Anda di halaman 1dari 37

CFP02: G M

U
INVESTMENT PLANNING
M M
P
BAB 7. ALOKASI ASET DAN DIVERSIFIKASI PORTFOLIO

F
C
Program MM FEB UGM 1
1. Konsep Dasar Diversifikasi Portofolio

G M
Portofolio merupakan kumpulan suatu aset yang
jumlahnya lebih dari satu. Seorang investor yang
memiliki, misalnya, 5 atau 10 saham dapat
disebut memegang suatu portofolio.

U
M M
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya
konsep pengurangan risiko sebagai akibat
penambahan sekuritas ke dalam portofolio.

F P
C Konsep ini sejalan dengan law of large number
yang digunakan oleh perusahaan asuransi,
dimana pengurangan risiko dilakukan dengan
membuat sebanyak mungkin polis asuransi.

2
Tujuan Pembentukan Portofolio

G M
Pada tingkat risiko tertentu
U
berusaha mencapai keuntungan

M
semaksimal mungkin.

M
F PPada tingkat keuntungan
tertentu berusaha mencapai
C risiko yang minimal.

3
Return & Risiko Aset Tunggal

G M
U
M M
F P
C
4
Ilustrasi Return Aset Tunggal:

G
Probabilitas Return Aset A Return Aset BM
U
0.3 100% 20%
0.3 15% 15%
0.3 -70%

M M 10%

F P
C
5
Ilustrasi Risiko Aset Tunggal:

G M
U
M M
F P
C
6
Return & Risiko Portofolio:

G M
U
M M
F P
C
7
Return & Risiko Portofolio:

G M
U
M M
F P
C
8
Ilustrasi Return Portofolio:
G M
U
M M
F P
C
9
Ilustrasi Risiko Portofolio:

G M
U
M M
F P
C
10
Ilustrasi Risiko Portofolio:

G M
U
M M
F P
C
11
Ilustrasi Risiko Portofolio:

G M
U
M M
F P
C
12
2. TAHAPAN MANAJEMEN PORTOFOLIO
G M
U
2.1 Tahapan Perencanaan Portofolio

M M
F P
C
13
2.1.1 Identifikasi Kondisi Global Nasabah

G M
Sebelum melakukan perencanaan

U
keuangan individu, terlebih dahulu kita
harus mempunyai gambaran detail
mengenai keseluruhan struktur keluarga,

M
tingkat pendapatan dan objektif investasi.

M
F P Pembentukan neraca individu membantu
memberikan gambaran dari semua
informasi yang kita perlukan untuk

C melakukan perencanaan keuangan. Neraca


individu akan memuat sedikitnya empat
kategori informasi, yaitu:

14
a. Keluarga
• Dalam kelompok ini, seorang
perencana keuangan harus
mampu mengumpulkan
informasi yang lengkap
G M
mengenai kondisi dan struktur
keluarga nasabah termasuk U

berapa jumlah anggota keluarga
yang menjadi tanggungan.
Informasi ini diperlukan untuk
mengetahui total pengeluaran M M
F P
tetap yang akan menjadi beban
keuangan individu

C
bersangkutan.

15
b. Laporan Neraca Keuangan

Dalam pos ini, kita akan


memasukkan seluruh
daftar kekayaan dan
utang individu yang
G M
dikategorikan dalam dua
kelompok besar yaitu U
aset aktif dan aset pasif.

M M
F P
C
16
c. Arus Kas

G M
Arus kas adalah suatu pelaporan
keuangan yang mengungkapkan

U
jumlah uang yang diterima dan
dikeluarkan oleh seorang individu

M M
pada satu spesifik periode waktu
yang telah lewat, biasanya
periode satu tahun

F P
C
17
d. Objektif Awal
• Objektif awal ini dapat dikatakan
sebagai objektif murni dari pribadi
nasabah yang mendorong nasabah
G M
untuk menghubungi seorang
perencana keuangan
U
• Tugas dari seorang perencana
keuangan adalah membantu
nasabah untuk mengevaluasi M M
F P
objektif awal tersebut untuk
disesuaikan dengan kondisi

C
keuangan yang ada.

18
2.1.2 Evaluasi Keuangan

G M
U
M M

P
Sebuah evaluasi laporan keuangan individu mampu memberikan gambaran tentang

F
tipe nasabah pemilik laporan keuangan tersebut.

