Tabel 8.1
Panjang
R X R X Mvar
Saluran Pengisia
antar rel km mi Ω Ω p.u p.u n
1
1-2 64.4 40 8 32 0.042 0.168 4.1
1-5 48.3 30 6 24 0.031 0.126 3.1
2-3 48.3 30 6 24 0.031 0.126 3.1
3-4 128.7 80 16 64 0.084 0.336 8.2
3-5 80.5 50 10 40 0.053 0.210 5.1
4-5 96.5 60 12 48 0.063 0.252 6.1
Tabel 8.2
Pembangkitan Beban
Rel V, p.u Keterangan
P, MW Q, Mvar P, MW Q, Mvar
1 ------ ------ 65 30 1.04a0° Rel berayun
2 0 0 115 60 1.00a0° Rel Beban (induktif)
Besar tegangan
3 180 ------ 70 40 1.02a0° konstan
4 0 0 70 30 1.00a0° Rel Beban (induktif)
5 0 0 85 40 1.00a0° Rel Beban (induktif)
Dalam menghitung P4(0) admitansi-admitansi yang diperlukan adalah :
Dari pers.(8.18) karena Y41 dan Y42 = 0 , dan semua nilai-nilai awal δ(0) = 0, maka kita
sederhanakan :
P4(0)yang dihitung = |V4V3Y43| Cosθ43 + |V4V4Y44| Cosθ44 + |V4V5Y45| Cosθ45
2
ΔP4(0) = – 0.70 – ( – 0.0140) = – 6.860 p.u
Keterangan : (Slack Bus no. 1, PV Bus di tukar jadi no 2, untuk memudahkan eliminasi
matriknya)
Penyelesaian Soal di atas dengan bantuan komputer , program dibuat dalam bahasa
Basica.
Hasilnya bisa diperiksa di bawah ini ( dengan Metode Fast Decouple memerlukan iterasi ke
30 )
3
∂|V2| ∂|V4| ∂|V5|
p.u
8.3 Hitunglah unsur pada kolom ketiga dan baris ketiga dari jacobian pada Contoh 8.1
untuk iterasi pertama.
Jawab : lihat matrik jacobian di atas, baris ketiga dan kolom ketiga adalah (
∂P4 /∂δ4), seperti dalam Soal 8.1 :
Y41 = 0 dan Y42 = 0
Y43 = |Y43| Aθ43 = 2.887 A104.04°
Y44 = |Y44| Aθ44 = 6.737 A–75.6°
Y45 = |Y45| Aθ45 = 3.850 A104.04°
8.4 Hitunglah untuk iterasi pertama unsur pada kolom keenam dan baris ketiga dari
Jawab : lihat matrik jacobian di atas, baris ketiga dan kolom keenam adalah (
∂P4 /∂|V4| ), seperti dalam Soal 8.1 :
Y41 = 0 dan Y42 = 0
Y43 = |Y43| Aθ43 = 2.887 A104.04°
Y44 = |Y44| Aθ44 = 6.737 A–75.6°
Y45 = |Y45| Aθ45 = 3.850 A104.04°
8.5 Gambarkanlah sebuah diagram seperti dalam Gambar 8.3 untuk rel 3 pada sistem
dalam Contoh 8.1 dari keterangan yang diberikan oleh hasil -cetak aliran daya dalam
Gambar 8.2. Berapakah ketidakserasian (mismatch) megawatt dan megavar yang terlihat
pada rel ini?
Jawab :
(c). P dan Q pada kedua ujung-ujung bagian seri dari π nominal saluran.
(d). Q yang dicatu oleh kapasitansi tetap dari π nominal saluran 5 – 4 pada rel
4.
(e). P dan Q ke dalam rel 4 pada saluran 5 – 4.
Jawab :
Lihat Gambar 8.2 pada hal.223 dalam buku analisa sistem tenaga listrik :
(a). P dan Q yang keluar dari rel 5 ke saluran 5 – 4 adalah S = 32.03 + j 8.77
MVA
(e). P dan Q yang masuk dari saluran 5 – 4 ke rel 4 adalah S = 31.25 + j 11.09
MVA
(b). Q yang dicatu oleh kapasitansi tetap dari π nominal saluran 5 – 4 pada rel 5. Mvar
pengisian saluran 5-4 adalah 6.1 pada rel 5 ;V5 = 0.968 p.u (6.1/2)
(0.968)2 = 2.86
(d). Q yang dicatu oleh kapasitansi tetap dari π nominal saluran 5 – 4 pada rel 4. Mvar
pengisian saluran 5-4 adalah 6.1 pada rel 5 ;V4 = 0.920 p.u (6.1/2)
(0.920)2 = 2.58
(c). P dan Q pada kedua ujung-ujung bagian seri dari π nominal saluran.
Di ujung keluar rel 5 adalah S = 32.03 + j ( 8.77 + 2.86) = 32.03 + j 11.63 MVA Di ujung
masuk rel 4 adalah S = 31.25 + j (11.09 – 2.58) = 31.25 + j 8.51 MVA
8.7 Sebagai bagian dari penyelesaian aliran beban dari Contoh 8.1 komputer memberikan
rugi saluran total sebesar 9.67 MW. Bagaimanakah hasil ini dibandingkan dengan jumlah
rugi-rugi yang dapat diperoleh dari pencatatan aliran beban dari setiap saluran sendiri-
sendiri ?
Jawab :
Jawab :
| Vt |∙| Ia | Cos θ ; faktor daya 0.8 tertinggal ; Cos θ = 0.8 θ = 36.87° ; Sin θ = 0.6
(b). dinaikkan hingga 15% ; |Eg|baru = (100+15)% x 1.6125 = 1.15 x 1.6125 = 1.854 p.u
Kesimpulan :
Menurunkan eksitasi generator berarti menurunkan Q yang diserahkan dan
menaikkan eksitasi generator berarti menaikkan Q yang diserahkan.
8.9 Suatu sistem daya dimana dihubungkan sebuah generator pada sebuah rel tertentu
dapat disajikan sebagai tegangan Thevenin Eth = 0.9A0° p.u dalam hubungan seri
denganZth = 0.25A90° p.u . Bila dihubungkan pada sistem
ini, Eg dari generator adalah 1.4 A30° p.u. Reaktansi serempak generator dengan
dasar sistem itu adalah 1.0 p.u. (a). Hitunglah
tegangan Vt dan P dan Q yang dipindahkan ke dalam sistem pada rel; (b). Jika
tegangan rel akan dinaikkan menjadi | Vt | = 1.0 p.u untuk P yang sama yang
dipindahkan ke sistem, hitunglah nilai Eg yang diperlukan dan nilai Q yang dipindahkan
ke sistem pada rel. Misalkanlah bahwa emf-emf yang lain dalam sistem tidak berubah
besar dan sudutnya; yang berarti
bahwa Eth dan Zth konstan.
Jawab :
I = 0.56 – j0.25 = 0.613 A-24.06° p.u Vt =
Eth + Zth . I
Vt = 0.9 + j 025 ( 0.56 – j0.25) = 0.9 + 0.0625 + j0.14 Vt =
0.9625 + j0.14 = 0.973 A8.28° p.u
P + j Q = Vt . I*
P + j Q = 0.973 A8.28° x 0.613 A24.06° = 0.596 A32.34° P + j Q
= 0.504 + j 0.318 p.u
P = 0.504 p.u dan Q = 0.318 p.u yang dipindahkan ke rel.
