Anda di halaman 1dari 22

Wisata Religi Ziarah Wsli 8 + Pantai Parangtritis dan Malioboro

Laporan

Disusun untuk memenuhi tugas Sekolah Kelas IX


Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun oleh :
Muhammad Alvin Zayyan Yusron
IX A

Kementerian Agama Kabupaten Jombang


Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Jombang
Desember, 2022

1
LEMBAR PERNYATAAN TULISAN

Laporan kegiatan Ziarah Wali 8 + Pantai Parangtritis dan Malioboro ini disusun untuk
memenuhi tugas Sekolah. Program kelas IX MTsN 3 Jombang ini dilaksanakan pada hari
Kamis, tanggal 22 Desember 2022.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Muhammad Alvin Zayyan Yusron kelas IX A,
menyatakan bahwa laporan ini asli hasil saya.

Jombang, Desember 2022


Yang memberi pernyataan,
Peserta Ziarah,

M. Alvin Z. Y.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Laporan kegiatan ini saya susun untuk memenuhi tugas sekolah kelas akhir,
khususnya Ziarah wali 8 + Pantai Parangtritis dan Malioboro.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama Bapak/Ibu guru
pembimbing yang telah membimbing kami selama kegiatan ini.

Kami selaku penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami terbuka menerima saran positif untuk penyempurnaan laporan di masa
mendatang.

Jombang, Desember 2022

M. Alvin Z. Y.

3
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ......................................................................................................................................... 1


Halaman Pernyataan ............................................................................................................................... 2
Kata Pengantar ............................................................................................................................................ 3
Daftar Isi ...................................................................................................................................................... 4
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................................. 5
Bab II Awal Perjalanan........................................................................................................................... 6
Bab III Para Wali/Sunan ....................................................................................................................... 7
A. Sunan Ampel................................................................................................................................... 7
B. Sunan Giri......................................................................................................................................... 8
C. Syekh Maulana Ishaq ................................................................................................................. 10
D. Sunan Drajat .................................................................................................................................. 12
E. Sunan Bonang ............................................................................................................................... 13
F. Sunan Muria ................................................................................................................................... 14
G. Sunan Kudus .................................................................................................................................. 16
H. Sunan Kalijaga ...............................................................................................................................18
I. Kyai Raden Santri ........................................................................................................................ 19
Bab IV Tempat dan Wisata.....................................................................................................................20
A. Gunung Pring..................................................................................................................................20
B. Parangtritis .................................................................................................................................... 21
C. Malioboro ........................................................................................................................................ 22
D. Rumah Makan (Sragen) ............................................................................................................23
Bab V Penutup ............................................................................................................................................. 24
A. Simpulan .......................................................................................................................................... 24

4
BAB I
PENDAHULUAN

Ziarah wali 8 + Parangtritis dan Maliobor merupakan salah satu program kelas akhir
yang dilaksanakan setiap akhir semester. Bentuk kegiatan ini adalah mengunjungi makam
sunan/wali 8 dan pantai Parangtritus dan Malioboro. Setelah melaksanakan kegiatan,
peserta didik menulis laporan. Penulisan laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan excursion pada semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 ini bertenpat di Jawa.
Kegiatan ini kami laksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Desember 2022. Peserta kegiatan ini
adalah semua peserta didik kelas IX. Pemberangkatan di GSG Jombang pada tanggal 22 pukul
14.30 dan tiba kembali di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada tanggal
25 pukul 01.30

5
BAB II
AWAL PERJALANAN

Pada Kamis, 22 Desember 2022 kami para siswa kelas IX MTsN 3 Jombang kami
melaksanakan kegiatan Ziarah Wali 8 + pantai Parangtritis dan Malioboro. Kami
berkumpul di GSG BU, Tambakberas jam 14.30 lalu saat sambal menunggu yang lain datang
kami salat ashar, setelah yang lain sudah datang kami melaksanakan apel yang
disampaikan oleh kepala sekolah kita bapak Dr. H. Muhammad Masrul S. Ag M. PdI yang di
lanjut oleh Dr. KH. M. Hasib Wahab yang sekaligus memimpin doa, setelah itu kita naik bus
masing-masing yang berjumlah lima bus. Saya naik ke bus satu yang isinya siswa kelas A, B,
C dan Sebagian siswa dari kelas D. Dengan mengucap basmallah dan doa perjalanan kami
memulai perjalanan kami.

