Anda di halaman 1dari 8

MASALAH GENERASI MUDA DALAM MASYARAKAT

MODERN

Masalah generasi muda pada umumnya di tandai oleh dua ciri yang
berlawanan. Yakni, keinginan untuk melawan (misalnya dalam bentuk
radikalisme dan sebagainya) dan sikap yang apatis (misalnya penyesuaian
yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua). Sikap melawan
mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur
Karena perbuatan perbuatan menyimpang. Sedangkan sikap apatis
biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap masyarakat. Generasi
muda biasanya menghadapi masalah social dan biologis. Apabila seseorang
mencapai usia remaja, secara fisik dia telah matang, tetapi untuk dapat
dikatangan dewasa dalam arti social masih di perlukan factor-factor
lainnya. Dia perlu belajar banyak mengenai nilai dan norma-norma
masyarakatnya. Pada masyarakat bersahaja hal itu tidak menjadi
masalah, karena anak memperoleh pendidikan dalam lingkungan
kelompok kekrabatan. Perbedaan kedewasaan social dengan kematangan
biologis tidak terlalu mencolok ; posisinya dalam masyarakat antara lain di
tentukan oleh usia.

Lain halnya dengan masyarakat yang sudah rumit, terdapat pembagian


kerja dan pengkotakan fungsional bidang-bidang kehidupan. Kecuali
terhadap pekerjaan fisik, maka masyarakat tidaklah semata-mata
menurut adanya kemampuan-kemampuan fisik, tetapi juga kemampuan di
bidang ilmiah, misalnya Kemampuan timbul ketidakseimbangan antara
kedewasaan social dengan kedewasaan biologis terutama di dalam proses
modernisasi. Dalam situasi demikian, seorang pemuda merasa dirinya
telah dewasa secara biologis, tetapi secara social belum. Memang di dalam
masyarakat sederhana meningkatnya usia berarti meningkatnya
kebijaksanaan seseorang, hal mana merupakan ukuran bagi pengalaman-
pengalamannya. Karena itu kedudukan-kedudukan penting diduduki oleh
orang-orang yang telah berusia. Dalam masyarakat yang sudah kompleks,
kemajuan seseorang telah ditentukan oleh kemampuan, bukan oleh
senioritas.

Pada masyarakat yang mengalami transisi, generasi muda seolah-olah


terjepit antara norma-norma lama dengan norma-norma baru (yang
kadang-kadang belum terbentuk). Generasi tua seolah-olah tidak
menyadari bahwa sekarang ukurannya bukan lagi segi usia akan tetapi
kemampuan. Akan tetapi persoalannya adalah bahwa generasi muda sama
sekali tidak diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya
setidak-tidaknya demikianlah pendapat mereka.

Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya, karena pada
periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk
menuju ke tahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan
sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan sedangkan
kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada waktu itu dia
memerlukan bimbingan, terutama dari orang tuannya.

Di zaman sekarang generasi muda ini mengalami kekosongan lantaran


kebutuhan akan bimbingan orang tua tidak ada atau kurang. Hal ini
disebabkan oleh karena keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga-
keluarga yang secara ekonomis kurang mampu, keadaan tersebut
disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada
waktu sama sekali untuk mengasuh anak-anaknya. Sedang pada keluarga
yang mampu, persoalannya adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan
urusan-urusan di luar rumah dalam rangka mengembangkan prestise.
Keadaan tersebut ditambah lagi dengan kurangnya tempat-tempat
rekreasi atau bila tempat-tempat tersebut ada dan biayanya mahal.

Anak anak dari orang-orang yang menduduki lapisan yang tinggi dalam
masyarakat biasanya menjadi pusat sorotan dan sumber bagi imitasi untuk
anak-anak yang berasal dari lapisan yang lebih rendah. Timbulnya
organisasi-organisasi pemuda yang tingkah lakunya tidak disukai oleh
masyarakat pada umumnya. Timbulnya usaha-usaha generasi muda yang
bertujuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat
yang disesuaikan dengan nilai-nilai kaum muda. Usaha-usaha tersebut
kemudian di tamping di dalam organisasi-organisasi formal dimana
dinamika social generasi muda mewujudkan diri dengan penuh ikut
sertanya generasi muda dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat
merupakan bagian dari suatu gejala social. Di dalam organisasi-organisasi
itulah terwujud cita-cita dan pola kehidupan baru, cita-cita tentang
kebebasan dan spontanitas, aspirasi terhadap kepribadian dan lain
sebagainya.

