Anda di halaman 1dari 51

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara berkembang dengan pertumbuhan
perekonomian yang terus berkembang dari waktu kewaktu. Seiring dengan
perkembangan perekonomian di Indonesia, pertumbuhan penduduk pun makin
meningkat. Hal ini ditandai dengan jumlah kepadatan penduduk yang mengalami
peningkatan setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2022 Penduduk Indonesia
mencapai 275.361.267 jiwa. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan
kelengkapan sarana dibidang perekonomian berupa sebuah pasar sebagai pusat
disrtibusi barang secara langsung maupun tidak langsung yang nantinya dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum.

Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli serta penjual untuk


melakukan transaksi jual beli barang atau jasa.Pasar merupakan bagian terpenting
dalam kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Ciri khas suatu pasar yaitu
ada aktivitas transaksi atau jual beli, adanya interaksi antara penjual dan pembeli
saat tawar menawar barang dagangan, tidak hanya sebagai tempat aktivitas penjual
dan pembeli melainkan sebagai tempat berkumpulnya berbagai suku dan agama
dalam perkembangannya, pasar tradisional juga sebagai media wisata belanja,
edukasi, serta meningkatkan pendapatan pedagang mikro atau terhadap pihak
penggerak ekonomi kerakyatan

Desa Jayabakti, merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan


Pagimana Sulawesi Tengah Indonesia yang terdapat populasi orang Suku Bajo.Desa
jaya bakti sangatlah kurang akan fasilitas pemerintah terutama pasar, yang dimana
mereka harus memperjual belikan hasil hasil laut dan hasil kebun mereka di depan
jalan raya, dan rumah warga yang transaksi tersebut membuat jalan semakin sempit

1
dan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan terhalang. Keberadaan pasar rakyat
memiliki peranan strategis dalam menggerakan roda perekonomian daerah, selain
berpotensi menjadi tempat pusat pemasaran produk petani ,nelayan, industri rumah
tangga dan pabrikan, pasar rakyat juga menampung para pedagang, tenaga kerja,
dan tempat perputaran uang,barang dan jasa bagi masyarakat lokal. Tidak hanya itu
masyarakat yang datang untuk menjual di pasar desa jaya bakti datang dari berbagai
daerah seperti suku saluan yang pada jaman dahulunya sering barter dengan
penduduk desa jaya bakti mereka menukarkan hasil kebun mereka seperti pisang,
ubi-ubian dan sayuran untuk di tukar dengan hasil laut masyaratkat desa jaya bakti
dengan berjalan kaki lsngung selama 3 hari untuk menukar hasil kebun mereka, dan
transaksi itu sampai saat ini masi dilakukan namun sekarang masyarakat disana
sudah sangat berkembang pesat jadi mereka mengantarkan hasil kebun mereka
sudah menggunkan transportasi darat, kemudian suku Makassar yang membawa
baju dan juga peralatan rumah tangga yang kemudian mereka jualkan di pasar
sementara desa jaya bakti.

Dari hasil pembahasan saya mendapatkan hasil wawancana sebagai berikut:


“pemerintah telah menyediakan dana untuk pembangunan pasar di desa jaya bakti
akan tetapi dana tersebut belum di keluarkan sampai saat ini, akibat itu masyarakat
desa jaya bakti mengumpulkan dana sendiri untuk membantu pemerintah daerah
dengan cara menimbun laut yang ada . Dengan tujuan agar dana pemerintah
segera di keluarkan untuk pembangunan pasar di desa jaya bakti”. (Bapak Hasan)

Dengan demikian masyarakat Desa Jaya Bakti Suku Bajo Pagimana Sulawesi Tengah,
memerlukan suatu wadah atau tempat yang baru untuk menampung hasil kebun
serta melaut masayarakat setempat guna menampilkan suasana yang baru. Yang
berbeda dari pasar-pasar tradisional saat ini. Selain itu direncanakan pengolahan
makanan siap saji di dalam desain pasar tersebut, yang bertujuan untuk menarik

2
minat masyarakat berbelanja ke pasar tersebut, dan dapat menjadikan pasar
tersebut sebagai pusat belanja dan kuliner.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarakan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah Bagaimana mendesain Pasar Tradisional Terapung Di Desa Jaya Bakti
Pagimana Sulawesi Tengah yang dimana Pasar terapung ini merupakan salah satu
ciri khas masyarakat suku bajo yang kehidupannya berada di atas air.