8.10 Dalam Soal 7.10 tegangan -tegangan pada ketiga rel dihitung sebelum dan sesudah
pemasangan sebuah kapasitor dari netral ke rel 3. Tentukanlah P dan Q yang memasuki
atau meninggalkan rel 3 lewat saluran -saluran transmisi, melalui reaktansi yang
terhubung antara rel dan netral, dan dari kapasitor sebelum dan sesudah kapasitor
dipasang. Misalkan bahwa tegangan- tegangan yang dibangkitkan tetap konstan besar
dan sudutnya. Gambarkanlah diagram-diagram seperti dalam Gambar 8.9 untuk
menunjukkan niali-nilai yang telah dihitung.
Jawab :
Gambar 7.11. Rangkaian untuk Soal 7.1 Nilai-nilai yang ditunjukkan adalah
tegangan-tegangan dan impedansi-impedansi dalam per satuan (p.u)
Jawab :
I1 + I2 + I3 = 0
Ya (V1 – Ea) + Yb .V1 + Yc (V1 – V2) = 0
1/j1.0 (V1) – 1/j1.0( Ea) + 1/j0.8 (V1) + 1/j0.2( V1) – 1/j0.2 (V2) = 0 (1/j1.0 +
1/j0.8 + 1/j0.2) V1 – 1/j0.2 V2 = (Ea)/j1.0
(- j1.0 – j 1.25 – j 5.0 ) V1 – j 5.0 V2 = (1A30°) / (1A90°)
- j 7.25 V1 – j 5.0 V2 = 1A-60°
I6 + I5 + I4 = 0
Ye (V2 – Ed) + Yd .V2 + Yc (V2 – V1) = 0
1/j1.25(V2) – 1/j1.25(Ed) + 1/j1.0(V2) + 1/j0.2(V2) – 1/j0.2(V1) = 0
- 1/j0.2 V1 + (1/j1.25 + 1/j1.0 + 1/j0.2) V2 = (Ed)/j1.25
j5.0 V1 + (- j0.8 – j1.0 – j5.0) V2 = (1A0°) / (1.25A90°)
j5.0 V1 – j6.8 V2 = 0.8A- 90°
Y11 = (1/j1.0 + 1/j0.8 + 1/j0.2) = (- j1.0 – j 1.25 – j 5.0 ) = - j 7.25
Y22 = (1/j1.25 + 1/j1.0 + 1/j0.2) = (- j0.8 – j1.0 – j5.0) = - j 6.8
Y12 = Y21 = – 1/j0.2 = j 5.0
I1 = (1A30°) / j1.0 = (1A30°) / (1A90°) = 1A-60°
I2 = (1A0°) / j1.25 = (1A0°) / (1.25A90°) = 0.8A-90°
Persamaan- persamaan ini adalah sama seperti yang dicetak tebal dan miring di atas.
Gambar 7.11. Rangkaian untuk Soal 7.2 Nilai-nilai yang ditunjukkan adalah
tegangan-tegangan dan impedansi-impedansi dalam per satuan (p.u) Jawab :
Gambar 7.12. Rangkaian untuk Soal 7.3 Nilai-nilai yang ditunjukkan adalah arus-
arus dan admitansi dalam per satuan (p.u)
Jawab :
Y11 = - j20 – j20 – j10 = - j50 Y12 = Y21 =
0 Y24 = Y42 = + j20
Y22 = -j40 – j20 = - j60 Y13 = Y31 =
+j20 Y34 = Y43 = + j50
Y33 = - j2 – j50 – j20 = - j72 Y14 = Y41 = + j10
Y44 = - j1 – j20 – j50 – j10 = - j81 Y23= Y32 = 0
Semua perhitungan matrik menggunakan komputer dengan bahasa program
Quickbasic 3.0
Admitansi antara rel 1 dan 2 yang masih tertinggal adalah Y12 = -j10.326
Admitansi antara masing-masing rel ini dengan rel pedoman adalah :
Y10 = -j32.111 - (-j10.326 )= - j21.785 Y20 = -j51.356 - (-j10.326) = -j41.03
Untuk mendapatkan V1 dan V2 dengan pembalikan matrik admitansi dengan
perhitungan komputer diperoleh :
7.4 Hapuskanlah simpul-simpul 3 dan 4 dari jala-jala Gambar 7.12 untuk mendapatkan
matriks admitansi 2 x 2 yang dihasilkan dengan pertama-tama menghapuskan simpul 4
dan kemudian simpul 3 seperti dalam Contoh 7.4
Gambar 7.12. Rangkaian untuk Soal 7.4 Nilai-nilai yang ditunjukkan adalah arus-arus dan
admitansi dalam per satuan (p.u)
Jawab :
7.5 Rubahlah Zrel yang diberikan dalam Contoh 7.2 untuk rangkaian pada Gambar 7.4
dengan menambahkan sebuah simpul baru yang dihubungkan pada rel 4 melalui suatu
impedansi sebesar j1.2 per satuan.
Jawab :
Y11 = - j5.0 – j4.0 – j0.8 = - j9.8 Y12 = Y21 =
0 Y23 = Y32 = + j2.5
Y22 = - j5.0 – j2.5 – j0.8 = - j8.3 Y13 = Y31 = +
j4.0 Y24 = Y42 = + j5.0
Y33 = - j4.0 – j2.5 – j8.0 – j0.8 = - j15.3 Y14 = Y41 = +
j5.0 Y34 = Y43 = + j8.0
Y44 = - j5.0 – j5.0 – j8.0 = - j18.0
7.6 Rubahlah Zrel yang diberikan dalam Contoh 7.2 dengan menambahkan suatu cabang
yang mempunyai impedansi sebesar j1.2 per satuan antara simpul 4 dan rel pedoman dari
rangkaian pada Gambar 7.4.
Jawab :
7.7 Tentukanlah impedansi-impedansi pada baris pertama dari Zrel untuk rangkaian
pada Gambar 7.4 tetapi impedansi antara rel 3 dan rel pedoman ditiadakan dengan
merubah Zrel yang didapat dalam Contoh 7.2. Kemudian dengan sumber-sumber arus
yang terhubung hanya pada rel 1 dan rel 2,
dapatkanlah tegangan pada rel 1 dan bandingkan nilai ini dengan yang didapat dalam
Contoh 7.3.
Jawab :
Metode I : dengan cara pembalikan admitansi rel Yrel menjadi impedansi rel Zrel
Y11 = - j5.0 – j4.0 – j0.8 = - j9.8 Y12 = Y21 =
0 Y23 = Y32 = + j2.5
Y22 = - j5.0 – j2.5 – j0.8 = - j8.3 Y13 = Y31 = +
j4.0 Y24 = Y42 = + j5.0
Y33 = - j4.0 – j2.5 – j8.0 = - j14.5 Y14 = Y41 = +
j5.0 Y34 = Y43 = + j8.0
Y44 = - j5.0 – j5.0 – j8.0 = - j18.0
7.8 Rubahlah Zrel yang diberikan dalam Contoh 7.2 dengan meniadakan impedansi
yang terhubung antara simpul-simpul 2 dan 3 dari jala-jala pada Gambar 7.4.
Jawab :
7.9 Hitunglah Zrel untuk jala-jala pada Gambar 7.13 dengan proses penentuan
langsung seperti yang telah dibicarakan dibagian 7.7.
Gambar 7.13. Rangkaian untuk Soal 7.9 Nilai-nilai yang ditunjukkan adalah
reaktansi-reaktansi dalam per satuan (p.u)
Jawab
7.10 Untuk jala-jala reaktansi pada Gambar 7.14 carilah (a). Zrel dengan perumusan
langsung atau dengan pembalikan Yrel, (b). tegangan pada masing-masing rel, (c). arus
yang ditarik oleh kapasitor yang mempunyai suatu reaktansi
sebesar 5.0 per satuan dan terhubung antara rel 3 dan netral, (d). perubahan dalam
tegangan pada masing -masing rel ketika kapasitor tersebut dihubungkan pada rel 3, dan
(e). tegangan pada masing-masing rel setelah kapasitor itu terhubung. Besar dan sudut
dari setiap tegangan yang dibangkitkan dapat dianggap tetap konstan.
