataan
tentang fakta/perilaku. Dengan demikian rentang skor teoretis berkisar
antara 20 sampai dengan 100.

c. Kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi untuk untuk mengukur Keberhasilan usaha akan diuraikan
pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Kisi-kisi instrumen Keberhasilan usaha (X3).


Jumlah
No Indikator Nomor Butir
butir
1. Modal
2. Kerja keras
3. Kemampuan pengusaha
Jumlah

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1) Pengujian validitas
Tujuan uji validitas butir instrumen penelitian yaitu suatu proses
untuk melihat keakurasian butir instrumen dalam mengukur variabel yang
dimaksud.
Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa (  ) =
0,05 dengan dk= n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel kepuasan kerja menggunakan rumus Karl Person,
sebagai berikut:
40

Dimana:

= Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan

skor total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 52
Proses pengujian validitas instrumen akan menggunakan aplikasi
SPSS version 25.

2) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.53
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.54

52
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
Penelitian (Bandung: CV. Pustak Setia, 2009), hlm. 35
53
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hlm. 37.
54
Iskandar, Op.Cit, hlm. 95
41

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah


koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

 k    i 
2

r11 = 
 k  1  1  
    t2 

 X 2

dimana σ2 = X 2

N
N

Keterangan:
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal

 i
2
= Jumlah varians bulir

 t2 = Varians total

N = Jumlah responden. 55
Proses pengujian reabilitas instrumen akan menggunakan aplikasi
SPSS version 25.

2. Variabel Karakteristik wirausaha

a. Definisi Konseptual

Karakteristik wirausaha adalah ciri-ciri atau sifat yang seharusnya


dimiliki oleh seorang wirausaha. Dengan indikator: Memiliki motivasi,
berorientasi kemasa depan, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki jaringan
usaha, tanggap dan kreatif.

b. Definisi operasional
55
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hlm. 41.
42

Karakteristik wirausaha adalah ciri-ciri atau sifat yang seharusnya


dimiliki oleh seorang wirausaha. Dengan indikator: Memiliki motivasi,
berorientasi kemasa depan, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki jaringan
usaha, tanggap dan kreatif.(X1), berupa angket yang terdiri dari 27 butir
dan setiap butir mempunyai 5 alternatif jawaban, yaitu; a. Sangat setuju,
b. Setuju, c. Kurang setuju, d. Tidak setuju, dan e. Sangat tidak setuju,
untuk pertanyaan / pernyataan tentang fakta/perilaku. Dengan demikian
rentang skor teoretis berkisar antara 27 sampai dengan 135.

c. Kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi untuk untuk mengukur Karakteristik wirausaha akan


diuraikan pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Kisi-kisi instrumen Karakteristik wirausaha (X1).


Jumlah
No Indikator Nomor Butir
butir
1. Memiliki motivasi
2. Berorientasi kemasa depan
3. Memiliki jiwa kepemimpinan
4. Memiliki jaringan usaha
5. Tanggap dan kreatif
Jumlah

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1) Pengujian validitas

Tujuan uji validitas butir instrumen penelitian yaitu suatu proses


untuk melihat keakurasian butir instrumen dalam mengukur variabel yang
dimaksud.

Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung > nilai
rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel butir
43

dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa (  ) = 0,05
dengan dk= n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan berdasarkan
formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson. Uji validitas
variabel kepuasan kerja menggunakan rumus Karl Person, sebagai
berikut:

Dimana:

= Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total

X = Skor setiap item pertanyaan

Y = Skor total pertanyaan

n = Jumlah responden. 56

Proses pengujian validitas instrumen akan menggunakan aplikasi


SPSS version 25.

2) Perhitungan reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen


sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.57
56
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
Penelitian (Bandung: CV. Pustak Setia, 2009), hlm. 35
57
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hlm. 37.
44

Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas adalah


dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.

Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha


cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.58

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah


koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

 k    i 
2

 k  1  1  
    t2 
r11 =

 X 2

X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan:

R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha

K = Banyaknya bulir soal

 i
2
= Jumlah varians bulir

 t2 = Varians total

N = Jumlah responden. 59

Proses pengujian reabilitas instrumen akan menggunakan aplikasi


SPSS version 25.

