Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja, akan
tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia beriman,
dan norma kesusilaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta
mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk
a. Masalah-masalah Kepemuduan
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh 8etiap generasi dalam hubungannya
dengan generan yang lebih tua. Problema mi disebabkan karena sebagai aid- bat dan proses pendewasaan
seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbuflah harapan setiap pemuda akan mempunyai
masa depan yang (kalau bisa) lebih balk daripada orang tuanya. Proses perubahan terjadi secara lambat dan
teratur (evolusi) atau dengan besar-besaran sehingga orang sukar mengendalikan perubahan yang terjadi, bahkan
seakanakan tidak diberi kesempatan untuk menyesuaikan dengan situasi (obyektif) perubahan tadi.
Di negara-negara berkembang anak-anak yang hingga beberapa waktu yang lalu memperoleh pendidikan
tradisional yaitu pendidikan berupa penerusan kebiasaan dan nilai-nhlai budaya dan orang tuanya, dewasa mi
mengalami suatu situasi di mana mereka sebanyak mungkin harus menemukan jalannya untuk dirinya sendiri.
Sebagian besar pemuda mengalami/menikmati suatu pendidikan yang lebih tinggi dan orang tuanya hal mana
merupakan inti berkurangnya pengertian antara orang tua dengan anak. Dalam masyarakat tradisional maka
orang tua dan para sesepuh sebagai peer group memberikan bimbingan pengarahan kepada anak-anaknya,
merupakan norma-norma masyarakatnya sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya dalam zaman perubahan
masyarakat seringkali orang tua sendiri tidak dapat memahami apa yang terjadi di sekitarnya. Banyak masalah
tidak terpecahkan oleh mereka karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami oleh siapa pun
dalam lingkungannya dan karena itu anak-anak juga dapat menikmati bimbingan yang akan memudahkan masa
1
Dewasa ini umum diketemukan bahwa secara biologi, p0- litis dan fisik seorang pemuda sudah dewasa akan
tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Seringkali diketemukan pemudapemuda telah
menikah, mempunyai keluarga menikmati hak poiitiknya sebagai warga negara tetapi dalam segi ekonominya
masih tergantung dan orang tua yang tinggal agak jauh dan tempat belajan/studinya.
Masalah antar generasi merupakan masalah suatu masyarakat yang dikenal sejak dahulu kala. Yang
dipermasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat. Bagaimana serasi atau kurang Serasi hubungan mi akan tampak
dalam saat-saat knitis. Pada uniumnya dapatlah dikatakan bahwa masalah antar generasi mencerminkan
bagaimana kebudayaan masyarakat itu sendini. Dengan demikian, bagaimana masalah itu dipecahkan juga
Sehubungan dengan mi, para ahli paedagogi sosial berpendapat bahwa masalab antar generasi kurang dan
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa masalah antar generasi merupakan suatu masalah modern.
Adapun inti pokok adalah bahwa dalam masyarakat dengan sistem tertutup/tradisional, pembinaan dan proses
Suatu masyarakat akan mengalami stabilitas sosial apabila “proses reproduksi generasi” berjalan dengan baik,
sehingga terbentuklah personifikasi, identitas-identitas dan solidanitas sebagaimana diharapkan oleh generasi
sebelumnya.
b. Hakikat Kepemudaan
Kiranya disadani bahwa ada berbagai tafsiran yang bisa diberikan terhadap pemuda/generasi muda. Untuk itu
kiranya penlu diperjelas bahwa pengertian pemuda di sini adalah mereka yang berumur di antara 15 - 30 tahun.
Hal mi sesuai dengan pengertan pemuda/generasi muda sebagaimana yang dimaksudkan dengan pembinaan
Pendekatan kiasik tentang pemuda melihat bahwa masa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan
menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertuinbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika, dan
sekali waktu akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum blobgis itu sendiri: manusia tidak dapat
nielawan proses ketuaan. Maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan
Menurut pendekatan yang kiasik mi, pemuda dianggap sebagai suatu kebompok yang mempunyai aspirasi
sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat, atau lebih tepat aspirasi orang tua atau generasi tua.
Selanjutnya muncul persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka
2
tidak sejalan dengan kenyataan (keinginan) generasi tua. Dalam huhungan mi kemungkinan timbul konflik
dalam berbagai bentuk protes, baik yang terbuka maupun yang terselubung. Di sinilah pemuda bergejolak untuk
Dalam hal mi hakikat kepemudaan dicari atau ditinjau dan dua asumsi pokok:’Pertama, Penghayatan mengenai
proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu kontinum yang sambung-menyambung tetapi fragmentaris,
terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dan anak dan orang
Oleh sebab itu, arti setiap masa perkembangan hanya dapat dimengerti dan dinilai dan masa itu sendiri. Masa
kanakkanak hanya dapat diresapi karena keanakannya, masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda,
dan masa orang tua yang diidentikkan dengan stabiitas hidup dan kemapanan.
Tidak mengherankan kalau romantisme akan tumbuh subur dalam pendekatan mi. Karena “mahkota hidup”
adalah masa tua yang disamakan dengan hidup bermasyarakat, maka tingkah laku anak dan pemuda tidak lebih
dan riakriak kecil yang tidak berarti dalam gelombang penjalanan hidup manusia.
Dinamika pemuda tidak lebih dan usaha untuk menye.. suaikan din dengan pola-pola kelakuan yang sudah
tersedia, dan setiap bentuk kelakuan yang menyimpang akan dicap sebagai sesuatu yang anomalis, yang tak
sewajarnya. Dan jika itu ditantang oleh kaidah-kaidah sosial yang sudah melembaga, maka hal itu akan terjelma
dalam bentuk adanya jurang pemisah antara generasi muda dan generasi tua.
Seyogyanyalah penilaian bertolak dan suatu asumsi ke.. hidupan yang bersifat kontinum, yang melihat pemuda
dan kepemudaan sebagai suatu tonggak dan “wawasan kehidupan”, yang dengan sendininya mempunyai potensi
Pendekatan kiasik melihat potensi dan rornantisme pe- muda sebagi sesuatu yang berdini sendini, balk pemuda
sehagai perorangan maupun pemuda sebagai anggota kelompok dan anggota dan suatu masyarakat. Demikian
pula usaha-usaha untuk menyalurkan potensi pemuda kerapkali bersifat fragmentaris, karena potensi itu dilihat
bukan menupakan sebagian dan aktivitas dalam wawasan kehidupan, tetapi tidak lebih sebagai penyaluran
pemuda itu.
Asumsi pokok yang kedua yang merupakan tambahan dan asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda
dalam arah kehidupan itu sendiri. Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan
mempunyai pola yang banyak sedikitnya sudah tertentu dan ditentukan oleh mutu pemikiran yang diwakili oleh
3
generasi tua yang bersembunyi di balik tradisi. Dinarnika pemuda tidak dilihat sebagai sebagian dan dinamika
Hal mi disebabkan oleh suatu anggapan bahwa pemuda tidak mempunyai andil yang berarti dalam ikut
mendukung proses kehidupan bersama dalaxn masyarakat. Pemuda dianggap sebagai obyek dan penterapan
pola-pola kehidupan dan bukan sebagai subyek yang mempunyai nilai sendini.