V3 = V3awal + ΔV3
V3 = 0.9334 A12.36° + 0.0923 A12.36°
V3 = 0.91176 + j0.19986 + 0.0901 + j0.01975
V3 = 1.00186 + j0.21961 = 1.026 A12.36° p.u
9.1 Untuk sebuah unit pembangkit tertentu dalam suatu stasiun masukan bahan bakar dalam
jutaan BTU per jam yang dinyatakan sebagai suatu fungsi dari keluaran daya P dalam
megawatt adalah 0.0001 P3 + 0.015 P2 + 0.3 P + 90
a) Tentukan persamaan untuk biaya bahan bakar tambahan dalam dolar per megawattjam
sebagai fungsi dari keluaran daya dalam megawatt dengan dasar biaya bahan bakar sebesar $
1.40 per juta BTU.
b) Carilah persamaan untuk suatu pendekatan linier yang baik bagi biaya bahan bakar tambahan
sebagai suatu fungsi dari keluaran daya pada suatu daerah antara 20 dan 120 MW.
c) Berapakah biaya bahan bakar rata-rata per megawattjam bila stasiun itu mengirim daya 100
MW ?
d) Berapakah kira-kira biaya bahan bakar yang harus ditambahkan per jam untuk menaikkan
keluaran stasiun itu dari 100 menjadi 110 MW ?
Jawab :
9.2 Biaya bahan bakar tambahan untuk dua unit dari sebuah stasiun adalah
Jawab :
Pemetaan λ versus P1 + P2 terdiri dari tiga garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang di
tandai *
9.3 Hitunglah penghematan dalam dolar per jam untuk alokasi beban yang ekonomis di
antara unit-unit pada Soal 9.2 dibandingkan dengan bila keduanya membagi dua sama besar
keluarannya bila keluaran keseluruhan adalah 750 MW.
Jawab :
Untuk :
P2 = {0.0012(375)2 + 8(375)} – {0.0012(477.3)2 + 8(477.3)}
P2 = (843.75 + 3000) – (1366.892 + 3818.4) = 3843.75 – 5185.292
P2 = – 1341.542 $/jam
Penghematan : P1 + P2 = 1456.595 – 1341.542 = 115.053 $/jam
9.4 Sebuah stasiun mempunyai dua generator yang mencatu rel stasiun itu, dan tidak
satupun bekerja di bawah 100 MW atau di atas 625 MW. Biaya-biaya tambahan dengan
P1 dan P2 dalam megawatt adalah :
dF1/dP1 = 0.012 P1 + 8.0 $/MWjam
dF2/dP2 = 0.018 P2 + 7.0 $/MWjam
Untuk pengiriman yang ekonomis tentukalah λ stasiun bila P1+P2 sama dengan (a) 220
MW, (b) 500 MW, dan (c) 1150 MW.
Jawab :
(b). P1 + P2 = 500 MW P1 = (500 – P2) ; P2 = (500 – P1)
0.012P1 + 8 = 0.018P2 + 7
0.012P1 + 8 = 0.018(500 – P1) + 7
0.012P1 + 8 = 9 – 0.018P1 + 7
(0.012 + 0.018)P1 = (16 – 8) P1 = 8/0.03 = 266.7 MW
P1 + P2 = 500 MW P2 = 500 – 266.7 = 233.3 MW
Jadi λ = 0.012P1 + 8 = 0.012(266.7) + 8 = 11.2 $/MWjam atau
Jadi λ = 0.018P2 + 7 = 0.018(233.3) + 7 = 11.2 $/MWjam
(c). P1 + P2 = 1150 MW P1 = (1150 – P2) ; P2 = (1150 – P1)
0.012P1 + 8 = 0.018P2 + 7
0.012P1 + 8 = 0.018(1150 – P1) + 7 = 20.7 – 0.018P1 + 7
(0.012 + 0.018)P1 = (27.7 – 8) P1 = 19.7/0.03 = 656.7 MW
P1 + P2 = 11500 MW P2 = 500 – 656.7 = 493.3 MW
Batas P1 adalah 625 MW, jadi peningkatan daya datang dari P2 , adalah
P2 = 1150 – 625 = 525 MW.
Jadi λ = 0.018P2 + 7 = 0.018(525) + 7 = 16.45 $/MWjam
9.5 Hitunglah rugi daya dalam sistem pada Contoh 9.3 menurut koefisien-koefisien rugi
pada contoh dan menurut | I |2 | R | untuk I1=1,5a 0° p.u dan I2 = 1,2a 0° p.u .
Misalkan bahwa V3= 1,0a 0° p.u
Jawab :
P1 = Real | V1 . I1| = Real |(1.06 + j0.24)(1.5 + j0)| = 1.590 p.u
P2 = Real | V2 . I2| = Real |(1.036 + j0.144)(1.2 + j0)| = 1.243 p.u
Dengan koefisien-koefisien B :
Dengan I2 R :
PL = I12 x Ra + (I1 + I2)2 x Rc + I22 x Rb
PL = (1.52 x 0.04) + (2.72 x 0.02) + (1.22 x 0.03)
PL = 0.090 + 0.1458 + 0.0432
P L = 0.2790 p.u
9.6 Hitunglah koefisien-koefisien rugi yang akan memberikan rugi daya sesungguhnya
untuk sistem pada Contoh Soal 9.3 untuk I1 = 0,8 a 0° p.u , I2 = 0,8 a 0° p.u
dan V3 = 1,0 a 0° p.u.
Jawab :
Korfisien-koefisien B :
9.7 Sebuah sistem tenaga hanya mempunyai dua stasiun pembangkit dan daya dikirimkan
secara ekonomis dengan P1 = 140 MW dan P2 = 250 MW. Koefisien-koefisien ruginya adalah
B11 = 0.10 x 10-2 MW-1
B12 = – 0.01 x 10-2 MW-1
B22 = 0.13 x 10-2 MW-1
Untuk menaikkan beban total sistem dengan 1 MW biayanya akan bertambah dengan $12
per jam. Hitunglah (a) faktor hukuman untuk stasiun 1, dan (b) pertambahan biaya per jam
untuk menaikkan keluaran stasiun ini dengan 1 MW.
Koefisien-koefisien ruginya :
B11 = 0.10 x 10-2 MW-1
B12 = – 0.01 x 10-2 MW-1
B22 = 0.13 x 10-2 MW-1
λ = 12 $/MWjam
PL = B11 P12 + 2 (B12 P1 P2) + B22 P22
PL = 0.10 x P12 – 0.02 x 10-2 P1 P2 + 0.113 x 10-2 P22
∂PL /∂P2 = – 0.02x10-2 P1 + 0.26x10-2 P2
∂PL /∂P2 = 10-2 ( 0.26P2 – 0.02P1 )
∂PL /∂P2 = 10-2 (0.26 x 250 – 0.02 x 140)
∂PL /∂P2 = 10-2 (65 – 28 ) = 62.2 x 10-2 = 0.622 p.u
Faktor Hukuman L1 = 1 / (1- 0.622) = 2.645
(dF1/dP1) x L1 = λ (dF1/dP1) = ( λ / L1 ) = (12 / 2.645 ) = $ 4.537 /jam
Biaya per jam dari MW selanjutnya dari stasiun #1.
9.8 Pada suatu sistem yang terdiri dari dua stasiun pembangkit biaya tambahan dalam dollar
per megawattjam dengan P1 dan P2 dalam megawatt adalah
dF1/dP1 = 0.008P1 + 8.0 dF2/dP2 = 0.012P2 + 9.0
Sistem itu bekerja pada penerimaan ekonomis dengan P1= P2=500 MW
dan (∂PL/∂P2) = 0.2.
