METPENKUAN KEL 5 Penelitian Deskriptif
METPENKUAN KEL 5 Penelitian Deskriptif
MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 5/Offering
OKTOBER 2023
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karenaatas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penelitian
Deskriptif dan Membuat instrumen Wawancara dan Angket” tepat pada waktunya.
Makalahinidisusundengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Kuantitatifdalam Pendidikan yang diampu oleh Dr. Sulisetijono, M.Si. selaku dosen mata
kuliah ini.
Terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk mengkaji terkait penelitian deskriptif dan membuat instrumen wawancara dan angket
sehingga kami memiliki wawasan dan pengetahuan baru yang nantinya dapat dijadikan bekal
kami untuk penelitian mendatang.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini. Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................1
PRAKATA...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II..........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
A. Definisi Penelitian Deskriptif...........................................................................................6
B. Karakteristik Penelitian Deskriptif...................................................................................7
C. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif.......................................................................................8
D. Metode Penelitian Deskriptif.........................................................................................12
E. Metode Membuat Instrumen Wawancara dan Angket..................................................14
BAB III.......................................................................................................................................17
PENUTUP..................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.....................................................................................................................17
B. Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR RUJUKAN................................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Menyusun instrumen
5
merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan
mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena
itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian
yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini
dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan
pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-
hipotesa yang dibuat. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi
hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,
ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu
atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita
harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu,
sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran
suatu konsep tertentu. Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah
ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan metode membuat instrumen
wawancara dan angket.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6
5. Menjelaskan metode membuat instrumen wawancara dan membuat angket.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Tujuan penelitian deskriptif adalah : (1) menggambarkan secara
9
sistematis dan akurat sebuah fakta maupun karakteristik mengenai populasi
atau mengenai bidang tertentu, (2) menyajikan dasar akar suatu hubungan,
(3) menyimpan informasi data mengenai subjek. Sebagian besar penelitian
pendidikan memiliki kecenderungan kuat untuk menemukan sebab dan
akibat hubungan dan menguji metode dan program pengajaran baru.
Biasanya, Penelitian deskriptif tidak didesain untuk menguji hipotesis,
tetapi lebih pada upaya menyediakan informasi seputar karakter fisik, sosial,
perilaku ekonomi, atau psikologi dari sekelompok orang kebanyakan
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih
untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan.
Namun demikian, bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak
menggunakan hipotesis, ada juga penelitian deskriptif yang memakai
hipotesis.
11
ataupun kelompok masyarakay tertentu. Ada dua macam penelitian perkembangan
12
yaitu perkembangan longitudinal atau jangka Panjang, longitudinal approach dan
perkembangan dalam tahap tertentu atau jangka pendek cross sectional approach.
Penelitian longitudinal meneliti perkembangan sesuatu aspek atau sesuatu hal dalam
seluruh periode waktu, atau tahapan perkembangan yang cukup Panjang,
umpamanya perkembangan kemampuan berbicara dari masa bayi sampai dengan
akhir masa remaja. Penelitian dalam satu tahapan, satu periode waktu atau bersifat
cross sectional hanya meneliti perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja
umpamanya perkembangan kemampuan berbicara hanya pada tahap atau masa bayi,
anak kecil, anak sekolah, remaja awal atau remaja akhir saja. Meskipun hanya
meneliti tahapan- tahapan tertentu, tetapi apabila semua tahapan dilaksanankan
secara serempak, maka perkembangan secara keseluruhan dapat diketahui
(Sukmadinata, 2013).