6
BAB III
Para Wali/Sunan

A. Sunan Ampel
Kami tiba di makam Sunan Ampel jam 17.43, lalu kami berjalan ke area makam.
Setelah masuk di makam kami memulai tahlil saat semua sudah kumpul di makam.
Sunan Ampel memiliki nama kecil Raden Rahmat. Beliau lahir di Campa pada 1401 Masehi.
Sunan Ampel merupakan putra tertua Maulana Malik Ibrahim. Nama Ampel sendiri
diidentikan dengan nama daerah tempat beliau menyebarkan agama Islam, yakni daerah
Ampel, yang kini merupakan bagian dari Surabaya. Sunan Ampel memulai kegiatan
dakwahnya dengan mendirikan dan mengasuh pesantren di ampel Denta, dekat Surabaya.
Di pesantren inilah, sunan Ampel mendidik para pemuda untuk menjadi dai-dai yang akan
disebar keseluruh Jawa. Sunan Ampel merancang kerajaan islam dipulau jawa yaitu
kerajaan demak,beliau jua berperan besar dalam membangun masjid agung demak. Sunan
Ampel wafat pada tahun 1481. Jenazahnya dimakamkan didaerah ampel.

B. Sunan Giri

7
Setelah selesai ziarah di makam sunan Ampel kami pergi ke makam sunan Giri. Kami
tiba di makam suna Giri jam 20.20, lalu saya naik ojek ke area makam. Setelah tiba di area
makam kami masuk di makam kami memulai tahlil saat semua sudah kumpul di makam.
Sunan Giri atau Raden Ainul Yakin atau Raden Paku, merupakan putra dari seorang
mubaligh Islam dari Asia Tengah, yang menikah dengan Dewi Sekardadu. Dewi Sekardadu
adalah putri Prabu Menak Sembuyu, penguasa wilayah Blambangan. Kelahiran Raden Paku

dianggap membawa petaka, berupa wabah penyakit dari Blambangan Pasai. Sehingga Dewi
Sekardadu dipaksa ayahnya Menak Sembuyu untuk membuang Raden Paku yang masih
bayi, Dewi Sekardadu akhirnya membuang putranya ke Selat Bali. Kemudian Raden Paku
ditemukan oleh sekelompok awak kapal, yaitu Sabar dan Sobir. Bayi Raden Paku pun
dibawa ke Gresik, saat tiba di Gresik, Raden Paku diangkat menjadi anak dari saudagar
kapal. Raden Paku pun dinamai Joko Samudra, dan diperintahkan oleh ibu angkatnya untuk
berguru kepada Sunan Ampel. Sunan Ampel mengetahui siapa Joko Samudra
sesungguhnya, dan ditempat inilah Joko Samudra mengetahui nama dia yang sebenarnya.
Kemudian ayah Raden Paku memerintahkan anaknya tersebut untuk membangun sebuah
pesantren di Gresik. Dan Raden Paku diperintahkan oleh Sunan Ampel untuk kembali ke
Gresik. Tiba di Gresik Raden Paku mencari tanah untuk dibangun Pesantren. Akhirnya
Raden Paku mendapatkan tanah untuk dibangun pesantren, dilokasi yang sejuk dan damai,
disebuah desa yang bernama Desa Sidomukti. Dan pesantren tersebut dinamakan
Pesantren Giri, yang mempunyai arti dataran tinggi. Pesantren Giri, maju pesat dan banyak
santri yang mendaftar, hingga memudahkan Sunan Giri untuk berdakwah. Sunan Giri pun
mendirikan kerajaan yang bernama Kerajaan Giri Kedaton, dan kerajaan Giri Kedaton
bertahan selama 200 tahun. Setelah Sunan Giri wafat, beliau digantikan oleh Sunan Dalam,
Sunan Sidomarji, dan seterusnya. Yang terakhir Pengeran Singosari, namun setelah
Pangeran Singosari wafat pada 1679, lenyaplah kekuasaan Giri Kedaton. Meskipun Giri
Kedaton sudah tidak berkuasa, namun Sunan Giri tetap dikenang sebagai wali songo
sepanjang masa. Sunan Giri berdakwah melalui ceramah dimasyarakat dan di Pesantren
Giri. Selain berceramah Sunan Giri juga menyampaikan ajaran-ajaran Agama Islam melalui
permainan tradisional anak. Sunan Giri dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.