Hitunglah faktor hukuman dari stasiun 1.
Jawab :
9.9 Suatu sistem tenaga bekerja dengan pengiriman beban ekonomis dengan λ sistem
sebesar $12,5 per megawattjam. Jika dengan menaikkan keluaran stasiun 2 sebesar 100 kW
(sementara keluaran lain-lainnya dibuat konstan) rugi-rugi |I|2|R| untuk sistem meningkat
dengan 12 kW, berapakah kira-kira pertambahan biaya per jam jika keluaran stasiun ini
dinaikkan dengan 1 MW?
Jawab :
9.10 Sebuah sistem tenaga dicatu oleh dua buah stasiun saja, yng keduanya bekerja menurut
pengiriman ekonomis Pada rel stasiun 1 biaya tambahan adalah $11.0 per megawattjam dan
pada stasiun 2 $10.0 per megawattjam. Stasiun manakah yng mempunyai faktor hukuman
yang lebih tinggi ? Berapakah faktor hukuman dari stasiun 1 jika biaya per jam untuk
menaikkan beban pada sistem dengan 1 MW adalah $12.5 ?
Jawab :
9.11 Hitunglah nilai-nilai yang terdaptar di bawah ini untuk sistem dalam Contoh Soal 9.5
dengan λ sistem = $13.5 per megawattjam. Misalkan bahwa biaya bahan bakar pada keadaan
tanpa beban untuk stasiun 1 dan 2 berturut-turut adalah $200 dan $400 per jam.
a. P1 , P2 dan daya yang diserahkan pada beban untuk pengiriman yang ekonomis dengan rugi
transmisi yang dikoordinasikan.
b. P1 dan P2 untuk nilai daya yang diserahkan pada beban yang didapatkan pada bagian (a)
tetapi dengan rugi transmisi tidak dikoordinasikan. Tetapi rugi transmisi harus dimasukkan
dalam penentuan masukan daya total ke dalam sistem.
c. Biaya bahan bakar total dalam dollar per jam untuk bagian (a) dan (b).
Jawab :
(a). Untuk λ = 13.5
(c).
Untuk P1 = 240.4 MW dan P2 = 266.7 MW (dari bagian a.)
F1 = 0.005 (240.4)2 + 8.5 (240.4) + 200 = 2532.4 $/jam
F2 = 0.0075 (266.7)2 + 9.5 (266.7) + 400 = 3467 $/jam
F1 + F2 = 5999.4 $/jam
10.1 Suatu tegangan bolak-balik 60-Hz yang mempunyai nilai rms sebesar 100 V
dikenakan pada suatu rangkaian RL seri dengan menutup sebuah sakelar. Resistansinya
adalah 15 Ω sedangkan induktansinya 0.12 H.
(a). Hitunglah nilai komponen dc arus pada saat sakelar ditutup jika nilai sesaat tegangan pada
waktu itu adalah 50 V.
(b). Berapakah nilai sesaat tegangan yang akan menghasilkan komponen dc arus yang maksimum
pada saat penutupan sakelar?
(c). Berapakah nilai sesaat tegangan yang akan menghasilkan komponen dc arus yang bernilai
nol pada saat penutupan sakelar?
(d). Jika sakelar ditutup ketika tegangan sesaat sama dengan nol, tentukanlah arus sesaat 0.5, 1.5,
dan 5.5 perioda kemudian.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
I ” = [1 / (Xd” + X)] = [1 / (j0.19 + j0/10)] = 1/ j 0.29 = – j3.448 = – 3.448 a 90° p.u
ITT Dasar = (100 000 / √3 x 240) = 240.6 A
ITR Dasar = (100 000 / √3 x 18) = 3 207.5 A
(a). Arus rms simetris awal dalam gulungan transformator pada sisi tegangan-tinggi:
Irms = 3.448 x 240.6 = 829.6 A
(b). Arus simetris awal dalam saluran pada tegangan-rendah :
Irms = 3.448 x 3 207.5 = 11 059.5 A
Jawab :
IBeban = (400 / 500) = 0.8 p.u ; Vf = (20 / 20) = 1.0 p.u
Eg” = Vf + j IBeban . Xd” = 1.0 + (0.8 x j0.20) = 1.0 + j0.16 p.u
Ig” = (Eg” / Xd”) = [(1.0 + j0.16) / j0.20] = [(1.01272 a 9.09°) / 0.20 a 90°]
Ig” = 5.064 a 80.91° p.u
Jawab :
(a). Eg” = Vf + (Cos φ + j Sin φ) . Xd”generator
Zth = [(Xd”g + XT) (Xd”m) / (Xd”g + XT) + Xd”m]
Zth = [(j0.15 + j0.10) (j0.35) / (j0.15 + j0.10) + j0.35]
Zth = (j0.25) (j0.35) / (j0.60) = (– 0.0875 / j0.60) = j 0.146 p.u
If” = (Vf / Zth) = [(0.96 – j0.08) / j0.146] = [(0.08 + j0.96) / – 0.146]
If” = – 0.55 – j6.58 p.u
Jawab :
Jawab :
Pada Rel 4 :
Dari generator 2 :
I2” = (V – V2) / Xd” = (1.0 – 0.25) / j0.2 = 0.75 / j0.2 = – j 3.75 p.u
Jawab :
Jaringan Thevenin :
Dari generataor 1:
Gambar 10.11
10.10 Hitunglah arus sub-peralihan dalam p.u dalam suatu gangguan tiga-fasa pada rel 5
jala-jala dalamContoh Soal 8.1. Abaikanlah arus pragangguan dan misalkan semua tegangan-
tegangan rel adalah 1.0 p.u sebelum terjadinya gangguan dan gunakanlah perhitungan-
perhitungan yang telah dibuat dalam Contoh Soal 10.4. Hitunglah juga arus dalam saluran-
saluran 1-5 dan 3-5.
Jawab :
Jala-jala dengan admitansi yang ditunjukkan dalam p.u pada Gambar di atas, matriks
admitansi simpulnya adalah :
Matriks 5 x 5 bila di invers dengan bantuan komputer akan menghasilkan matriks hubung-
singkat atau matriks impedansi seperti di bawah ini:
10.11 Sebuah generator 625-kVA 2.4-kV dengan Xd” = 0.20 p.u dihubungkan pada suatu rel
melalui suatu pemutus rangkaian seperti ditunjukkan dalam Gambar 10.19. Tiga buah motor
serempak dengan rating 250 hp, 2.4 kV, faktor daya 1.0, efisiensi 90%, dan dengan Xd” = 0.20
p.u terhubung pula pada rel yang sama melalui pemutus-pemutus rangkaian. Motor-motor
bekerja dengan beban penuh, faktor daya satu, dan tegangan nominal, dengan beban yang
terbagi rata di antara mesin-mesin tersebut.
a. Gambarkan diagram impedansi dengan impedansi-impedansi yang ditandai dalam p.u atas
dasar 625 kVA, 2.4 kV.
b. Hitunglah arus hubung-singkat simetris dalam ampere yang harus diputuskan oleh
pemutus-pemutus rangkaian A dan B untuk suatu gangguan tiga-fasa pada titik P.
Sederhanakanlah perhitungan-perhitungnnya dengan mengabaikan arus pragangguan.