Pengertian Masalah Generasi Muda


Masalah generasi muda adalah masalah yang abadi dan setiap generasi
pun tidak dapat menghindari masalah-masalah tersebut. Seperti yang
telah dijabarkan sebelumnya masalah ini timbul disebabkan oleh proses
pendewasaan dan penyesuaian dengan situasi yang baru. Banyak sekali
masalah-masalah yang ada dalam generasi muda saat ini, berikut
penjabaran dari berbagai masalah yang ada di dalam generasi muda saat
ini:
1. Berkurangnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme. Hal ini
bukan hanya dalam generasi muda saja, bahkan dalam masyarakat umum
pun permasalahan ini sudah mulai dirasakan. Pernikahan dibawah umur.
Permasalahan ini banyak terjadi di dalam generasi muda daerah pedesaan
karena kurangnya bekal pendidikan moral dsb.
2. Pergaulan bebas. Sangat disayangkan sekali, dalam permasalahan
ini hanya memikirkan kenikmatan sesaat tanpa sempat memikirkan
bagaimana dampak negatif dari hal ini.
3. Sikap apatis. Sikap apatis merupakan kecenderungan untuk
menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri
didalamnya. Sikap apatis ini timbul dari ketidak peduliannya terhadap
apapun yang terjadi kepada masyarakat yang ada dilingkungannya.
4. Kurangnya harga diri dalam kecemasan. Dengan alasan stress
ataupun frustasi tidak sedikit para generasi muda yang mencoba
mengatasinya dalam bentu pelarian dengan cara mendapatkan
kenikmatan melalui minuman keras, obat terlarang, seks, dsb.
5. Kurangnya partisipasi dalam masyarakat. Kecenderungan untuk
mengintelektualkan segala sesuatu dan pola piker ekonomis, membuat
para generasi muda sulit melibatkan diri secara emosional dan efektif
dalam hubungan pribadi dalam kehidupan masyarakat dilingkungan
sekitarnya. Dalam permasalahan ini generasi muda hanya
memperhitungkan untung dan rugi di dalam sebuah persahabatan atau
petemanan.
6. Kurangnya percaya diri. Dalam hal ini membuat para generasi muda
yang mengalaminya menjadi memilih berdiam diri tanpa aksi, karena
teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat
modern saat ini.
7. Akibat dari pengalaman tidak terduga. Sebagian besar tindakan-
tindakan negatif para generasi muda berawal dari mencoba-coba lalu
ketagihan. Pengalaman yang keliru telah diberikan kepada generasi muda
melalui lingkungan pergaulan.
8. Ketidak seimbangan jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang ada dalam masyarakat, baik pendidikan formal maupun
pendidikan non formal. Meledaknya jumlah generasi muda yang putus
sekolah diakibatkan dengan berbagai sebab yang tidak hanya merugikan
bagi generasi muda itu sendiri, tetapi juga merugikan masa depan bangsa
Indonesia.
9. Kurangnya lapangan kerja ataupun kesempatan kerja. Dalam
permasalahan ini membuat para generasi muda menjadi malas mencari
pekerjaan hingga terjadi banyaknya pengangguran yang mengakibatkan
kurangnya produktivitas nasional dan mempelambat kecepatan laju
perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai
permasalahan sosial lainnya.