1.3 Tujuan
Tujuan di buatnya pasar Tradisional Di Desa Jaya bakti yaitu agar
Memaksimalkan fungsi dan meminimalisirkan permasalahan yang ada dengan tetap
menjaga ketradisionalannya, agar dapat lebih menarik perhatian masyarakat sekitar
untuk membeli kebutuhannya di pasar Di Desa Jaya Bakti Pagimana Sulawesi Tengah
tidak hanya itu pasar akan di buat sesuai standar yang ada

1.4 Sasaran
1.4.1 Sasaran Pengguna
Sasaran pengguna pada perancangan ini adalah masyarakat desa jaya bakti
sendiri dan juga masyarakat yang ada di luar desa jaya bakti.

1.4.2 Sasaran Desain


Untuk mencapai tujuan perancangan, sasaran desain adalah

1. Merancang jalur evakuasi yang ada di dalam bangunan maupun di luar bangunan

2. Merancang bangunan di atas air yang tahan akan beban yang berat

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoretis (Akademis)
Manfaat dari penyusunan ini adalah sebagai referensi untuk menambah
pengetahuan dan melengkapi hasil penelitian tentang perancangan Pasar
Tradisional Di Desa Jaya Bakti di jurusan Arsitektur Universitas Tadulako.

3
1.5.2 Manfaat Praktis (Aplikatif)
Sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan pihak-pihak yang
bersangkutan seperti pemerintah desa jaya bakti pagimana dan juga Pemerintah
daerah Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

1.6 Data Awal


Desa Jayabakti adalah salah satu desa yang letaknya berada di wilayah
Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Desa ini berjarak sekitar 1,5 Km dari
ibukota Kecamatan Pagimana, sedangkan jarak dengan ibukota Kabupaten sekitar
65,5 Km dan jaraknya dengan ibukota Provinsi sekitar 539 Km. Wilayah Desa
Jayabakti berbatasan dengan;
- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Siuna
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pagimana;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tongkonunu.
Desa ini berbentuk sebuah pulau yang terpisah dari desa Tongkonunu dan
Kecamatan
Pagimana, namun sekitar tahun 1980-an atas usaha pemerintah dan swadaya
masyarakat jalur transportasi dapat diusahakan melalui Desa Tongkonunu dan
kecamatan Pagimana. Desa Jayabakti memiliki luas kurang lebih 112,5 Ha yang
terdiri
dari 4 (empat) dusun.
Berdsarkan data monografi, menunjukan bahwa jumlah penduduk Desa jayabakti
4.636 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.320 KK, yang tersebar dalam
empat dusun. Maka untuk lebih jelasnya, penjabaran penduduk Desa jayabakti yang
tersebar di beberapa Dusun dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

Gambar 1.1 Data Penduduk Desa Jaya Bakti


Sumber : Kantor Desa Desa Jaya Bakti

4
Data Penduduk Desa Jaya Bakti

2750
2250
1750
1250
750
250
Dusun 1 Dusun 2 Dusun 3 Dusun 4 Jumlah
Laki-Laki 589 796 700 629 2714
Perempuan 553 613 707 737 2610
Kepala Keluarga 273 346 347 344 1310

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk di desa


jayabakti berjumlah 5.338 jiwa atau 1.310 kepala kelurga yang terdiri dari 1.175
orang anak-anak, 1.613 remaja dan 1.527 orang dewasa. Berdasarkan data tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat desa jayabakti mempunyai generasi- generasi yang
cukup banyak.
Selanjutnya dapat diuraikan keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur
sebagai berikut