Daya input motor = [(250 x 0.746) / 90%] x pf = 207.2 x 1.0 = 207.2 KVA
Xm” = 0.20 x (625/207.2) = 0.603 p.u
Untuk arus pemutus digunakan 1.5 Xm” = 1.5 x 0.603 = 0.905 p.u
Dari Generator :
Jawab :
(b). Arus hubung-singkat nominal pada 34.5 kV = (38 / 34.5) x 22 kA = 24 232 A
≈ 24 kA
11.2 Jika Van 1 = 50A 0°, Van 2 = 20 A 90° dan Van 0 = 10 A180° V, tentukanlah
secara analitis tegangan-tegangan ke netral Van , Vbn dan Vcn , dan tunjukkan juga secara grafis
jumlah komponen-komponen simetris yang diberikan yang menentukan tegangan-tegangan
saluran ke netral.
Jawab :
Van 1 = 50A 0° ; Van 2 = 20 A 90° ; Van 0 = 10 A180°
Van 1 = 50 + j 0 ; Van 2 = 0 + j 20 ; Van 0 = – 10 + j 0
Van = Van 1 + Van 2 + Van 0
Van = (50 + j 0) + (0 + j 20) + (– 10 + j 0)
Van = 50 + j 20 – 10
Van = 40 + j 20 = 44.72 A 26.56° V
Jawab :
Jawab :
CHECKING !!!
Ia = Ia1 + Ia2 + Ia0 = 9.9 + 1.053 – 0.953 = 10 A
Rumus Dasar :
Ia = Ia1 + Ia2 + Ia0
Ib = a2Ia1 + a Ia2 + Ia0 = Ib1 + Ib2 + Ib0
Ic = a Ia1 + a2 Ia2 + Ia0 = Ic1 + Ic2 + Ic0
Ia0 = ⅓ ( Ia + Ib + Ic )
Ia1 = ⅓ ( Ia + a Ib + a2 Ic )
Ia2 = ⅓ ( Ia + a2 Ib + a Ic )
11.5 Arus-arus yang mengalir dalam saluran-saluran yang menuju ke suatu beban
seimbang yang terhubung dalam ∆ ialah Ia = 100 A0° A , Ib = 141,4 A225° A, dan Ic =
100 A90° A. Tentukanlah suatu rumus umum untuk hubungan antara komponen-komponen
simetris arus-arus saluran yang mengalir menuju suatu beban yang terhubung - ∆ dan arus-
arus fasa dalam beban itu, yaitu antara Ia1 dan Iab1 dan antara Ia2dan Iab2. Mulailah dengan
menggambar diagram-diagram phasor dari arus-arus saluran dan fasa urutan-positif dan
urutan-negatif. Hitunglah pula Iab dalam ampere dari komponen-komponen simetris arus-arus
saluran yang diberikan.
Jawab :
Diagram-diagram phasor untuk arus-arus urutan-positif dan urutan-negatif pada saluran-
saluran dan pada beban yang dihubungkan-Δ menunjukkan hubungan-hubungan yang
diinginkan, adalah
11.6 Tegangan pada terminal suatu beban seimbang yang terdiri dari tiga buah resistor 10
Ω yang terhubung-Y adalah Vab = 100 a0°, Vbc = 80.8 a‒121.44° dan Vca = 90 a 130° V.
Tentukanlah suatu rumus umum untuk hubungan antara komponen-komponen simetris
tegangan-tegangan saluran dan fasa, yaitu di antara Vab1 dan Van1 dan di antara Vab2 dan Van2 .
Misalkan bahwa tidak ada hubungan ke netral beban. Hitunglah arus-arus saluran dari
komponen-komponen simetris tegangan-tegangan saluran yang diberikan.
Jawab :
CHECKING!!
Ia + Ib + Ic = 0
5.262 – j 2.298 – 4.738 – j 2.297 – 0.524 + j 4.595 = 0
11.7 Hitunglah daya yang terpakai pada ketiga resistor 10 Ω dalam Soal 11.6 dari
komponen-komponen simetris arus-arus dan tegangan-tegangan. Ujilah jawaban yang didapat
itu.
Jawab :
CHECKING !
S = ( Ia2 . R + Ib2 . R + Ic2 . R)
S = [(5.742)2 x 10 + (5.266)2 x 10 + (4.625)2 x 10 ]
S = 820.9 W
Jawab :
Huruf-huruf X1 dan X2 di tempatkan pada diagram transformator sedemikian rupa,
sehingga Vanmendahului Vdn dengan 30° , sedangkan tegangan-tagangan Ven dan
Vfn mempunyai hubungan yang semestinya dengan Vdn.
Diagram tegangan yang benar jika VAB adalah sebagai pedoman (referensi), seperti di bawah
ini
11.9 Misalkan bahwa arus-arus yang ditetapkan dalam Soal 11.5 mengalir menuju suatu
beban dari saluran-saluran yang terhubung ke sisi-Y suatu transformator ∆-Y dengan
rating 10 MVA, 13.2 ∆/66Y kV. Tentukanlah arus-arus yang mengalir dalam saluran-saluran
pada sisi-∆ dengan mengubah komponen simetris arus-arus ke dalam p.u dengan dasar rating
transformator dan dengan menggeserkan komponen-komponen menurut Persamaan (11.23).
Ujilah hasilnya dengan menghitung arus di setiap fasa gulungan-gulungan ∆ dalam ampere
langsung dari arus-arus pada sisi-Y di kalikan dengan perbandingan jumlah lilitan gulungan.
Lengkapilah pengujian tersebut dengan menghitung arus-arus saluran dari arus-arus fasa pada
sisi-∆.
Jawab :
Huruf-huruf besar akan digunakan untuk arus-arus ke beban, karena beban berada pada sisi
tegangan tinggi dari transformator. Rangkaian adalah sama seperti dalam Gambar 11.6 ,
kecuali bahwa arah-arah yang ditunjukkan untuk arus saluran harus dibalik. Arah-arah arus Δ
tetap sama. Terminal-terminal ABCdi hubungkan ke beban dan terminal-
terminal abc dihubungkan ke catu daya. Persamaan 11.23 masih berlaku.
Arus-arus Saluran Dasar adalah :
Sisi-Y ( 10 000 / √3 x 66 ) = 87.5 A
Sisi-Δ ( 10 000 / √3 x 13.2 ) = 437.4 A
Jawab :
Gambar 11.12 berlaku bila a’ , b’ dan c’ dihubungkan bersama untuk mebentuk titik netral.
Jika sebuah generator ideal (tanpa impedansi) mempresentasikan tegangan yang terpasang,
diagram rangkaiannya adalah seperti di bawah ini :
Karena (Vaa’2 = 0, Vaa’0 = 0 dan Ia0 = 0) sehingga bentuk Persamaan (11.38) menjadi :
11.11 Gambarlah jala-jala impedansi urutan-negatif dan urutan-nol untuk sistem daya
dalam Soal 6.15.Tuliskan nilai dari semua reaktansi dalam p.u dengan dasar 50 MV, 13.8
kV dalam rangkaian generator 1.Berilah huruf-huruf pada jala-jala yang bersesuaian dengan
diagram segarisnya. Netral dari generator-generator 1 dan 3 dihubungkan ke tanah melalui
reaktor-reaktor pembatas arus yang mempunyai reaktansi sebesar 5%, masing-masing
terhadap dasar mesin kemana reaktor-reaktor tersebut dihubungkan. Masing-
masing generator mempunyai reaktansi urutan-nol berturut-turut sebesar 20% dan
5% dengan dasar ratingnya sendiri. Reaktansi urutan-nol saluran transmisinya adalah 210
Ω dari B ke C dan 250 Ω dari C ke E
Jawab :
Jaringan urutan-negatifnya sama dengan jaringan urutan-positifnya pada Soal 6.15 dengan
emf-emf yang dihubung-singkat, karena nilai-nilai untuk Z2 adalah sama seperti nilai-nilai
untuk Z1 dalam semua bagian dari jaringan.