C
Rasio keuangan digunakan untuk mengukur tingkat kesehaan keuangan klien pada
waktu tertentu. Apabila hasil rasio tersebut menunjukkan hasil tidak ideal berdasarkan
nilai acuan, maka dapat direkomendasikan untuk dilakukan pembenahan kondisi
keuangan sesuai dengan cakupan standar yang ideal.
19
2.1.3 Objektif Investasi

G M
U
M M

F P
Seorang perencana keuangan berperan membantu seorang individu dalam membuat
objektif investasinya. Penentuan objektif investasi haruslah realistis dan dapat
diwujudkan.

C
Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah kejelasan dari objektif investasi itu
sendiri. Kejelasan objektif ini akan sangat membantu dalam penentuan seberapa besar
usaha yang harus dilakukan untuk mencapainya, berapa besar biaya yang diperlukan,
berapa lama yang diperlukan untuk mencapainya dan berapa besar dana yang
dibutuhkan.
20
2.1.4 Batasan-Batasan Investasi Investor

A dana segera..
G M
• Likuiditas; Berkaitan dengan tingkat kecepatan suatu aktiva dijual dengan
harga yang wajar. Investor perlu mempertimbangkan bagian portofolio yang
likuid untuk berjaga-jaga terhadap kejadian tak terduga yang membutuhkan

U
B
membeli suatu aktiva

M M
• Ketersediaan Aktiva; Berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan dalam

F P
• Horizon Investasi; Semakin panjang periode waktu yang digunakan untuk
mengakumulasi kekayaan atau tingkat pendapatan tertentu, semakin besar
C
C
pula risiko ketidakmampuan (ketidakpastian) untuk mencapai jumlah arus kas
yang diharapkan.

21
2.1.4 Batasan-Batasan Investasi Investor .. (lanjutan)

D keuangan mula-mula.
G M
• Umur; Semakin muda usia seseorang, semakin terbuka lebar berbagai
alternatif objektif keuangan, toleransi tingkat risiko yang lebih tinggi dan
kesempatan untuk melakukan koreksi dan revisi dari penentuan objektif

U
E
M M
• Regulasi; Investor institusional umumnya terikat pada berbagai peraturan
dalam pembentukan portofolionya.

F P
• Pajak; Berkaitan dengan tingkat pajak yang berbeda-beda terhadap suatu
F
C
investasi.

22
2.1.4 Batasan-Batasan Investasi Investor .. (lanjutan)

G dengan 2 anak tertanggung.


G M
• Kewajiban dan tanggung jawab keuangan dari individu; Seorang individu
yang hidup sendiri pada usia produktif relatif lebih mempunyai keleluasaan
dalam pengalokasian dananya dibanding seseorang yang telah berkeluarga

U
M
• Jenis Pendekatan; Kita dapat menggunakan jenis pendekatan investasi
konservatif, moderat maupun agresif tergantung dari tipe individu, tingkat

M
pengembalian investasi yang. diharapkan dan toleransi risiko yang dapat
H ditanggung.

F P
• Sumber Pendapatan; Sumber pendapatan atau arus kas dari individu
menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai objektif
I
C
keuangan atau akan dialokasikan kemana dana tersebut guna mewujudkan
tujuan-tujuan keuangan individu bersangkutan.

23
2.1.4 Batasan-Batasan Investasi Investor .. (lanjutan)

G M
• Tingkat pengembalian pasar yang diharapkan; Seorang perencana
keuangan kadang menghadapi dilema dan "dipaksa" untuk menetapkan
tingkat pengembalian atas investasi yang tidak relevan hanya untuk
menyenangkan nasabah dan membuat nasabah tersebut tidak
J
U
berpaling kepada perencana keuangan lain yang mampu memberikan
gambaran hasil perhitungan investasi yang lebih menggiurkan.

M M
• Toleransi risiko; Kesemua faktor di atas saling berhubungan satu sama
lain, termasuk dengan tingkat toleransi risiko yang dapat diterima oleh

K
F P seseorang. Hal ini berkaitan dengan umur, objektif keuangan dan jumlah
dana yang tersedia. Seorang dengan dana Rp 100 juta lebih mampu
menerima kerugian sebesar Rp 10 juta dibanding seorang dengan dana
Rp 20 juta untuk besar kerugian yang sama yakni Rp 10juta.

C
24
2.1.5 Penyusunan Anggaran Umum

M
Sebuah anggaran belanja tidak saja menjadi pedoman dalam
aktivitas keuangan seseorang tapi berfungsi juga sebagai

G
kontrol keuangan. Kita dapat menemukan seberapa jauh

U
realisasi pengeluaran menyimpang dari rencana anggaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.