Keadaan Ekonomi Penduduk di Desa Jayabakti pada dasarnya memiliki mata


pencaharian yang beragam. Jinis mata pencaharian penduduk dapat kita lihat pada
tabel berikut

Tabel 1.1 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Jayabakti

5
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah ( Jiwa ) Persentase (%)

1 PNS 48 1,77
2 Petani 11 0,40
3 Pedagang 64 2,36
4 Pertukangan 47 1,73
5 Wiraswasta 51 1,88
6 Buruh Pelabuhan 3 0,11
7 Nelayan 1.800 60,45
8 Pensiunan 10 0,33
9 TNI/Porli 3 0,11
10 Propesi Lainya 819 30,97

Jumlah 2.856 100


Sumber : Kantor Desa Jaya Bakti Kec Pagimana

Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa pnduduk desa jayabkati baik orang tua
maupun anak- anak yang berumur usia wajib belajar ikut melaut sehinggah
mayoritas masyarkat bajo bak anak-anak yang putus ssekolah maupun orang tua
bermata pencaharian sebagai nelayan dengan jumlah 1.800 orang (60,45%), dengan
demikina kehidupan masyarakat lebih banyak tergantung dari hasil pendapatan
sebagai nelayan. Selanjutnya yang bermata pencaharian tidak menetap atau
diklasifikasikan lain-lain sebanyak 819 orang ( 30,97% ), sedangkan pedangan
berjumlah 64 orang ( 2,35% ) yang pada umumnya adalah para ibu rumah tangga
yang menjaga warung-warung yang dibangun dari hasil tabungan kelurga. Jadi yang
dimaksud dengan pedagang bukan para lelaki yang bekerja sebagai nelayan.

6
Gambar 1.2 Kondisi Pasar Di Desa Jaya
Sumber : Hasil Survey 2022

Berikut ini merupakan kondisi lokasi penjualan hasil kebun dan juga hasil laut
masyarakat kampung bajo desa jaya bakti kecamatan pagimana. Lokasi tersebut
berada di dusun 3. Aktivitas jual beli tersebut berada di depan jalan dan rumah
warga, dan pelaku dari aktivitas tersebut adalah masyarakat suku bajo sendiri yang
dimana di setiap sore pasar sementara tersebut padat karena adanya transaksi jual
beli, tidak hanya hasil laut yang di perjual belikan ada juga beberapa hasil kebun dari
masyarakat desa jaya bakti yang di perjual belikan di pasar sementara tersebut, dan
juga ada beberapa warga yang mengambil hasil kebun di luar desa jaya bakti seperti
sayuran, tomat cabe dan sebagainya yang kemudian di perjual belikan di pasar
sementara tersebut.

7
Diluar desa jaya bakti terdapat pasar pagimana yang berada tepat di jalan Trans
Kabupaten Banggai, kondisi pasar tersebut berada di sisi kiri dan sisi kanan jalan,
keberadaan pasar tersebut membuat sirkulasi di jalan trans kemacetan dan sangat
menghalangi lalulintas kendaraan yang masuk dan keluar dari kabupaten banggai.

