3. Berdasarkan metode penelitian yang kami gunkan yaitu, studi pustaka kami memperoleh
beberapa pernyataan yang menunjukan jenis-jenis degradasi moral di era 4.0 sebagai berikut
a. Individual, kenakalan yang secara personal atau individualnya dengan ciri khas jahat
(tidak normal) yang disebabkan oleh predisposisi dan kecenderungan penyimpangan
perilaku yang diperkuat dengan stimuli social dan kondisi kultur.
b. Situsional, kenakalan yang dilakukan oleh anak normal, namun mereka banyak
dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situaional, stimuli sosial dan tekanan lingkungan yang
menekan dan memaksa .
c. Sistematis, kenakalan yang disistemasitir dalam bentuk suatu organisasi struktural yaitu
gang . kumpulan tingkah laku tersebut disertai pengaturan, status formal, peranan tertentu,
nila-nilai rite-rite, dan juga kbanggan, bahkan tidak jarang mereka menghasilkn bangsa-
bangsa khas.
d. Kumulatif, kenakalan yang terus menerus dilakukan sehingga bersifat kumulatif, ditiru di
berbagai dan menyebar luas di tengah masyarakat dn bisa mengakibatkan disentegrasi
social. Kumulatif bisa brsifat individu ataupun kelompok, pada tingkat akumulasi yang
tinggi anak sudah sulit kembali pada perilaku yang sesuai dengan norma sosial yang ada.
Dari pernyataan diatas kita dapat mengetauhi berbagai jenis-jenis degradasi moral bagi para
remaja.
B. Pembahasan
1. Moralitas sebagai kesepakatan masyarakat mengenai apa yang layak dan apa yang tidak
layak digunakan, mempunai system hukum sendiri. Hampir semua lapisan masyarakat
mempunyai suatu tatanan masing-masing, bahkan komunitas terkecil masyarakat kadang
mempunyai moral/etika tersendri dengan sistemnya sendiri. Tidak jarang hukuman bagi
mereka yang melanggar moralitas, lebih kejam dari pada hukuman yang dijatuhkan oleh
institusi fomal. Hukuman terberat dari seorag yang melanggar moralitas adalah beban
psikologi yang terus menghantui, pengucilan dan pembatasan dari kehidupan yang
normal.
Masing-masing masyaarakat mempunyai istliah yang beragam dalam membahasakan
moral ini, ada yang menyebutnya dengan etika dan dalam islam dikenal dengan akhlak.
Dalam komunitas propesional dikenal dengan kode etik, sedangkan di tengah masyarat
sering dibahasakan dengan sopan santun, keseluruhannya mempunyai kesamaan yaitu apa
yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan oleh anggotanya.
2. Penyebab kerisis moral pada era 4.0 saat ini sangat banyak disini kami akan memaparkan
beberapa benyebab krisis moral, sebagai berikut:
Atau ringkasannya dalam Bahasa kartini kartono pemgaruh lingkungan yang buruk,
ditambah dengan kontrol diri dan kontrol sosial yang semakin melemah dapat
mempercepat munculnya kenakalan remaja ataupun degradasi moral remaja.
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan,
perampokan, pembunuhan dan, lain-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi:prusakaan, pencurian, pencopetan,
pemerasan, dan lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:pelacran,
penyalagunaan obat.
d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari
Status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua
dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka.
e. Kenakalan remaja non-kriminal, yang mengalami masalah jenis ini cenderung tertarik
pada kesenangan-kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiatan
masyarakat atau sekolah. Remaja ini suka mengasingkan diri, menghindarkan diri dari
kegiatan yang menumbuhkan kontak dengan orang lain. Perasaannya sangat peka dan
mudah terluka, cepat tersingung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri,
dengan gejala umum sering menyendiri, melamun, apatis tidak bergairah, sangat
mudah tersinggung, sangat mudah panik, sangat mudah bingung sehingga cenderung
menjadi peminum, pemabuk, penghisap jandu, narkotika, menjadi morfinis dan
sebagainya, bahkan tega untuk bunuh diri.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Perlu diperhatikan bahwa terjadinya penyimpangan moral pada remaja bukanlah sesuatu
yang dikarenakan remaja itu sendiri namun juga dipengaruhi faktor lain seperti faktor
lingkungan, faktor keluarga, dan faktor sekolah. Lingkungan sosial sebagai salah yang
tidak dapat dihindari menjadi bagian dari individu untuk terus berkembang menjadi
pribadi yang matang dan unggul. Oleh karena itu penelitian terkait moralitas dan bentuk
intervensi serta prevensi perlu dilakukan lebih lanjut agar perilaku yang tidak sesuai
norma sosial dapat diminimalisir. Apabila kontaminasi perubahan sosial yang negative
menjadi penghalang remaja untuk berkembang maka secara praktis orangtua harus
membantu remaja dalam berkembang secara optimal dan meminimalisir pengaruh
negative mengenai penyimpangan dan kenakalan pada remaja.
