Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

“PENDAMPINGAN PASTORAL PADA PEMUDA YANG SUDAH BERUMUR 30 TAHUN


KE ATAS DI JEMAAT GMIM GETSEMANI PAAL 4”

DI SUSUN OLEH :
Veronica Injilia Lanes
(202141460)

YAYASAN GMIM Ds. ALBERTUS ZAKARIAS RUNTURAMBI WENAS


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
FAKULTAS TEOLOGI
2023

1
ABSTRAK

Proposal ini membahas tentang Pendampingan pastoral pada pemuda yang berusia 30 tahun ke
atas di jemaat Gmim Getsemani Paal 4. Metode penelitian yang digukanan metode kualitatif.
Tujuan penulisan ini agar supaya mereka bisa beribadah dalam bidang kategorial pemuda
walaupun sudah melewati batas usia. Hasil yang didapat agar supaya para pemuda bisa lebih lagi
memberi diri dalam pelayanan beribadah.

Kata Kunci : Pendampingan Pastoral, Pemuda, Ibadah

2
PENDAHULUAN

1.1 Judul

“ PENDAMPINGAN PASTORAL PADA PEMUDA YANG SUDAH BERUSIA 30


TAHUN KE ATAS DI JEMAAT GMIM GETSEMANI PAAL 4”

A. Latar Belakang dan alasan pemilihan judul

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang Mengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber
daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Namun pemuda juga memiliki
karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian
emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Pemuda adalah
mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan
masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki
aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif
aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu. Dalam kosakata bahasa
Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali
terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi
tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi
lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang
memiliki semangat pembaharu dan progresif.1

Kepemudaan merupakan fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan
akan hilang dengan sendirinya sejalan dengan hukum biologis. Pemuda sering dianggap sebagai
suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat
atau lebih tepat aspirasi generasi tua. Sehingga muncul persoalan-persoalan yang tidak sejalan
dengan keinginan generasi tua, hal ini memunculkan konflik berupa protes, baik secara terbuka
maupun terselubung.

Memahami kehidupan pemuda adalah suatu kesanggupan yang lebih dalam dari pada sekedar
mengerti atau mengetahui. Memahami berarti mengerti yang disertai kemampuan untuk ikut
merasakan berdasar pengalaman pengalannya di masa lampau pada saat ia berada di dalam masa
seperti yang dipahami.

Memahami ini oleh para ahli yang menyelidiki objek yang sifatnya serba kerohanian, telah
dipergunakan sebagai suatu metode. metode. Sebab hanya dengan metode metode ilmiah yang
lain sering

3
ditemukan sesuatu yang kurang memuaskan. Seorang tidak akan dapat melukiskan sampai di
mana derita seorang yang sedang menangis itu hanya menggunakan metode ekstrospeksi. Tetapi
dengan memahami, ia akan dapat menjelaskan lebih banyak lebih teliti dan lebih mendalam.2

Dalam pendekatan klasik terjadi jurang pemisah antara generasi muda dan tua disebabkan antara
lain adanya 2 asumsi pokok mengenai kepemudaan yaitu :

· Proses perkembangan manusia dianggap sesuatu yang fragmentaris/ terpecah-pecah. Setiap


perkembangan hanya dapat dimengerti oleh manusia itu sendiri, maka tingkah laku anak dan
pemuda dianggap sebagai riak-riak kecil yang tidak berarti dalam perjalanan hidup manusia. Dan
masa tua dianggap sebagai mahkota hidup yang disamakan dengan hidup bermasyarakat.

· Adanya anggapan bahwa mempunyai pola yang sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran yang
diwakili generasi tua yang bersembunyi dibalik tradisi. Pemuda dianggap sebagai objek dari
penerapan pola-pola kehidupan dan bukan sebagai subjek yang mempunyai nilai sendiri.

Kedua asumsi diatas tidak akan menjawab masalah kepemudaan dewasa ini karena pemuda dan
kepemudaan adalah suatu tonggak dari suatu wawasan kehidupan yang mempunyai potensi
untuk mengisi hidupnya.

Dalam pendekatan ekosferis, sebagai subyek pemuda mempunyai nilai sendiri dalam mendukung
dan menggerakkan hidup bersama. Pada pendekatan ini anak-anak, generasi muda dan generasi
tua berada dalam status sama atau dalam satu kesatuan wawasan kehidupan. Semua tanggung
jawab atas keselamatan, kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan datang
perbedaannya hanya terletak pada derajat ruang lingkup dan tanggung jawabnya.

Generasi tua berkewajiban membimbing generasi muda sebagai penerus untuk memikul
tanggung jawab yang semakin komplek.

Generasi muda berkewajiban mempersiapkan diri untuk mengisi posisi generasi tua yang makin
melemah.

Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yang dimaksud pemuda adalah:

a. Dari segi biologis pemuda adalah berumur 15-30 th

b. Dari segi budaya/ fungsional, pemuda adalah manusia berumur 18/21 keatas yang dianggap
sudah dewasa misalnya untuk tugas-tugas negara dan hak pilih.

c. Dari angkatan kerja terdapat istilah tenaga muda dan tua. Tenaga muda adalah berusia
18-22 thn.
d. Dilihat dari perencanaan modern yang mengenal tiga sumber daya yaitu sumber daya alam,
dana dan manusia. Yang dimaksud sumber data manuasia muda adalah berusia 0-18th

4
e. Dilihat dari ideologi politis generasi muda adalah calon pengganti generasi terdahulu yaitu
umur antara 18-30 atau 40 th.

f. Dilihat dari umur, lembaga dan uang lingkup tempat diperoleh 3 kategori yaitu :

- Siswa usia 6-18th di bangku sekolah

- Mahasiswa uasia 18-25 di perguruan tinggi

- Pemuda diluar lingkungan sekolah/ perguruan tinggi usia 25-30 th

Dalam pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, generasi muda dipandang dari
beberapa aspek yaitu :

a. Soaial budaya
Perkembangan pemuda berada dalam proses modernisasi dengan segala akibat
sampingnya yang bisa berpengaruh pada proses pendewasaannya, sehingga apabila tidak
memperoleh arah yang jelas maka corak dan warna masa depan negara dan bangsa akan
menjadi lain dari yang dicita-citakan.
b. Sosial ekonomi
Bertambahnya pengangguran dikalangan pemuda karena kurang lapangan pekerjaan
akibat dari pertambahan penduduk dan belum meratanya pembangunan.
c. Sosial politik
Belum terarahnya pendidikan politik dikalangan pemuda dan belum dihayatinya
mekanisme demokrasi pancasila, tertib hukum dan disiplin nasional sehingga merupakan
hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda.
d. Sosial psikologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian, serta penyesuaian diri secara
Jasmaniah dan rohaniah sejak dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterbelakangan mental, salah asuh orang
tua atau guru, pengahur negatif lingkungan. Hambatan tersebut memungkinkan terjadinya
kenakalan remaja, maslah narkoba dan lain-lain. Dalam siklus kehidupan, manusia pasti
mengalami proses perkembangan baik dari fisik maupun psikiloginya. Dalam proses
perkembangan pasti adanya proses-proses perubahan yang terjadi entah aspek fisik, intelektual,
sosial, moral, bahasa, emosi, juga kepribadian. Di mana dalam setiap aspek tersebut pada dasarnya
membuat kombinasi-kombinasi atau hubungan baru yang kemudian membentuk spesialisasi fisik
dan psikologis yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Psikologi memberikan
wawasan bagaimana memahasi perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana
membantu individu agar dapat berkembang optimal melalui layanan bimbingan dan konseling.

5
Kenyataan yang diperoleh dan disaksikan di jemaat Gmim Getsemani Paal4 ternyata
bahwa di jemaat Gmim Getsemani paal4 banyak pemuda Karena sudah faktor usia
mengakibatkan mereka merasa malu dan masih lajang untuk datang beribadah apalagi
ketika usia mereka sudah merasa 30 tahun ke atas. Ibadah pemuda kebanyakan dihadiri
oleh pemuda yang berusia 17 tahun ke atas sampai 25 tahun.

Usia pemuda adalah usia untuk bekerja mencari nafkah, mencari karir sehingga sibuk
untuk meluangkan waktu dalam beribadah sehingga hal itu menyebabkan kurangnya
waktu dalam beribadah.

Kehidupan di masa sekarang ini masa modern membuat perubahan gaya hidup pemuda
teristimewa yang tinggal di perkotaan yang bisa dibilang tingkat kesibukannya yang
begitu tinggi, aktivitas yang banyak, menawarkan segala sesuatu yang praktis dan instan.
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sosmed, youtube dan berbagai media sosial
lainnya membuat para pemuda sudah lebih lagi mengesampingkan akan hal untuk
beribadah.

Alasan peneliti memilih judul ini karena dilihat dari tempat yang peneliti tinggal bahwa
ada bebrapa orang yang sama dengan peraturan yang dibuat oleh tatagereja Gmim bahwa
pemuda yang sudah berusia 30 tahun ke atas sudah tidak termasuk golongan kaum
pemuda untuk beribadah atau batas umur pemuda hanya sampai 30 tahun, sedangkan di
Gereja peneliti ada bebrapa orang yang usianya sudah melewati batas umur pemuda
sehingga mereka sudah tidak dapat untuk beribadah diketegori pemuda, maka dari itu
mendorong peneliti untuk memberikan solusi bagi mereka lewat suatu pendorongan
motivasi dalam beribadah maka dari itu peneliti memberi judul karya ilmiah ini tentang :

6
“PENDAMPINGAN PASTORAL PADA PEMUDA YANG SUDAH BERUSIA 30
TAHUN KE ATAS DI JEMAAT GMIM GETSEMANI PAAL 4"

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang sudah ditulis, peneliti memberikan indentifikasi masalah yang
nantinya akan dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :

1. Adanya pemuda berusia 30 tahun ke atas yang masih lajang

2. Kesibukan dalam bekerja menyebabkan waktu beribadah berkurang

3. Gaya hidup

C. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini tentang Pendampingan Pastoral pada Pemuda yang
sudah berusia 30 tahun ke atas Di Jemaat Gmim Getsemani Paal 4 di mana sudah merasa
terbiasa kebiasaan kebiasaan yang lama di mana mereka sudah tidak lagi untuk datang
beribadah dikarenakan faktor usia, kesibukan mereka, maka peneliti ingin
mempertahankan iman mereka dalam beribadah walaupun sudah melewati batas umur
yang tata gereja berikan.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas peneliti mengambil rumusan masalah mengenai bagaimana
bentuk pendampingan pastoral yang paling relevan dalam kasus masalah pemuda yang
sudah melewati batas usia di jemaat Gmim Getsemani Paal 4.

