MENGENAL DUNIA KAMPUS (NILAI, BUDAYA, DAN TRADISI)
Proses perkuliahan yang di awali dengan pendaftaran mata kuliah, pengajuan mata kuliah yang akan di ambil, dan kemudian di setujui oleh wali, dan tak kalah penting adalah proses kuliahan lanjut dengan mengikuti seluruh mekasisme pembelajaran yang hari ini di lakukan melalui system daring dimana seluruh proses pelayanan itu menggunakan sarana online yang di lakukan beberapa tahun terakhir ini. Yang paling penting di samping layanan akademik, proses akademik itu juga akan di topang oleh system yang menunjukan bahwa UIN Walisongo Semarang ini sebagai kampus di mana seluruh layanannya itu berupa smart teknologi informasi yang memadai. Jadi proses akademik di UIN Walisongo ini berjalan dari kita masuk kemudian berproses dengan system pembelajaran melalui beberapa mekanisme akademik sampai kita keluar dan lulus dari UIN Walisongo. Mekanisme kurikulum terbaru 2020 yang perkuliahannya sangat berbeda dari tahun- tahun sebelumnya, diantara yang paling khas misalkan, nantinya kita di berikan kesempatan mahasiswa untuk proses belajar baik di dalam prodi dan fakultasnya sendiri maupun di luar prodi dan fakultasnya sendiri atau di luar universitas agar memperoleh pengetahuan dan sikap yang memadai di tengah-tengah tantangan yang luar biasa di era distrubsi ini. Kurikulum ini menerapkan kurikulum merdeka belajar yang merespon tentang kebijakan Pendidikan tinggi di era Pak Nadiem Makarim yaitu pembelajaran merdeka. Fitur akademik yang ada di UIN Walisongo yang di tawarkan ke mahasiswa di antaranya E-learning, Filemile System, Fitur Layanan Akademik dari masuk hingga lulus, Quiz, G-meet tersambung dengan absensi, Akses Perpus, Pusat Pengmbangan Bahasa, Siap Kawal, We Learning, E-Library, E-Jurnal, Perpustakaan Digital, MCA toufl cours, PPID, Walisongo Smart Card, dan Beasiswa Walisongo. Dunia sekolah berbeda dengan dunia kampus, beberapa ciri yang membedakannya itu dari aspek akademikal culter atau akademik atmosfir, atmosfir akademik dan budaya akademik, nah budaya akademik itu di cirikan dengan satu yaitu model pembelajaran yang bersifat akademis di antaranya adalah pertama, pengembangkan sikap objektif dimana proses pencarian kebenaran itu di lakukan terus menerus hingga setiap orang itu dapat meraih apa yang dapat ia lakukan. Bahwa setiap kebenaran yang di peroleh dan pengetahuan yang di peroleh dan di terima itu bukan bersifat otomatis tapi jadi di tanyakan sesuai dengan metodelogi yang berkembang. Jadi kita boleh menanyakan dengan kritis tentang apa saja yang di ajarkan dosen sehingga pada saatnya memperoleh kepuasan intelektual dalam melaksanakan akademik, yang dengan cara seperti itu kita bisa menjadi lebih memiliki wawasan yang lebih ketimbang materi yang mungkin di sampaikan secara tafsiah. Yang ketiga tak kalah penting kita juga mengembangkan satu wawasan kritis yang relevan dengan tanah ranah. Jadi secara akademis kita sudah mengemas metodelogi belajar mengajar yang memungkinkan mahasiswa untuk bisa melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan lapangan abada 21 dan apa yang kita sebut dengan High Orther Thingking, satu proses berfikir tinggi yang tidak lain adalah berfikir kritis, kreatif, dan inofatif yang dikembangkan oleh UIN Walisongo sehingga nanti kita ketika kuliah harus sangat berbeda dengan pada saat sekolah karena kebebasan berfikir terjamin dan di persilahkan, yang terpenting ada standar metodelogi yang harus jelas sehingaga setiap pemikiran itu menghasilkan cara-cara baru, menghasilkan teori-teori baru yang memungkinkan kita terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan. Jadi intinya pembelajaran di perguruan tinggi negeri itu meliputi beberapa aspek di anatarnya adalah berfikir kritis yang menuntut kita untuk bisa berfikir kritis memehuni tantangan abad 21 yaitu secamam kolaborasi, kemudian komukasi, critical thingking, kemudian ada juga kemandirian mahasiswa yang tadinya mungkin lebih banyak di beri oleh gurunya sekarang kita harus lebih banyak mengeksplorasi bidang-bidang akademik dan fitur-fitur akademik secara mandiri seperti itu. Serta budaya UIN Walisongo dengan Tri Etika Kampus nya yaitu Etika Diniah tentang bagaimana meningkatkan pemahaman penghayatan dan pengamalan agama islam yang meliputi spiritual dan ketaan pribadi serta agar tetap mempertahankan akidah islamiah, Kemudian Etika Ilmiah menurut buku panduan adalah mengembangkan dan menjunjung tinggi kebebasan akademik yang penuh tanggung jawab meningkatkan kualitas akademik secara kelembagaan menegakkan sikap ilmiah dan disiplin dalam rangka terwujudnya peningkatan intelektualisme profisilisme dan prestasi, Kemudian ada Etika Ukhwah. Etika Uhkwah ini menurut buku pedoman adalah mewujudkan dan mengembangkan rasa kebersamaan sebagai warga UIN tanpa membedakan latar belakang antara suku, bangsa, dan dengan keagamaan, organisasi kemasnyarakatan, dan sosial budaya
Pola Penerapan Merdeka Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Meningkatkan Daya Kreativitas Peserta Didik Kelas Xi Mekatronika SMK Leonardo Klaten