Anda di halaman 1dari 7

JUDUL : Tantangan Pendidikan Vokasional pada Era Disrupsi

Nama : Perwita Aura Larasaty


NIM : 18518249002

A. PENDAHULUAN
Buku Era Disrupsi Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia secara
garis besar membahas tentang perubahan dalam pendidikan tinggi Indonesia, multidisiplin,
interdisiplin dan transdisiplin ilmu pengetahuan dan riset pada pendidikan tinggi masa
depan, kurikulum dan metode pembelajaran pada sumber perubahan disruptif menjelang
seabad kemerdekaan, memperkuat kegiatan peneletian dengan mengembangkan perguruan
tinggi riset untuk mencapai pengakuan dunia, mahasiswa dan internasionalisasi pendidikan
tinggi, dosen dan manajemen sumber daya manusia strategis pendidikan tinggi, sistem
keuangan dan pendanaan pendidikan tinggi di Indonesia dan yang terakhir berhenti
menyangkal kerjakan perubahan.
Sejak zaman dahulu, kehidupan perguruan tinggi di Indonesia banyak mengalami
perubahan, dari yang hanya melayani sebagian kecil, sekarang jauh lebih banyak penduduk
yang bisa menikmati dan mendapatkan kesempatan untuk duduk di kursi perguruan tinggi.
Perguruan tinggi di Indonesia pada masa sekarang juga semakin banyak pertambahan
perguruan tinggi tersebut karena semakin bertambahnya penduduk di Indonesia. Perubahan
teknologi pada masa sekarang sangatlah cepat oleh karena itu muncul lah beberapa
perubahan yang sangat signifikan pada sebuah kebiasaan,dll. Perubahan tersebut bisa
disebut sebagai perubahan disrupsi. Perubahan disrupsi adalah sebuah perubahan inovasi
yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara yang baru. Perubahan
disrupsi menyebabkan terjadinya perubahan terhadap cara mengajar dan belajar yang
semula terpusat pada dosen menjadi terpusat pada mahasiswa.
Perjalanan peran perguruan tinggi yang semula hanya dianggap berperan sebagai
lembaga pendidikan namun dalam perjalanan waktu karena berbagai faktor menyebabkan
perubahan terhadap peran perguruan tinggi menjadi melebar ke berbagai aspek kehidupan.
Perguruan tinggi kini disebut sebagai generasi “ketiga” dimana lebih menonjolkan ciri
pendekatan pembelajaran dan penelitian yang bercorak multidisiplin, interdisiplin, dan
transdisiplin. Tidak ada lagi monodisiplin seperti yang berjalan saat ini. Model berpikir
dan pembelajaran di pendidikan tinggi di masa depan adalah satu permasalahan yang
sedang dihadapi oleh umat manusia didekati, dianalisis, dan diselesaikan dari berbagai
perspektif keilmuan secara terpadu-terintegrasi. Pencetusan kurikulum baru yang akan
segera diterapkan yaitu “Kurikulum Pribadi”. Kurikulum pribadi adalah kurikulum yang
ditentukan sendiri oleh seorang mahasiswa. Ke depan, akan ditambah adanya Massive
Open Online Courses (MOOCs) yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang diinginkannya dari berbagai sumber. Dalam proses perubahan tentunya
diperlukan sebuah penelitian. Penilitian menjadi sebuah “jantung” bagi perguruan tinggi
riset dan memudahkan perguruan tinggi untuk mendapatkan pengakuan global. Reputasi
perguruan tinggi juga ditentukan oleh kualitas mahasiswanya. Peran mahasiswa sebagai
input yang sekaligus menjadi objek dan pelaku proses pendidikan dan penelitian di
perguruan tinggi. Perguruan tinggi akan meninjau kualifikasi dan keterampilan dasar yang
harus dimiliki mahasiswa agar siap mengikuti proses pendidikan dan penelitian di
perguruan tinggi dengan baik dan lancar. Kesiapan dosen dalam menjawab perubahan-
perubahan dapat diterapkan oleh perguruan tinggi agar kompetensi dosen sesuai dengan
yang diperlukan perguruan tinggi.