58
Iskandar, Op.Cit, hlm. 95
59
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hlm. 41.
45

3. Variabel Pemasaran

a. Definisi Konseptual

pemasaran adalah cara menentukan harga dan dapat menarik minat


konsumen terhadap suatu yang kita tawarkan serta mendapatkan laba,
Dengan indikator : produk, harga , promosi, lokasi/tempat usaha.

b. Definisi operasional

pemasaran adalah cara menentukan harga dan dapat menarik minat


konsumen terhadap suatu yang kita tawarkan serta mendapatkan laba,
Dengan indikator : produk, harga , promosi, lokasi/tempat usaha.(X2),
berupa angket yang terdiri dari 19 butir dan setiap butir mempunyai 5
alternatif jawaban, yaitu; a. Sangat setuju, b. Setuju, c. Kurang setuju, d.
Tidak setuju, dan e. Sangat tidak setuju, untuk pertanyaan / pernyataan
tentang fakta/perilaku. Dengan demikian rentang skor teoretis berkisar
antara 19 sampai dengan 95.

c. Kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi untuk untuk mengukur Pemasaran akan diuraikan pada tabel


berikut ini.

Tabel 7. Kisi-kisi instrumen Pemasaran (X2).


Jumlah
No Indikator Nomor Butir
butir
1 Produk
2 Harga
3 Promosi
46

4 Lokais/tempat usaha
Jumlah

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1) Pengujian validitas

Tujuan uji validitas butir instrumen penelitian yaitu suatu proses


untuk melihat keakurasian butir instrumen dalam mengukur variabel yang
dimaksud.

Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung > nilai
rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel butir
dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa (  ) = 0,05
dengan dk= n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan berdasarkan
formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson. Uji validitas
variabel kepuasan kerja menggunakan rumus Karl Person, sebagai
berikut:

Dimana:

= Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total

X = Skor setiap item pertanyaan

Y = Skor total pertanyaan

n = Jumlah responden. 60

Proses pengujian validitas instrumen akan menggunakan aplikasi


SPSS version 25.

60
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
Penelitian (Bandung: CV. Pustak Setia, 2009), hlm. 35
47

2) Perhitungan reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen


sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.61

Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas adalah


dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.

Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha


cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.62

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah


koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

 k    i 
2

 k  1  1  
    t2 
r11 =

 X  2

X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan:

R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha

K = Banyaknya bulir soal

61
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hlm. 37.
62
Iskandar, Op.Cit, hlm.. 95
48

 i
2
= Jumlah varians bulir

 t2 = Varians total

N = Jumlah responden. 63

Proses pengujian reabilitas instrumen akan menggunakan aplikasi


SPSS version 25.

D. Teknik Analisis Data


Data hasil penelitian yang sudah diperoleh kemudian dianalisis
supaya bisa digunakan untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan. Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga sifat data itu dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
penelitian”.64 Analisis data pada penelitian kuantitatif adalah kegiatan
analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan
perhitungan untuk mendeskpripsikan data dan melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik. 65 Dalam penelitian ini analisis
data yang akan digunakan adalah:

1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan dalam penyajian data, ukuran sentral.
Ukuran penyebaran. Penyajian data adalah daftar distribusi dan
histogram. Ukuran sentral adalah mean, median, dan modus dan standar
deviasi (simpangan baku) serta rentang teoretik masing-masing variabel.66
Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
63
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hlm. 41.
64
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hlm. 52.
65
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 125.
66
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 208.
49

mencari nilai maksimum, nilai minimun, mean, median, modus, dan


standar deviasi. Penyajian data dilakukan dengan distribusi frekuensi yang
diwujudkan dalam bentuk tabel dan grafik histogram.

2. Analisis Inferensial
Untuk melakukan analisis inferensial (uji hipotesis), pengolahan
data dilakukan menggunakan analisis regresi. analisi regresi adalah
merupakan pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan
dengan bentuk hubungan/fungsi.diperlukan pemisahan yang tegas antar
variabel bebas dan variabel terikat, biasanya disimbolkan dengan x dan y.
pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dengan variabel yang
menentukan atau dengan kata lain, adanya ketergantungan antara
variabel yang satu dan lainya. kedua variabel bersifat kausal atau sebab
akibat yaitu saling berpengaruh.67

Sesuai dengan kerangka pemikiran maka dapat dibuat persamaan


struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukan hubungan yang
dihipotesiskan. Persamaan tersebut sebagai berikut:

X3= px3x1 X1 + px3x2 X2

Dimana:
X1 = Karakteristik wirausaha
X2 = Pemasaran
X3 = Keberhasilan usaha
p = Kofisien regresi.

