Anda di halaman 1dari 4

JGC XII (1) (2023)

JURNAL GLOBAL CITIZEN


JURNAL ILMIAH KAJIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/
Diterima : 12-03-2023, Disetujui : 10-05-2023, Dipublikasikan: 01-07-2023

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DALAM MENANGANI SIKAP APATIS GENERASI MUDA

Abdi Santyatmoko
Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36, Surakarta
Email: abdi.santyatmoko@student.uns.ac.id, fatmanajicha_law@staff.uns.ac.id

ABSTRAK

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perubahan dalam konteks sosial diartikan
sebagai “Perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan, yang mempengaruhi sistem sosial masyarakat,
termasuk nilai-nilai, sikap, pola, perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.” Dengan adanya perubahan
generasi serta perkembangan dunia, sudah bisa dipastikan bahwa sikap dan cara hidup juga berubah. Namun,
tidak jarang bahwa perubahan terebut bersifat degeneratif atau merusak. Salah satunya adalah timbulnya sikap
apatis dalam berinteraksi secara sosial. Dalam hasil studi literatur ini, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan memiliki peran dalam meminimalisir sikap apatis tersebut serta bagaimana nilia-nilai
didalamnya dapat disampaikan kepada ranah public, terutama kaum muda.

Kata Kunci: pendidikan kewarganegaraan, sikap apatis

126
PENDAHULUAN ketidakpekaan terhadap kehidupan sosial,
Satu hal yang tidak berubah di dunia ini emosional, atau juga fisik. Sehingga, apatis
adalah perubahan itu sendiri dan seiring dapat diartikan sebagai rasa tidak peduli
berjalannya waktu, perubahan semakin lama seseorang terhadap kondisi hidupnya serta
semakin terasa dalam kehidupan kita. kondisi disekitarnya. Sikap tersebut dapat
Tentunya cara berpikir generasi abad ke-20 ditandai dengan kurangnya maupun hilangnya
berbeda dengan pandangan generasi milenial. motivasi untuk mencapai tujuan, kesulitan
Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan kondisi untuk mengerjakan kewajiban atau tanggung
pada zaman dahulu dengan sekarang, dimana jawab yang harus dipikul, serta ketidakmauan
perang dunia telah lama berlalu dan kita untuk melakukan apapun dalam kehidupan.
dimanjakan dengan fasilitas yang canggih serta Dampak dari sikap tersebut meliputi kontrol
akses informasi yang mudah. Namun, hal sosial yang kurang, sulitnya perkembangan
tersebut tidak tanpa efek samping. Dengan sikap untuk menjadi lebih baik, meningkatnya
jalannya modernisasi dunia, pola hidup dan individualisme, sinisisme, dan juga
mentalitas manusia juga mengalami perubahan pesimisme.
untuk beradaptasi dengan kondisi masa kini, Hal penting yang perlu kita sadari adalah
dan tidak jarang perubahan tersebut bersifat sikap apatis ini seringkali dialami oleh kaum
degeneratif. Contoh nyatanya berupa muda, terutama pada bidang kewarganegaraan.
timbulnya sikap apatis serta sinis terhadap Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.
kondisi dunia yang dihadapi. Faktor pertama adalah tidak adanya figur
Perubahan degeneratif tersebut memang sebagai panutan maupun inspirasi sehingga
tidak dapat dihindari maupun dihentikan mereka tidak memiliki batu pijakan untuk
karena memang sudah menjadi konsekuensi aspirasi dan pendirian mereka. Faktor yang
dari perkembangan zaman. Namun, peran yang berperan dalam hal ini adalah kenyataan
bisa kita lakukan adalah menentukan jalan bahwa ketika kita mencoba untuk melandaskan
yang tepat untuk meminimalisir sikap tersebut. seseorang atau suatu prinsip untuk kita hidupi,
tidak jarang kita mengalami kekecewaan
METODE PENELITIAN dikarenakan landasan tersebut tidak memenuhi
Penelitian ini dikerjakan dengan standar kita maupun melengkapi apa yang kita
menggunakan pendekatan yang berupa studi butuhkan. Hasilnya adalah kaum muda
literatur. Untuk kasus ini, rujukan yang cenderung untuk berjalan sendiri tanpa adanya
digunakan memiliki keterkaitan dengan ekspetasi terhadap figur maupun landasan-
Pendidikan kewarganegaraan serta sikap landasan tertentu.
apatis. Pendekatan ini dilakukan dengan cara Selanjutnya adalah rasa kecewa yang
mencari sumber maupuun referensi yang terus dialami oleh kaum muda terhadap
sekiranya dapat membantu pengerjaan kondisi dunia dan menyebabkan mereka untuk
penelitian tersebut. Setelah mendapatkan cenderung tidak peduli dengan apa yang
bahannya, maka akan dilakukan tahap analisis, terjadi, baik maupun buruk. Mereka
dimana sang peneliti akan melakukan memandang bahwa apapun yang mereka
penyusunan dari berbagai sumber tersebut lakukan seperti tidak membuahkan hasil dan
menjadi satu bagian yang lengkap dan opini mereka cenderung dianggap sebelah
terstruktur. mata, Sehingga, terbentuklah mentalitas
bahwa jikalau apa yang mereka lakukan tidak
SIKAP APATIS berarti, bukankah lebih baik untuk tidak
Kata apatis itu sendiri berasal dari kata melakukan apapun sama sekali?
Yunani, yaitu “pathos” (yang memiliki arti
gairah atau emosi) yang kemudian diberi PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
imbuhan. Luis Rey berpendapat bahwa sikap Menurut J. J. Cogan, definisi dari
apatis memiliki arti sebagai kondisi kejiwaan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
seseorang atau individu yang ditandai dengan jenis pembelajaran yang bertujuan untuk
ketidaktertarikan, ketidakpedulian, atau juga mengembangkan totalitas warga negara.