Z0 adalah sama seperti Z1 untuk transformator. Jadi jaringan urutan-negatif tidak akan
digambar di sini.
Saluran Transmisi Z Dasar = [(220)2 / 50] = 968 Ω
Jawab :
Jaringan urutan-negtif adalah sama seperti jaringan urutan-positif untuk Soal 6.16 dengan
emf-emf yang dihubung-singkat, karena nilai-nilai untuk Z2 adalah sama seperti nilai-nilai
untuk Z1 untuk semua bagian dari jaringan. Maka jaringan urutan-negatif tidak akan
digambar di sini.
Z0 adalah sama untuk semua bagian jaringan. Untuk netral generator ke-tanah dalam jaringan
pada G 1 :
pada G 2 :
3Zn = j 0.304 p.u juga sama
pada M 3 :
3Zn = 3 x j 0.05 x (50/30) = j 0.25 p.u
Jawab :
Jawab :
12.3 Tentukanlah nilai ohm dari reaktansi induktif yang harus disisipkan
pada hubungannetral generator dalam Soal 12.1 untuk membatasi arus saluran sub-
peralihan untuk suatu gangguan tunggal dari-saluran-ke tanah sehingga nilainya sama
seperti pada suatu gangguan tiga-fasa.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
12.6 Suatu generator dengan rating 100 MVA, 20 kV mempunyai X” = X2 =
20% dan X0 = 5%.Netralnya ditanahkan melalui suatu reaktor sebesar 0.32Ω . Generator
tersebut bekerja pada tegangan nominal tanpa beban dan dipisahkan dari sistem ketika terjadi
suatu gangguan tunggal dari-saluran-ke tanah pada terminal-terminalnya. Hitunglah arus
sub-peralihan pada fasa yang mengalami gangguan.
Jawab :
Jawab :
12.8 Reaktansi-reaktansi suatu generator dengan rating 100 MVA, 20 kV adalah X” =
X2 = 20% dan X0 = 5%. Generator tersebut dihubungkan ke suatu transformator ∆-Y dengan
rating 100 MVA, 20∆ - 230Y kV, dengan suatu reaktansi sebesar 10 %. Netral transformator
itu ditanahkan dengan kuat. Tegangan terminal generator adalah 20 kV ketika terjadi
suatu gangguan tungal dari-saluran-ke tanah pada sisi-tegangan tinggi transformator yang
merupakan rangkaian-terbuka. Hitunglah arus rms simetris awal pada semua fasa-fasa
generator tersebut.
Jawab :
| Ia | = 0
| Ib | = 2887 x 2.475 = 7145.33 A
| Ic | = 2887 x 2.475 = 7145.33 A
12.9 Suatu generator mencatu sebuah motor melalui suatu transformator Y-∆. Generator
tersebut dihubungkan ke sisi-Y transformator. Suatu gangguan timbul di antara terminal-
terminal motor dan transformator. Komponen-komponen simetris arus sub-peralihan pada
motor yang mengalir ke arah gangguan adalah Ia1 = -- 0.8 – j2.6 p.u, Ia2 = -- j2.0
p.u dan Ia0 = -- j3.0 p.u . Dari transformator menuju gangguan Ia1 = 0.8 – j0.4 p.u, Ia2 = --
j1.0 p.u dan Ia0 = 0. Misalkan X”1 = X2 baik untuk motor maupun untuk generator.
Lukiskanlah jenis gangguannya. Hitunglah (a) arus pra-gangguan, jika ada, pada saluran a.
(b) arus gangguan sub-peralihan dalam p.u dan (c) arus sub-peralihan pada masing-masing
fasa generatordalam p.u.
Jawab :
Gangguan pada titik P , jumlah arus Ia1 ke arah gangguan dari Motor dan Transformator
memberikan Ia1pada gangguan. Jadi pada titik gangguan :
Ia1 = – 0.8 – j 2.6 + 0.8 – j 0.4 = – j 3 p.u , demikian pula :
Ia2 = 0 – j 2 + 0 – j 1 = – j 3 p.u
Ia0 = – j 3 p.u ini menunjukkan suatu gangguan tunggal dari-saluran-ke tanah.
Hubungan dari jaringan urutan seperti di bawah ini :
IA1 = – j (0.8 – j 0.4) = – j 0.8 + j2 0.4 = – 0.4 – j 0.8 = 0.894 A– 116.6° p.u
IA2 = j ( – j 1) = – j2 1 = 1 A0° p.u ; IA0 = IB0 = IC0 = 0
IA = IA1 + IA2 + IA0 = 0.894 A– 116.6° + 1 A0° + 0
IA = – 0.4 – j 0.8 + 1 = 0.6 – j 0.8 = 1 A– 53.13° p.u
Jawab :
Arus-arus dalam saluran pada gangguan adalah :
Menuju P dari arah transformator ( dalam bentuk matriks ) :
12.12 Mesin-mesin yang dihubungkan pada kedua rel-rel tegangan tinggi yang ditunjukkan
pada diagram segaris Gambar 12.23 masing-masing mempunyai rating 100 MVA, 20
kV dengan reaktansi-reaktansi X” = X2 = 20% dan X0 = 4%. Masing-masing transformator
tiga-fasa mempunyai rating 100 MVA, 345Y/20∆ kVdengan reaktansi
bocor sebesar 18%. Dengan dasar 100 MVA, 345 kV reaktansi-reaktansi saluran transmisi
adalah X1 = X2 = 15% dan X0 = 50%. Dapatkanlah matriks impedansi rel 2 x 2 untuk
masing-masing dari ke tiga jala-jala urutannya. Jika tidak ada arus yang mengalir dalam jala-
jala, hitunglah arus sub-peralihan ke tanah untuk suatu gangguan ganda dari-saluran-ke
tanah pada saluran-saluran B dan C pada rel 1. Ulangilah untuk suatu gangguan pada rel
2. Bila terjadi gangguan pada rel 2 tentukanlah arus pada fasa b mesin 2, jika saluran-saluran
diberi nama sedemikian sehingga VA1 dan Va1 berbeda fasa sebesar 90° . Jika fasa-fasa itu
diberi nama sedemikian sehingga IA1 mendahului Ia1 dengan 30° , huruf apakah (a, b atau
c) yang akan menunjukkan fasa dari mesin 2 yang akan mengalirkan arus yang diperoleh
untuk fasa b di atas?
Jawab :
Jaringan urutan-negatif yang ditunjukkan berikut ini adalah identik dengan jaringan urutan-
positif dengan emf yang dihubung-singkatkan :
Karena impednsi j 0.08 yang terhubung ke Rel 2 tidak dihubungkan ke rel lain yang
manapun, maka impedansi ini tidak dimasukkan dalam Y22-0.