8
C. Syekh Maulana Ishaq
Setelah selesai ziarah di makam sunan Giri kami menuju makam syekh Maulana
Ishaq. Setelah tiba disana kami melaksanakan salat jama’ ta’khir (Maghrib dan Isya’)
terlebih dahulu sebelum kami memulai tahlil di makam syekh Maulana Ishaq.

9
mulana Ishaq rah.a. berasal dari Samarqand, dekat Bukhara di Uzbekistan. Beliau
sebagai ahli pengobatan. Maulana Ishaq datang di Jawa Timur pada 1404 M bersama
dengan ayahnya, Syekh Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan saudara ayahnya, yaitu
Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishaq pada awal datang di tanah Jawa menetap di
Gresik. Setelah itu ditugaskan oleh Maulana Malik Ibrahim menuju kerajaan Syiwo-
Buddho Blambangan untuk berdakwah di sana. Oleh karena pengaruhnya juga
sampai daerah Panarukan dan Pasuruan, selatan Ampel Dento, Suroboyo. Maulana
Ishaq yang sering disebut-sebut sebagai ayah Sunan Giri menikah dengan Dewi
Sekardadu, putri Adipati Blambangan, Prabu Menak Sembuyu. Belum lagi anak itu
lahir, Maulana Ishaq sudah diusir karena Adipati Blambangan tidak suka gerakan
dakwah Islam yang dilakukan menantunya itu. Oleh karena itu, Maulana Ishaq
pindah ke Pasai. Ketidaksukaan penguasa Blambangan terhadap Islam ini kelak
berlanjut dalam kancah perang terbuka masa Sultan Trenggono. Ketika berada di
Pasai, beliau mengajarkan Islam sampai akhirnya wafat di sana. Di antara murid-
murid yang belajar kepada beliau adalah putranya sendiri, yaitu Ainul Yaqin (Sunan
Giri), Makhdum lbrahim (Sunan Mbonang) dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung
Jati).

D. Sunan Drajat
Kami tiba di sunan Drajat jam 01.26, lalu kami berjalan ke area makam. Setelah masuk
di makam kami memulai tahlil saat semua sudah kumpul di makam.

10
Sunan Drajat bernama kecil Raden Syarifuddin atau Raden Qosim putra Sunan Ampel yang
terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai, ia mengambil tempat di Desa Drajat
wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwahnya
sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali keprajaan di wilayah perdikan Drajat
sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun. Ia sebagai Wali penyebar Islam yang
terkenal berjiwa sosial, sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu
mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam.
Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas
kemiskinan dan menciptakan kemakmuran. Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena
Sunan Drajat memperoleh kewenangan untuk mengatur wilayahnya yang mempunyai
otonomi. Sebagai penghargaan atas keberhasilannya menyebarkan agama Islam dan
usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi
warganya, ia memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada
tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.

E. Sunan Bonang
Kami tiba di makam sunan Bonag jam 02.49, saya pergi ke area makam naik becak
setelah tiba di area makam kami masuk ke makam, Setelah masuk di makam kami memulai
tahlil saat semua sudah kumpul di makam.

11
Sunan Bonang merupakan anak dari Sunan Ampel. Dengan demikian, Sunan Bonang ini
merupakan cucu dari Maulana Malik Ibrahim. Sunan Bonang ini dilahirkan dari seorang
perempuan bernama Nyi Ageng Mulia pada 1465 M di daerah Tuban. Tak hanya sebagai
tempat kelahirannya saja, Tuban juga kemudian menjadi pusat penyebaran agama islam
oleh Sunan Bonang.
Kami setelah ziarah di makam sunan Bonang kami melaksanakan salat subuh di masjid
Agung Tuban setelah itu kami di beri waktu lumayan lama untuk mandi, setelah mandi
kami di bagikan sarapan oleh Pembina kami, setelah sarapan jam 04.57 kami pergi menuju
makam sunan Muria.