B. Kajian 1 : Peran Perguruan Tinggi Sebagai Penghasil Calon Guru Dalam


Menghadapi Era Disrupsi
Peran perguruan tinggi dibagi dalam 5 kelompok yaitu pendidikan dan
pembelajaran, penelitian dan pengembangan ilmu, diseminasi ilmu, penyimpanan
khazanah keilmuan, dan pemanfaatan hasil pengembangan. Tugas utama perguruan tinggi
adalah meningkatkan keterpelajaran masyarakat dengan cara memperkenalkan mahasiswa
kepada pengembangan konsep-konsep dan penguasaannya hingga tingkat
perkembangannya di masa sekarang sehingga diharapkan lulusan perguruan tinggi
memiliki keahlian kompetensi. Pengembangan konsep-konsep yang terjadi di masa
sekarang dapat diketahui dengan cepat melalui metode penilitian. Ada 3 kemampuan yang
menjadi inti pendidikan di tingkat perguruan tinggi, yaitu kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan inovatif dimana ketiga kemampuan ini sangat diperlukan di kehidupan yang
akan datang.
Ada banyak bagian atau tingkatan yang ada di dalam perguruan tinggi. Tingkat
pertama yaitu pendidikan sarjana. Pada tingkat ini merupakan titik kritis karena menjadi
tumpuan perkembangan mahasiswa menuju masa depan, baik yang langsung memasuki
dunia kerja maupun melanjutkan pendidikan ke tingkat pascasarjana. Bagi mahasiswa yang
ingin lebih fokus ke dunia kerja disediakan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi lebih
mengarahkan kepada penguasaan keterampilan tertentu melalui pelatihan secara langsung.
Sangat diharapkan, lulusan dari pendidikan vokasi memiliki keahlian kompetensi yang
memiliki sertifikat melalui Ujian Kompetensi Keahlian dan siap untuk masuk ke dunia
industri. Pendidikan selanjutnya adalah pascasarjana. Tujuan pendidikan pascasarjana
adalah menghasilkan tenaga pendidik serta peniliti di perguruan tinggi atau di Lembaga
penelitian dan pengembangan. Perguruan tinggi juga berperan sebagai penghasil dan
penyebar ilmu pengetahuan oleh karena itu diperlukan pembelajaran dan penelitian.
Lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi orang yang berguna dan
membawa perubahan terhadap negara. Terlebih lagi di masa sekarang semakin banyak
perubahan-perubahan karena perkembangan teknologi. Salah satu lulusan perguruan tinggi
yang memiliki peran besar terhadap perubahan khususnya pada bangsa negara yaitu
pengajar atau guru. Pengajar sangat diharapkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan
jurusan dan diharapkan juga mendapatkan posisi mengajar sesuai dengan kompetensi.
Tidak sedikit pengajar generasi terdahulu yang masih belum terlalu paham mengenai
kemajuan teknologi. Tetapi sekarang mulai muncul berbagai solusi seperti pelatihan
kompetensi. Oleh karena itu, perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan lulusan
pengajar yang berstandar terbaik sesuai dengan persaingan di masa sekarang. Perguruan
tinggi perlu menyiapkan dosen dan tenaga pendulung yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang memandai. Sangat dianjurkan dosen yang menjadi tenaga pengajar
merupakan lulusan dari luar negeri sehingga diharapkan dalam proses pembelajaran di
kelas menggunakan buku-buku referensi berstandar internasional. Sarana dan prasarana
yang ada harus diperbaharui sesuai dengan standar kemajuan teknologi sekarang. Peran
guru dalam era disrupsi harus bisa dicermati secara baik-baik. Karena perubahan yang
sangat drastis di era ini. Beberapa sekolah mulai menerapkan sistem belajar dimana siswa
yang berperan aktif. Selain itu beberapa tenaga pendidik melanjutkan studi di luar negeri
dan menerapkan sistem belajar di luar negeri yang mereka dapatkan selama studi.
Diharapkan pada tenaga pendidikan pada era terdahulu segera bisa menyusul
perkembangan zaman di era sekarang agar peserta didik tidak tertinggal dalam
perkembangan zaman.

C. Kajian 2 : Tantangan Pendidikan Kejuruan/Vokasi Menghadapi Pembelajaran


MOOC
Pada masa kini, terjadi pergeseran dalam proses belajar-mengajar. Yang
sebelumnya pengajaran terpusat pada pengajar menjadi pengajaran terpusat pada peserta
didik. Metode belajar-mengajar seperti ini berarti sangat luas dalam mencari pengetahuan,
tidak hanya terpaku kepada pengajar saja tetapi para peserta didik dapat mencari tau
pengetahuan secara mandiri melalui media online. Metode ini juga diharapkan dapat
diterapkan dan diyakini akan menjadi pengarah ke hari depan. Teknologi telah
menghasilkan sebuah sistem berupa kursus online secara besar-besaran dan terbuka dengan
tujuan untuk memungkinkan partisipasi tak terbatas dan dapat diakses melalui web yang
disebut sebagai Massive Open Online Course (MOOC). Sistem ini membebaskan siapapun
untuk bisa mengakses dan mengunduh semua pelajaran yang disediakan sistem tersebut
secara gratis. Di berbagai negara maju, keberadaan sistem ini merupakan ancaman bagi
eksistensi berbagai perguruan tinggi, khususnya pengajar dan guru besar. MOOC
memungkinkan seseorang belajar mandiri karena mampu mencari informasi sendiri,
menentukan sendiri apa yang akan dipelajarinya, mengatur jadwal sendiri. Sistem ini
membebaskan pengguna untuk terdaftar di berapa website ataupun perguruan tinggi karena
yang menjadi admin atau pengkontrol adalah dirinya sendiri. Cara belajar seperti ini bukan
hanya diterapkan pada perguruan tinggi saja tetapi beberapa sekolah SMA maupun SMK
mulai menerapkannya. Penerapan sistem ini membawa dampak sangat baik karena MOOC
hadir karena sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang dimana pembelajaran
berbasis daraing (dalam jaringan). Dalam setiap proses tentunya memiliki sebuah
tantangan, resiko dan solusi. Tantangan MOOC di SMK khususnya adalah maraknya
pembelajaran-pembelajaran mengenai kejuruan yang disebarkan oleh seseorang yang
keahliannya bisa dibilang masih di bawah standar. Resikonya adalah banyak siswa yang
salah terhadap sebuah pelajaran. Solusinya adalah pihak sekolah harus memberikan
pelatihan kompetensi kepada para siswa dan guru yang sesuai dengan standar di industri
agar para siswa tidak menelan mentah-mentah informasi yang belum tentu benar
pelaksanaannya pada media online. Selain itu, pihak sekolah juga bisa melakukan
pengarahan atau sosialisasi kepada para siswa mengenai pembelajaran via daring (dalam
jaringan). Dan juga perlu diberikan sosialisasi terhadap perkembangan teknologi yang
menghasilkan beberapa perubahan. Kepada guru juga perlu diberikan sosialisasi terhadap
penggunaan media daring (dalam jaringan)

D. Kajian 3 : Kemungkinan Pendidikan Kejuruan/Vokasi untuk Mengembangkan


“Kurikulum Pribadi” Dengan Adanya Era Disrupsi
Kurikulum pribadi adalah salah satu model kurikulum yang lebih mengutamakan
seseirang menjadi subjek utama kegiatan pendidikan. Kurikulum ini mengarahkan
pendidikan kepada membina manusia yang utuh. Pelajaran yang diberikan kepada siswa
tidak terpaku hanya kepada bidang tertentu saja tetapi disesuaikan dengan minat dan bakat
seorang siswa. Pada bidang ini, guru berperan sebagai fasilitator atau yang menyediakan
fasilitas untuk bertanya dan berdiskusi sedangkan siswa berperan sebagai pemeran utama
dimana siswa diberi kebebasan untuk belajar, mencari tau segala sesuatu yang ingin mereka
pelajari. Kurikulum pribadi ini jika diterapkan sekarang sangat baik karena telah sesuai
dengan standar MOOC. Era disrupsi pada masa sekarang menuntut para siswa untuk lebih
kritis dan inovatif dalam mengikuti perkembangan zaman. Dengan kurikulum ini, para
siswa dapat fokus mengembangkan minat dan bakat yang mereka punya. Selain itu, dengan
berkembangnya minat dan bakat membuat para siswa semakin siap untuk terjun ke dunia
industri.