D. Tujuan dan manfaat penulisan

Berdasarkan masalah di atas, untuk mengetahui bagaimana pendampingan pastoral maka


peneliti bertujuan untuk memberikan pemahaman para pemuda yang sudah berusia 30
tahun ke atas untuk bisa terus beribadah dalam bidang kategorial pemuda walaupun
sudah melewati batas usia.

7
Manfaat Penelitian
1) Akademis

Untuk bisa memberikan pemahaman serta pemikiran yang lebih luas lagi lewat
karya ilmiah ini bahwa usia tidak menjadi penghalang untuk datang beribadah
kepada Tuhan.

2) Praktis

Untuk dapat memberikan pemahaman Dan peneliti juga berharap agar dapat
memberikan manfaat kepada mereka mengenai, bahwa usia bukanlah penghalang
untuk datang beribadah.

3) Teknis

Teknis dari peneliti ini memberikan suatu pemahaman bagi kita semua terlebih
khusus para pemuda yang ada di jemaat Gmim Getsemani Paal 4 bahwa kita
untuk beribadah kepada Tuhan tidaklah usa malu atau merasa diri sudah tidak
pantas untuk beribadah dikarenakan faktor usia atau karena kesibukan yang ada
melainkan kita datang beribadah kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan
sungguh sungguh bahwa Tuhan tidak akan pernah memandang status dan jabatan
kita dalam beribadah kita semua sama di mata Tuhan.

4) Sosial

Agar supaya para pemuda bisa lebih eksis lagi dalam dunia pelayanan karena
pemikiran mereka yang sudah lebih matang dan bisa lebih beradaptasi diberbagai
bidang.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagau berikut :

Abstrak : memberikan keterangan berupa nama, nim, prodi, judul, kata kunci, serta
memberikatan gambaran sedikit tentang karya ilmiah yang akan dibahas

Pendahuluan : Berisi tentang latar belakang serta alasan pemilihan judul, identifikasi
masalah, batasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.

8
BAB I : Berisi tentang kajian teori dan landasan Alkitabiah, teori teori yang didapat dari
berbagai sumber sumber yang didapatkan lewat buku yang ada yang sesuai dengan karya
ilmiah yang peneliti angkat.

BAB II : Berisi tentang hasil temuan penelitian dan analisa data, yang meliputi gambaran
umum lokasi penelitian, pengelolahan data pokok peneliatan dan analisa

BAB III : Berisi tentang refleksi teologis yang nantinya bersangkutan dengan karya
ilmiah yang peneliti angkat.

Penutup : Berisi tentang kesimpulan dan hasil dari setiap hasil yang sudah peneliti
temukan.

BAB I KAJIAN TEORI DAN LANDASAN ALKITABIAH

2.1 Pendampingan pastoral

2.1.1 Pengertian Pendampingan Pastoral

A. Pengertian Patoral

Istilah Pastoral berasal dari kata Pastor dalam bahasa Latin atau bahasa Yuani
disebut Poimen, yang berarti gembala. Secara tradisonal, dalam kehidupan gerejawi
Gembala disamakan dengan Pendeta. Bisa juga disebut Pendeta yang mempunyai tugas
menjadi gembala bagi warga gereja atau dombanya. Sedangkan kata kata bahasa Inggris
yang menujukkan untuk konseling adalah consul yang artinya wakil, konsul; counsult
yang artinya meminta nasehat dan merunding seseorang. Pengistilah ini dihubungkan
dengan diri Yesus Kristus dan karyaNya sebagai Pastoral Sejati atau Gembala yang Baik
(Yoh. 10).

Istilah Pastor mempunyai arti yaitu : Sebagai kata sifat dari kata benda Pastor atau
Gembala, Fungsinya mengikuti profesinya sehingga apa pun yang dilakukan pastor
(Gembala) adalah tindakan pengembalaan.

9
B. Dasar dasar Pastoral

Tugas dan panggilan gereja adalah melakukan pelayanan pastoral, yang meliputi :
koinonia (persekutuan), marturia (kesaksian), dan diakonia (pelayanan). Pelayanan
pastoral tersebut dilakukan dalam proses secara intensif tak mengenal waktu, kondisi,
dan fasilitas. Selama manusia masih berada di bumi, gereja menjadi teladan bagi
semua orang percaya karena sifatnya adalah : sebagai Dasar Gereja, Gereja sebagai
Tubuh Kristus, dan Gereja sebagai Sarana Kesaksian

Kegiatan Pastoral adalah untuk mencari dan mengunjungi anggota jemaat satupersatu
terutama yang sedang bergumul dengan persoalan persoalan yang menghampitnya.
Pekerjaan pastoral mencakup :
1. Mencari dan mengunjungi mereka yang jarang hadir dala kegiatan atau
persekutuan jemaat.
2. Jemaat satupersatu di kunjungi, terutama yang mengami pergumulan hidup.
3. Jemaat yang dicari adalah jemaat yang sungguh dan tidak boleh ada yang
hilang.
4. Pastor membimbing jemaat dengan kegiatan gereja.
5. Pekerjaan pastoral dimulai dari Iman Yesus, karena Iman yang mampu
menyelamatkan serta membebaskannya dari belenggu dosa.