Dalam studi cross-sectional, orang-orang dari beberapa kelompok usia yang
berbeda dijadikan sampel dan dibandingkan. Misalnya, seorang psikolog
perkembangan mempelajari sifat persahabatan untuk anak-anak pada usia 4, 8, 12,
dan 16 tahun. Seorang ahli gerontologi menyelidiki bagaimana pensiunan berusia
70- an, 80-an, dan 90-an cenderung menghabiskan waktu luang mereka. Dalam
studi longitudinal, sekelompok orang diikuti selama beberapa bulan atau tahun, dan
data yang terkait dengan karakteristik yang diselidiki dikumpulkan pada berbagai
waktu. Misalnya, seorang psikolinguistik mungkin bagaimana bahasa lisan anak-
anak perubahan antara usia 6 bulan dan 5 tahun. Atau seorang psikolog pendidikan
mungkin mendapatkan ukuran pencapaian akademik dan penyesuaian sosial untuk
sekelompok siswa kelas empat dan kemudian, 10 tahun kemudian, mencari tahu
siswa mana yang telah menyelesaikan sekolah menengah (dan berapa IPK sekolah
menengah mereka) dan mana yang tidak. (Leedy & Jeanne, 2015)
3. Studi Perbandingan
Studi perbandingan (comparative study atau causal comparative study)
merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingan dua situasi, kejadian,
kegiatan, program, dll yang sejenis atau hampir sama. Dalam studi ini yang
diperbandingkan adalah semua unsur atau komponennya. Pembandingan kegiatan
atau program umpanya meliputi dasar, tujuan, lingkup, langkah-langkah kegiatan,
organisasi, pelaksanaan, asaran, dan alat, biaya, pengelolaan, sampai dengan hasil.
Analisis diarahkan pada pelaksanaan, factor-faktor pendukung dan hasil. Dari hasil
perbandingan tersebut dapat ditemukan unsur-unsur atau factor-faktor penting yang
13
melatarbelakangi persamaan dan perbedaan (Sukmadinata, 2013).
14
Penelitian Komparatif Penelitian berfungsi membandingkan dua perlakuan atau
lebih dari suatu variabel, atau beberapa variabel sekaligus. Tujuan metode
penelitian ini untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan,
atau program. Perbandingan yang dilihat dari bagaimana seluruh unsur dalam
komponen penelitian terkait antara satu sama lain. Perhitungan yang digunakan
berupa persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta faktor
pendukung hasil. Yang ditekankan dari hasil penelitian ini, yaitu bagaimana unsur
pembentuk hasil penelitian dapat menjadi latar belakang dari hasil penelitian
tersebut (Ramdhan, 2021).
4. Studi Tindakan
Penelitian Tindakan Penelitian ini dilakukan setelah ada penelitian lain dan
dilaksanakan dalam bentuk penelitian baru. Penelitian ini adalah jenis turunan dari
penelitian terapan. Tujuan metode penelitian ini sebagai evaluasi pada sebuah
keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, serta kelayakan suatu program,
produk, atau kegiatan tertentu, yang pada akhirnya bisa mendapatkan perbaikan
agar hasilnya lebih baik (Arifin, 2014).
5. Studi Tindak Lanjut
Studi tindak lanjut (follow up study) merupakan pengumpulan dan analisis data
terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah menyelesaikan suatu program
Pendidikan, Latihan atau pembinaan. Studi ditujukan untuk mengetahui kegiatan
dan perkembangan mereka setelah ke luar dari institusi Pendidikan atau pembinaan.
Apakah ada dampak dari Pendidikan, pelatihan atau pembinaan yang telah mereka
ikuti terhadap posisi mereka dalam jabaran structural atau fungsional? Adakah
peningkatan performasi dan kinerja mereka, mampukah mereka mengaplikasikan
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mereka terima dari Lembaga
Pendidikan yang baru saja mereka selesaikan. Bagi para lulusan yang bukan
pegawai, berapa lama waktu mereka menanti sampai dapat pekerjaan, dalam jabatan
atau tugas apa mereka ditempatkan?, dll. (Sukmadinata, 2013).
6. Studi Waktu dan Gerak
Penelitian ini menekankan pada dua variable yaitu variable waktu dan gerak.