F. Sunan Muria
Setelah sekitar lima jam di perjalanan akhirnya kami tiba di makam sunan Muria.
Kami menunggu beberapa menit untuk menaiki ojek. setelah tiba di area makam kami

12
langsung menuju masjid untuk melaksanakan salat jama’ taqdim (Dhuhur dan Ashar)
setelah itu kami menuju makam sunan Muria.
Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut beberapa
riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Saroh, putri
Sunan Ngudung. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung
(Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat dia
dimakamkan. Adapun asal usul nama Sunan Muria karena beliau tumbuh dan bermukim di
bukit Puncak Colo, Gunung Muria, sebelah utara Kota Kudus. Sebagai putra dari Sunan
Kalijaga, wajar jika beliau dekat dengan ilmu agama Islam. Beliau memanfaatkan
pengetahuannya tentang kesenian sebagai sarana dakwah yang efektif. Jiwa seni Sunan
Muria inilah yang membuatnya mahir bermain gamelan, wayang, hingga menciptakan lagu
yang diselipi nilai-nilai Islam. Keramahan Sunan Muria ketika berdakwah juga menjadi nilai
tambah tersendiri mengingat lingkungan yang dihadapi Sunan Muria mayoritas masih
memeluk agama Hindu dan Buddha. Sunan Muria sadar jika dakwah yang dilakukan tidak
menarik, maka resikonya adalah penolakan dari masyarakat luas. Dengan cara dakwah
menyerupai Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang itulah beliau berhasil menyentuh hati
masyarakat dan membimbing mereka ke jalan keimanan. Beberapa lagu karya Sunan Muria
yang sukses diterima dengan baik oleh masyarakat antara lain Sinom dan Kinanti. Lirik
lagu tersebut dirasa menarik karena terselip kisah agama Islam. Membaurnya Sunan Muria
dengan kebudayaan yang telah lebih dahulu tumbuh di masyarakat membuat ajarannya
dikenal dengan sebutan "topo ngeli." Yaitu sebuah cara mengikuti arus tetapi tetap
berpegang erat pada prinsip agama Islam. Sementara di pewayangan, Sunan Muria berhasil
mempopulerkan kisah Dewaruci. Kisah Dewaruci menceritakan pengarungan samudera
oleh Bima (Werkudara) untuk mencari kebenaran yang hakiki. Uniknya, Sunan Muria
mengubah nama-nama tokoh wayang itu dengan nuansa islami. Sebagai contoh Werkudara
diubah dengan nama Nafs Hayawaniyyah, Lhawaudadi. Sedangkan samudera luas diganti
dengan sebutan Bahrul Wujud.

Nama-nama unik bernuansa Islam itulah yang semakin menambah faktor diterimanya
ajaran yang disebarkan Sunan Muria. Sebagai seorang wali, Sunan Muria memiliki
kemampuan dalam memanfaatkan berbagai macam tumbuhan di sekitarnya. Salah satunya

13
adalah ramuan yang terbuat dari madu lebah dan jintan hitam atau habatussauda. Ramuan
ini dikenal dengan nama pari joto yang berkhasiat untuk menyuburkan sistem reproduksi
perempuan. Oleh sebab itu, ramuan ini sangat cocok bagi pasangan yang sedang menanti
datangnya momongan. Sunan Muria meninggal dan dimakamkan di tempat beliau tinggal
tepatnya di Desa Colo, Kecamatan Dawe, yang berjarak kurang lebih 18 km sebelah utara
Kudus. Di sana pula terdapat benda-benda peninggalan beliau, salah satunya pohon jati
yang dikeramatkan dan tidak ada yang berani menebangnya hingga saat ini.

G. Sunan Kudus
Setelah selesaia ziarah di makam sunan Muria kami menuju makam sunan Kudus.
Untuk pergi ke area makam kami naik ojek dari tempat parker bus ke area makam.

14
Sunan Kudus adalah salah satu wali songo di tanah Jawa yang tetap menghormati budaya
setempat. Penghormatannya terhadap budaya dicirikan dengan masjid peninggalannya di
Kudus. Sunan Kudus memiliki nama asli Ja'far Sodiq. Ia wali keturunan Arab dari ayahnya
Raden Utsman Haji dan Ibunya Nyai Anom Manyuran. Diketahui ibunya merupakan putri
Sunan Ampel. Melansir dari buku Sunan Kudus Sang Panglima Perang, ayahnya merupakan
senopati Kerajaan Demak yang gugur dalam pertempuran melawan serangan Kerajaan
Majapahit. Sunan Kudus lalu menggantikan posisi ayahnya. Jabatannya itulah yang
memperkuat perluasan penyebaran agama Islam. Dikutip dari jurnal Indo-Islamika UIN
Jakarta, Sunan Kudus menerapkan metode dakwah bil-hal atau perbuatan nyata dalam
menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah. Pada waktu itu masyarakat menganut
agama Hindu-Budha. Secara keseluruhan, Sunan Kudus menggunakan empat pendekatan
dalam menyebarkan agama Islam. Pertama, Sunan Kudus melakukan pendekatan secara
perlahan yakni membiarkan adat istiadat yang ada di masyarakat dan mulai mengubahnya
sedikit-demi sedikit. Dia juga mengedepankan jalan damai dan menghindari perpecahan
selama berdakwah. Kedua, Sunan Kudus menghormati masyarakat Hindu untuk menarik
perhatian mereka. Salah satunya dengan memberikan larangan untuk tidak menyembelih
sapi. Pada waktu itu sapi merupakan hewan yang disucikan oleh masyarakat setempat.
Larangan ini berawal dari cerita saat Sunan Kudus mendatangkan sapi dari India.
Datangnya sapi itu membuat warga penasaran dan berbondong-bondong mendatangi
Sunan Kudus. Mereka mengira sapi itu akan disembelih di hadapan mereka. Namun,
ternyata itu merupakan salah satu strategi menarik masyarakat untuk memeluk Islam. Saat
masyarakat sudah berkumpul, Sunan Kudus menceritakan bahwa dulu ia hampir mati
karena kehausan. Lalu datanglah sapi menyusuinya. Setelah itu ia mengatakan kepada
masyarakat supaya tidak menyakiti sapi apalagi sampai menyembelihnya. Hal itu membuat
masyarakat semakin tertarik padanya.

15
H. Sunan Kalijaga
Kami tiba di makam sunan Kalijaga jam 19.00, lalu kami berjalan ke area makam.
Setelah masuk di makam kami memulai tahlil saat semua sudah kumpul di makam.
Sunan kalijaga adalah anak seorang adipati tuban. Ia mencuri uang ayah nya sendiri untuk
dibagikan ke orang yg miskin, memang membantu seorang perbuatan mulia tapi sunan kali
jaga memperoleh uang tersebut dgn cara mencuri. Ia bertemu dengan seseorang bernama

16
sunan bonang. ia melihat bahwa sunan bonang bisa merubah batu menjadi emas, lalu ia
ingin menjadi murid sunan bonang lalu sunan bonang menjawab tobatlah kamu wahai
kisanak, tidak baik mencuri walaupun niat kisanak itu baik. Lalu sunan bonang menyuruh
kalijaga bertapa di pinggir sungai sampai sunan bonang datang kembali. Bertahun2
kemudian sunan bonang lupa bahwa ia menyuruh seorang pemuda untuk bertapa di
pinggir sungai, lalu ia menemui bahwa tubuh sunan kali jaga tertutup oleh lumut lalu sunan
bonang mengazani telinga sunan kalijaga lalu ia sadar kembali dan mengabdi kepada sunan
bonang dan bertaubat atas dosanya.
Setelah ziarah kami salat jama’ ta’khir (Maghrib dan Isya’) sebelum menuju ke lokasi
selanjutnya.