Dua asumsi yang mendasari pandangan di atas, kinanya tidak akan memberi jawaban terhadap “kebinalan”
pemuda dewasa mi. Balk gagasan mengenai “wawasan kehidupan” maupun konsep mengenai tata kehidupan
yang dinamis, akan menggugurkan pandangan kiasik, yang menafsirkan kelakuan pemuda dan hidup
Pemuda sebagai suatu subyek dalarn hidup, tentulah mempunyai nilai sendini dalam mendukung dan
menggerakkan hi dup bersama itu. Hal mi hanya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau
sebagai interaksi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Penafsiran mengenai identifikasi pemuda seperti mi
Ciri utama dan pendekatan mi melingkupi dua unsur pokok yaitu unsur lingkungan atau ekologi sebagai
keseluruhan; dan kedua, unsur tujuan yang menjadi pengarah dinamika dalam iingkungan itu. Yang dimaksud
dengan “lingkungan” dalam konsep mi melingkupi seluruh aspek dan totalitas lingkungan yang dapat
diidentifisir dalam unsur-unsur lingkungan fisik, sosial dan budaya, termasuk nilai-nilai kehidupan. Tingkah
laku manusia merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya itu. Manusia yang hidup dalam
lingkungan pesisir pantai akan bertingkah laku yang berbeda dengan yang hidup di pegunungan. Yang hidup di
kota metropolitan hingarbingar akan berbeda dengan yang hidup di dusun-dusun yang penuh kedamaian.
Hubungan antara manusia sebagai suhyek dengan lingkungannya adalah hubungan timbal balik yang aktif.
Artinya, bukan saja manusia itu mengubah, memperbaiki atau merusak lingkungannya, tetapi lingkungan juga
akan ikut menentukan, mengubah atau merusak manusia sebagai akibat pengrusakan manusia atas
lingkungannya. Keseimbangan antara manusia dengan lingkungannya adalah suatu keseimbangan yang dmamis,
suatu interaksi yang bergerak. Arah gerak itu sendiri mungkin ke arah perbaikan mungkin pula ke arah
kehancuran. Hal itu tergantung pada tingkat pengelolaan manusia terhadap lingkungannya, serta jawaban yang
kreatif terhadap potensi lingkungannya, balk potensi manusiawi maupun potensi fisik yang ekonomis.
Dua hal yang menonjol dan pendekatan ekosferis mi. Pertama, kepemudaan dan kehidupan orang dewasa dan
anak-anak merupakan suatu totalitas. Dengan demikian tidak ada pertentangan antara pemuda, orang dewasa
(generasi tua) dan anak-anak, secara fundamental. Kalaupun perbedaan dalam kematangan berfikir, dalam
4
menghayati makna hidup dan kehidupan mi semata-mata disebabkan oleh tingkat kedewasaannya. Dengan
demikian maka dalam pendekatan mi tidak ditemukan adanya “jurang generasi”, dalam arti adanya perbedaan
Di sinilah terletak makna kedua dan pendekatan ekosferis bahwa balk apa yang menggolongkan din generasi tua
maupun generasi muda dan anak-anak, semuanya berada dalam status yang sama ialah menghadapi atau berada
dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Sebagai konsekuensinya, maka tidak ada generasi yang menganggap
dirinya pelindung generasi sekarang atau yang akan datang. Semuanya bertanggung jawab atas keselamatan
kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan datang. Perbedaan antara kelompok-kelompok
yang ada, antara generasi tua dan pemuda misalnya, hanya terletak pada derajat dan ruang lingkup tanggung
jawabnya.
Generasi tua sebagai “angkatan yang berlalu” (passing generation), berkewajiban untuk membimbing generasi
muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya yang makin
kompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinarnika hidup, berkewajiban mengisi akumulator generasi
tua yang makin melemah, di sam- ping memetik buah-buah pengalamannya yang telah terkumpul oleh
pengalaman.
Dalam hubungan mi, generasi tua tidak dapat menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat
dan dunia, dan melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan. Sebalilcnya, generasi
muda tidak bisa melepaskan din dan kewajiban untuk memelihara dunia — yang hanya satu mi — bersama-
Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi tua sebagai ahli
wanis dan segala ukuran dan nilai dalam masyarakat, dan karena itu menghakimi para pemuda yang cenderung
menyelewenang dan ukuran dan nilai tersebut, kiranya tidak dapat ditenima.
Bertolak dan suatu kenyataan bahwa dalam masyarakat modern di mana perubahan sosial terjadi begitu cepat,
maka semua kelompok, termasuk generasi tua perlu mencari dan menginternalisasikan atau menghayati ukuran-
ukuran standar yang ternyata bersifat dinamis. Pendekatan ekosferis mengenai tingkah laku manusia
memperkuat dugaan di atas. Lingkungan hidup manusia dalam arti yang luas, seperti yang telah dijelaskan,
merupakan suatu totalitas yang dinamis. Hal mi berarti, bahwa bukan saja pemuda, juga generasi tua hanuslah
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, menempatkan masalah
pemuda pada horizon yang lebih luas. Segala jenis “kelainan” yang hingga kini seolah-olah telah menjadi hak
5
paten pemuda, akan lebih dapat dimengerti sebagai suatu keresahan dan masyanakat sendiri sebagai
keseluruhan. Hal mi juga berarti bahwa keresahan pemuda adalah juga suatu refleksi dan keresahan masyarakat
secara keseluruhan. Secara lebih spesifik, gejolak hidup pemuda dewasa mi, adalah respons terhadap lingkungan
yang kini berubah dengan cepat. Kerapkali unsur-unsur manusiawi dengan lingkungan sosial ekonomis ataupun
fisik, tidak berjalan seirama. Secara ideal irama mi hendaknya hanmonis, narnun kerapkali dalarn kenyataannya
Telah kita ketahui bahwa “pemuda atau generasi muda” merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan
dengan masalah “nilai”, hal mi sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kaltural danipada pengertian
irniah. Misalnya “pemuda harapan bangsa”, “pemuda pemilik masa depan” dan lain Sebagainya yang
kesemuanya merupakan beban moral bagi pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda rnenghadapi persoalanpersoalan
seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan
suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya, kesemuanya akibat adanya jurang antara keinginan dan
Di atas telah dikemukakan bahwa pemuda sening disebut “generasi muda”, merupakan istilah demografis dan
sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda bahwa
Bayi : 0 – 1 tahun
Anak : 1 – 12 tahun
Remaja : 12 – 15 tahun
Pemuda : 15 – 30 tahun
6
Anak : 12 – 15 tahun
Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah dianggap dewasa. Untuk tugas-tugas negara 18 tahun
sening diambil sebagai batas dewasa tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 18 tahun
dan ada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dan segi psikologis dan budaya, maka
Diihat dan angkatan kerja, ada istilah t.enaga muda dan tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang dapat
Dilihat dan perencanaan modern, digunakan istilah sumber-sumber daya manusia muda (young human
Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya manusia muda adalah dan 0 18 tahun.