M M
Pada dasamya, sebuah anggaran belanja memiliki dua pos
utama, yaitu pos pengeluaran tetap dan pos pengeluaran
variabel.

F P
C
Evaluasi terhadap tingkat pengeluaran pada tahun-tahun
sebelumnya dapat menjadi acuan untuk menetapkan proyeksi
anggaran belanja pada tahun-tahun mendatang.

25
2.1.6 Menentukan Ekspektasi Pasar Modal

G M
U
Hasil analisis kondisi makro
ekonomi, sosial, politik dan
M M
Kinerja pasar modal
dicerminkan oleh IHSG. Kinerja
pasar modal yang diekspektasi
bagus (bullish) mempengaruhi
Demikian sebaliknya ketika
pasar modal diekspektasi
menurun (bearish) maka dipilih
sekuritas dengan nilai beta

P
industri dapat digunakan untuk
pemilihan sekuritas-sekuritas yang rendah. Beta dalam hal ini
menentukan ekspektasi kinerja
yang akan dibeli untuk menunjukkan hubungan antara

F
pasar modal di masa yang akan
membangun portofolio, yakni pergerakan return saham
datang.
sekuritas yang memiliki beta terhadap pergerakan return

C tinggi. pasar.

26
2.2 Tahap Eksekusi Portofolio

ALOKASI ASET

G M
PENENTUAN PORSI DANA
U
ASET
M M
PEMILIHAN ASET-ASET DARI KELAS

F P
OPTIMISASI PORTOFOLIO

C IMPLEMENTASI DAN EKSEKUSI


PORTOFOLIO

27
Kelas aset
• Alokasi asset terkait dengan
keputusan untuk memilih jenis
kelompok aset tertentu sesuai
dengan preferensi
terhadap return dan risiko.
investor

G M
• Kelas aset adalah pengelompokkan U
aset-aset berdasarkan jenis-jenis
aset seperti saham, obligasi, real
estat, sekuritas luar negeri, emas
dan sebagainya.
M M

F P
Setelah dilakukan pemilihan kelas
aset, selanjutnya ditentukan

C
besaran porsi dana yang akan
diinvestasikan pada masing-masing
kelas aset tersebut.

28
2.3 Evaluasi & Umpan Balik Kinerja Portofolio

G M
Portofolio yang dibuat tidak dapat hanya
dibiarkan saja karena kinerjanya dapat

U
menurun setiap saat di masa depan. Oleh
karena itu kondisi pasar harus selalu
dipantau untuk menjaga kinerja portofolio

M
tetap optimal (rebalancing).

M
F P Portofolio harus diseimbangkan jika sasaran
portofolio sudah tidak tercapai dan biaya
yang dikeluarkan untuk menyeimbangkan

C lebih kecil dari peningkatan kinerja akibat


penyeimbangan tersebut.

29
3. Mengukur Kinerja Portofolio

G M
U
M M
F P
C
30
3. Mengukur Kinerja Portofolio

G M
Jika investasi portofolio melibatkan beberapa periode, maka perhitungan
rata-rata return dapat dilakukan dengan rata-rata geometric dan rata-rata
timbangan rupiah. Rata-rata geometrik digunakan untuk menghitung rata-rata

U
yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.

M M
F P
C
31
3. Mengukur Kinerja Portofolio

Contoh:
M
Aset XYZ selama 5 tahun memberikan return berturut-turut sebagai berikut:

G
U
M M
F P
C
32
3. Mengukur Kinerja Portofolio

G M
Return yang tinggi saja belum tentu merupakan hasil investasi yang baik.
Return yang rendah juga dapat merupakan hasil investasi yang baik jika

U
return yang rendah ini disebabkan oleh risiko yang rendah pula. Oleh
karena itu, return yang dihitung perlu disesuaikan dengan risiko yang harus
ditanggungnya. Beberapa model perhitungan return sesuaian risiko antara
lain:

M M
F P
C
33
3. Mengukur Kinerja Portofolio

G M
U
M M
F P
C
34
3. Mengukur Kinerja Portofolio

G M
U
M M
F P
C
35
3. Mengukur Kinerja Portofolio

G M
U
M M
F P
C
36
G M
U
THANK YOU
M M
F P
C
37

Anda mungkin juga menyukai