C. Fungsi Pastoral

Fungsi pastoral ada terbagi ada 6, yaitu :


1) Menyembuhkan, mengatasi kerusakan dan memperbaiki (iman).
2) Mendukung, menolong umat beriman dalam situasi dan kondisinya agar tetap
terarah kepada Allah
3) Membimbing, membantu umat beriman yang berada dalam kebingungan dan
mengambil timdakan.
4) Memulihkan, membangun hubungan hubungan yang rusak
5) Memelihara, menjaga kestabilan apa yang sudah berkembang dengan baik
6) Memperdayakan, mengembangkan potensi potensi dan kemampuan.5

10
D. Ciri ciri Proses Pastoral Konseli

Ciri ciri telah terjadinya proses konseling sebagai berikut :

1) Suatau bentuk wawancara berbentuk rahasia, artinya saling menjaga kerahasiaan.

2) Konseling biasanya dilakukan di tempat tersendiri, artinya bukan sembarang tempat.

3) Adanya komunikasi yang mendalam antara konselor dan konseli

E. Tujuan Pastoral Konseling

Tujuan Pastoral Konseling antara lain adalah :


1) Mengubah suatu sikap atau tingkah laku yang merigukan dan menolong
seseorang untuk mengerti nilai nilai kehidupan yang ada
2) Belajar bagaimana harus bergaul dan berkomunikasi dengan sesama.
3) Mendampingi dan membimbing.
4) Membantu seseorang untuk dapat mengekspresikan perasaan khawatir,
gelisah, takut, atau kemarahan secara sehat.
5) Menolong mengerti sebab sebab persoalan yang timbul.
6) Menolong yang membutuhkan ulurab tangan.
7) Menyadarkan konseli akan dosanya dan mengakuinya di hadapan Tuhan,
supaya dapat mengalami pengampunan dan memulai hidup baru.
8) Menciptakan kesediaan seorang konseli untuk mendengarkan nasihat, teguran,
dan menolong orang lain yang mempunyayi permasalahan yang sama.
9) Belajar tumbuh dalam iman
10) Mencari yang bergumul.
11) Berusaha menemukan solusi
12) Memulihkan kondisi yang rapuh

Jadi Pastoral Konselin artinya gembala yang memberikan nasihat,


penghiburan dan penguatan pastor dan anggota jemaat yang membutuhkan
bantuan dan pelayanannya. Pengistilahan ini dihubungkan dengan diri Yesus
Kristus dan KaryaNya dimana Yesus sebagai Pastor Sejati yang Baik
(Yoh.10). Hal ini dimaksudkan kepada pelayannan Yesus Kristus tanpa
pamrih, yang bersedia untuk memberikan pertolongan terhadap para
pengikutNya. Tugas utama pastoral bukan hanya monopoli para pastor atau
pendeta saja akan tetapi setiap pengikutnya. Sedangkan konseling itu sendiri
adalah sebuah runcingan dari proses pendampingan.

11
Konseling dapat diartikan sebagai sebuah layanan pendampingan yang lebih
formal dan tersruktur, dilakukan oleh orang yang dipersiapkan, didik dan
dilatih untuk melakukan konseling secara penuh waktu, sehingga mempu
melakukan pendampingan secara profesional dalam sebuah perjumpaan antara
pendampingan secara profesional dalam sebuah perjumpaan antara
pendampingan secara professional dalam sebuah sekompok orang sering
disebut konseli, dengan menggunahkan metode psikologis untuk
menstimulasikan daya pertumbuhan dan daya penyembuhan yang ada pada
seseorang atau sekelompok orang . Menurut penulis dari pengertian di atas
terlihat bahwa 6pendampingan pastoral berperan sebagai katalisator proses
perubahan, pertumbuhan 7serta penyembuhan bagi konseli. Pertolongan yang
demikian bertujuan supaya konseli mampu memfungsikan dirinya secara
maksimal untuk mengatasi krisis-krisis yang terjadi dalam dirinya. Seperti
yang dijelaskan, Proses konseling adalah sebuah pertolongan yang
professional. Oleh sebab itu, proses konseling harus dilakukan oleh orang
yang benar- benar dipersiapkan, dididik, dilatih dan diberi wewenang untuk
mempratikkan konseling sesuai dengan metode dan prosedure pertolongan
yang telah ditetapkan.

F. Pendampingan Pastoral

Kata Pendampingan Pastoral adalah gabungan dua kata yang mempunyai makna
pelayanan, yaitu kata pendampingan dan kata pastoral. Istilah Pendampingan berasal
dari kata mendampingi, yang merupakan suatu kegiatan menolong orang lain yang
yang karena suatu sebab perlu didampingi. Artinya bahwa mereka yang
membutuhkan pertolongan, mempunyai berbagai latar belakang dan persoalan yang
beragam, sehingga tidak mungkin hany8a dilakukan oleh satu profesi atau satu orang
saja. Pengalaman ini demikian mendorong untuk memakai istilah pendampingan.

Pendampingan pastoral berasal dari sebuah kata kerja yaitu mendamping.


Mendamping dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menemani, dan
menyertai. Sama seperti seorang ibu yang mendampingi anaknya belajar berjalan,
memegang, menuntun. Pendampingan merupakan alat yang paling ampuh untuk
menguatkan gereja karena gereja adalah tempat mencurahkan hati, tempat berlindung.