Karakteristik penelitian waktu dan gerak yaitu : a) banyak dilakukan dibidang
industry, b) observasi dan pengukuran terhadap Gerakan-gerakan badan yang
dilakukan oleh para pekerja sewaktu melaksanakan tugas produksi, dan c)
kecenderungan menggunakan instrumen stopwatch dan kamera gerak. Contoh dari
15
penelitian dalam bidang Pendidikan dan kurikulam dapat digunakan umpamanya
16
untuk mengukur waktu dan gerak dalam penyusunan jadwal pelajaran, Latihan,
dan belajar mandiri, penggunaan alat-alat praktik dan alat bantu pembelajaran
terutama yang rentan panas (Arifin, 2014).
7. Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan
menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus
biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tatapi bisa juga
sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan kasus
karena keunggulan atau keberhasilannya. Kasus ini bisa berkenaan dengan
perorangan atau kelompok (kerja, kelas, sekolah, etnis, ras, agama, social, budaya,
dll). Studi kasus kasus banyak dilakukan. keluarga, lembaga, organisasi, dll. Studi
kasus diarahkan pada mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-
faktor penting yang terkait dan menunjan penting yang terkait dan menunjang
kondisi dan per g kondisi dan perkembangan tersebut. kembangan tersebut.
Penelaahan studi kasus secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu yang
dipandang mengalami kasus tertentu. Misal: ATG yang mampu mengingat berita
dengan cepat; kesurupan masal, gagal dalam belajar,
tidak bersosialisasi, bersosialisasi, siswa yang paling disukai disukai teman-
temannya teman-temannya atau sebaliknya, sebaliknya, selfconcept ATG dan
sebagainya. Analisisnya mendalam (mengungkap semua variabel yang
menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi
kasus (Sukmadinata, 2013).
8. Studi Survei
Penelitian survei melibatkan perolehan informasi tentang satu atau lebih
kelompok orang misalnya tentang karakteristik, pendapat, sikap, atau pengalaman
mereka sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan dan tabulasi jawaban. Tujuan
utamanya adalah untuk mempelajari populasi yang besar dengan mensurvei
sampel dari populasi tersebut, dengan demikian kita dapat menyebut pendekatan
ini sebagai survei deskriptif atau survei normative. Penelitian survei memiliki
desain yang cukup sederhana: Peneliti mengajukan serangkaian pertanyaan kepada
peserta yang bersedia; merangkum tanggapan mereka dengan persentase, jumlah
frekuensi, atau indeks statistik yang lebih canggih; dan kemudian menarik
kesimpulan tentang populasi tertentu dari tanggapan sampel (Leedy & Jeanne,
2015).
17
Karakteristik utama dari survei adalah : 1) Informasi dikumpulkan dari
18
sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik
tertentu seperti ; kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2)
Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan(umumnya tertulis bisa juga
lisan) dari suatu populasi, 3) Informasi diperoleh dari sampel bukan dari populasi
(Sukardi, 2003).
19
Instrumen
20
tersebut secara operasional memberikan definisi kepada variabel penelitian. Oleh
karena itu, sebelum melangkah lebih lanjut, peneliti harus yakin bahwa data yang
akan diperoleh dengan instrumen yang dipilih benar-benar merupakan informasi
yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
4. Identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang
diperlukan
Peneliti harus menentukan kelompok yang akan dicari informasinya.
Dalam sensus, hal ini biasanya berupa kelompok setempat yang telah
dirumuskan dengan jelas, seperti siswa sekolah tertentu. Survei sampel biasanya
meneliti kelompok yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti siswa yang
mempunyai hambatan dalam membaca, siswa yang baru belajar bahasa Arab,
siswa difabel dan sebagainya. Dalam survei sampel, peneliti berusaha memilih
sampel yang akan mewakili populasi induknya d populasi induknya dengan
baik. engan baik.
5. Rancangan prosedur pengumpulan data
Pada tahap ini, peneliti menguraikan jadwal praktis untuk memperoleh
sampel dan menggunakan instrumen.