127
Pembelajaran ini dapat dilakukan secara warga negara berhak dan wajib ikut serta
formal maupun informal. Pendidikan dalam upaya pembelaan negara.”
kewarganegaraan juga mengandung nilai-nilai Sikap nasionalisme memiliki peran yang
yang dapat membentuk karakter kita. Nilai- signifikan dalam menanamkan sikap
nilai tersebut meliputi: peduli dan cinta tanah air kepada
1. Nilai Religiusitas masyarakat karena sikap inilah yang
Menurut Yulianto, religiusitas berarti menggerakkan para pahlawan nasional
kepercayaan bahwa adanya Tuhan yang untuk melindungi negara mereka. Bentuk
mengatur kehidupan serta alam semesta. nasionalisme di zaman sekarang mungkin
Nilai religiusitas merupakan fondasi dari sudah tidak diwujudkan dengan cara
Pendidikan Kewarganegaraan mengikuti peperangan demi bela negara,
sebagaimana tertulis dalam sila pertama namum direalisasikan dengan bagaimana
dari Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan kita bertingkah laku dalam kehidupan
Yang Maha Esa”. sehari-hari. Mungkin saja kita tidak
Melalui nilai religiusitas, kita diajarkan berperan secara aktif dan langsung dalam
bahwa adanya kuasa dari Sang Pencipta politik, namun itu bukan berarti kitab oleh
yang menjamin kendali dan cuek dan tidak peduli dengan kondisi
keberlangsungan kehidupan kita. negara kita.
Walaupun di tengah kondisi yang baik 4. Nilai Demokrasi
maupun buruk, religiusitaslah yang Abraham Lincoln, Presiden Amerika
mampu menyadarkan kita tentang adanya Serikat ke-16 mengatakan bahwa
penyertaan Tuhan. Sehingga, kita dapat demokrasi merupakan suatu pemerintahan
menjadi lebih berpengharapan serta lebih dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
berpartisipatif dalam kehidupan. Posisi bangsa Indonesia sebagai negara
2. Nilai Ketangguhan berbentuk Demokrasi Pancasila berarti
Ketangguhan dalam hal ini merujuk rakyat bertanggung jawab atas
kepada bagaimana kepribadian kita keberlangsungan negara serta jalannya
menaggapi masalah serta mengurangi pemerintahan.
dampak negatif dari stress tersebut. Masyarakat, terutama generasi muda,
(Rahardjo, 2005). didorong untuk aktif dan peka akan
Pendidikan kewarganegaraan berperan kondisi politik dan ekonomik negara
agar kaum muda bisa dididik untuk mejadi melalui bidang pekerjaan atau tanggung
pripadi yang tangguh dan memiliki nilai jawab masing-masing.
juang yang tinggi dalam bekerja keras dan
menghadapi tantangan seperti selayaknya PENERAPAN PENDIDIKAN
pendiri-pendiri bangsa yang telah KEWARGANEGARAAN
memperjuangkan kemerdekaan negara Seperti yang telah dicantumkan
Indonesia. sebelumnya, pendidikan kewarganegaraan
3. Nilai Nasionalisme dapat diajarkan secara formal maupun
Nasionalisme merupakan suatu informal. Untuk penyampaian secara formal,
pemahaman tentang kesadaran setiap kita terbiasa untuk mengandalkan kegiatan
warga negara Indonesia untuk wajib belajar mengajar tentang mata pelajaran
mencintai dan membela negara mereka. tersebut, baik di sekolah maupun kampus,
Nilai nasionalisme sudah lama menjadi dengan memanfaatkan media berupa bahan
bagian dari kehidupan berbangsa dan ajaran berisikan teori serta pengetahuan
bernegara di Indonesia karena selaras umum. Hal itu memang bagus, namun bila
dengan Pasal 27 Ayat (3) dari Undang- hanya sekedar mengajarkan teori, maka nilai-
Undang Dasar Negara Kesatuan nilai dari Pendidikan kewarganegaraan hanya
Republik Indonesia tahun 1945 (UUD akan sebatas pengetahuan umum saja.
NKRI 1945) yang berbunyi, “Setiap Adakalanya lebih baik jika pembelajaran
tersebut tidak hanya bergantung kepada teori