12
Program pendampingan juga dapat menolong menyelamatkan kehidupan anggota
jemaat dari berbagai masalah dan kebingungan. Dengan demikian, istilah
pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu membahu, menemani,
membagi/berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan.

Dalam kaitannya dengan kata Counseling (Bahasa Inggris) memang masih banyak
pandangan yang berbeda beda. Apakah kata tersebut diterjemahkan ke dalam kata
Bahasa Indonesia sebagai “pendampingan”, tampaknya kurang tepat, karena akan
menimbulkan arti yang sempit. Pada awalnya, “counseling” mempunyayi konotasi
pada pemeberian nasihat atau bimbingan, sementara “pendampingan” memiliki aspek
yang lebih luas, yang dapat mencakup pula pemberian nasehat dan bimbingan. Oleh
sebab itu, pengistilahan tersebut sebaiknya mempertimbangkan berbagai macam latar
belakang pelayanan, sejauh tidak meninggalkan pengertian yang mendasar.

Artinya bahwa mereka yang membutuhkan pertolongan, mempunyayi berbagai latar


belakang dan persoalan persoalan yang beragam, sehingga tidak mungkin hanya
dilakukan oleh suatu profesi atau satu orang saja.

2.1.2 Enam Fungsi Pendampingan Pastoral

Yang dimaksud dengan fungsi adalah kegunaan atau manfaat yang dapat
diperoleh dari pekerjaan pendampingan tersebut. Dengan demikian, fungsi
pendampingan merupakan tujuan tujuan operasional yang hendak dicapai
dalam memberikan pertolongan kepada orang lain.

1. Fungsi Membimbing
Bila seorang berjalan dan tersesat, maka ia memerlukan
panduan orang lain yang terampil untuk menunjukkan jalan
yang benar, ia perlu dibimbing untuk menemukan jalan yang
benar.
2. Fungsi Mendamaikan/memperbaiki hubungan
Salah satu kebutuhan manusia untuk hidup dan merasa aman
adalah adanya hubungan yang baik dengan sesama.
3. Fungsi menopang/menyokong
Seringkali kita diperhadapkan kepada seseorang yang tiba tiba
mengalami krisis mendalam, dan dalam situasi seperti itu kita
harus peka untuk menolong mereka.
4. Fungsi Menyembuhkan

13
Apabila seseorang sakit atau menderita, maka ia akan berpikir
tentang obat untuk penyembuhan.
5. Fungsi Mengasuh
Hidup berarti bertumbuh dan berkembang
6. Fungsi Mengutuhkan

Fungsi Pendampingan dan Konseling Pastoral


Menurut Howard Clinebellada 4 fungsi pendampingansepanjang abad :
1.Menyembuhkan : “suatu fungsi pastoral yang terarah untuk mengatasi kerusakan yang
dialami orang dengan memperbaiki orang itu menuju keutuhan dan membimbingnya
dalam pengambilan keputusan ke arah kemajuan di luar kondisinya terdahulu ”.
2. Mendukung : “menolongorang yang sakit terluka agar dapat bertahan dan mengatasi
suatu kejadian yang terjadi pada watu yang lampau, di mana perbaikan atau
penyembuhan atas penyakitnya tidak mungkin lagi diusahakan atau dimungkinkannya
sangat tipis sehingga tidak mungkin lagi diharapkan ”.
3. Membimbing : “membantu orang yang berada dalam kebingungan dalam mengambil
pilihan yang pasti menyakinkan di antara berbagai pikiran dan tindakan alternatifpilihan,
pilihan yang dipandang mempengaruhi keadaan jiwa mereka sekarang dan pada waktu
yang akan datang ”.
4. Memulihkan : “usaha membangun hubungan-hubungan yang rusak kembali di antara
manusia dan sesama manusia dan di antara manusia dengan Allah ”.
5. Memelihara atau mengasuh : “memampukan orang untuk mengembangkan potensi-
potensi yang diberikan Allah kepada mereka, disepanjang hidup mereka.

Artinya bahwa mereka yang membutuhkan pertolongan, mempunyayi berbagai latar


belakang dan persoalan persoalan yang beragam, sehingga tidak mungkin hanya
dilakukan oleh suatu profesi atau satu orang saja.

2.1.3 Tujuan Pastoral Pendampingan

Tujuan pastoral pendampingan adalah “Aku datang, supaya mereka


mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimmpahan” (Yoh
10:10). Teks tersebut menekankan sebagai berikut : (1) Hidup yang berlimpah
limpah. (2) Manusia seutuhnya. (3) Manusia menurut aneka kebutuhannya. (4)
Manusia menurut aneka aspeknya. (5) Manusia menurut aneka aspek
rohaninya.

14
Lebih tajamnya dikembangkang tujuan pastoral pendampingan sebagai
berikut :
1. Pekerjaan pastoral adalah pekerjaan untuk mengembangkan
persekutuan menurut injil
2. Pekerjaan pastoral adalah usaha menejermahkan dan
mewujudkan injil dalam susunan susunan sosial yang
sesuai dengan zaman dan daerah daerah tertentu.
3. Pekerjaan pastoral adalah suatu proses untuk
mempersatukan usaha hirarki dan pimpinan gereja dengan
keaktifan dan inisiatif dari umat Kristen dengan
mengambangkan partisipasi daya menta, sisoal, dan budaya
umat dalam karya Kristus, untuk mengintegrasikan
komunitas Kristen dengan arus kehidupan umat manusia
sehingga umat kristen mampu menyumbangkan
sepenuhnya segala kekuatannya demi kemajuan umat
manusia dalam perjalanannya ke Tuhan.

