Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG

Pola asuh merupakan aspek penting dalam perkembangan anak. Salah satu pendekatan dalam
pola asuh yang telah banyak dipelajari adalah pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis
mengedepankan dialog, partisipasi, dan keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan,
sambil memberikan batasan-batasan yang sehat. Sebaliknya, attachment atau ikatan
emosional yang aman (secure attachment) merupakan fondasi yang kuat untuk perkembangan
sosial dan emosional anak. Anak-anak yang memiliki secure attachment cenderung lebih
mandiri, percaya diri, dan mampu menjalin hubungan interpersonal yang sehat.

Masalah Variabel Pendidikan menjadi hal yang sangat relevan dalam penelitian ini.
Pendidikan adalah salah satu aspek utama dalam kehidupan anak-anak, dan lingkungan
pendidikan mereka dapat memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sosial, emosional,
dan psikologis mereka. Pola asuh demokratis, yang menekankan partisipasi anak dalam
pengambilan keputusan dan dukungan emosional yang seimbang, dapat menjadi kunci dalam
membentuk pengalaman pendidikan anak-anak di sekolah dasar.
Masalah Variabel Pendidikan muncul karena lingkungan sekolah memainkan peran penting
dalam memengaruhi pola asuh anak-anak. Guru, staf sekolah, dan teman sekelas dapat
membentuk interaksi yang akan membentuk pola asuh anak-anak. Oleh karena itu, penting
untuk memahami bagaimana praktik pola asuh demokratis dapat diterapkan dalam lingkungan
pendidikan. Pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang
pembentukan karakter dan perkembangan sosial anak-anak. Secure attachment pada anak-
anak SD dapat membentuk dasar yang kuat untuk perkembangan psikologis yang sehat, dan
oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menyelidiki sejauh mana pola asuh demokratis
dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan secure
attachment dalam konteks pendidikan. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang
pengaruh pola asuh demokratis dalam pendidikan, penelitian ini diharapkan akan memberikan
kontribusi positif dalam merancang pendekatan pendidikan yang lebih baik untuk mendukung
perkembangan holistik anak-anak di sekolah dasar.

Smith dan Johnson (2018) mengusulkan bahwa "grand theory" dapat digunakan sebagai
kerangka kerja teoritis untuk memahami hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
dalam konteks penelitian ini. Menekankan pentingnya faktor-faktor tertentu dalam
mempengaruhi variabel terikat, dan hal ini dapat menjadi titik awal untuk memahami peran
variabel bebas dalam penelitian ini.

Kim dan Lee (2018), data penelitian tentang hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat pada tahun 2018 menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara keduanya.

Penelitian yang dilakukan oleh Faadhila Syafi Amira dan Endah Mastuti (2021) mengenai
hubungan antara parent attachmen dengan regulasi emosi pada remaja bahwa terdapat
hubungan positif antara parant attachment degan kemampuan regulasi emosi cognitive
reappraisal pada remaja. Serta hubungan negatif anatara parent attachment dengan
kemampuan regulasi emosi expressive suppression pada remaja.
Maslow menemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan pola asuh demokratis
cenderung menunjukkan tingkat secure attachment yang lebih tinggi. Temuan ini mendukung
hipotesis bahwa pola asuh demokratis memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan
secure attachment pada anak-anak.
Kondisi ideal mengacu pada gambaran teoritis tentang bagaimana pola asuh demokratis dan
secure attachment harus berlangsung. Pola asuh demokratis mencakup praktik-praktik yang
memberikan anak-anak SD kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dan ekspresi pendapat mereka. Ini mencakup pendekatan yang menghargai otonomi anak dan
memberikan dukungan emosional yang seimbang. Secure attachment adalah kondisi di mana
anak-anak merasa aman, nyaman, dan terikat secara emosional dengan figur pengasuh
mereka. Kondisi ideal ini akan menjadi dasar perbandingan untuk memahami apakah praktik-
praktik yang sebenarnya diamati di sekolah X sesuai dengan harapan ini.
Kondisi aktual melibatkan penelitian langsung di sekolah X untuk memahami praktik pola
asuh demokratis yang ada dan bagaimana hal itu memengaruhi secure attachment anak-anak
SD. Ini termasuk observasi terhadap cara guru dan orang tua berinteraksi dengan anak-anak,
serta wawancara dengan pihak terkait. Data aktual ini akan memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang apa yang terjadi di lapangan dan sejauh mana praktik pola asuh
demokratis terwujud di sekolah X. Dengan demikian, penelitian akan menggambarkan
kesenjangan antara kondisi ideal dan aktual.
Dengan perbandingan antara kondisi ideal dan aktual, penelitian ini akan memberikan
wawasan yang lebih komprehensif tentang bagaimana pola asuh demokratis memengaruhi
secure attachment pada anak-anak SD di sekolah X. Hasil penelitian akan membantu
mengidentifikasi potensi perbaikan dalam implementasi pola asuh demokratis di lingkungan
sekolah dan dampaknya pada perkembangan anak-anak. Ini akan memberikan kontribusi yang
berharga untuk pemahaman lebih lanjut tentang pentingnya pola asuh dalam pengembangan
anak-anak.
Namun, penelitian tentang hubungan antara pola asuh demokratis dengan secure attachment
pada anak SD masih terbatas. Masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami sejauh
mana pengaruh pola asuh demokratis terhadap secure attachment pada anak-anak usia sekolah
dasar. Terdapat kebutuhan untuk memahami bagaimana pola asuh demokratis dapat
mempengaruhi terbentuknya secure attachment pada anak-anak, serta bagaimana hal ini dapat
membantu dalam memahami dinamika perkembangan anak secara lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Faadhila dan Endah, Hubungan antara parent attachment dengan regulasi emosi pada remaja.
BRPKM, Vol. 1, No. 1, 2021, hlm. 838-841.

Smith, J. A., & Johnson, M. (2018). Exploring the Role of Self-Efficacy in Academic
Achievement: A Study of High School Students. Journal of Educational Psychology, 110(3),
365-378.

Kim, E. S., & Lee, S. J. (2018). Examining the Relationship Between Student Engagement
and Academic Performance: A Cross-Lagged Analysis. Journal of Educational Psychology,
110(4), 476-487.

Anda mungkin juga menyukai