Dilihat dan ideologis-politis, maka generasi muda adalah calon pengganti generasi terdahulu, dalam hal mi
Dilihat dan umur, lembaga dan ruang lingkup tempat, diperoleh 3 kategori.Siswa, usia antara 6 - 18 tahun,
masih dibangku sekolah Mahasiswa, usia antara 18- 25 tahun, masih ada di Universitas atau perguruan
tinggi.Pemuda, di luar lingkungan sekolah ataupun perguruan tinggi, usia antara 25 – 30 tahun.
Dalarn setiap masyanakat, golongan pemuda mempunyai tempat tersendini. Kaum muda dalam setiap
masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan “moratorium”. Moratorium merupakan masa
persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda yang bersangkutan dalam jangka
waktu tertentu mengalami perubahan, dengan sekalian kesalahan yang mereka buat dalam mengalarni
Hanya dengan melalui perjuangan identitas dalam upaya meningkatkan kualitas generasi muda, dapat diperjelas
ide serta pikiran mereka, sehingga ide dan pikiran itu menjadi suatu konsep yang berguna.
Lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) di tengah-tengah kemelut masyarakat yang sedang
dilanda kekalutan sebagai akibat goncangan-goncangan sosial dan tragedi nasional yang diintroduksikan oleh
7
PM dengan G 30 S-nya, telah menjawab suatu tantangan yang tengah mengancam mar tabat manusia dan
1982 172).
Lahirnya KAMI di tengah-tengah kemelut masyarakat sebagai akibat tragedi nasional itu, merupakan
identitas dan pola pikiran dan sumbangsih generasi muda, khususnya pana mahasiswa dalam mengisi
kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Generasi muda tidak tinggal diam melihat bangsanya mengalami
depresi mental sebagai akibat teror kaum revisionis, kaurn ekstrimis PM yang dimanifestasikan dalam bentuk
teror G 30 S-nya. Demonstrasi dan aksi-aksi KAMI, mendorong mempercepat berhasilnya Tnitura, dan dua
hulan kemudian lahirlah Surat Perintah 11 Maret (Superseman) yang amat bersejarah itu. Tritura dan
Supersemar tidak lain dan suatu kemenangan pertama. Orde Baru, Supersemar itu sendiri lahir bukanlah karena
kemurahan hati atau hadiah dan rezim Orde Lama kepada pimpinan Orde Baru, Ta lahir melalui proses
perjuangan.
Bahwa dalam perjuangan itu andil dan peran generasi muda/mahasiswa sebagai “pressure group” yang
meyakinkan sebagai suatu fakta sejarah, memang benar. Tetapi tidak benar kalau ada anggapan seolah-olah
hanya mahasiswa (generasi muda) yang benjuang. Generasi mudaJmahasiswatanpa bantuan ABRI dan
dukungan seluruh rakyat, tidak akan berhasil dalam waktu yang begitu singkat mematangkan situasi dan
mempercepat tangan Bung Karno untuk menandatangani Supersemar dengan hati yang enggan, tetapi tetap
ditongkrongi oleh tiga perwira tinggi ABRI: Amir Machmud, Basuki Rachmad (almarhum) dan M. Yusuf
173 — 1974).
Marilah kita merenung sejenak, untuk introspeksi dan retrospeksi, agar kita tidak bersikap seperti orang mabuk
kemenangan. Hadapilah kenyataan-kenyataan yang ada dengan tabah dan sikap dewasa. Pembangunan,
eksistensi generasi muda penerus bangsa dan masa depan adalah sebagai satu kesatuan, dan harus direalisasi
agar menjadi kenyataan. Pembangunan dan pembaruan adalah tekad seluruh bangsa, tekad nasional, dami
kesejahteraan seluruh rakyat indonesia. Pelaksanaan pembangunan dan pembaruan harus merupakan suatu
n1s
Memang tidak dapat dipungkiti, fakta-fakta menunjukkan di sana-sini rnasih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Namun, sebagal eksponen generasi muda penerus bangsa, tentu kita semua belum puas dengan
kondisi seperti itu Bahkan kadang-kadang rnerasa kecewa. Tetapi, haruskah mandeg sampai di situ saja? Secara
8
ideal realita, generasi muda harus terus turut berperan aktif dalam derap langkah pembangurian. Bukankah
generasi muda penerus bangsa yang paling berkepentingan untuk meraih sukses masa depan?
Justru harus disadari penuh oleh generasi muda, bahwa generasi muda tidak boleh berpangku tangan, menjadi
penonton derap langkah dan deru deramnya motor pembangunan. Anda semua harus menjadi perencana dan
pelaku pembangunan mi. Angkatan muda harus turut dalani ants utania (mainstream) pembangunan. Bukan
berdiri dan berada pada bingkai luar pembangunan. Hal-hal itu semua jelas menjadi tant.angan generasi muda
Dengan demikian kiranya sudah jelas, bahwa generasi muda harus sungguh-sungguh mempersiapkan din.
Sekolahsekolah, Akademi dan Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal, di samping pendidikan
informal tempat menempa din bagi generasi muda. Dengan begitu, generasi muda diharapkan dalam turut aktif
mengisi kemerdekaan dan sebagai pelaku peinbangunan bana, dapat tampil dengan kesiapan yang mantap.
Dapat bertindak dan berpikir rasional, demokratis dan pragmatis. Selalu taqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa,
cinta bangsa, cinta tanah air serta cinta kesatuan dan persatuan dalam kebersaniaan menyonong han esok yang
lebih cerah.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa penmasalahan generasi muda dapat
1) Sosial Pcihologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan keprihadian sera penyesuaian din secara jasmaniah dan rohaniah selak
dan masa kanak-kanak sarnpai usia dewasa dapat (hpengaruh oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan
jasmali i dan merit al, salah asuh oleh orang tua/keluarga maupun guru-guru di lingkungan sekolah, pengaruh
negatif dan lingkungari pergaulan sehari-hani oleh ternan sebayanya. Hambatan-hambatan tersebut di atas
memungkinkan tirnbulnya kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua dan guru, kecanduan pada
narkotika dan lain-lain yang kesemuanya itu merupakan gejalagejala yang perlu rnemperoleh perhatian dan
semua pihak.
2) Sosial budaya
Kaum muda perkernbangannya ada dalam proses pembangunan dan modernisasi dengan segala akibat
sampingnya yang bisa mempengaruhi proses pendewasaannya, sehingga apabila tidak memperoleh arah yang
jelas, maka corak dan warna masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain danpada yang dicita-citakan.
Benturan antara nilai-nilai budaya tradisional dengan nilai-nilai baru yang cenderung menimbulkan
9
pertentangan antara sesama generasi muda dan generasi sebelumnya yang pada gilirannya akan menimbulkan
perbedaan sistem riilai dan pandangan antara generasi tua dan generasi muda.