10

2.1.4 Hambatan Pendampingan Pastoral

Hambatan dalam pelayanan pastoral sebagai berikut :


1) Seorang pastor (Hamba Tuhan) yang belum sungguh bergaul dengan Tuhan.
2) Perbedaan budaya, cara pandang yang dikarenakan budaya antara pastoral
(konselor) dengan konseli (jemaat)

2.1.5 Tantangan Pendampingan Pastoral

Lobby Loekmono pernah mengatakan bahwa tantangan pastoral konseling


menghadapi megatrens 2000 sebagai berikut :
1) Perlunya konseling yang efektif dan efisien pada masa mendatang karena
konseli atau individu mempunyai pola pikir yang didominasikan oleh pola
pikir ekonomis.

15
2) Perlu dikembangkan konseling perdamaian karena boom ekonomi global
menyebabkan individu tidak bergairah untuk orang dan perhatian tertuju pada
pelestarian dan menjaga lingkungan ciptaan Allah.
3) Perlu kerja sama dengan guru ekstra kurikuler (khususnya kesenian) untuk
membimbing dan tindak lanjut proses konseling yang diberikan kepada
peserta didik.
4) Gaya hidup global dan nasionalisme kultura menantang konselor mampu
mengelola konflik dengan dua gaya hidup yang berlawanan
5) Salah satu tujuan konseli dimasa yang akan datang yang perlu mendapat
perhatian konselor adalah membantu individu dapat mengembangkan diri
secara optimal dan individu menjadi mandiri.
6) Kesadaran moral dan etika konselor ditantang di abad informasi dan generasi
muda belum mempunyai pengangan hidup yang mantap sehingga mudah
terpengaruh dalam hal yang buruk
7) Adanya kebangkitan agama akibat modernisasi dikarenakan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang tidak mampu menjawab arti hidup.
8) Konseling individu semakin berkembang karena kejayaan individu.
9) Tantangan yang muncul dari diri konseling dapat juga muncul dari konselor
sendiri, misalnya identitas konselor dan juga petugas bimbingan atau guru
bimbingan di sekolah.
10) Keadaan keluarga modern yang bagaikan kuburan, di luarnya baik indah
tetapi di dalamnya busuk ( kumpul kebo), tidak ketenangan suami istri,
bahkan keluarga yang pecah menantang konselor untuk memberikan
konseling keluarga bagi keluarga karena peserta didik dewasa ini dan masa
mendatang makin menguasai11

Dasar Aalkitabiah Konseling Pastoral

Tuhan Allah adalah gembala umatNya. Yang tersesat dibawahNya pulang,


yang hilang dicariNya, yang luka Ia sembuhkan, yang lemah Ia kuatkan dan
yang sehat dilindungiNya. Namun sayangnya ketika tugas menggembalakan
dipercayakan kepada gembala gembala Israel, mereka tidak menjalankan
tugas itu sebagimana mestinya. Tuhan pun kecewa dan marah kepada
mereka.12

16
Pelayanan Pastoral adalah pelayanan yang tidak saja memperhatikan relasi
sesama manusia tetapi juga relasi manusia dengan Allah. Hal ini membuat
pelayanan pastoral menjadi alat berharga. Banyak teolog yang kemudian
dengan serius mendalami mengenai pelayanan pastoral dan menulis tentang
pelayanan pastoral. Beberapa ayat alkitab seperti Yoh 10, 1 Petrus 5:2 sampai
4 menjadi dasar perintah pastoral. Namun dalam tulisan ini penulis
menguraikan tentang palayanan pastoral berdasarkan konteks sosio historis
dalam komunitas Kristen Petrus dalam 1 Petrus 5:1 sampai 11. Menurut
penulis dalam teks ini terkandung konsep pelayanan pastoral yang coba
dibangun oleh penulis surat dalam komunitas ini. 1 Petrus 5:1 sampai 11
memberikan informasi tentang konsep pelayanan pastoral dalam komunitas
petrus yang hidup sebagai rumah tangga Allah / keluarga Allah.Komunitas ini
hidup di tengah kecaman akan kelahiran mereka sebagai orang kristen,
mereka dikucil dan ditindas. Kehidupan komunitas ini mengenal sistem
pemerintahan hirarki berdasarkan senioritas. Oleh karena itu penulis 1 Petrus
memberikan petunjuk mengenai pelayanan yang rendah hati dan tidak melihat
sisi senioritas sebagai suatu posisi yang menguntungkan untuk memerintah.
Mereka dihimbau untuk hidup tidak melihat perbedaan usiadan hubungan
darah sebagai penghalang untuk memberi dan menerima pelayanan. Penulis 1
Petrus mengarahkan pemimpin komunitas (penatua) untuk berperang pada
etika pelayanan dan menjadi teladan dalam kehidupannya. Konsep dalam
kominitas ini membangun aspek kerjasama dalam membangun persekutuan,
yang merupakan suatu hal penting untuk diperhatikan. Bahwa tugas pelayanan
bukan hanya saja dilakukan oleh para pendeta melainkan juga bagi kita
semua.

Alkitab menjadi sumber dalam konseling pastoral. Baik sebagai dasar dari
proses konseling pastoral maupun penggunaannya dalam konseling pastoral.13

Landasan Alkitabiah

Tentang Pendampingan Pastoral

Alkitab Sebagai Dasar dari Konseling Pastoral.


Alkitab sebagai salah satu sumber agamais yang sering dipakai dalam
konseling pastoral dibandingkan dengan sumber-sumber yang lainnya. Di

17
dalam konseling, kebenaran Alkitabiah diperjelas oleh penerapan dan
pengujiannya di arena pergumulan dan pertumbuhan manusiawi. Gambaran-
gambaran Alkitab yang menjadi dasar bagi para pendamping (gembala) agar
tetap dapat berada dalam dialog untuk menerangi dan mendorong pelayanan.
Diaolog yang berkelanjutan ini terjadi antara pengertian pendeta tentang
pemahaman warisan religius yang tahan uji dengan masalah kehidupan biasa
yang menjadi pergumulan orang dalam semua konseling. Berbicara mengenai
Alkitab sebagai dasar dari konseling pastoral berarti melihat Alkitab sebagai
pendasaran dari presepsi seorang konselor dalam hal ini pastor maupun juga
pendeta.

Perjanjian Lama

Mazmur 23:1-6
Dalam perikop ini Allah digambarkan sebagai seorang gembala yang
sempurna. Allah di yakini sebagai gembala yang selalu berelasi dengan
manusia baik dalam situasi tenang maupun tegang. Pemazmur menuliskan
kesadaran serta pengakuannya bahwa dalam situasi hidup yang tenang, relasi
dengan Allah itu jauh. Sedangkan, dalam situasi hidup yang tegang manusia
dijelaskan sebagai pihak yang selalu akan menciptakan relasi kedekatan
dengan Allah. Keyakinan pemazmur yang demikian dapat menjadi inspirasi
meyakini campur tangan Allah dalam setiap pekerjaan pendampingan yang
berlangsung. Sehingga dalam perikiop ini tergambar mengapa diadakannya
konseling pastoral.14

Mazmur adalah nyanyian atau syair puji-pujian kepada Tuhan yang dahulu
biasa dilantunkan dalam ibadat-ibadat di Bait Suci dan upacara-upacara
kerajaan pada masa Israel Kuno. Mazmur-mazmur yang masih bertahan
hingga saat ini dikumpulkan dalam Kitab Mazmur dan digunakan dalam
peribadatan dan ritual keagamaan Yahudi dan Kristen modern. 15

Perjanjian Baru

I Petrus 5:2&3
Kesaksian di atas menunjukan dengan tegas bahwa aktivitas yang dilakukan
oleh pendamping merupakan bentuk pemberitaan dan kesaksian gereja yang

18
berlangsung dalam kerangka karya keselamatan Allah. pekerjaan
mendampingi bergerak diatas dasar perintah Allah dan berorientasi
kemanusiaan.16

Surat Petrus yang Pertama adalah salah satu surat yang terdapat di dalam
Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Penulisnya adalah Simon Petrus rasul
Yesus Kristus, seperti pernyataan di awal surat. Surat ini ditujukan kepada
orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil. Mereka
disebut "umat pilihan Tuhan. 17

Surat Petrus yang Kedua adalah salah satu surat yang terdapat di dalam
Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang ditujukan kepada seluruh umat
Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan
guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas
perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu.
Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus
berpegang kepada ajaran yang benar tentang Tuhan dan tentang Yesus Kristus
yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan
mendengar sendiri Yesus mengajar. Yang terutama dirisaukan dalam surat ini
ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk
kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu
tampaknya lambat karena Tuhan "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin
supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya".18

BAB II HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Gambaran umum lokasi penelitian

Lokasi penelitian di jemaat Gmim Getsemani Paal 4 Wilayah Manado Timur 4 lebih
tepatnya di Paal4 Kec. Tikala. Gmim Getsemani memiliki 23 kolom dan di sini
penduduknya hampir sebagian adalah masyarakat asli Paal4. Di Paal 4 sudah banyak
mayoritas agama lain. Gereja Gmim Getsemani Paal4 sudah membuat pemekaran dan
sudah ada 3 gereja yang jadi dari pemekaraan gereja Gmim Getsemani Paal4. Ibadah
gereja dilaksanan 3 kali yaitu subuh, pagi, dan malam. Sedangkan ibadah BIPRA di

19
laksanakan di hari biasa. Pendeta pelayanan yang ada di gereja Getsemani ada 6
orang Pdt, itu sudah termasuk Pdt ketua jemaat.

Nama nama Pendeta


 Ketua Jemaat : Pdt. Magda Kewas Montong M.Th
 Pendeta Pelayan
 Pdt Yuli Antou S.Th
 Pdt Sonya Mappdang Corneles

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

pengertian metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang


dipilih secara spesifik untuk menyelesaikan masalah yang diajukan
dalam sebuah riset. Sedangkan pengertian metodologi penelitian
adalah suatu ilmu yang menjelaskan bagaimana seharusnya sebuah
penelitian dilakukan.

Bagian ini membahas mengenai metode penelitian kualitatif jenis


metode wawancara

Metode kuantitatif adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara


sistematis, terstruktur, serta terperinci. Pada pelaksanaaannya,
metode riset ini fokus pada penggunaan angka, tabel, grafik, dan

20
diagram untuk menampilkan hasil data/ informasi yangdiperoleh.19

Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode penelitian yang menggunakan data deskriptif
berupa bahasa tertulis atau lisandari orang dan pelaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini
dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa,
dinamika sosial, sikap, keyakinan, dan persepsi.

Oleh karena itu, proses penelitian pendekatan kualitatif dimulai dengan pengembangan asumsi-
asumsi dasar. Kemudian dikaitkan dengan kaidah-kaidah pemikiran yang digunakan dalam
penelitian. Data yang dikumpulkan dalam survei kemudian diinterpretasikan. Contohnya penelitian
dengan pendekatan kualitatif di bidang sosiologi, maka akan mengungkap makna sosial dari
fenomena yang diperoleh subjek penelitian. Topik ini biasanya diterima dari partisipan atau
responden. Dengan cara ini, peneliti dengan pendekatan ini kemudian berusaha menjawab
bagaimana pengalaman sosial budaya manusia terbentuk dan kemudian diberi makna.20

Subjek penelitian dengan pendekatan kualitatif mencakup semua aspek atau bidang kehidupan
manusia, yakni manusia dan semua yang dipengaruhi olehnya. Metode kualitatif tidak secepat
dalammenganalisis data seperti halnya penelitian kuantitatif.
Dalam studi kuantitatif, data mentah dapat segera diproses. Namun, data dalam studi kualitatif
membutuhkan proses sistematis yang lebih dalam. Contoh studi kuantitatif seperti menjawab
pertanyaan mengapa beberapa orang yang tinggal di lereng gunung berapi bersedia mengungsi jika
gunung berapi meletus.
Sedangkan pada riset kualitatif akan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang menyelidiki makna.
Seperti membahas makna pegunungan-nya, bencana, kehidupan, dan aspek lainnya tentang
populasi tersebut yang memilih untuk tidak mengungsi.

21
B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalahmendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan
disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data
yang valid dan reliable.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan
terhadap proses dan hasil penelitianyang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam
melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses
dan hasil suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diujivaliditas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian.
21
Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian
kuantitatif dan kualitatif.

Berikut beberapa teknik pengumpulan data secara umum yangakan peneliti lakukan :

1. Observasi

Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang tujuannya adalah
untuk mendapatkandata yang lengkap. Jadi di sini peneliti akan mengembangkan keakraban yang
dekat dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah mereka.Dalam penelitian ini peneliti
menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang di
telitinya.

22
2. Wawancara

Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka


yang dilaksanakan oleh pewawancara dengan orang yang
diwawancarai untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan, dengan cara ini dapat mempermudah peneliti.

3. Dokumen

Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah


lalu.Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya
menumental dari seseorang lainnya.Dokumen yang
berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan,
kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, film, video, dan lain-lain. Peneliti
akan menggunakan metode ini untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan karya ilmiah peneliti.

C. Analisi Data

Kegiatan analisis data ini terdiri dari 3 yaitu pengumpulan data,


wawancara dan dokumentasi.

23
Daftar Pustaka

Beek Van Aart, Pendampingan Pastoral, (PT BPK GUNUNG MULIA) JL.KWITANG 22 23, JAKARTA
10420.

Tu’u Tulus, S.Th, M.Pd, Dasar dasar Konseling Pastoral,Penerbit ANDI (Penerbit Buku dan
Majalah Rohani)

Gp Harianto, Teologi Pastoral, (Yogyakarta: PBMR ANDI, 2020),

Prof. Drs. Soejanto Agoes, Psikologi Perkembangan, (Surabaya, 1977),

Howard Clinebell, Tipe tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral

Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed, Drs. Erman Amti, Dasar dasar Bimbingan dan Konseling
(Jakarta, 10 November 1994)

https://fajarhariawan.blogspot.com/2016/11/1-jelaskan-pengertian-pemuda.html

https://books.google.co.id/books?id=5KRPDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=psikologi+pe
muda&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi40L2b8c77AhVawTgGHbQ5BnMQ6AF6BAgIEAE#v=o
nepage&q&f=false

https://fajarhariawan.blogspot.com/2016/11/1-jelaskan-pengertian-pemuda.html

https://uchelekransy.blogspot.com/2013/11/pengertian-pastoral.html

https://text-id.123dok.com/document/6qmk2eg9z-dasar-dan-tujuan-pastoral-fungsi-
pendampingan-dan-konseling-pastoral.html

file:///C:/Users/Microsoft/Documents/xT1_712007013_Judul.pdf

http://walanghening.blogspot.com/2012/07/alkitab-sebagai-dasar-dari-konseling.html?m=1

https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Mazmur#:~:text=Kitab%20Mazmur%20%28disingkat%20M
azmur%3B%20akronim%20Mzm.%29%20merupakan%20salah,Kitab%20Mazmur%20merupaka
n%20bagian%20dari%20kelompok%20kitab-kitab%20puisi.

http://walanghening.blogspot.com/2012/07/alkitab-sebagai-dasar-dari-konseling.html?m=1

https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Petrus_yang_Pertama

https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Petrus_yang_Kedua

24
25

Anda mungkin juga menyukai