Berdasarkan hubungan antar variabel secara teoretis dapat dibuat


model dalam bentuk persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan sebagai berikut.

Karakteristik
67 wirausaha
robert kurniawan dan budi yuniarto, Analisi regresi dasar dan penerapan nya dengan
(X1)
R( Jakarta : kencana,2016) hlm 43.
px3x1 = P1
Keberhasilan
px3x2 = P2 usaha (X3)

Pemasaran
(X2)

px3x2x1 = p3
50

Gambar 2 . Model Analisis Regresi.

1. Uji Prasyarat Analisis


Sebelum melakukan analisis data, akan didahului dengan uji
prasyarat analisis yaitu, uji normalitas, homogenitas dan linearitas regresi.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model


regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Penggunaan statistik parametris, bekerja dengan asumsi bahwa
data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi
normal. Bila data tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat
digunakan untuk alat analisis.68 Untuk itu sebelum peneliti menggunakan
teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih
dahulu.
Pada dasarnya uji normalitas data dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu: 1) Uji kertas peluang normal; 2) Uji Liliefors, dan 3)
69
Uji Chi Kuadrat. Proses pengujian uji normalitas akan menggunakan
bantuan program SPSS versi 25.
68
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Op.Cit, hlm. 75.
69
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2014) hlm. 159.
51

b. Uji Homogenitas Data


Uji homogenitas digunakan untuk menguji sama atau tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Dengan ketentuan f hitung
harus < ftabel pada α 0,05 agar Ho dapat diterima, artinya data tersebut
homogen.70 Proses pengujian uji homogenitas akan menggunakan
bantuan program SPSS versi 25.

c. Uji Linearitas Regresi


Uji linearitas regresi dilakukan dalam rangka menguji model
persamaan regresi suatu varibel bebas terhadap variabel terikat. Apabila
garis yang terbentuk ternyata tidak linear, maka analisis regresi tidak
dapat dilanjutkan. Pengujian dilakukan terhadap arah panah yang
dibentuk pada model analisis jalur. Pengujian linearitas dalam hal ini
disebut juga dengan uji tuna cocok untuk menguji hipotesis:71
Proses pengujian uji linearitas akan menggunakan bantuan
program SPSS versi 25.
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dibuat atau digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian.
Hipotesis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur, dengan tahapan
analisis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung karakteristik wirausaha (X 1) terhadap
keberhasilan usaha (X3).
H0 : p3.1 ≤ 0

Hi : p3.1 > 0

H0 : karakteristik wirausaha (X1) tidak berpengaruh signifikan

70
Ibid, hlm. 84.
71
Sugiyono, Op.Cit, hlm. 265
52

terhadap keberhasilan usaha (X3).

Hi : karakteristik wirausaha (X1) berpengaruh signifikan


terhadap keberhasilan usaha (X3).

2. Terdapat pengaruh langsung pemasaran (X2) terhadap keberhasilan


usaha (X3).
H0 : ρ3.2 ≤ 0

Hi : ρ3.2 > 0

H0 : pemasaran (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap


keberhasilan usaha (X3).

Hi : pemasaran (X2) berpengaruh signifikan terhadap


keberhasilan usaha (X3)

3. Terdapat pengaruh langsung karakteristik wirausaha (X1) dan


pemasaran (X2) terhadap keberhasilan usaha (X3).
H0 : ρ 3.1.2 ≤ 0

Hi : ρ 3.1.2 > 0

H0 : karakteristik wirausaha (X1) dan pemasaran (X2) tidak


berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha (X3).

Hi : karakteristik wirausaha (X1) dan pemasaran (X2)


berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha (X3).

F.Rencana dan Waktu Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 6 bulan
terhitung dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2020. Kegiatan
dalam penelitian ini meliputi kegiatan pembuatan proposal, bimbingan
proposal, seminar proposal, revisi proposal, izin riset, bimbingan skripsi.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
53

Anda mungkin juga menyukai