Hal tersebut dapat menyebabkan terputusrrya kesinambungan nilai-nilai perjuangan Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Pola hidup yang berdasarkan kekeluargaan, kegotongroyongan sebagai salah satu ciri
kehidupan masyarakat Indonesia, makin bergeser ke arah kehidupan individualistis. Keadaan seperti itu bila
berlangsung terus akan mempengaruhi perkembangan generasi muda. Akan timbul rasa tidak aman, penolakan,
keterasingan di kalangan mereka. Hal seperti mi memungkinkan mereka lalu menjauhkan din dan masyarakat,
mengelornpokkan din dalam gang-gang dengan sikap dan cara berpikir yang lepas dan norma-norma dan system
nilai yang berlaku. Meremehkan ajaran-ajaran agama dan memudarkan kesadaran berbangsa dan berpribadian
nasional, pada akhirnya akan mempunyai pengaruh dalam rangka pendidikan moral Pancasila, Sebabnya,
barangkali dapat dicari dan pengaruh-pengaruh daya pamer budaya asing yang lebih bersifat pemuasan
kenikmatan duniawi semata-mata seperti kiub malam, mandi uap, pola-pola konsumsi mewah, majalah dan film
yang lebih menampilkan adegan-adegan porno daripada cerita-cerita yang bermutu yang mengandung
unsurunsur pendidikan. Keadaan mi akan menimbulkan idealisme dan patriotisme serta kesetiakawanan di
kalangan kaum
muda.
3) Sosial Ekonomi
Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
mengakibatkan makin bertambahnva pen gangguran di kalangan pemuda, karena kurangnya lapangan kerja.
Kurangnya lapangan kerja mi menimbulkan herbagai problema sosial serta frustasi di kalangan kaum iiuda.
Ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan saranasarana pendidikan, makin
bertambahnya jumlah pemudapemuda putus sekolah, sementara di pihak lain anggaran pemerintah yang terbatas
mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan ketrampilan. Demikian juga sistem pendidikan tidak
4) Sosial Politik
Dalam kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang dan cenderung mengikuti pola infra struktur politik
yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin dirasakan bahwa di kalangan pemuda
masih ada hamhatan-hambatan untuk menumbuhkan satu orientasi baru yakni pemikiran untuk menjangkau
10
kepentingan nasional dan bangsa di atas segala kepentingan lainnya. Dirasakan belum terarahnya pendidikan
politik di kalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi Pancasila maupun lembagalembaga
konstitusional, tertib hukum dan disiplin nasional, hal mana merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi
Dan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa
mi adalah:
Dirasakan menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk
generasi muda.
Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun
nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan
Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di
kalangan generasi muda dapat mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat
kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problema sosial
lainnya.
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan cli
kalangan generasi muda disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya pengertian tentang gizi dan menu
Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
Adanya generasi muda yang menderita fisik, mental dan sosial yang memerlukan usaha-üsha yang lebih
sungguhsungguh, agar mereka dapat berkembang menjadi warga negara yang produktif biarpun ada ketunaan.
Pergaulan behas yang membayakan sendi-sendj perkawin an dan kehidupan kehidupan keuarga.
Penanggulangan rnasalah-niasajalj tersebut di atas memerlukan usaha-usaha secara terpadu, terarah dan
terencana dan seluruh potensi nasional dengan rnelibatkan generasi muda sebagai subvek pengembangan.
Belum dilihatnya secara menye!uruh potensi yang ada mi meniyebahkan penyelesaian masaiah te ebut helum
berjalan secepat yang dbnginkan, Organisasi oyganjsasj generasi muda/pemuda yang tclah berjalan balk adalah
11
3. PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
Keherhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ber bagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia,
tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan yang knat dan efisien, dan
sebagainya.
Namun dernikian, tidak dapat disangkal bahwa kualitas sumber daya rnanusia merupakan faktor yang sangat
menentukan dalarn proses pernbangunan. Hal mi karena rnanusia bukan sernata-niata menjadi obyek
pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan maka
setiap orang harus terlibat secara aktif dalam proses pembangunan, sedangkan sebagal obyek, rnaka hasil
D sinilah terletak arti pen ting dan pendidikan sebagai upava ntuk toremianya kualitas sumber daya manusia,
sebagai masyarakat utarna dalam pembangunan. Suatu bangsa akan berhasil dalani pembaiigunannya secara
“self prospelling” dan turn buh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasilmemenuhi minimum jumlah
dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya. Modemisasi Jepang
Indonesia demikian pula menghadapi kenyataan untuk melakukan usaha keras “mencerdaskan kehidupan
bangsa.” Dewasa mi sudah sekitar 80% dan usia sekolah dasar (6 - 12 tahun) dapat ditampung oleh fasilitas
pendidikan dasar yang ada. Persentasejumlah penduduk yang masih huta huruf diperkirakan sebesar 40%.’
Tetapi masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk manusia-
manusia membangun. Dan untuk itu dipenlukan kebijaksanaan terarah dan terpadu di dalam menangani masalah
pendidikan mi. Rendahnya produktivitas rata-rata penduduk, banyaknyajurnlah pencari kerja, “under utilized
population”, kurangnya semangat kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian yang
sungguh-sungguh. Sebab hal itu semua akan berarti belum terlepasnya Indonesia dan belenggu keterbelakangan
dan kemiskinan sebagaimana diharapkan. Pendidikan yang dapat mengembangkan semangat “Inner will atau
peninkatan kemampuan din dan bangsa” yang terpancar dalam pembangunan pendidikan mental, intelektual dan
Di sinilah diperlukan suatu sistem pendidikan-pendidikan nasional yang mampu menyadarkan manusia
Indonesia akan potensi-potensi mereka, akan kepercayaan kepada din sendin, akan moral dan harkat
pembangunan, serta akan kekayaan nllai serta keagungan bangsa dan negara Indonesia.
12
Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia, maka
pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila.
Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan pembang-dnan, satu pendidikan
yang akan rnembina ketahanan hidup bangsa, baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui
pendiclikan itu diharapkan bangsa Indonesia akan mampu membebaskan din dan belenggu kemiskinan dan
keterbelakangan, melalui suatu alternatif pembangunan yang lebih balk, serta menghargai kemajuan yang aiitara
Untuk itu maka diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam yang menyangkut
persepsi, konsepsi serta norma-norma kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila.