Potensi Generasi Muda


Potensi generasi muda sangat dibutuhkan saat ini, maka dari itu perlu
adanya pengembangan potensi agar masa depan bangsa lebih terjamin
apabila masalah yang ada terselesaikan dan potensi yang ada pun juga
berkembang. Berikut adalah potensi yang harus dikembangkan:
1. Idealisme dan kritisme.
Generasi muda bukanlah generasi yang mapan dalam tatanan yang ada
dan seharusnya dapat melihat segala aspek dari kekurangan dalam
tatanan tersebut dan mampu mencari gagasan baru secara wajar sebagai
alternatif untuk perwujudan kearah tatanan yang lebih baik lagi. Hal ini
dapat ditinjau dari segi sosiologis.
2. Dinamika dan kreatifitas.
Dengan adanya idealism dalam generasi muda dapat menghasilnya potensi
yang dinamis dan kreatid di dalam diri mereka. Dapat dilihat dari
kemampuan dan keinginan untuk membuat perubahan kea rah yang lebih
baik dan berani memberikan argumentasi atas gagasan yang baru.
3. Berani untuk mengambil resiko.
Perubahan yang menghasilkan gagasan yang baru dapat memberikan
resiko atapun kegagalan. Dalam hal ini keberanian untuk mengambil
resiko sangatlah penting untuk mengetahui tujuan akhir ataupun langkah-
langkah selanjutnya.
4. Optimisme.
Sikap optimism harus dimiliki oleh para generasi muda sebab hal ini
merupakan dorongan untuk terus mencoba, karena kegagalan bukanlah
hal yang membuat generasi muda menjadi patah semangat.
5. Mandiri dan disiplin.
Sikap mandiri adalah tujuan generasi muda dalam segala tindakannya,
namun mandiri tanpa adanya kedisiplinan tidaklah lengkap, karena
dengan hal ini generasi muda dapat menyadari batas-batas yang wajar
dalam bertindak.
6. Terdidik.
Walaupun tingginya angka para generasi muda yang putus sekolah, nemun
generasi muda relative terpelajar banyaknya kesempatan belajar yang ada,
entah dihitung dari segi kuantitatif maupun kualitatif.
7. Keanekaragaman persatuan dan kesatuan.
Keanekaragaman generasi muda yang ada mencerminkan
keanekaragaman masyarakat yang sudah ada. Hal ini dapat menjadi
hambatan jika dihayati secara sempit ataupun ekslusif, tetapi dapat juga
menjadi potensi yang dinamis dan kreatif sehingga merupakan sumber
yang besar dari kemajuan bangsanya. Oleh sebab itu para pemuda
mendapatkan dorongan untuk menunjukan potensinya yang terbaik dan
diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam mewujudkan cita-
cita bangsa.
8. Patriotisme dan nasionalisme.
Hal ini perlu ditingkatkan karena rasa kebangsaan dan kecintaan
terhadap tanah air adalah dasar dari pengembangan potensi yang telah
ada. Karena apabila tidak memiliki rasa patriotism ataupun nasionalisme
niatan untuk menjadi generasi muda yang berkualitas untuk bangsa tidak
akan ada.
9. Fisik kuat dan kuantitas.
Hal ini merupakan perwujudan aspek sosiologis dan demografis. Dilihat
dari pemanfaatan dalam kegiatan pembangunan bangsa dan negaranya
yang menghendaki pengarahan tenaga dalam jumlah besar.
10. Sikap ksatria
Kemurnian idealisme, keberanian,, semangat pengabdian dan
pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-
unsur yang perlu dikembangkan terus menerus untuk menanam sikap
ksatria didalam diri para generasi muda.
11. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi.
Para generasi dapat berperan dalam rangka pengembangan ilmu dan
teknologi secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator
terhadap lingkungannya.

Peran Generasi Muda


Peran generasi muda dalam masyarakat sangatlah penting, bahkan
sering dikenal dengan istilah bahwa generasi muda adalah suara rakyat
yang tidak dapat langsung menyuarakan hatinya sebagai rakyat. Karena
masa depan bangsa terletak pada generasi maka potensi yang ada tidak
boleh dibiarkan begitu saja tanpa dikembangkan. Sebagai generasi muda
harus dapat memahami perannya terlebih dahulu sebelum menjalankan
bagaimana perannya. Bukan generasi muda yang hanya berdiam diri saja
yang dibutuhkan bangsa, bangsa ini membutuhkan generasi muda yang
aktif dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada dan selesaikanlah
masalah-masalah generasi muda yang ada, maka dengan seperti itu peran
sebagai generasi muda akan terlaksana dengan baik, seharusnya generasi
muda jangan hanya memikirkan keuntungan dan kerugian pribadi saja
karena bangsa ini membutuhkan generasi muda yang peduli terhadap
masyarakat terutama masyarakat kecil yang tidak dapat langsung
menyuarakan hatinya terhadap penderitaan yang ada padanya dan jangan
biarkan masa depan bangsa ini menjadi tidak jelas karena keegoisan yang
masih tertanam didalam benak generasi muda.
saran
Seandainya kita segera dapat menyadari bahaya yang terjadi
itu dan dapat mengambil langkah-langkah positif kearah pembinaan
kehidupan moral dan agama secara sungguh-sungguh, mudah-
mudahan akan dapatlah terselamatkan Generasi Muda kita dari
kehancuran dan tujuan pembangunan kita dapat tercapai.
TUGAS : SOSIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai