Anda di halaman 1dari 18

Tumou Tou, Volume VI, Nomor 2: 128-145

ISSN 2355-3308

SEKSUALITAS: SUATU TINJAUAN ETIS KRISTIANI


TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA FAKULTAS
TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
TENTANG HUBUNGAN SEKS
Allan Rifandi Sumeleh
Kerapatan Gereja Protestan Minahasa

sumelehallan@gmail.com

Diterima 8 Maret 2019

Disetujui 14 April 2019

ABSTRACT
Sexuality for some people is often considered a taboo thing to talk about but among young people this is important
to know especially among students. Because in the era of openness of various information, it becomes interesting
to discuss sexuality in various studies. The purpose of this study is to ethically study theological issues of sexuality
in the understanding of students of the Theological Theology Faculty at the Indonesian Christian University of
Tomohon by using descriptive qualitative research methods and using the theories of Malcolm Brownlee and J.
L. Abineno and trying to study them in Bible view.

Keywords: Sexuality, Ethical Review of Christianity and Sexual Relations

ABSTRAK
Seksualitas bagi sebagian orang sering dianggap hal yang tabuh untuk dibicarakan tetapi dikalangan Remaja
Pemuda hal ini penting untuk diketahui apalagi dikalangan para mahasiswa. Karena di era keterbukaan berbagai
informasi, menjadi menarik untuk membahas seksualitas dalam berbagai kajian. Tujuan Penelitian ini adalah
untuk mengkaji secara Etis teologis masalah seksualitas dalam pemahaman mahasiswa Fakultas Teologi Teologi
di Universitas Kristen Indonesia Tomohon dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif deskriptif dan
menggunakan teori Malcolm Brownlee dan J. L. Abineno dan berusaha mengkajinya dalam pandangan Alkitab.

Kata Kunci: Seksualitas, Tinjauan Etis Kristiani dan Hubungan Seks

PENDAHULUAN dan kedudukan manusia dengan ciptaan


Manusia adalah makhluk ciptaan lain.
Tuhan yang termulia berbeda dengan Manusia sebagai subjek yang
ciptaan lainnya. Dalam diri manusia mengolah dan memanfaatkan sumber daya
terdapat potensi atau kemampuan rasio dan alam yang ada dan tersedia, karena di dalam
kemampuan akal budi yang lebih tinggi diri manusia terdapat potensi-potensi yang
dibandingkan dengan ciptaan lain. dapat digunakan untuk mengolah dan
Kemampuan rasio dan kemampuan akal memanfaatkan sumber daya alam yang ada
budi inilah yang membedakan eksistensi dengan tujuan untuk meningkatkan
Sumeleh, A. R., 2019

kesejahteraan hidup. Jadi pembangunan gagasan dan harapan-harapan serta


bisa ada dan berlangsung karena upaya pandangan orang lain diinternalisasikan
manusia dan terwujudnya cita-cita untuk mendukung identitas mereka pada
pembangunan, sumber daya manusia taraf pertumbuhan dan perkembangan.1
merupakan kekuatan. Karena posisi seperti ini, nampaknya
Bangsa Indonesia dalam pemuda kurang menguasai dan
menjalankan pembangunan jangka panjang mengendalikan diri sehingga
membutuhkan sumber daya manusia yang mempengaruhi eksistensi mereka sebagai
kreatif serta berpikir ke masa depan untuk pemuda gereja. Sebab tidak jarang di
kelangsungan hidup bangsa Indonesia. tengah-tengah masyarakat maupun gereja
Dalam pelaksanaan pembangunan tersebut, terjadi penyimpangan prilaku di kalangan
faktor sumber daya alam dan sumber daya generasi muda, sehingga timbul masalah-
manusia sangatlah menentukan. Pada masalah yang mengakibatkan adanya
hakekatnya sumber daya alam adalah objek ketimpangan-ketimpangan sosial karena
sedangkan sumber daya manusia adalah penyimpangan prilaku bahkan sampai pada
subjek. penyimpangan seksual yang disebabkan
Mengingat bahwa mengemban oleh pemuda itu sendiri.
tugas pembangunan bukanlah tugas yang Penyimpangan seksual adalah
mudah, maka untuk kelangsungan aktivitas seksual yang ditempuh seseorang
pembangunan tersebut bangsa Indonesia untuk mendapatkan kenikmatan seksual
membutuhkan generasi muda yang mampu dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara
berpikir dan bertindak demi masa depan. yang digunakan oleh orang tersebut adalah
Dengan demikian, generasi muda harus menggunakan obyek seks yang tidak wajar.
dipersiapkan sejak dini baik dari Kaum Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat
muda dalam hubungannya dengan psikologis atau kejiwaan, seperti
perkembangan dunia dewasa ini seringkali pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan
mengalami kendala dalam menghadapi pergaulan, dan faktor genetik. Berikut ini
pertumbuhan dan perkembangan mental macam-macam bentuk penyimpangan
dan spiritual. Sebab generasi muda pada seksual: 1. Penyalahgunaan Narkoba. 2.
dasarnya sangat senang berinteraksi dengan Pelacuran. 3. Penyimpangan seksual
lingkungan dan situasi yang ada. Gagasan- (homo, lesbian, biseksual, pedofil, sodomi,

1
Ch. M. Shelton, Spiritual Kaum Muda
(Yogyakarta: Kanisius, 1987) 57.

129
Sumeleh, A. R., 2019

zina, seks bebas, transeksual). 4.Tindak pada masanya sangat penting untuk
Kriminal atau Kejahatan (perampokan, diperhatikan karena pada masa ini mereka
pencurian, pembunuhan, pengrusakan, banyak mengalami perubahan dalam
pemerkosaan). dirinya, baik dari segi fisiknya maupun
Situasi ini membuat pemuda- mentalnya. Pemuda itu kreatif dalam
pemuda diperhadapkan pada nilai-nilai menghasilkan ide-ide, gagasan-gagasan
baru yang tidak selamanya benar dan sesuai untuk masa depannya. Untuk mencapai ide-
dengan etika Kristen. Akibatnya dalam diri ide, gagasan-gagasannya, mereka
pemuda terjadi perubahan tingkah laku. Di mempunyai semangat yang tak pernah
satu pihak perubahan yang terjadi padam untuk mewujudkan hal yang
mengarah pada perkembangan yang positif, diyakininya tersebut.
tetapi di pihak lain mengakibatkan Dalam penelitian ini, yang
terjadinya praktek-praktek yang dimaksud pemuda adalah mahasiswa.
menyimpang dalam kehidupan Penulis membatasi pada mahasiswa usia
bermasyarakat. Ini diakibatkan karena muda (17 tahun sampai dengan 25 tahun)
pemuda tidak mampu menguasai diri dari dan yang belum menikah.
pengaruh-pengaruh yang ada sehingga Mahasiswa adalah salah satu
mempengaruhi identitas mereka sebagai elemen penting yang diharapkan dapat
pemuda gereja. melakukan perubahan dan memberikan
Untuk mengantisipasi terjadinya kontribusi nyata terhadap bangsa dan
penyimpangan-penyimpangan perilaku di negaranya. Menjadi mahasiswa seharusnya
kalangan pemuda, termasuk didalamnya menjadi langkah awal yang nyata untuk
penyimpangan seksual. Orang tua, gereja melakukan perubahan. Rasa idealisme yang
harus memperhatikan pemuda dalam segala ada pada diri mahasiswa sudah seharusnya
aspek kehidupannya sebagai generasi didukung oleh seluruh masyarakat sebagai
penerus. Keluarga sebagai lembaga terkecil penyalur aspirasi masyarakat untuk
dalam masyarakat merupakan tempat membawa bangsa ke arah yang lebih baik.
pertama seorang anak mendapatkan Kata Mahasiswa dibentuk dari dua kata
pendidikan termasuk didalamnya dasar yaitu “maha” dan “siswa”. Maha
pendidikan seks. berarti besar atau agung, sedangkan
Pemuda yang dimaksud adalah siswa berarti orang yang sedang belajar.
yang menurut masyarakat pada umumnya Kombinasi dua kata ini menunjuk pada
ialah mereka yang belum menikah dan yang
tidak lagi termasuk anak-anak. Pemuda

130
Sumeleh, A. R., 2019

suatu kelebihan tertentu bagi pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-


penyandangnya. 2 situasi atau kejadian-kejadian.3
Pada hakikatnya pergaulan a. Lapangan
diperlukan untuk penyempurnaan martabat Lapangan penelitian atau tempat
manusia. Namun di situ tidak selalu penelitian di asrama dan pemondokan di
mengarah pada kehidupan yang positif mana tempat tinggal mahasiswa fakultas
untuk pembangunan mental. Malah Teologi Universitas Kristen Indonesia
sebaliknya sering pergaulan itu berkibat Tomohon. Pemilihan tempat ini didasarkan
negatif bahkan menghambat kelancaran bahwa responden umumnya mendiami
jalinan hidup sosial. tempat-tempat tersebut.
Kian maraknya persoalan tentang b. Jenis Data Penelitian
seksualitas yang terus disoroti di kalangan Ada dua jenis data, yakni kualitatif
pergaulan pemuda-pemudi karena tidak dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data
mengerti bahwa seksualitas adalah yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh,
anugerah Allah bagi setiap manusia. Oleh ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto.
karena itu harus di jaga sebagaimana Sedangkan data kuantitatif adalah data yang
anggota tubuh yang lain. berbentuk angka atau data yang
Sebagian mahasiswa Fakultas diangkakan/scoring.4
Teologi sebagai kaum muda tidak lepas dari Dalam penelitian ini, penulis
kekurangpahaman tentang Seksualitas. menggunakan data kualitatif yang
Kenyataan ini berdampak pada menghasilkan data-data deskriptif atau
penyalahgunaan seks. paparan dengan kata-kata secara terperinci
yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan
METODE perilaku yang dapat diamati.5 Singkatnya,
1. Metode Penelitian Deskriptif penelitian deskriptif adalah menuturkan
` Dalam pelaksanaan penelitian ini serta menggambarkan kenyataan yang ada.6
penulis menggunakan metode penelitian 2. Teknik Pengumpulan Data
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah a. Obsevasi
penelitian yang bermaksud untuk membuat

2 5
http://blogspot.com/2012/11/membangkitkan- Lexi Moleong, Metode Penelitian Kualitatif.
spirit-gerakan-mahasiswa.html Bandung: PT. Remaja Karya, 1989,4
3 6
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian. Winarto Surakhmad , Pengantar Penelitian
Jakarta: Rajawali, 1989, 19 Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1982, 139
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2011,6

131
Sumeleh, A. R., 2019

Penulis melakukan observasi atau obyek/subyek yang mempunyai kualitas


mengamati langsung, yakni hadir bersama- dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
sama dengan mahasiswa dalam perkuliahan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
dan kegiatan-kegiatan di luar perkuliahan ditarik kesimpulannya.9
(ibadah-ibadah kerukunan mahasiswa) Sampel adalah sebagian atau wakil
karena peneliti adalah mahasiswa Fakultas populasi yang diteliti.10 Teknik Sampel
Teologi. yang digunakan dalam penelitian ini ialah
b. Wawancara Sampel Random, atau Sampel Acak,
Untuk mendapatkan data yang Sampel Campur. Teknik sampling ini diberi
akurat, maka penulis menggunakan jenis nama demikian karena di dalam
wawancara baku terbuka. Jenis wawancara pengambilan sampelnya peneliti
ini adalah wawancara yang menggunakan ‘mencampur’ subjek-subjek di dalam
seperangkat pertanyaan baku. Urutan populasi sehingga semua subjek dianggap
pertanyaan, kata-katanya, dan cara sama.11
penyajiannya pun sama untuk setiap Populasi yang dimaksudkan di sini
responden.7 ialah para mahasiswa yang berada di
c. Analisa Data Fakultas Teologi yang berjumlah 108 jiwa.
Kegiatan analisa adalah upaya Dari populasi tersebut penulis menetapkan
memahami makna dari data yang diperoleh 53 jiwa yang menjadi sampel, di mana 53
dan mulai mengidentifikasi data kemudian jiwa ini adalah mahasiswa Fakultas
menguraikan data serta mengevaluasi Teologi. Alasan penulis memilih 53 jiwa ini
tingkat kepercayaannya. yakni, para responden ini mudah ditemui di
d. Penetapan Populasi dan Sampel pemondokan dan yang berada di asrama.
Dalam penelitian ini penulis Mahasiswa lainnya sulit ditemui karena
menggunakan jenis populasi terbatas mereka tidak tinggal di Tomohon. Dengan
karena jumlah populasi diketahui secara kata lain, para mahasiswa selain 53 jiwa ini
pasti yaitu mahasiswa yang diteliti tidak menetap dan tidak tinggal di
berjumlah 100 jiwa. Tomohon.
Populasi adalah keseluruhan subjek Perempua Laki-
penelitian.8 Populasi diartikan sebagai n laki
wilayah generalisasi yang terdiri atas:

7 9
Moleong, 1989. 188 Sugiyono, 2011:297
8 10
Suharsimi Arikunto, Prosudur Penelitian. Suharsimi Arikunto, 1997:117
11
Jakarta: Rineka Cipta, 1997. 115 Suharsimi Arikunto, 1997:120

132
Sumeleh, A. R., 2019

Semeste Jumlah Jumla Jumla membantu manusia untuk mampu


r h h mempertanggungjawabkan keputusannya
I 7 3 10 untuk bersikap dan berperilaku atau
III 5 4 9 bertindak tertentu dalam hidupnya.
V 5 4 9 Orientasi membantu manusia untuk
VII 8 3 11 melakukan sesuatu dengan arah dan tujuan
VIIII 9 5 14 yang jelas. Dengan demikian manusia tidak

Jumlah 53 menjadi bingung di mana ia berada dan ke

KAJIAN PUSTAKA arah mana ia harus bergerak untuk

A. Pengertian Etika mencapai tujuannya.

Kata “Etika” dari bahasa Yunani Ketika berbicara etika, pembicaraan

kuno. Kata Yunani ethos, dalam bentuk tersebut tidak pernah lepas dari istilah

tunggal mempunyai banyak arti: tempat “moral”. Dengan kata lain, istilah atau kata

tinggal yang biasa: padang rumput, “moral” senantiasa muncul dalam diskusi-

kandang: kebiasaan, adat: akhlak, watak: diskusi tentang etika. Dalam bagian ini

perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam akan dijelaskan secara khusus tentang arti

bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat dan makna dari istilah atau kata “moral”

kebiasaan.12 yang selalu muncul ketika kita berbicara

Dalam buku Etika Dasar, Franz tentang etika.

Magnis-Suseno mengartikan etika sebagai Kata “moral” berasal dari kata Latin

ilmu untuk mencari orientasi.13 Artinya “mos” (genetif= “moros”) yang searti

dengan etika manusia dibantu untuk dengan kata Yunani “ethos”, yakni adat,

menemukan orientasi dari sikap dan cara bertindak, tempat tinggal, kebiasaan.14

perilaku yang dilakukannya. Etika Kata “moral” selalu mengacu pada baik-

membantu manusia tidak hanya buruknya manusia sebagai manusia. Istilah

memutuskan untuk bersikap dan berlaku “moral” tidak merujuk pada baik-buruknya

tertentu, tetapi juga membantu manusia manusia sebagai pelaku profesi tertentu,

menyadari dengan sungguh-sungguh dan seperti sebagai dosen, sebagai penceramah,

benar mengapa ia bersikap dan berlaku sebagai dokter, sebagai perawat, sebagai

demikian. Dengan kata lain etika penulis. Dengan kata lain istilah “moral”

12 13
K Bertens, Etika. Jakarta: PT Gramedia Bdk., Franz Magniz-Suseno, Etika Dasar,
Pustaka Utama 1994. 4 Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral
(Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm. 13.
14
Harry Hamersma, Pintu Masuk.... 23

133
Sumeleh, A. R., 2019

merujuk pada inti terdalam atau hakikat demikian, moralitas itu terdapat disaat
manusia, yakni manusia sebagai manusia. orang mengambil sikap yang baik karena ia
Selanjutnya akan ditinjau lebih dalam menyadari eksistensinya selaku umat Allah.
lagi bagaimana sebenarnya moralitas itu Dan ia sadar akan tugas dan tanggung
menurut pandangan para ahli. Dan jawab selaku umat yang percaya. Moralitas
pengertian tersebut dijadikan suatu acuhan adalah sikap dan perbuatan baik yang
untuk lebih memahami secara sederhana benar-benar tanpa pamrih.
tentang moralitas itu bagi manusia, yaitu B. Seksualitas
ajaran tentang yang baik dan buruk J.M. Fuster dalam bukunya yang
kelakuannya. Kita lihat pandangan berjudul Teknik Mendewasakan Diri
beberapa ahli yaitu: Durkheim, seperti yang mengatakan bahwa : ”Seks adalah suatu
dikutip oleh A. Gunawan Setiardja, dalam- daya yang indah yang dianugerahkan oleh
bukunya ‘Dialektika Hukum Moral’ Sang Pencipta kepada kita untuk tujuan
mengatakan bahwa : apa yang disebut yang baik yaitu sebagai daya dorong
moral dan kesusilaan sesungguhnya penghayatan nilai-nilai cinta, penyerahan
hanyalah ikatan dari masyarakat semata- diri, pengabdian, korban, kesetiaan, yang
mata. Mengapa sesuatu dikatakan buruk? semua itu membuahkan kebahagiaan,
Karena masyarakat melarangnya. Mengapa pertumbuhan pribadi dan semakin
sesuatu itu dikatakan baik? Karena mendekatkan kepada Allah”.16
masyarakat menghendakinya.15 Seks adalah ciptaan Tuhan dan
Jadi dari pandangan para ahli di atas, merupakan anugerah yang paling indah.
dapatlah penulis jelaskan bahwa penilaian Untuk itu sebagai manusia haruslah
moral terhadap seseorang bukan hanya mempergunakan anugerah Tuhan ini
dilihat dari sikap dan tindakan manusia dengan tujuan yang baik, karena seks
melalui peran yang dilakukannya, akan mempunyai nilai-nilai cinta, kesetiaan,
tetapi ukuran moral dinilai dari segi pengabdian dan sebagainya. Dengan
kebaikan dan keburukan manusia sebagai demikian, manusia tidak bisa menjadikan
manusia. Moralitas adalah sikap hati seks hanya untuk alat pemuas nafsu,
seseorang yang terungkap dalam tindakan manusia dituntut untuk lebih mendekatkan
lahiriah karena tindakan merupakan diri kepada Tuhan yang adalah Pencipta
ungkapan sepenuhnya dari hati. Dengan seks tersebut.

15 16
Setiardja A. Gunawan, Dialektika J.M. Fuster, Teknik Mendewasakan Diri
Hukum Moral (Kanisius: BPK Gunung Mulia, (Yogyakarta : Kanisius, 1987). 14
1989). 15

134
Sumeleh, A. R., 2019

Selanjutnya Malcolm Brownlee antara laki-laki dan perempuan baik


mengatakan bahwa: “Seks tidak kotor atau hubungan secara biologis, psikologis
najis, malah seks itu baik dan mulia. Seks maupun hubungan secara sosial. Dengan
bukan pokok yang tabu untuk dibicarakan, demikian, seksualitas bukan hanya
seks juga perlu dibicarakan dengan hormat dipahami dari hubungan dua jenis kelamin
karena seks diciptakan Tuhan.”17 yang berbeda ataupun hanya berbicara di
Di bawah ini, penulis sekitar jenis kelamin laki-laki dan
mengemukakan pendapat para ahli perempuan. Akan tetapi seksualitas itu
mengenai seksualitas. J.L.Ch. Abineno: dipahami juga dalam hubungan batin antara
“Seksualitas mencakup hubungan yang sesama manusia baik dalam pergaulan,
biasa, hubungan batiniah antara laki-laki pekerjaan, dalam studi dan sebagainya yang
dan perempuan dalam pergaulan, dalam ada kaitannya dengan cinta dan sayang.
studi, dalam pekerjaan dan sebagainya”.18 Dalam melakukan aktivitas seksual
Menurut S. Kruyt: “Pengertian dari dalam pernikahan, nafsu birahi dan cinta
seksualitas lebih luas dari seks saja. kasih selalu berada pada posisi yang sama.
Seksualitas merangkap hubungan batin Kedua-duanya saling berkaitan dan tidak
antara sesama manusia, terutama antara dua boleh dipisahkan satu dengan yang lain.
orang yang jenis kelaminnya yang berbeda. Karena apabila dalam suatu pernikahan itu
Seksualitas tidak terbatas pada nafsu birahi, hanya terdapat kasih dan tanpa ada nafsu
akan tetapi juga merangkap cinta dan birahi maka pernikahan itu akan rusak,
sayang”.19 demikian juga sebaliknya. Apabila dalam
Menurut Ny. Singgih D. Gunarsa pernikahan hanya ada nafsu birahi tanpa
dan Singgih D. Gunarsa: “Seksualitas ada cinta kasih, maka pernikahanpun akan
meliputi segi-segi yang dapat digolongkan runtuh, karena hanya berfokus pada
pada segi fisik yang terdiri dari biologis, persetubuhan. Jadi kecenderungan seksuil
fisiologis serta segi psikis yaitu emosi”.20 dan cinta kasih selalu berjalan bersama,
Dari pandangan beberapa ahli di karena kedua-duanya adalah anugerah
atas, ternyata ada pengembangan Tuhan sejak manusia diciptakan. Oleh
pengertian seksualitas yaitu hubungan karena itu, apa yang diciptakan oleh Tuhan

17 19
Malcolm Brownlee, Hai Pemuda S. Kruyt. Pendidikan Seksuil Seri
Pilihlah (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986) . 89 Keluarga Sejahtera (Jakarta : BPK Gunung Mulia,
18
J.L.Ch. Abineno, Seksualitas dan 1982) hal. 14
Pendidikan Seksuil (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 20
Y. Singgih D. Gunarsa – Singgih D.
1982) hal. 9 Gunarsa, Psikologi Untuk Muda-Mudi (Jakarta :
BPK Gunung Mulia, 1990) hal. 66

135
Sumeleh, A. R., 2019

harus diterima dengan ucapan syukur (1 manusia “beranak-cuculah dan bertambah


Timotius 4:4-5).21 banyak” (Kejadian 1:28). Itu berarti segala
C. Menurut Kesaksian Alkitab sesuatu yang diciptakan oleh Allah bagi
Secara umum Alkitab, baik manusia harus dipergunakan sebagai
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ciptaan Allah yang agung, termasuk seks.
tidak memiliki satu bagian tertentu yang Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan
membicarakan soal seks atau seksual. perempuan (Kejadian 1:27). Dialah yang
Memang jika dilihat sekilas dalam Alkitab pertama kali berpikir tentang seks dan
nampaknya pembicaraan mengenai hal itu menciptakannya sebagai bagian dari
dapat ditemukan, tetapi hanya dibicarakan rencana-Nya yang agung. Dengan demikian
secara tidak langsung misalnya, dosa Allah menciptakan manusia sebagai
perzinahan, hawa nafsu, atau percabulan. makhluk seksual.22 Narasi penciptaan
Namun, jika yang dimaksud adalah (karya sumber P sesudah pembuangan)
pembicaraan mengenai “apa atau menekankan bahwa manusia diciptakan
bagaimana seks itu” maka tidak ada satu sebagai makhluk seksual. Manusia
bagian yang secara detail membicarakan diciptakan sebagai laki-laki (ish) dan
hal itu. Meskipun demikian, persoalan perempuan (ishshah) dan dalam perbedaan
mengenai “apa dan bagaimana seks itu” seks itu mereka mencerminkan Allah :
dapat dimengerti dari beberapa bagian ayat “maka Allah menciptakan manusia itu
dalam Alkitab seperti berikut ini: menurut gambar-Nya, menurut gambar
1. Perjanjian Lama Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
Allah menciptakan manusia sebagai perempuan diciptakan-Nya mereka”
makhluk yang paling mulia di antara (Kejadian 1:27). Itu berarti seksualitas tidak
ciptaan atau makhluk yang lain. Sebagai hanya sesuatu yang baik, tetapi sekaligus
makhluk ciptaan Allah, manusia memiliki mencitrakan kesucian dan kekudusan
keistimewaan dan keunikan di antara Allah. Narasi kedua (karya sumber Y dari
makhluk yang ada. Manusia diberikan oleh abad ke 9 Seb. Kristus) menekankan alasan
Allah kemampuan untuk berpikir dan mengapa dan untuk apa seksualitas
melakukan sesuatu, namun itu bukan diciptakan. Perempuan diciptakan supaya
berarti manusia diberikan kebebasan untuk laki-laki tidak kesepian dan membutuhkan
mempergunakan serta menguasai hasil teman hidup (Kejadian 2:18). Tujuannya
ciptaan Allah. Allah berfirman kepada supaya terjadi komunitas manusia yang

21 22
J. Verkuyl, hal. 74 Brownlee Malcolm. 86

136
Sumeleh, A. R., 2019

dinyatakan dalam kesatuan daging dan adalah perzinahan bnd. Amsal 6:32 “siapa
tulang (Kejadian 2:22-24).23 melakukan zinah tidak berakal budi; orang
Sesudah menciptakan manusia yang berbuat demikian merusak diri”.
Allah melihat bahwa segala yang dijadikan- Kemudian Salomo juga memberi nasehat
Nya termasuk kelamin manusia sungguh untuk menjauhi dari mereka yang selalu
amat baik (Kejadian 1:31). Hal itu berarti melakukan kejahatan, “jauhkanlah jalanmu
seksual diberikan sebagai karunia Tuhan dari pada dia dan jangan menghampiri pintu
kepada manusia. Seks harus diterima rumahnya” (Amsal 5:8).26
dengan ungkapan syukur bukan dengan Selanjutnya dalam Amsal 5:9
rasa takut atau malu.24 Karena pemahaman mengatakan bahwa “supaya engkau jangan
yang salah tentang seksual adalah hal yang menyerahkan keremajaanmu kepada orang
sangat keliru. Bagi orang percaya seksual lain dan tahun-tahun umurmu kepada orang
adalah hal yang wajar bagi suami-isteri kejam”, demikian juga dalam ayat 17
karena itu kenikmatan dalam persetubuhan mengatakan, “biarlah itu menjadi
yang merupakan kasih karunia Allah dan kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi
bukan suatu kebijaksanaan dan kepandaian kepunyaan orang lain”. Dengan penjelasan
manusia. Dengan demikian untuk beberapa ayat di atas, dapatlah kita
menjawab kasih karunia Allah, maka memahami bahwa beberapa ayat tersebut
melakukan hubungan seksual hanya dalam memberi argumentasi bahwa menjaga diri
pernikahan yang kudus karena di dalamnya serta menguasai diri dari berbagai macam
Allah mempersatukan dua manusia dalam godaan di kalangan pemuda sangat sulit
satu daging. untuk dilakukan. Oleh karena itu, demi
Pernikahan merupakan persekutuan mempertahankan kekudusan yang
yang dilaksanakan atas dasar kasih antara diberikan Allah bagi manusia hindarilah
laki-laki dan perempuan untuk melakukan dan jauhkanlah dirimu dari orang-orang
kehendak Allah sebagai anugerah Ilahi kejam agar keremajaan yang dimaksudkan
maupun sebagai tuntutan Ilahi.25 Dengan oleh Salomo tetap terpelihara. Karena hal
tegas dan jelas Salomo mengatakan bahwa itu juga mempengaruhi kehidupan suami-
mereka yang melakukan hubungan seks istri dalam rumah tangga dan bukan tidak
sebelum nikah adalah orang yang tidak mungkin dalam pernikahan terjadi
berakal budi, karena tindakan tersebut perselisihan di antara mereka sebagai

23 25
Robert P. Borrong, Etika Seksual Verkuyl J. 109
26
Kontemporer (Bandung : Ink Media 2006) . 2 White Jerry, Kejujuran Moral dan Hati
24
Brownlee Malcolm, 87 Nurani (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1987). 166

137
Sumeleh, A. R., 2019

suami-isteri. Oleh karena itu menguasai diri dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
dalam pergaulan dimasa muda serta sekarang”. Hal ini mengenai seorang
menjaga kemurnian diri sebagai pemuda perempuan yang kedapatan melakukan
dapat menciptakan kebahagiaan dalam perzinahan. Semua manusia tidak sempurna
persekutuan sebagai suami-istri. Di yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.
dalamnya tercipta sifat keterbukaan serta Demikian juga halnya dengan teks
saling mengenal dengan tidak ada rasa pembacaan di atas tentang seorang
takut, malu apalagi rasa berdosa terhadap perempuan yang berbuat kesalahan. Akan
pencipta. tetapi, perkataan Yesus menurut Injil
Dalam I Samuel 2:22-25 : “Eli Yohanes 8: 11c ”Pergilah dan jangan
sudah sangat tua. Apabila didengarnya berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”.
segala sesuatu yang dilakukan anak- Perkataan Yesus ini adalah suatu keharusan
anaknya terhadap semua orang Israel dan atau perintah yang harus dilakukan oleh
bahwa mereka itu tidur dengan perempuan- perempuan dalam cerita tersebut.
perempuan yang melayani di depan pintu Pasti timbul pertanyaan di antara
Kemah Pertemuan, berkatalah ia kepada kita, apakah perempuan ini diselamatkan
mereka: “mengapa kamu melakukan hal- pada saat ia meninggalkan Kritsus? Kita
hal yang begitu, sehingga kudengar dari dapat mempercayai bahwa ia pasti selamat.
segenap bangsa ini tentang perbuatan- Kita dapat menduga demikian karena
perbuatanmu yang jahat itu? Janganlah perempuan tersebut tidak meninggalkan
begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik Yesus ketika ia mempunyai kesempatan
yang kudengar itu bahwa kamu melakukannya dan juga karena ia menyebut
menyebabkan umat Tuhan melakukan Yesus sebagai Tuhan.
pelanggaran. Jika seorang berdosa terhadap Perempuan dalam teks Injil Yohanes 8:11
yang lain, maka Allah yang akan mengadili; adalah salah satu contoh manusia yang
tetapi jika seorang berdosa terhadap Tuhan, tidak sempurna, yang tidak luput dari
siapakah yang menjadi perantara baginya?” kesalahan dan dosa. Begitu juga dengan
tetapi tidaklah didengarkan mereka kita yang adalah manusia yang penuh
perkataan ayahnya itu, sebab Tuhan hendak dengan kesalahan dan dosa. Akan tetapi
mematikan mereka. menurut teks tersebut, kesalahan dan dosa
2. Perjanjian Baru itu bisa diperbaiki dengan cara tidak
Dalam Injil Yohanes 8:11b dan c berbuat atau mengulang kembali kesalahan
dikatakan bahwa: “Lalu kata Yesus: Aku dan dosa mulai dari sekarang. Hal ini
pun tidak menghukum engkau. Pergilah menunjukkan bahwa ketika kita sudah

138
Sumeleh, A. R., 2019

melakukan kesalahan dan dosa, kita mahasiswa tapi juga masih


diperintahkan untuk janganlah melakukan menampakkan hal yang tidak
hal tersebut. Inipun harus direalisasikan konsisten. Ini bisa dilihat khususnya
dalam kehidupan kita sebagai umat yang mahasiswa yang menjawab hubungan
percaya kepada Yesus Kristus yang adalah seks sebagai perjumpaan yang biasa
Kepala Gereja dan Tuhan Dunia. tapi ketika berbicara mengenai
hubungan seks sebelum nikah maka
HASIL DAN PEMBAHASAN mereka juga merujuk kepada hubungan
Hasil kesepakatan antara penulis kelamin/persetubuhan antara lelaki dan
dengan para responden ialah data yang perempuan.
didapat melalui hasil wawancara adalah b) Bagi mahasiswa yang menjadi
bersifat rahasia. Dengan kata lain, mereka responden, hubungan seks bisa
tidak ingin namanya dimuat dalam dilakukan asalkan berdasar pada cinta
penulisan ini. Dari hasil penelitian lapangan dan tanggung jawab. Para responden
mengenai pemahaman mahasiswa tentang tahu bahwa hubungan seks sebelum
hubungan seks sebelum menikah maka nikah adalah terlarang dan muncul oleh
secara umum penulis menguraikannya sebab-sebab yang negatif tapi tetap
sebagai berikut: bisa dilakuan dengan dasar cinta dan
Ada 53 Mahasiswa yang paham dan dapat tanggung jawab.
menjelaskan tentang seks serta masalah c) Pengetahuan mengenai seks tidak
seksualitas ini dalam hubungan pacaran banyak membantu dalam pencegahan
mereka. Sebagian besar dari mereka terjadinya hubungan seks di luar nikah.
mengerti dan memahami etis tidaknya Pengetahuan tersebut bisa membuat
masalah seks ketika dilakukan sebelum mahasiswa tidak melakukan hubungan
menikah. Tetapi ada juga yang memahami seks sebelum nikah namun bisa juga
hal itu atas dasar suka sama suka. membuat terpicu untuk melakukan hal
Analisa Data Penelitian tersebut. Yang terutama bagi mereka
Berdasarkan analisa yang telah adalah landasan dalam melakukan
dilakukan terhadap hasil penelitian, maka hubungan seks adalah cinta kasih.
penulis dapat merangkum pandangan para Tinjauan Etis Kristiani Terhadap
responden mengenai hubungan seks, bahwa Pemahaman Mahasiswa Fakultas
: Teologi Tentang Hubungan Sex
a) Terminologi mengenai hubungan seks Untuk lebih memahami tentang
masih tidak sepaham di antara etika, haruslah membedakannya dari ajaran

139
Sumeleh, A. R., 2019

moral. Ajaran moral dimaksud ajaran- buruk dari seseorang atau sekelompok
ajaran, wejangan-wejangan, khotbah- orang Kristen dengan berdasarkan pada
khotbah, patokan-patokan, kumpulan kehendak Allah yang nyata dalam karya
peraturan dan ketetapan entah lisan atau dan keteladanan Yesus Kristus. Sedangkan
tertulis, tentang bagaimana manusia harus pengertian kata tinjauan dimaksudkan ialah
hidup dan bertindak agar ia menjadi suatu pemikiran kritis terhadap sesuatu hal
manusia yang baik.27 kemudian memunculkan suatu pandangan
Menurut Kamus Besar Bahasa baru berdasarkan kebenaran. Selajutnya,
Indonesia yang baru (Deprtemen menurut Eka Darmaputera tentang
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), etika penilaian etis ialah, etika Kristen harus
dijelaskan dengan membedakan tiga arti: 1) bertitik-tolak pertama-tama pada kebaikan
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang dan keistimewaan manusia sebagai gambar
buruk dan tentang hakda kewajiban moral Allah. Setiap keputusan dan penilaian etis
(akhlak). 2) kumpulan asas atau nilai yang secara kristiani harus bersifat menghargai
berkenaan dengan akhlak. 3) nilai dan menghormati hakekat manusia yang
mengenai benar dan salah yang dianut suatu istimewa ini.30
golongan masyarakat.28 Pengertian tinjauan etis dari J.L. Ch
Dengan demikian, kata etika bias Abineno mengatakan bahwa: dalam
dipakai dalam arti, pertama: nilai-nilai dan penilaian etis tindakan atau perbuatan orang
norma-norma moral yang menjadi ditempatkan di bawah tinjauan tentang
pegangan bagi seseorang atau suatu yang baik dan yang buruk.31
kelompok dalam mengatur tingkah Di era globalisasi ini kedudukan
lakunya. Kedua: etika berarti kumpulan atau posisi kaum muda masih menjadi topik
asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini pembicaraan yang hangat dari berbagai
adalah kode etik. Ketiga: etika mempunyai pihak karena kaum muda adalah generasi
arti ilmu tentang yang baik atau buruk.29 yang menjadi harapan penentu keberhasilan
Dari beberapa pendapat tentang pembangunan. Tidak jarang pula generasi
pengertian etika di atas, maka jelaslah muda disebut-sebut sebagai tulang
bahwa tinjauan etis kistiani adalah suatu punggung gereja yang kelak akan
tinjauan tentang sikap yang baik dan yang melanjutkan pekerjaan pemberitaan Injil.

27 30
Franz Magnis Suseno, Etika Dasar. 14 Eka Darmaputera, 102
28 31
K. Bertens, Etika, Jakarta: PT Gramedia J.L.Ch. Abineno, Sekitar Etika dan Soal-
Pustaka Utama 1994. 6 soal Etis. Jakarta: BPK Gunung Muia, 1994. 5
29
K. Bertens, Etika, 6.

140
Sumeleh, A. R., 2019

Namun perlulah disadari bahwa pemuda mereka yang telah dipersatukan dalam
sebagai harapan bangsa, negara dan nikah yang kudus.
harapan gereja seperti terlempar dalam Untuk menjaga agar supaya tidak
krisis yang kompleks.32 Sebagai salah satu terjadi hubungan seksual sebelum nikah,
contoh, pelanggaran moral dikalangan maka pergumulan doa sangatlah penting.
muda-mudi semakin hebat.33 Inilah akibat Di samping itu perlu pengendalian diri,
dari ciri khas pemuda yang sangat senang karena hanya dengan mengendalikan diri
dengan gaya hidup modern. Mereka ingin orang takkan terjerumus dalam nafsu
hidup bebas sebagaimana layaknya erotis.35 Manusia diciptakan menurut
manusia yang telah tumbuh dewasa. ‘gambar dan rupa Allah’, justru karena
Pemuda yang mulai beralih dari sikap itulah kekudusan pribadi harus dijaga.
ketergantungan pada keluarga ke sikap Tuhan adalah Khalik dan manusia adalah
membangun diri sendiri,34 bukan berarti makhluk, oleh karena itu segala ciptaan
tidak lagi memerlukan perhatian dan Sang Khalik jangan dirusak oleh ciptaan
bimbingan dari orang tua. Justru pada masa termasuk pribadi manusia.36 Jadi manusia
inilah perhatian orang tua harus sepenuhnya dalam hal ini orang muda harus mampu
dipusatkan pada pemuda. Dijelaskan mengendalikan diri, bergumul dalam doa
kembali kepada pemuda bahwa seks untuk menjaga kekudusan diri sebagai
diciptakan oleh Tuhan sebagai bagian dari ciptaan Sang Khalik. Dengan demikian
rencana-Nya yang Agung untuk kehidupan jelaslah bahwa melakukan hubungan
dan kebahagiaan manusia. Namun seksual sebelum nikah adalah tindakan
bukanlah berarti manusia boleh penyelewengan terhadap maksud Tuhan
menyalahgunakan seks sebagai pemberian pada saat menciptakan seks bagi kehidupan
Allah itu. Oleh karena seks adalah ciptaan umat manusia. Hubungan seks sebelum
Tuhan yang baik, maka manusia harus nikah merusak hubungan yang harmonis
menerimanya dengan syukur dan antara manusia dengan Allah Sang Khalik
bertanggung jawab, artinya melakukan dan antara manusia dengan sesama. Selain
hubungan seksual hanya selayaknya bagi itu juga seks sebelum nikah merusak masa
depan manusia itu sendiri.

32 35
J.J.G.Sondakh, Makna Pergaulan Muda- J.J.G.Sondakh, Educatio Christi No.6.
Mudi Kristen di Tengah Perubahan Nilai Seksual Tahun 1994. 61
36
Masa Kini. Educatio Christi No.6. Tahun 1994. 49 J.J.G.Sondakh, Educatio Christi No.6.
33
J.J.G.Sondakh. Tahun 1994.
34
J.P.Pinontoan,S., Perkembangan Sikap
Religius Remaja dan Pemuda. Educatio Christi No.
11. Tahun 1998. 5

141
Sumeleh, A. R., 2019

Refleksi Teologis suami-isteri sebagai karunia Tuhan dan


Seksualitas adalah karunia Tuhan anugerah yang diberikannya bagi manusia.
yang khusus dimaksud untuk memberikan Hubungan seks dikalangan pemuda, oleh
keutuhan dan kepenuhan dalam setiap Alkitab dipandang sebagai suatu tindakan
pribadi manusia.37 Setiap manusia harus yang merusak hubungan manusia dengan
menerima dan mengakui serta menghargai Allah. Manusia bukan diberikan kebebasan
seksualitas itu dalam dirinya. Tidak mau untuk mempergunakan hasil ciptaan-Nya
mengakui dan menghargai seksualitas akan bagi kita dan bukan pula menyalahgunakan
mengakibatkan penggunaaan yang tak hasil ciptaan-Nya. Menyalahgunakan
sesuai atau penyalahgunaan seks yang ciptaan-Nya (termasuk penyimpangan
berakhir pada penghancuran diri.38 seks) itu sama halnya dengan merusak
Seksualitas bukan diciptakan untuk kekudusan yang diberikan Allah bagi kita
kesenangan belaka, tetapi untuk maksud selaku umat-Nya.
yang lebih mulia daripada itu yakni untuk Menyalahgunakan ciptaan Allah
memperkuat hubungan antara suami dan termasuk penyimpangang seks, sering
isteri.39 dihubungkan dengan perbuatan “dosa
Seks disalahgunakan dan sering tubuh, hawa nafsu, kecemaran, percabulan
dipandang sebagai sesuatu yang dan kenajisan” (Roma 6:12, Galatia 5:19,
mengancam hubungan kita dengan Tuhan, Kolose 3:5). Beberapa daftar dosa dalam
daripada sesuatu yang direncanakan oleh Perjanjian Baru menempatkan
Tuhan untuk memperindah kehidupan penyimpangan seks sama arti dengan dosa-
sebagai anak-anaknya.40 Manusia hanya dosa lain seperti, penyembahan berhala,
ingin melakukan aktivitas seksualnya untuk kebencian, iri hati, pencurian dan
kesenangan dan kenikmatannya, akan tetapi kemabukan (I Korintus 6:9-10, Galatia
aktivitas seksual yang bertujuan untuk 5:19-22). Bagian-bagian Alkitab ini
membentuk hubungan intim dan akrab mengatakan bahwa sifat yang mendasari
terabaikan. penyimpangan seks sama arti dengan
Dalam konteks ciptaan Allah, seks penyembahan berhala dan pencurian.41
hanya diterima dan layak bagi suami-istri Hubungan seks sebelum nikah
yang sah. Karena hubungan seks bagi ataupun penyimpangan seks tergolong pada

37 40
Agudo Philomena, Aku Memilih Engkau. Brownlee Malcolm, hal. 87-88
41
Kanisius 1998. 95 Miles Hebert J, Sebelum Menikah
38
Agudo Philomena, Aku Memilih Engkau. Fahamilah Dulu Seks (Jakarta : BPK Gunung Mulia,
1992) hal. 200
39
Abineno, J. L. Ch. Perkawinan.

142
Sumeleh, A. R., 2019

tindakan dosa tubuh, hawa nafsu, Dalam pemahaman iman Kristen


kecemaran, percabulan dan kenajisan. melakukan hubungan seks sebelum nikah
Penyimpangan seks sama arti dengan menghambat berkat. Hubungan seks
penyembahan berhala, kebencian, iri hati, haruslah dipandang sebagai suatu hal yang
mabuk dan pencurian. Dengan demikian, baik, dalam hal ini perkenalan antara
pemuda yang melakukan hubungan seks perempuan dan laki-laki dalam konteks
sebelum nikah adalah berdosa seperti yang relasi dialog sesama manusia.
diungkapkan di atas. Oleh karena itu untuk
menghindari tindakan-tindakan tersebut,
maka dalam melakukan hubungan seks DAFTAR PUSTAKA
ialah mereka yang telah menikah atau Abineno, J. L. Ch. Diaken. Jakarta: BPK
sebagai suami-isteri sah yang diakui oleh Gunung Mulia, 1994.
masyarakat dan gereja. ----------------------. Penatua, Jabatannya
dan Pekerjaannya. Jakarta: BPK
KESIMPULAN Gunung Mulia 1994.
Seks adalah anugerah Allah kepada ----------------------. Sekitar Etika dan Soal-
manusia. Dengan demikian, seks haruslah soal Etis. Jakarta: BPK Gunung
dipahami sebagai sesuatu hal yang mulia. Mulia, 1994.
Karena seks adalah anugerah Allah, maka ----------------------. Seksualitas dan
manusia dituntut agar melakukannya Pendidikan Seksuil. Jakarta: BPK
dengan baik dan benar. Gunung Mulia, 1982.
Berbicara tentang seks berarti berbicara ----------------------. Perkawinan (Jakarta :
Allah yang adalah pencipta. Dengan BPK Gunung Mulia 1983).
demikian, berbicara tentang seks juga Annie Jaubert. Mengenal Injil Yohanes.
adalah keharusan semua manusia untuk Yogyakarta : Kanisius 1980.
mengetahui, memahami, dan Arikunto, Suharsimi. Prosudur Penelitian.
mendialogkannya dalam kehidupan sehari- Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
hari. Bertens, K. Etika. Jakarta: PT. Gramedia
Melakukan hubungan seks sebelum Pustaka Utama, 1994.
nikah adalah suatu hal yang tidak baik, Borrong, Robert P. Etika Seksual
tidak benar untuk dilakukan, bertentangan Kontemporer. Bandung: Ink Media,
dengan ajaran Gereja, merusak hubungan 2006.
harmonis antara Allah dengan manusia, Brownlee, Malcolm. Hai Pemuda Pilihlah.
merusak masa depan manusia itu sendiri. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

143
Sumeleh, A. R., 2019

Fuster, J.M. Teknik Mendewasakan Diri. Parrinder, Geofrey. Teologi Seksual.


Yogyakarta: Kanisius, 1987. Yogyakarta: Penerbit LkiS, 2005.
Homrighausen E. G. dan I. H. Enklaar, Poerwardarminta, W.J.S. Kamus Umum
Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai
BPK Gunung Mulia, 1987. Pustaka, 1985.
White, Jerry. Kejujuran Moral dan Hati Purwa Hadiwardoyo Al. Moral dan
Nurani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius,
1987. 1990.
James T, Burtchael. Keputusan Untuk Philomena Agudo. Aku Memilih Engkau
Menikah (Yogyakarta : Kanisius (Yogyakarta : Kanisius 1998).
1990). Pusat Pembinaan dan Pengembangan
J.J.G.Sondakh, Makna Pergaulan Muda- Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Mudi Kristen di Tengah Perubahan Indonesia. Jakarta: P.N. Balai
Nilai Seksual Masa Kini. (Educatio Pustaka, 1990.
Christi No.6. Tahun 1994). Shelton, Ch. M. Spiritual Kaum Muda.
J.P.Pinontoan,S., Perkembangan Sikap Yogyakarta: Kanisius, 1987.
Religius Remaja dan Pemuda. Singgih D Y. Gunarsa – Singgih D.
(Educatio Christi No. 11. Tahun Gunarsa, Psikologi Untuk Muda-
1998). Mudi. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Kaunang, K. A. et. al. Jerih Payahmu Tidak 1990.
Sia-sia. Tomohon, 2012. ----------------------. Psikologi Praktis:
Kees Maas. Teologi Moral Seksualitas. Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta:
Bogor: Nusa Indah, 1998. BPK Gunung Mulia, 1995.
Kruyt, S. Pendidikan Seksuil Seri Keluarga Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi
Sejahtera. Jakarta: BPK Gunung (Mixed Methods). Bandung:
Mulia, 1982. Alfabeta, 2011.
Lembaga Biblika Indonesia “Tafsir Sujanto Agus. Psikologi Perkembangan.
Perjanjian Baru: Injil dan Surat- Jakarta: Aksara Baru 1984.
surat Yohanes”. Yogyakarta: Surakhmad Winarto. Pengantar Penelitian
Kanisius, 1981. Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1982.
Moleong, Lexi. Metode Penelitian Suryabrata Sumadi. Metodologi Penelitian.
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Jakarta: Rajawali, 1989.
Karya, 1989. Ukur dan Cooley. Jerih dan Juang. Jakarta:
Lembaga Penelitian Studi DGI 2979.

144
Sumeleh, A. R., 2019

Verkuyl, J. Etika Kristen Seksuil. Jakarta:


BPK Gunung Mulia, 1973.
Wuwungan, O. E.Ch. Bina Warga; Bunga
Rampai Pembinaan Warga Gereja.
Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1994.

Website
http://blogspot.com/2012/11/membangkitk
an-spirit-gerakan-mahasiswa.html
http://blogspot.com/2014/08/istilah-
penyimpangan-seksual.html
Dokumen
BPS. GMIM, Tata Gereja GMIM dan
Penjelasannya bagian IV.

145

Anda mungkin juga menyukai