Dengan menyadari peran dan posisinya masing-masing dalam kehidupan ini, sangat bisa
menjadikan remaja untuk menyeleksi mana yang baik dan mana yang buruk dari norma-
norma globalisasi dan dapat membentengi diri dari norma negative globalisasi yang
cenderung menghancurkan kemanusiaan, serta dengan mengenalkan islam yang integral,
progresif, dan fungsional kepada para remaja diharapkan mereka akan dapat melali masa
remajanya dengan penuh prestasi dan keluhuran budi berdasarkan akhlakul karimah dan
jauh dari dekadensi moral.
B. Saran
Kami selaku keompok yang bertanggung jawab mengenai karya tulis ini ingin sedikit
memeberikan saran kepada teman-teman yang mungkin akan melanjutkan penelitian yang
kami lakukan sekarang . teman-teman hendaknya harus mengumpulkan data yang lebih
banyak dan tentu memiliki kredibilitas yang kuat agar dapat menjadi bahan pertanggung
jawaban.
\
REVISI
Degradasi budaya akan terjadi jika suatu
negara tidak memiliki filter yang kuat untuk
menyaring budaya asing yang masuk,
sehingga akan melemahkan budaya lokal
dan bangkitnya budaya asing. Mungkin
Revolusi industri ini merupakan generasi ke-4 yang memiliki skala, ruang lingkup, dan
kompleksitas yang lebih luas dibanding sebelumnya. Revolusi industri sendiri dimulai sejak
abad ke-18 untuk mengembangkan industri kreatif.
Baca artikel detikfinance, "Apa Itu Revolusi Industri 4.0 dan Contohnya?"
selengkapnya https://finance.detik.com/industri/d-5313643/apa-itu-revolusi-industri-40-dan-
contohnya.
Baca artikel detikfinance, "Apa Itu Revolusi Industri 4.0 dan Contohnya?"
selengkapnya https://finance.detik.com/industri/d-5313643/apa-itu-revolusi-industri-40-dan-
contohnya.
Putra (1999)
Krisis yakni kejadian besar yang tak disangka dapat memberikan dampak buruk bagi
organisasi ataupun masyarakat umum.
Machfud (1998)
Definisi krisis adalah sebuah peristiwa, prediksi atau kondisi yang mengancam
keberlangsungan, nama baik dan integritas perusahaan.
Prayudi (1998)
Krisis diartikan sebagai suatu peristiwa besar yang tak diduga berpotensi berdampak
buruk.
Fink (1986)
Krisis yaitu kondisi tak stabil dimana perubahan cukup memberikan kepastian atau
mengancam, baik perubahan yang diinginkan ataupun tak diinginkan akan memberi efek
yang lebih baik.
Media dan teknologi baru telah memberikan cara baru bagi kita untuk memperoleh informasi
dan gagasan, cara baru untuk berinteraksi dengan teman dan orang asing, dan cara baru untuk
mempelajari dunia, identitas kita dan masa depan (Gamble, 2005)
Pesatnya perkembangan teknologi dalam dekade terakhir membawa dampak ke berbagai sektor.
Salah satunya media, di mana penyampaian dan pertukaran pesan dihadirkan melalui teknologi.
Komunikasi massa adalah proses produksi dan distribusi pesan secara luas dan berkelanjutan oleh
institusi (organisasi) berlandaskan teknologi dalam masyarakat industri. Tidak dipungkiri bahwa
teknologi membuat komunikasi semakin mudah dilakukan. Bersamaan dengan perkembangan
teknologi, hadir juga media yang diberi nama media “baru” (new media). Munculnya new media
dipengaruhi oleh Computer Mediated Comunication (CMC). CMC adalah segala bentuk komunikasi
antar individu, individu dengan kelompok melalui komputer dalam suatu jaringan internet. Blog,
Myspace, facebook, youtube, bbm, twitter dan bentuk lain merupakan bentuk dari CMC. Situs-situs
tersebut memungkinkan penggunanya berbagi informasi dalam bentuk teks, gambar, audio dan
video.
Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Para Ahli
Zimmerman (2018)
Menurut Zimmerman, Era RI 4.0 dan selanjutnya akan melibatkan pekerjaan pada
kemampuan sains, teknologi, tehnik dan matematika, internet of things, pembelajaran
sepanjang hayat sebanyak 75%.