E. Kajian 4 : Pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin merupakan


orientasi pada era disrupsi untuk didikan kejuruan/vokasi
Pendekatan interdisiplin adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah
dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara
terpadu. Yang dimaksud ilmu setumpun adalah ilmu yang berada dalam sebuah rumpun
ilmu tertentu, seperti rumpun Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu-Ilmu Sosial (IIS),
atau rumpun Ilmu-Ilmu Budaya (IIB) sebagai alternatif. Sedangkan ilmu yang relevan
adalah ilmu-ilmu yang cocok digunakan dalam pemecahan suatu masalah. Kata kunci dari
pendekatan ini adalah inter, yang berarti terpadu antar ilmu dalam rumpun ilmu yang sama.
Pendekatan multidisiplin adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah
dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu-
ilmu yang relevan dapat digunakan dalam rumpun Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), rumpun
Ilmu-Ilmu Sosial (IIS), ataupun rumpun Ilmu-Ilmu Humaniora (IIH) secara alternatif. Kata
kunci dari pendekatan multidisplin ini adalah multi, yang berarti banyak ilmu dalam
rumpun ilmu yang sama.
Pendekatan transdisiplin adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah
dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai dan relevan dengan masalah yang
akan dipecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal dari orang
yang memecahkan masalah tersebut. Ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun
Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu-Ilmu Sosial (IIS), ataupun rumpun Ilmu-Ilmu
Humaniora (IIH) sebagai alternatif. Seseorang yang menggunakan pendekatan
transdisiplin harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) menggunakan ilmu di luar
ilmu keahlian utamanya; b) ilmu yang digunakan berada dalam rumpun ilmu yang sama
dengan ilmu keahlian utamanya; c) memahami dengan baik ilmu yang digunakan di luar
keahlian ilmu utamanya itu; d) menunjukkan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang
memadai. Kata kunci pendekatan transdisiplin adalah trans, yang berarti lintas ilmu dalam
rumpun ilmu yang sama.
Monodisiplin mewawasi, melandasi, dan menggerakkan segenap ilmu-ilmu dalam
bekerja. ‘Ideologi’ monodisiplin meyakini 4 hal. Pertama, ilmu apapun harus mengejar
tujuan dan kepentingan tertentu yang melekat dalam dirinya sendiri. Kedua, ilmu apapun
harus bekerja dengan asas-asas disiplin yang ketat dan pasti yang dimilikinya dan dalam
batas-batas cakupan yang telah ditetapkan. Ketiga, ilmu papapun perlu bekerja dengan 1
teori dan metode yang sesuai dengan tujuan dan kepentingan monodisiplin. Keempat, ilmu
apapun wajib mengusung objektivitas-empiris yang notabene positivistis sebagai pilar
sekaligus tolak ukur aktivitas penelitian ilmiah termasuk ilmu-ilmu sosial dan ilmu
kemanusiaan.
F. Kesimpulan
Era disrupsi adalah sebuah era yang membawa perubahan sangat signifikan kepada
kehidupan manusia. Dalam arti lain, disrupsi adalah sebuah inovasi yang menggantikan
seluruh sistem lama dengan cara yang baru. Setiap elemen di dunia baik manusia,dll harus
siap dalam menghadapi era ini. Untuk siap menghadapi era ini, diperlukan dukungan dari
bagian pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi harus siap dalam
sarana dan prasarana penunjang dalam mengembangkan kemampuan dan kompetensi
mahasiswa. Perguruan tinggi juga harus menyediakan tenaga pendidik yang memiliki
keahlian kompetensi sesuai standar yang telah di tetapkan. Proses belajar-mengajar juga
mengalami perubahan yang sangat signifikan. Yang awalnya pembelajaran berpusat pada
siswa, sekarang pembelajaran berpusat pada pengajar. Semua proses pembelajaran di
tentukan dan dijalankan sesuai dengan kemampuan dan keinginan pribadi.

G. Sumber Jurnal
Edy Supriyadi. 2009. Peran Perguruan Tinggi Dalam Menyiapkan Calon Guru Sekolah
Bertaraf Internasional. Diakses pada 3 Desember 2019 di
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131666734/penelitian/1-peranan-perguruan-tinggi-
dalam-menyiapkan-calon-guru-sekolah-bertaraf-internasional.pdf

Wisnu Rachmad Prihadi. 2019. Model Teachrpreneur Pada Pembelajaran Vokasi


Menghadapi Era Disrupsi dan Revolusi Industri 4.0. Diakses pada 3 Desember 2019 di
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpts/article/viewFile/28274/12740

Setya Yuwana Sudikan. 2015. Pendekatan Interdisipliner, Multidisipliner, dan


Transdisipliner Dalam Studi Sastra. Diakses pada 3 Desember 2019 di
https://journal.unesa.ac.id/index.php/paramasastra/article/download/1496/1011

Anda mungkin juga menyukai