Dalam hal mi kiranya Pernenintah telah cukup berhasil dalarn menegakkan landasan-landasan ideal serta
landasan konseptual terhadap pembaruan pendidikan menuju suatu sistein pendidikan nasional yang tepat arab
Bila dibandingkan dengan sektor-sektor pembangunan lainnya, sektor pendidikan termasuk sektor yang cukup
pesat kemajuannya, kalau tidak dalam aspek kualitatif, sedikitnya dalam aspek kuantitatif, sekWr tersebut telah
mencapai hasil yang dapat dibanggakan. ?da saat mi bukan saja jumlah para remaja yang dapat ditampung
dalani pendidikan formal melonjak tinggi, tetapi juga semakin besar jurnlah mereka yang berkesempatan
mendapatkan pendidikan non formal dengan berbagai keahiian dan keterampilan. Tidak benlebihan kiranya
apabila prestasi keseluruhan mi dinilai sebagai suatu permulaan yang akan merupakan pra kondisi yang subur
Akan tetapi, tanpa mengecilkan arti dan semua yang telah dicapai selama mi, berbagai masalah telah timbul,
yaitu rnasalah obyektif yang baru, yang tidak pernah ada sebelumnya. Setidk-tidaknya dua faktor yang dapat
kita amati sebagai faktor yang sangat pentirig dalam pembangunan dewasa ini:semakin ba’iyaknya manusia
yang membutuhkan pendidikan dan seniakin bervariasinYa mutU pendidikafl yang diharapkan oleh mereka itu.
a. Pendidikan Formal.
UsahaUSaha dalani pendidikan dasar dapat memberik 5bangan dalam jangka paniang, bukan saja bagi
produktiV tas, akan tetapi uga bagi tuuan terakhit pembanguftan sepetti kualitaS keluarga dan kehidUPan
masyarakat, serta memper kuaC masyarakat dun kebudaYaan (UmemOto, Steve FL, 1973:34).
Sejalan dengan pendapat UmenlOtO tersebut di atas, dan menyadari investaSi aga4efla terdidik dalani ptograflR
jangka pendek enengah ataU jangka panjaflg, akan memberikan 5urnbangan positif bagi pembaflgUflun maka
13
pemenintah Indonesia telah melakukun 1angkah43flg pembarUali dalani bidang pendidikan formal maupun
nonformal.
Basic Memorandum dalarfl bidang Pendidikan adalah tanggapan Menteni Pendidikan dan KebudaYaan
Republik Indonesia dalani kaitannYa dengan Tahun Pendidikan InterflaSi01, tahuil 1970. Basic Memora11d1m
Sekolah itu hendakflYa merupakan bagian integral dan masyarakat sekitarnya. Sesuai dengalL asas pendidikan
seumur hidup, sekolab itu hendakflYa memPUflY dwifun i; mamPU membenil pendidikan formal dun juga
pendidikat’ nonfoflfl8l, balk untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa, pnia dan wanita.
Sekolah itu hendaknYa beronienta5” kepada pembangunafl dan kemajUan 5hingga dapat menyiapkan tenaga
kenla yang memiliki watak, pengetahua1i dan ketramPilan untuk pembafl bangsa clan negara di berbagai
bidang.
Sekolah itu hendaknya mempunyaj kurikulum, metode mengajar dan program yang menyenangkan, menantang
dan cocok dengan tujuannya (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1970).
Sejalan dengan itu keluarlah Surat Keputusan Menteri P dan K No. 172/1971, tanggal 21 September 1971,
tentang Sekolah Pembangunan, Perkembangan lebih lanjut, sekolah pembangunan menjadi model inovasi dalam
bidang pendidikan Sekolah Menengah, di samping pembinaan terus-menerus pada sekolah-seko]ah kejuruan.
Senafas dengan jalur inovasi tersebut, kurikulum juga mengalami perubahan, sehingga lahirlah Kurikulum1975.
Arus inovasi juga meram bat ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Sistem Kredit Semester (SKS)
diberlakukan di semua perguruan tinggi, baik itu perguruan tinggi negeri atau pun perguruan tinggi swasta. Pada
tahun 1985 diwajibkan menggunakan SKS tanpa kecuali, baik perguruan tinggi negeri atau swasta. Dengan
sistem SKS, lama pendidikan di perguruan tinggi menjadi lebih singkat. Berdasarkan program lama, program
serjana semula berlangsung selama 5 — 6 tahun. Dengan sistem SKS, program sarjana (Si) hanya berjangka
waktu 4 tahun.
Selain dan itu dalam sektor pendidikan tenaga kependudukan, diintroduksi paket-paket program Di, D2 dan D3
untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan mulai dan tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah
Atas.
Pembaruan-pembaruan dalam bidang pendidikan itu, heAtujuan untuk mempercepat pemenuhan tenaga-tenaga
terdidik pada aspek lain. Aspek lain yang tidak kalah pen. tingnya adalah untuk meningkatkan mutu lulusan
14
b. Pendidikan Non formal
Pendidikan n onformal adalah pendidikán yang dilakukan secara teratur, dengan sadar dilakukan, tetapi tidak
terlalu ketit mengikuti peraturan-peraturan yang tepat, seperti pada pendidikan formal di sekolah. Karena
pendidikan nonformal pada umumnya dilaksanakan tidak dalam Iingkungan fisik seklah, maka pendidikan
nonformal diidentikkan dengan pendidikan luar sekolah. Oleh karena pendidikan nonformal dilakukan di luar
sekoiah, maka sasaran pokok adalah anggota-anggota masyarakat. Sebab itu program-program pendidikan
nonformal harus dibuat sedemikian rupa agar bersifat luwes tetapi lugas, namun tetap menarik minat para
konsumen pendidikan. Berdasarkan penelitian di lapangan, pendidikan nonformal sangat dibutuhkan oleh
anggota masyarakat yang belum sempat mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal karena sudah
terlanjur lewat umur atau. terpaksa putus sekoiah, karena suatu hal. Akhirnya tujuan terpenting dan pendidikan
nonformal adalah program- program yang didasarkan kepada masyarakat harus sejalan dan terintegrasi dengan
Di kalangan masyarakat, program-program pendidikan nonformal sening dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan Masyarakat. Tim Penggerak Pembinaan ICesejahteraan Keluarga (Tim Penggerak PICK)
pada tingkat kelurahan dibina oleh para lurah/kepala desa. Di. luar itu organisasi-organisasi wanita seperti
Dharma Wanita dalam program bakti sosial kepada masyarakat acapkali melaksanakan program-program dalam
Untuk lebih menjamin fungsionalnya program pendidikan nonformal, perlu kiranya Badaniendidikarr yang
mempunyai kewenangan policy pendidikan tadi disatukan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
yang mengatur rencana pembangunan di daerah tersebut (S. Sudarmadi, 1973 : 42)
Program pembangunan di pedesaan adalah sebagai salah satu garapan pokok pemerintah dengan tujuan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat pedesaan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Oleh karena karakteristik masyarakat pedesaan akan berlainan dengan kondisi dan karakteristik masyarakat
perkotaan, maka metode dan teknologi yang akan dipergunakan harus sejalan dengan kemampuan para
pelaksana pembangunan di pedesaan. Berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan yang cukup mendesak bagi
pelaksanaan pembangunan di pedesaan, maka oleh para perencana pembangunan pedesaan diintroduksi
Teknologi Tepat Guna (VI’G). Apa itu TTG? TIG adalah seperangkat model- model teknologi yang sederhana,
dirancang sedemikian rupa untuk penggunaan-penggunaan di pedesaan. Teknologi yang dibicarakan ialah
sarana meningkatkan taraf hidup masyarakat beban sehari-hari, khususnya bagi kaum wanita (Drs. Moerdiyono,
15
Apa-apa saja yang dapat dijangkau oleh TTG?
Contoh-contoh:
TTG yang serupa, telah dilaksanakan di negara-negara anggota ASEAN, terutama di Filipina, Di luar negara-
negara anggota ASEAN, PIG seperti itu dilaksanakan di pedesaan India, Pakistan dan Bangladesh.
Dengan sistem TI’G, akselerasi pembangunan di pedesaan Indonesia diharapkan dapat lebih cepat. Dengan
begitu harapan untuk mencapai masyarakat adil makmur akan Segera terwujud, menjadi kenyataan, terutama
c. Pendidikan Informal.
Pendidikan informal yakni pendidikan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-
hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seorang lahir sampai ke hang kubur, di dalam lingkungan keluarga,
Apakah ada pendidikan formal bagi pengemudi becak? Jelas tidak ada. Jika seorang pertama kali mencoba
mengemudi, atau lebih tepat dikatakan mengendalikan becak, ia akan menemui kesulitan. Kalaupun ada
temannya yang baik hati, temannya pun akan mengatakan lebih kurang; cara memegang kemudi begini, kalau
akan membelok harus bersikap begini dan begitu. Seterusnya si calon pengemudi becak itu akan berjalan
sendiri. menjalankan becak di suatu tanah lapang atau di jalan yang lengang. Berdasarkan naluri dan
pengalaman yang didapat dan kegiatan sehari-hari ia merasakan lebih man- tap mengendalikafl becak. Atas
dasar itu sebenarnya abang becak tadi telah mendapat pendidikan informal dalam mengemudikan becak.
Hal yang serupa berlaku pada calon tukang saclo. Tentu tidak ada pula sekolah pengemudi sado, dokar atau
delman. Mereka akan mendapatkan pendidikan informal berkat ketajaman naluri, keberanian bertindak dan
ketekunan dalam kegiatan sehari-hari sebagai tukang sado. Hanya akan terjadi perbedaan antara tukang sado
dengan tuang becak. Kalau tukang sado, dengan menghadapi makhluk yang bernyawa seperti kuda, lebih dahulu
16
ia harus mengadakan “pendekatan baLm” dengan kuda sebagai partnernya. “Kontak batin” dengan kudanya
itulah Ia akan mendapatkan nila-nilai pendidikan informal yang sangat membantu kehidupannya sehari-hari.
Mustahil ia akan dapat menjadi tukang sado yang balk, jika lebih dulu tidak nngetahUi secara pasti sifat-sifat
buruk atau baik dan kudanya dengan cara pendekatan batin, atau lebih tepat kalau disebut pendekatan naluriah
aau intuisi. l3agairriana ia harus menarik tali kendalj ketika akan berangkat atau berhenti, selern but atau sekeras
apa? Tidak pasti. Bagaimana kalau ia ingin mernacu sado dengan muatan penuh pada jalan mendak] atau menu-
run? Tentu diperlukan “pehdekatan batin” serta trik-trik Lertentu agar kudanya tidak tersungkur, atau ía tidak
akan menyentak tali keridali agar kudanya tidak terlalu tegak mendongak ketika jalan naik mendakj. Pendeknya
dan pengan.pengalarn dalam aktivitas sehari-hari itulah sang tukang sado akan mereguk ese.nsi pendidjkan
infornal dan sektor persadoan. Apakali anda pernah mendapatkan pendidikan informal dalam kehidur’ax seharj-
Lembaga.lembaga Pendidikan yang bersifat tekriis dan sangat teknjs di bawah naungan suatu departemen
bertanggung jawab Iangsung kepada Menterj yang mernbawahj departemen tersebut. Lembaga.lembaga
pendidikan yang her. naung di bawah suatu departemen atau nondeparterne lazim disebut Pusat Pendjdjkan dan
Departeen Keuangan dengan lembaga pendidikan Sekolab Tiziggi Akuntansj Negara (STAN).
Lembaga-lembaga Pendidikan dan Latihan nondepartemen dimiliki oleh LIPI, Batan, Lapan, Pertamjna, PT.
Nurtanjo, Badan Koordjnasj Survey Tanah Nasiona] (Bakosurtanal) dan lain-lain. Semuanya itu bertujuan untuk
meningkatkan skill insan-insan pelaksana pembangunan, agar dalam fungsinya sebagai abdi negara dan abdi
Peranan pemuda di dalam masyarakat dapat kita bedakan atas dua hal, yaitu
17
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan din dengan tuntutan lingkungan.
Peranan pemuda sebagai individu-individu yang meneruskan tradisi mendukung tradisi dan yang oleh sebab itu
dengan sendininya berusaha mentaati tradisi yang berlaku, kebudayaan yang berlaku dalam tingkah laku
perbuatan masing-masing. Dalam hubungannya dengan persoalan mi menjadi kewajiban bagi pemuda untuk
Peranan pemuda sebagai individu-individu yang berusaha menyesuaikan din, baik dengan orang-orang atau
golongan yang berusaha mengubah tradisi, dengan demikian akan teijadi perubahan dalam tradisi dalam
masyarakat.
Kedua jenis peranan pemuda di atas bisa mengakibatkan sumbangan pada usaha pembangunan maupun
merupakan hambatan terhadap usaha pembangunar. Pemuda yang berusaha untuk menjadi pendukung tradisi,
pendukung kebudayaan bisa merupakan bantuan dalam usaha-usaha pembangunan, tapi juga bisa menjadi
penghambatlpenentang pembangunan. Begitu juga pemuda yang berusaha mengubah tradisi belurn tentu
Yaitu jenis pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan-perubahan d.alam masyarakat, tidak ingin untuk
mengadakan-perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya sendiri, kebebasan untuk
Kebudayaan seniman dan sastrawan tergolong dalam jenis mi Misalnya Chairil Anwar dan sebagainya.
Pemuda-pemuda inipun tidak ingin, tidak berniat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam
masyarakat ataupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dan masyarakat dengan melakukan
Pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak puas, tak bisa
menenima kenyataan-kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha baik secara lisan
maupun dalam tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.
18
Asas edukatip
(a) Pembinaan dan pengembangan oleh unsur di luargenerasi muda, didasarkan pada asas
(b) Pembinaan dan pengembangan oleh sesama generasi muda, didasarkan pada asas
Silih asih
Silih asah
Silih asuh
Asas swakrasa
Berdasarkan atas asas mi pembinaan dan pengembangan generasi muda harus dapat menumbuhkan, membantu
dan mengembangkan kemauan dan kemampuan generasi muda untuk membina dan mengembangkan dirinya
Pembinaan dan pengembangan secara swakarsa itu dilaksanakan selaras dan terpadu dengan berbagai aspek
kmampuan manusia yang seutuhnya dan sekaligus dengan berbagai bidang pembangunafl lainnya.
5) Asas pendayagunaafl dan fungsionalisaSi Mengingat banyaknya dan beranekaragafllnya organisasi pemuda
yang ada dewasa mi, maka perlu diadakan penataan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi
b. Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
ditujukan pada pembangunan yang memiliki kesek’rasan dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya,
yakni
Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai kerohanian yang luhur dan falsafali hidup
Pancasila.Pembinaan dan pengembangan generasi muda menu- rut sumbu orientasi ke atas ialah pengembangan
insan ber-Ke Tuhanan Yang Maha Esa, yang bertakwa kepada-Nya dalam segala aspek kehidupannya, berbudi
Pembinaan dan pengembangan generasi muda menu- rut sumbu orientasi ke dalam ialah pengembangan sebagai
insan biologis, insan intelek serta insan kerja guna mengembangkan bakat-bakat dan kern ampuan jasmaniah
19
dan rohaniah agar dapat memberikan prestasi yang semaksimal mungkin dengan rnengembangkan faktorfaktor
Dalam usaha mi mungkin saja individu akan bertentangan dengan lingkungannya (keadaan maupun dorongan-
dorongan) sehingga diperlukan kekuatanlkem ampuan untuk mempertahankan kepribadian dirinya (agama, adat
dan moral).
3) Orientasi ke luar terhadap lingkungan (budaya, soaial, dan moral) dan masa depannya.Pembinaan dan
Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk di sini adalah sebagai insan keija dan insan profesi yang
memiliki kemampuan untuk menggali,memanfaatkan, dan mendayagunakan sumber alam serta menjaga
kelestanannya.
pengembangan pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap masa depannya akan menumbuhkan
kemampuan untuk mawas diri, kreatif, kritis serta menumbuhkan kesadaran bagi kesinambungan nilai-nilai
Tujuan ycmg hendak dicapai dalam Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda/Pemuda adalah
Mernantapkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda Tahun 1928
Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
berpegang teguh kepada Pancasila sebagai satu-satunya idiologi dan pandangan hidup bangsa.
Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja yang berbudi luhur, dinamis dan kreatif.
Mewujudkan warga negara Indonesia di masa depan yang memihki kreatifitas kebudayaan nasional yang maju
20
Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa dan negara yang berkesadaran dan berketahanan nasionai,
pengembangan dan penerus nilai-nilai serta citacita Prokiamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jalur
Kelompok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda lewat jalur utama mi meliputi :
Jalur Keluarga
Dalam jalur keluarga mi pe]aksanaan pembinaan dan pengembmgan adalah orang tua serta anggota keluarga
terdekat yang merupakan lingkungan pertama dalam rangka pelaksanaan konsepsi pendidikan seumur hidup.
Pembinaan dan pengembangan melalui jalur mi termasuk di dalam organisasjorganj85j pemuda yang telah ada
selama mi.
Jalur kepemudaan melaluj KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Kelompok Pecinta Alam .... dan sehagainya.
ini bisa dilakukan melalui organisasi orang tua murid sedangkan untuk jalur pra sekolah bisa dilakukan dengan
jalan peningkatan penataan maupun pembakuan mutu dan para pendidiknya serta sarananya.
Jalur masyarakat
Jalur masyarakat yang nielembaga : lembaga penbadatan, organisasi sosial kemasyai.alcatan dan sebagainya.
Jalur masyarakat yang tidak melembaga : pergaulan sehari-hari, tempat rekreasj dan sebagainya.
Yang dimaksud denganjalur koordinatif di sini adalah jalur pemerintah.Sesuai dengan ayat 3 tentang generasi
21
Sistem pengkoordinasian tunggal melalui badan pembina kebijakan yang bernama Badan Koordinasi
program kepemudaan/generasi muda duduk bersama dalam badan mi dengan maksud agar secara lintas sektoral
Pelaksanaan organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui satuan pengendali pembinaan
Pengisian masa depan seperti yang dicita-citakan oleh Prokiamasi Kemerdekaan itu dengan sendininya
menuntut keterlibatan generasi muda. Sebab, apabila kita ingin membangun han esok yang lebih balk, maka di
dalamnya telah tercermin kepentingan yang sekaligus peranan generasi muda. Pembangunan yang tengah
dikerjakan saat mi secara keseluruhan tetap merupakan tugas, tanggung jawab dan milik kita bersama.
Untuk menjaga dan memelihara kesinambungan dan kelestarian sejarah bangsa kita, perlu menekankan
pentingnya keikutsertaan generasi muda dalam kegiatan pembangunan.Kesinambungan dan keiestarjan sejarah
bangsa kita akan dapat dipelihara, kalau generasi muda tidak duduk sebagai penonton, melajnkan naik ke atas
pentas sejarah bangsanya, ikut aktif mernegang peranan pelaksana pe!nbangunan bangsanya. OIeh karena itu
untuk pernberj bentuk dan isi masa depan sejarah bangsanya, maka pupuklah semangat kepeloporan, keberanjan
memikul tanggung jawab dan resiko. Wujud nyatanya hams dilakukan dalarn perbuatan dan pengabdian dan
Dalam hubungannya dengan sosialisa.sj generasi rnuda khu. Susnya mahasiswa telah nielaksanakan proses
sosiajjsasj dengan balk dan dapat dijadikari eontoh untuk generasi muda, mahasjswa pada khususnya pada saat
mi.
Prokiamasi Kemcrdekaan 17 Agustus 1945 ternyata perlu ditebus dengan pengorbanan yang tinggi. OIeh karena
segera setelah prokiamasi Pemuda Indonesia niembentuk organisasj, balk yang bersifat politik maupun militer.
Dekrjt Presiden 5 JuJi 1959 rnenetapkan bahwa Republik Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai
landasan konstjtusjonai Kemudian Presiden Soekarrju mencarnkan Idenya yang kemudian terkenal dengan
Demokrasj Terpirnpin, yang bertujuan untuk mengendaijkan kekuatan-kekuatan politik yang saling
22
bertentangan. Keadaan Yang dernikian dimanfaatkan oleh golongan komunis (PKI) untuk lebib memantapkan
Timbulnya ide NASAKOM, yang berdasarkari atas pengkotakan golongan masyarakat dalam 3 goongan, ialah
golongan Nasional, golongan Agama dan goongan Komunis. Kenvataan demikjan juga rnempengaruh i kehi dii
pan peni uda i’m ahasisWa, yang tidak terlepas adanya pengkotakan-pengkotakan tersehut. Dengan
pengkotakan tersebut yang terjadi bukannya persatuan dan kesatuan, tetapi justru perpecahari yang dialami.
Perpecahan inilah yang selalu dinanti-nantikan oleh golongan Komunis. Sebab golongan Komunis bisa Iebih
memantapkan peranannya di bidang politik, keadaan mi berlangsung sampai pada puncaknya adalah meietusnya
Aksi-aksi pengganyangari terhadap PM timbul secara spontan dan masing-masing golongan, kemudian
Front Pancasila mi mengilhami lahirnya kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang merupakan unsur
KAM1 menjadi pelopor pendobrak ke arah kehidupan baru yang kemudian dikenal dengan nama Orde Baru
(ORBA).
Barangsiapa menguasai generasi muda, berarti menguasal masa depan suatu bangsa, demikianlah bunyi suatu
pepatah. Dengan mengkaji lebih dalam arti apa yang tersirat dalam pepatah itu, berarti bahwa rnasa depan suatu
bangsa itu terletak di tangan generasi muda. Generasi mudalah yang harus menggantikan generasi sebelumnya
memimpin bangsanya.
Jumlah yang sedikit tersebut, bagi pemuda yang sempat duduk di perguruan tinggi, mempunyai kewajiban untuk
menyumbangkan tenaganya kepada masyarakat. Kalau tidak Iebih mendalarn, maka mahasiswa pada garis
Agent of change
Agent of development
Agent of modernization.
Sebagai Agent of change mahasiswa bertugas untuk mengadakan. perubahan-perubahan dalam masyarakat, ke
arah perubahan dalam masyarakat, ke arah perubahan yang lebih balk. Perubahan yang bersifat kemanusiaan, di
mana pengetahuan yang diterhna dalam pendidikan dipakai demi pengabdian manusia, agar dapat hidup
23
bermartabat.Hal-hal yang tidak sesuai dan menghambat kemajuan haruslah diganti dengan hal-hal yang baru
yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam mengadakan perubahan harus memperlihatkan situasi dan kondisi di
mana mereka berada. Perubahan yang membawa kemajuan di negara lain belum bisa cocok untuk dilaksanakan
di Indonesia. Sebagai agent of development, mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala
bidang yang bersifat fisik maupun bersifat non fisik.Demi suksesnya pembangunan, peranan mahasiswa tidak
bisa diabaikan, justru mempunyai peranan yang besar sekali. Mahasiswa diharapkan bertindak sebagai pelopor-
pelopor dalam pembangunan. Pembangunan tidak akan bisa berjalan dengan lancar bila.manusia-manusianya
Sebagai agent of modernization, mahasiswa dalam fungsi mi bertindak dan bertugas sebagai pelopor dalam
pembaruan. Dengan sendirinya macam pembaruan yang bagaimana yang harus dijalankan tidak terlepas dengan
lingkungan masyarakat selcitarnya. Tidak semua yang telah hidup yang berurat dan berakar di Indonesia dengan
begitu diubah dengan hal-hal yang baru. Belum tentu bahwa hal-hal yang baru itu bisa membawa kebahagiaan
kepada bangsa Indonesia, bahkan tidak jarang hal-hal yang baru itu justru menjerumuskan bangsa Indonesia ke
jurang kesengsaraan. Mahasiswa sebagai manusia yang mengalami pendidilcan cukup tinggi harus dapat
memiih mana yang perlu diubah dan mana yang masih tetap dipertahankan. Untuk suksesnya pembaruan yang
hendak dijalankan, mahasiswa tidak boleh meninggalkan masyarakat yang akan diadakan pembaruan.
RANGKUMAN
1. Bila dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki ciri-ciri
khas corak atau watak pergerakan/perjuangannya. Sehubungan dengan itu, sejak Kebangkitan
Nasional, di Indonesia pernah turnbuh dan berkembang tiga generasi yaitu Generasi 20-an,
Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya regenerasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada
kelorn pok dunia tumbuhan atau hewan. Proses regenerasi mi berjalan sebagai hiasa-biasa saja,
Pada masyarakat suku-suku primitif, proses regenerasi dibakukan dalarn lembaga adat yang disebut
Inisiasi. Oleh karena itu sislem regenerasi seperti mi lebih tepat disebut sistem Regenerasi Kaderisasi.
Pada hakikatnya, sistem regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat pada kader pimpinan para suku
24
atau bangsa digemhieng serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi
berikutnya, menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa, diperlukan u iltu
k mem pertahankan kelangsungan eksistensi serta keinambungan suatu generasi atau bangsa, di
samping diharapkan terjaminnya kelestarian nilainilai budaya nenek moyang yang dimiliki.
3. Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa, Pemerintah Singapura telah menetapkan
suatu persyaratan-persyaratan yang ketat dan “berat” untuk memilih calon-calon kader pimpinan
bangsanya. Dengan pola pikir dan tujuan yang hampir sama, Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI
sebagai wadah-wadah forum komunikasi dan tempat menggembleng, menempa dan mencetak kader-
kader dan pimpinan bangsa yang tangguh dan merakyat. Hal semacam mi berlaku tidak Saja berlaku di
Singapura dan di Indonesia saja. Sistem mi telah menjadi milik bangsa-bangsa di dunia.
4. Generasi muda Indonesia mulai turut dalam pencaturan aksi-aksi Tritura, dan turut berperan dalam
mematangkan situasi lahirnya Supersemar. Namun demikian, setelah era Tritura Supersemar berlaku,
sebagian kecil dan mereka cenderung menempatkan din sebagai oposisi “tidak resmi” dan Orde Baru
yang justru mereka juga turut memberi andil dalam rnenegakkan Orde Baru. Sikap oposisi yang
diperlihatkan oleh sebagian kalangan generasi muda itu, nampaknya berlatar belakang pada kurang
diberi kesempatan berperan dalam struktur pemerintahan. Atau ada unsur-unsur lain?
5. Dalam program pengembangan potensi tenaga usia muda di negeri-negeri Barat, antara lain di Amerika
Serikat, telah memberi kesempatan luas kepada generasi muda untuk mengembangkan ketrampilan dan
potensi dirinya, melaIui lembaga-lembaga negara-matipun swasta dengan fasilitas yang tersedia serba
6. Bangsa Indonesia tidak mau ketinggalan dalam program pembinaan potensi tenaga muda, agar menjadi
intelektual yang cakap, tangguh dan berbudi pekerti luhur di kemudian han. Cara yang ditempuh, mulai
dan generasi muda yang masih duduk di SLTP/SLTA dipancing dan dirang— sang kreativitasnya
dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja secara Nasional. Acara itu diasuh dan dikoordinasi lang- sung oleh
LIPI. Ternyata setiap tahun peserta lomba Semakin bertambah jumlahnya, dengan peserta-peserta dan
trampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang, yaitu: Pendidikan
25
8. Dalam proses pemberian/penerusan nilai-nilai masyarakat kepada orang muda, adakalanya orang tua
sendini mengalami hambatan, karena mereka sendiri belum pernahmengalaminya, hingga tidak dapat
9. Dalarn rangka rnenegakkan kemerdekaan, para pemuda Sebagal pelopor, dan berdiri di garis paling
10. Dalam perjalanannya, bangsa dan negara Indonesia mengalami bermcam-macam hambatan, gangguan,
11. Menyadari akan tugasnya sebagai generasi penerus, maka para pemuda/mahasiswa tampil ke depan
untuk meluruskan kembali cita-cita nasional yang telah diselenggarakan oleh perrierintah Orde Lama
serta menggantinya dengan pemerintah Orde Baru yang sesuai dengan Pancasila danUUD 1945.
12. Setelah tegaknya pemerintah Orde Baru para pemuda berperan serta dalam pembangunan di segala
bidang, demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan IJUD 1945.
26