Jawab :
Jawab :
Dalam Soal 10.8 nilai-nilai urutan-positif dan urutan-negatif yang diperlukan untuk Z rel
dalam p.u adalah :
Z12-1 = Z12-2 = j 0.1195 p.u ; Z22-1 = Z22-2 = j 0.2465 p.u ; Z32-1 = Z32-2 = j 0.1006 p.u
(b). Arus sub-peralihan pada fasa yang tekena gangguan dari saluran 1-2 :
tegangan-tegangan pada rel 2 :
Va1 = 1 – Ia1 x Z22-2 = 1 – ( – j 1.2544 ) ( j0.2465 ) = 1 – ( – j2 0.3092 )
Va1 = 1 – 0.3092 = 0.6908 p.u
Va2 = – ( Ia1 x Z22-2 ) = – ( – j 1.2544 ) ( j0.2465 )
Va2 = – ( – j2 0.3092 ) = – 0.3092 p.u
Va0 = – ( Ia1 x Z22-0 ) = – ( – j 1.2544 ) ( j0.3042 )
Va0 = – ( – j2 0.3816 ) = – 0.3816 p.u
tegangan-tegngan pada rel 1 :
Va1 = 1 – Ia1 x Z12-1 = 1 – ( – j 1.2544 ) ( j0.1195 ) = 1 – ( – j2 0.1499 )
Va1 = 1 – 0.1499 = 0.8501 p.u
Va2 = – ( Ia1 x Z12-2 ) = – ( – j 1.2544 ) ( j0.1195 )
Va2 = – ( – j2 0.1499 ) = – 0.1499 p.u
Va0 = – ( Ia1 x Z12-0 ) = – ( – j 1.2544 ) ( j0.0563 )
Va0 = – ( – j2 0.0706 ) = – 0.0706 p.u
12.15 Hitunglah arus sub-peralihan dalam p.u pada suatu gangguan antar-saluran pada rel 2
dari jala-jala Dalam Contoh Soal 8.1. Abaikanlah resistansi dan arus pragangguan, misalkan
bahwa semua tegangan sebelum terjadinya gangguan adalah 1.0 dan gunakanlah perhitungan-
perhitungan yang telah dibuat DalamContoh Soal 10.4. Hitunglah arus dalam saluran-saluran
1-2 dan juga 1-3, Misalkan bahwa saluran-saluran 1-2 dan 3-2 dihubungkan pada rel 2 secara
langsung dan bukannya melalui transformator-transformator dan bahwa reaktansi-reaktansi
urutan-positif dan urutan-negatif adalah identik.
Jawab :
Pada Rel 2 :
Va1= 1 – Ia1x Z22-2= 1 – ( – j 3.737 ) ( j0.1338 ) = 1 – ( – j2 0.50 ) = 1 – 0.50 = 0.50 p.u
Va2 = Va1 = 0.50 p.u
Va = Va1 + Va2 = 0.50 + 0.50 = 1.0 p.u
Vb1 = a2 Va1 = 1A240° x 0.50 = 0.50A240° p.u = – 0.25 – j 0.433 p.u
Vb2 = a Va2 = 1A120° x 0.50 = 0.50A120° p.u = – 0.25 + j 0.433 p.u
Vb = Vb1 + Vb2 = – 0.25 – j 0.433 – 0.25 + j 0.433 = – 0.50 p.u
Vc1 = a Va1 = 1A120° x 0.50 = 0.50A120° p.u = – 0.25 + j 0.433 p.u
Vc2 = a2 Va2 = 1A240° x 0.50 = 0.50A240° p.u = – 0.25 – j 0.433 p.u
Vc = Vc1 + Vc2 = – 0.25 + j 0.433 – 0.25 – j 0.433 = – 0.50 p.u
Pada Rel 1 :
Va1 = 1 – Ia1 x Z12-1 = 1 – ( – j 3.737 ) ( j0.0558 ) = 1 – ( – j 2 0.2085 ) = 1 – 0.2085 = 0.7915
p.u
Va2 = – ( Ia2 x Z12-2 ) = – ( j 3.737 ) ( j0.0558 ) = – j2 0.2085 = 0.2085 p.u
Va = Va1 + Va2 = 0.7915 + 0.2085 + 0 = 1.0 p.u ; Va0 = 0
Vb1 = a2 Va1 = 1A240° x 0.7915 = 0.7915A240° p.u = – 0.3957 – j 0.6855 p.u
Vb2 = a Va2 = 1A120° x 0.2085 = 0.2085A120° p.u = – 0.1042 + j 0.1806 p.u
Vb = Vb1 + Vb2 = – 0.3957 – j 0.6855 – 0.1042 + j 0.1806 = – 0.4999 – j 0.505 p.u
Vc1 = a Va1 = 1A120° x 0.7915 = 0.7915A120° p.u = – 0.3957 + j 0.6855 p.u
Vc2 = a2 Va2 = 1A240° x 0.2085 = 0.2085A240° p.u = – 0.1042 – j 0.1806 p.u
Vc = Vc1 + Vc2 = – 0.3957 + j 0.6855 – 0.1042 – j 0.1806 = – 0.4999 + j 0.505 p.u
Pada Rel 3 :
Va1 = 1 – Ia1 x Z32-1 = 1 – ( – j 3.737 ) ( j0.0664 ) = 1 – ( – j 2 0.2481 ) = 1 – 0.2481 = 0.7519
p.u
Va2 = – ( Ia2 x Z32-2 ) = – ( j 3.737 ) ( j0.0664 ) = – j2 0.2481 = 0.2481 p.u
Va = Va1 + Va2 = 0.7519 + 0.2481 + 0 = 1.0 p.u ; Va0 = 0
Vb1 = a2 Va1 = 1A240° x 0.7519 = 0.7519A240° p.u = – 0.3759 – j 0.6512 p.u
Vb2 = a Va2 = 1A120° x 0.2481 = 0.2481A120° p.u = – 0.1240 + j 0.2149 p.u
Vb = Vb1 + Vb2 = – 0.3759 – j 0.6512 – 0.1240 + j 0.2149 = – 0.4999 – j 0.4363 p.u
Vc1 = a Va1 = 1A120° x 0.7519 = 0.7519A120° p.u = – 0.3759 + j 0.6512 p.u
Vc2 = a2 Va2 = 1A240° x 0.2481 = 0.2481A240° p.u = – 0.1240 – j 0.2149 p.u
Vc = Vc1 + Vc2 = – 0.3759 + j 0.6512 – 0.1240 – j 0.2149 = – 0.4999 + j 0.4363 p.u
Jawab :
a). Gangguan pada saluran 2 – 3
b). Gangguan pada atau dekat dengan Rel2 pada salah satu dari saluran-saluran.
c). Gangguan pada saluran 2 – 4 di antara pemutus H dan Rel 2.
d). Gangguan pada Rel3 pada salah satu saluran selain saluran 2–3 karena pemutus G
tidak bekerja.
Jawab :
Gangguan pada Rel 3, Satu Transformator :
Z1 = Z2 = j 2.0 + j 0.8 + j 2.4 = j 5.2 Ω
Z0 = j 3.5 + j 2.5 + j 7.5 = j 13.5 Ω
| If | / | Ip | = 2427 x 5/250 x 1/5 = 9.7 dan Relay R 2 akan bekerja pada 0.098 detik.
Z ditandai untuk pembebanan darurat dengan faktor daya 0.8 tertinggal.
Lingkaran-lingkaran relay jarak terarah, tempat kedudukan (Locus) impedansi saluran tidak
dapat dibedakan dari sumbu-X.
Lingkaran-lingkaran Relay mho
Perhatikan bahwa impedansi Z untuk pembebanan darurat pada faktor daya 0.8 tertinggal,
terletak di di dalam daerah kedua untuk relay jarak terarah. Untuk relay mho, Z terletak
sedikit di luar daerah 3.
Proteksi daerah 3 sering tidak mungkin dengan saluran-saluran 765 kV.
Jelaslah bahwa tegangan VBN adalah tegangan pedoman. Jadi arus-arus saluran adalah :
IA = 796.7A30° A = 689.96 + j 398.35 A
IB = 796.7A– 90° A = 0 – j 796.7 A
IC = 796.7A150° A = – 689.96 + j 398.35 A
14.6 Suatu sistem daya adalah identik dengan sistem pada Contoh Soal 14.3, kecuali
bahwa impedansimasing-masing saluran transmisi paralel adalah j 0.5 dan daya yang
diberikan adalah 0.8 p.u. Tentukanlah persamaan sudut-daya untuk sistem itu dalam keadaan-
keadaan kerja yang telah ditetapkan tersebut.