I. Kyai Raden Santri


Lokasi ziarah kami terakhir adalah di situs makam para aulia khususnya kyai Raden
Santri.
Raden Santri atau Sayyid Ali Murtadlo merupakan salah satu penyebar agama Islam di Jawa
dan sekitarnya, khususnya Gresik. Beliau adalah Putra dari Syekh Ibrahim Zainuddin As-
Samarqandy, dan juga kakak dari Sunan Ampel, serta sepupu dari Syekh Maulana Malik

17
Ibrahim. Raden Santri juga dikenal sebagai Sunan Gisik yang memiliki arti seorang guru
agama atau tokoh yang dihormati yang berada di daerah pesisir. Dalam catatan Cina kata
‘Sunan’ berasal dari dialek Hokkian yaitu ‘Su’ dan ‘Nan’, dimana ‘Su’ bermakna ‘Suhu’ atau
‘Saihu’ yang memiliki arti guru sedangkan ‘Nan’ berarti selatan. Kata ‘Gisik’ sendiri dalam
bahasa Jawa memiliki arti pantai, sesuai dengan lokasi dakwah Raden Santri yang berada di
daerah pesisir Gresik. Raden Santri wafat pada tahun 1317 saka/1449 M 15 Muharram
abad ke-8 Hijriah, makam Beliau terletak sekitar 100 m sebelah utara alun-alun kota
Gresik, tepatnya di jalan Raden Santri. Kelurahan Bedilan, Gresik atau hanya berjarak 200 m
sebelah utara dari makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Tepat di samping pusara Raden
Santri terdapat pusara murid kesayangan Beliau, yaitu Sayyid Hasan. Haul Beliau sering
diperingati oleh masyarakat Gresik pada setiap tanggal 15 Muharram.

BAB IV
Tempat dan Wisata
A. Gunungpring
Sebelum kami ziarah ke makam kyai Raden Santri malamnya kami menginap di
penginapan gunungpring di sekitar makam. Kami tiba di penginapan jam 00.39. setibanaya
kami disana kami langsung mengecas hp kita di tempat cas hp lalu kami masuk penginapan

18
untuk istirahat, lalu saat subuh kami bangun untuk salat subuh lalu mandi dan siap-siap,
lalu kami memasukkan kembali tas kita di bus, lalu kami menuju makam.

B. Pantai Parangtritis
Setelah ziarah di makam kyai raden santri kami pergi ke pantai parangtritis. Kami tiba
di pantai parangtritis jam 10.05. kami di beri waktu sekitar tiga jam disana. Awalnya saya
bersama lima teman saya bingung mau ngapain disana akhirnya kami memtuskan untuk
minum es kelapa, setelah minum es kelapa dan menikmati pantai dari pinggir akhirnya
kami memutuskan untuk menyewa ATV yang harganya RP. 50.000/20 menit. Saya patungan
RP. 25.000 dengan teman saya, setelah 20 menit kami jalan-jalan dan foto-foto, tak lama
kemudian kami di kabari untuk segera kumpul di bus, tanpa menunggu lama kami langsung
bergegas ke bus, disana kami melaksanakan salat jama’ taqdim (Dhuhur dan Ashar) sambal
menunggu teman-teman yang lain kumpul. Saat semua sudah ada kami naik bus dan
langsung berangkat ke lokasi selanjutnya.

19
C. Malioboro
Setelah bermain di pantai kami pergi ke Malioboro. Kami mampir di tempat oleh-oleh
pertama disana kami diberi waktu 30 menit. Setelah itu kami ke kota Malioboro kami diberi
waktu samapai maghrib. Disana saya membeli kaos dan beberapa oleh-oleh, setelah itu
saya jalan-jalan lalu kembali ke parkiran bus. Setelah itu kami pergi ke tempat oleh-oleh
kedua disana kami diberi waktu 30 menit.

D. Rumah Makan (Sragen)


Disini saya tidak ikut ke rumah makan dikarenakan saya saat di Malioboro langsung pulang
ke rumah saya yang di Jogja. Sebelum pulang saya menaruh gudeg untuk Bu Endang di kursi
beliau karena beliau sudah di Malioboro.

20
BAB V
Penutup

A. Simpulan
Dari hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa ziarah ini membuat kami lebih
mengenal, tau dan dekat dekat wali-wali di Indonesia dan dengan adanya wisata ke pantai
parangtritis dan Malioboro menghibur dan merefreshing kita sebagai murid.

21
LAMPIRAN
LEMBAR LAPORAN KEGIATAN WISATA RELIGI KELAS IX 2022

22

Anda mungkin juga menyukai