6. Pengumpulan data
Dijelaskan Sulistyo Basuki (2006), metode penelitian ini
menggunakan berbagai berbagai teknik dan instrumen pengumpulan data, mulai
dari alat sederhana berupa stopwatch, mesin ukuran berat dan penggaris sampai
ke instrumenasi kromatografik dan kuesioner serta uji kepribadian atau sikap.
Teknik dan instrumen khusus dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan
peneliti, contohnya data yang dikumpulkan melalui observasi dapat dibuat lebih
objektif dengan menggunakan senarai uji (checklist) dan gawai lain, seperti
jadwal observasi. Semua teknik dan instrumen pengumpulan pengumpulan data
perlu memiliki atribut kesahihan (validity) dan keandalan (reliability).
7. Analisis data
Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian
dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis
kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-
angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat (data
narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka. Data yang bersifat
kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan menggunakan
21
statistis. Statistik deskriptif bisa berupa rata-rata hitung berupa rata-rata hitung
22
(mean), median, (mean), median, modus, kadang-kadang persentase dan lain-lain.
23
wawancara yang dilakukan dengan menggunakan Skype (skype.com) atau
24
perangkat lunak konferensi video lainnya. Strategi seperti itu dapat membantu
ketika kontak tatap muka diinginkan dengan peserta di lokasi yang jauh. Namun,
peserta harus (a) merasa nyaman menggunakan teknologi modern, (b) memiliki
akses mudah ke peralatan dan perangkat lunak yang dibutuhkan, dan (c) bersedia
menjadwalkan wawancara terlebih dahulu—tiga kualifikasi yang dapat, seperti
wawancara telepon, menghasilkan bias dalam sampel yang dipilih (Leedy &
Jeanne, 2015).
3. Angket langsung
Kuisioner yang dikenal dengan angket, pada dasarnya adalah dafta pertanyaan
yang harus diisi oleh responden yang akan diukur. Dengan kuisioner ini dapat
diketahui tentang data diri, pengalaman, sikap, dan pendapatnya. Bentuk kuisioner
ada dua yaitu kuisioner tertutu dan kuisioner terbuka. Kuisioner tertutup adalah
kuisioner yang disusun dengan menyediakan jawaban yang lengkap. Kusioner
terbuka adalah kuisioner yang disusun tanpa ada pilihan jawaban sehingga
responden dapat bebas mengemukakan pendapatnya (Rukajat, 2018).
4. Angket tidak langsung
Cara lain yang relative cukup muda adalah dengan pengedaran angket melalui
pos atau email. Namun kuesioner yang diedarkan melalui pos atau email atau
media social juga memiliki kekurangan. Misalnya, ketika pertanyaan
didistribusikan melalui surat atau email, sebagian besar orang yang menerima
kuesioner tidak mengembalikannya, dengan kata lain mungkin ada tingkat
pengembalian yang rendah dan orang yang mengembalikannya belum tentu
mewakili sampel yang awalnya dipilih. Kelemahan lain adalah pertanyaan yang
kurang jelas atau tidak dipahami mungkin ditebak atau tidak dijawab atau bahkan
salah tafsir (Leedy & Jeanne, 2015).
Adapun jenis-jenis pertanyaan dalam angket adalah sebagai berikut :
a) Free response
Jenis pertanyaan ini jawabannya tidak terbatas pada jawaban yang
ditentukan oleh peneliti, akan tetapi responden bisa menjawab bebas dan
leluasa mungkin dalam mengungkapkan jawabannya. Pertanyaan ini biasanya
digunakan untuk menanyakan opini, motif, atau persepsi responden mengenai
suatu hal.
b) Directed response
Jenis pertanyaan ini sudah sedikit diarahkan oleh peneliti dalam
25
jawabannya. Sedikit diarahkan maksudnya adalah pertanyaan ini sudah
menjadi spesifik atau mendetail mengenai suatu hal yang ingin ditanyakan
pada responden penelitian.