Jawab :
14.7 Bila pada sistem daya dalam Soal 14.6 timbul suatu gangguan tiga-fasa di suatu titik
pada salah satu dari saluran-saluran transmisinya pada jarak sejauh 30% panjang saluran dari
terminal ujung pengirim saluran. Tentukanlah (a) persamaan sudut-daya selama
berlangsungnya gangguan dan (b) persamaan ayunan. Misalkan bahwa sistem sedang bekerja
dalam keadaan-keadaan seperti yang ditentukan dalam Soal 14.6 ketika timbul gangguan.
Tetapkan bahwa H = 5.0 MJ/MVA seperti dalam Contoh Soal 14.4.
Jawab :
Diagram rangkaian dengan admitansi diberikan dalam p.u, dan gangguan seperti yang
digambarkan adalah :
Y13 = 1/j0.3 = – j 3.33 ; Y32 = 1/j0.2 = – j 2.0 ;
Titik gangguan 30 % panjang saluran dari terminal pengirim :
X3-0 = j0.5 x 30% = j0.15 Y3-0 = 1/j0.15 = – j 6.67
X2-0 = j0.5 x 70% = j0.35 Y2-0 = 1/j0.35 = – j 2.857
14.9 Suatu generator yang mempunyai H = 6.0 MJ/MVA sedang memberikan daya sebesar
1.0 p.u ke suatu rel tak terhingga melalui jala-jala reaktif murni, ketika timbul suatu
gangguan yang menyebabkan daya keluaran generator itu itu menjadi nol. Daya maksimum
yang dapat diberikan adalah 2.0 p.u. Ketika gangguan telah dihilangkan, diperoleh kembali
keadaan-keadaan jaringan aslinya. Tentukanlah sudut pemutusan kritis dan waktu pemutusan
kritis.
Jawab :
Pm = Pmaks Sin D0
1.0 = 2.0 Sin D0 Sin D0 = 0.5 D0 = 30° atau (30° x π)/180 = 0.5236 rad.
Dengan Persamaan 14.70
dcr = Cos -1 [(π - 2d0) Sin d0 – Cos d0]
dcr = Cos -1 [(3.14 – 1.0472) Sin 30° – Cos 30°]
dcr = Cos -1 [(2.0928) 0.5 – 0.866]
dcr = Cos -1 (1.0464 – 0.866) = Cos -1 (0.1804)
dcr = 79.6° atau (79.6° x π)/180 = 1.389 rad.
14.10 Suatu generator 60 Hz sedang mencatu 60% dari Pmaks ke suatu rel tak terhingga
melalui suatu jala-jala reaktif. Suatu gangguan yang timbul meningkatkan reaktansi jala-jala
di antara tegangan-dalam generator dan rel tak terhingga tersebut dengan 400%. Ketika
gangguannya telah dihilangkan daya maksimum yang dapat diberikan adalah 80% dari nilai
maksimum aslinya. Tentukanlah sudut pemutusan kritis untuk keadaan yang dilukiskan
tersebut.
Jawab :
Pmaks Sin D0 = 0.6 Pmaks
14.11 Bila generator dalam Contoh 14.10 mempunyai suatu konstanta kelambanan H = 6
MJ/MVA dan Pm(sama dengan 0.6 Pmaks) adalah 1.0 p.u daya, hitunglah waktu pemutusan
kritis untuk keadaan seperti padaSoal 14.10 di atas. Gunakanlah Δt = 0.05 detik untuk
membuat grafik lengkungan ayunan yang diperlukan.
Jawab :
Dari Soal 14.10 , dcr = 61.64° dan dapat dibaca dari lengkung-ayunan untuk suatu gangguan
yang terus menerus (sustained)
Pmaks = (1.0 / 0.6) = 1.667 p.u sebelum gangguan
Untuk membuat daftar seperti di bawah ini, nilai-nilainya dihitung secara manual diperoleh
dengan menggunakan Kalkulator “ SHARP EL – 506W” :
Sebelum Gangguan
Untuk t = 0 –
Pe = Pmaks Sin d0 = 1.667 Sin 36.87° = 1.667 x 0.60 = 1.0
Pa = Pm – Pc – Pe = 1.0 – 1.0 = 0
Selama Gangguan
Untuk t = 0 +
Pe = Pmaks Sin do = 0.4167 Sin 36.87° = 0.4167 x 0.60 = 0.250
Pa = Pm – Pc – Pe = 1.0 – 0.250 = 0.750
Daftar di bawah ini dibuat dengan bantuan formula dalam EXCEL 2010 :
Nilai-nilai dibulatkan hanya sampai 3 desimal,
14.12 Untuk sistem dan keadaan-keadaan gangguan dalam Soal 14.6 dan Soal 14.7,
tentukanlah persamaan sudut-daya jika gangguan tersebut dihilangkan dengan secara serentak
membuka pemutus-pemutus pada kedua ujung saluran yang mengalami gangguan itu 4.5
putaran setelah terjadinya gangguan. Kemudian buatlah lengkung ayunan generator itu
dengan t = 0.25 detik.
Jawab :
Dari Soal 14.6 dan Soal 14.7
E’ = 1.0352a 25.15° p.u
Sebelum Gangguan : Pe = 1.882 sin d
Pm = 0.8
δ0 = 25.15°
Pa = Pm – Pc – Pe
Selama Gangguan : Pe = 0.575 sin d
Setelah Pemutusan : Y12 = 1/( j 0.3 + j 0.5 ) = – j 1.25 p.u
Pe = |E’| |V| |Y12| sin d
Pe = 1.0352 x 1.0 x 1.25 sin d
Pe = 1.294 sin d
k = [(180f)/H] x (∆t)2 = [(180 x 60)/5] x 0.052 = 5.4 ° listrik
∆δn = ∆δn-1 + k.Pan-1
δn = δn-1 + ∆δn
Membuka pemutus-pemutus pada 4.5 Cycle = 4.5/60 = 0.075 detik (tengah-tengah interval).
Dalam Daftar di bawah ini diperoleh suatu nilai maksimum δ = 56.20°. Pada t = 0.45 detik .
Pada t = 0,55 detik, diperoleh δ = 52.55°.
Daftar di bawah ini dibuat dengan bantuan formula dalam EXCEL 2010 :
Nilai-nilai dibulatkan hanya sampai 3 desimal,
14.15 Bila gangguan tiga-fasa pada sistem dalam Contoh Soal 14.9 terjadi pada saluran 4-5
pada rel 5 dan telah dihilangkan secara serentak dengan membuka pemutus-pemutus pada
kedua ujung saluran itu 4.5 putaran setelah terjadinya gangguan. Buatlah suatu daftar
seperti Daftar 14.6 utuk membuat grafik lengkung ayunan mesin 2 dengan t = 0.30 detik.
Jawab :
Keadaan-keadaan sebelum gangguan dan setelah pemutusan adalah sama seperti dalam
Contoh Soal 14.9 sampai Contoh Soal 14.11
Daftar di bawah ini dibuat dengan bantuan formula dalam EXCEL 2010 :
Nilai-nilai dibulatkan hanya sampai 2 desimal atau 3 desimal.
Selama gangguan Pm adalah sama masih 1.85 p.u untuk mesin 2,
tetapi Pe = 0. Jadi Pa = 1.85 p.u.
Setelah pemutusan, Pm – Pc = 1.6696, Pmaks = 6.4924, γ = 0.847°. Pemutusan dalam 4.5
cycles/perioda atau t = 4.5/60 = 0.075 detik berada ditengah-tengah dari interval di antara t =
0.05 detik dan t = 0.10 detik.
Dimana Pm memotong lengkung gangguan, maka 3.5 = 0.6056 + 8.3955 Sin (δ –1.664°)
Jadi δ = 21.8309°.