128
semata, namun juga diwujudkannya ruang KINERJA PARTAI POLITIK
untuk diskusi secara nyata agar siswa atau TERHADAP SIKAP APATIS
mahasiswa dapat mengungkapkan opini PEMILIH DALAM PEMILU 2014.
mereka mengenai materi tersebut dan Padang: Universitas Islam Negeri Imam
bagaimana sang pengajar dapat menanamkan Bonjol.
nilai-nilai yang seharusnya melalui lingkup Meng, Daryl Loh Wei Meng & Berezina,
diskusi ini. Eliza. 2020. The Role of Personality and
Untuk penyampaian informal, wadah Self-Motivation in Political
yang paling optimal untuk memulainya adalah (Dis)Engagement. Makara Human
di lingkungan keluarnga. Orang tua yang Behaviour Studies in Asia, Vol. 24 No.
menjadi titipan Tuhan di dunia ini memiliki 1. Selangor: Department of Psychology,
tanggung jawab untuk mendidik anaknya, baik Sunway University.
melalui ajaran nasihat maupun cara hidup
secara nyata, agar mereka memiliki mentalitas
dan moralitas yang benar. Selain itu, akan lebih
baik bila orang tua juga mau terbuka atas
permasalahan yang sedang dialami oleh anak-
anak mereka dan memberikan solusi yang
bedasar kepada nilai-nilai Pendidikan
kewarganegaraan yang seharusnya.

KESIMPULAN
Perubahan dan perkembangan zaman
juga berarti perubahan terhadap tingkah laku
dan cara pandang hidup, serta perubahan
degeneratif yang terbawa merupakan
konsekuensi dari hukum perubahan. Oleh
karena itu, perlu sekali bagi kita untuk
menanamkan nilai-nilai Pendidikan
kewarganegaraan seperti religiusitas,
ketangguhan, nasionalisme, dan demokrasi
kepada para penerus bangsa, baik dalam
lingkup pendidikan maupun bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Oktasari, Zania. 2019. Menghindari Sikap
Apatis Antar Individu Melalui
Komunikasi Untuk Meningkatkan
Hubungan Yang Baik Antar Individu.
Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
Astutu, Ayu & Ridfan. 2014.
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
KEWARGANEGARAAN DALAM
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PRAMUKA DI SMA NEGERI 1 KAHU
KABUPATEN BONE. Makassar:
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Makassar.
Fahmi, Reza & Jamaldi. 2014. PENGARUH
PENDIDIKAN POLITIK DAN

129

Anda mungkin juga menyukai