c) Multiple choice
Jenis pertanyaan ini jawabannya sudah disediakan oleh peneliti dan
responden tinggal memilih jawaban yang sesuai. Keuntungan dari jenis
pertanyaan ini adalah tidak menyulitkan responden untuk memilih
jawabannya.
d) Checklist
Jenis pertanyaan jenis ini adalah modifikasi dari teknik multiple
choice. Pada jenis pertanyaan ini, responden dapat memberikan jawaban lebih
dari satu yang sesuai dengan suatu hal tertentu berkaitan dengan penelitian
dengan cara checklist atau memberikan centang pada poin yang dipilih
responden.
e) Ranking question
Jenis pertanyaan ini membuat responden memilih jawaban-jawaban
yang sesuai dengan cara mengurutkan jawaban-jawaban yang sudah
disediakan oleh peneliti. Jawaban yang dipilih oleh responden adalah jawaban
yang diurutkan sesuai dengan pendapatnya berkaitan dengan suatu hal tertentu
dalam penelitian.
f) Dichotomous question
Jenis pertanyaan ini hanya memberikan dua pilihan jawaban yang bisa
dipilih oleh responden. Dua pilihan jawaban tersebut adalah “Ya” atau
“tidak”. Responden memilih satu di antara dua jawaban tersebut yang sesuai
dengan pendapatnya.
g) Open ended question
Jenis pertanyaan ini seringkali atau umumnya digunakan pada penelitian
kualitatif. Biasanya pertanyaannya dimulai dengan salah satu subjek dan atas
dasar jawaban responden tersebut maka dilanjutkan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang disusun sebagai kelanjutan dari jawaban tersebut.
26
BAB III
PENUTU
P
A. Kesimpulan
1. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang mendasar
memberikan gambaran atau mendiskripsikan suatu fenomena yang aktual
disusun secara sistematis.
2. Penelitian deskriptif mempunyai ciri penelitian deskriptif cenderung
menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara
sistematis, mengutamakan obyektivitas dan dilakukan seacara cermat.
5. Jenis-jenis penelitian deskriptif yaitu studi hubungan (korelasional), studi
perkembangan, studi perbandingan, studi tindakan, studi tindak lanjut, studi waktu
dan gerak, studi kasus, dan studi survei
6. Metode penelitian deskriptif yaitu pernyataan masalah, identifikasi informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah, pemilihan atau pengembangan instrumen
pengumpulan data, identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan
sampel yang diperlukan, merancang prosedur pengumpulan data, pengumpulan
data, analisis data
7. Pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dapat dilakukan melalui beberapa
cara yaitu wawancara langsung, wawancara melalui telepon (online), pengedaran
angket kepada kelompok secara langsung dan melalui email atau media sosial.
B. Saran
Setelah mempelajari pengertian penelitian deskriptif, ciri-ciri penelitian deskriptif,
jenis- jenis penelitian deskriptif, langkah-langkah penelitian deskriptif dan metode
membuat instrument wawancara dan angket diharapkan peneliti selanjutnya dapat
menyusun penelitian deskriptif dan membuat instrumen wawancara dan angket dengan
baik dan benar.
27
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Ary, Donald. 2009. Introduction to Research in Education Eighth Edition. Canada: Cengage
Learning.
Creswell, J. 2015. Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif
& Kuantitatif (Edisi keli; H. P. Soetjipto & S. M. Soetjipto, eds.). Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Furchan, Ahmad. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Belajar Ginau, Maryam B. 2016. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : PT Kasinus
Leedy, P., Jeanne E, O. 2015. Practical Research Planning and Design. England: Pearson
Education Limited.Pearson.
Ramdhan, Muhammad. 2021. Metode Penelitian. Surabaya : Cipta Media Nusantara.
Rukajat, Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Deepublish.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Graha Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
28