Gambar 1.3 Kondisi Pasar Pagimana


Hasil Survey 2022

8
Tabel 1.2 Penduduk Kecamatan Pagimana

No Desa/Kelurahan 2017 2018 2019 2020 2021


1 Baloa Doda 444 451 458 481 467
2 Asaan 430 436 442 465 471
3 Pakowa 863 877 891 926 938
4 Lamo 374 353 359 380 385
5 Nain 141 143 145 159 161
6 Pinapuan 377 383 389 410 415
7 Sinampangnyo 451 459 466 489 495
8 Hohudongan 193 196 199 215 218
9 Tongkonunuk 592 602 611 639 648
10 Jaya Bakti 4547 4624 4699 4846 4925
11 Pagimana 2754 2800 2845 2937 2989
12 Basabungan 1211 1231 1251 1297 1317
13 Pisou 964 979 994 1032 1048
14 Lambangan 643 653 663 692 701
15 Sepak 670 681 691 720 730
16 Taloyon 338 344 350 371 376
17 Uwedaka 585 594 602 628 636
18 Tintingan 784 797 809 842 854
19 Bungawon 456 464 471 494 500
20 Huhak 374 380 386 407 412
21 Poh 1212 1232 1251 1297 1315
22 Toipan 356 361 366 386 391
23 Siuna 1139 1156 1176 1220 1239
24 Bajo Poat 174 176 178 193 16
25 Balai Gondi 300 305 309 327 331
26 Tempe 127 129 131 144 146
27 Gomuo 68 68 69 81 82
28 Samma Jatem 1420 1443 1465 1517 1544
29 Bondat 507 515 523 548 555
30 Ampera 334 339 343 362 36
31 Bulu 374 380 386 407 412
32 Tombang 281 285 289 307 311
33 Dongkalan 266 270 274 292 296
Kecamatan Pagimana 23.722 24.108 24.481 25.511 28.891

Sumber Data : Kantor Desa Kecamatan Pagimana

Berdasarkan tabel pemduduk di atas kecamatan pagimana mempunyai rata-rata


penduduk 127.073 orang. Dansaat ini sangat membutuhkan pasar yang layak
digunakan.

9
2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Judul


2.1.1 Pengertian Pasar
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 mendefinisikan pasar
sebagai area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu, baik
yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza,
pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Pasar merupakan kekuatan penawaran dan permintaan, tempat
penjual yang ingin menukar barang dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar
uang dengan barang atau jasa.

2.1.2 Kecamatan Pagimana


Pagimana adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah,
Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 64 Km Ke Utara dari Kota Luwuk, Ibu Kota
Kabupaten Banggai

2.1.3 Desa Jayabakti


JayaBakti adalah desa di Kecamatan Pagimana, Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia

2.2 Tinjauan Khusus


2.2.1 Pengertian Pasar Tradisional
Menurut Feriyanto, 2006 Pasar tradisional adalah pasar yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat dengan pedagangnya sebagian besar adalah orang
pribumi. Pasar tradisonal tersebut sebagian besar muncul dari kebutuhan
masyarakat umum yang membutuhkan tempat untuk menjual barang yang
dihasilkan serta konsumen yang membutuhkan barang barang tertentu untuk

10
kebutuhan hidup sehari-hari. Pasar tersebut mempunyai fungsi yang positif bagi
peningkatan perekonomian daerah yaitu :
a. Pasar sebagai pusat pengembangan ekonomi rakyat.
b. Pasar sebagai sumber retribusi daerah.
c. Pasar sebagai tempat pertukaran barang.
d. Pasar sebagai pusat perputaran uang daerah.
e. Pasar sebagai lapangan pekerjaan.
Pasar tradisional adalah suatu pasar dimana tempat tersebut merupakan
bertemunya para penjual dan pembeli serta terdapat transaksi jual beli secara
langsung serta pada umumnya terjadi proses tawar-menawar. Bangunan dari pasar
tradisional biasanya berupa los, kios-kios atau gerai, serta dasaran terbuka yang
dibuka oleh para penjual ataupun dari pengelola pasar. Kebanyakan pasar
tradisional menjual berbagai macam barang kebutuhan yang diperlukan sehari-hari,
jasa dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka yang dimaksud dengan pasar Tradisional
adalah tempat yang menyediakan berbagai kebutuhan masyrakat serta tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli secara langsung dengan adanya proses
tawar menawar.
2.2.2 Ciri-Ciri Pasar Tradisional
Ciri-ciri pasar tradisional menurut Permendagri no. 20 th. 2012 adalah sebagai
berikut:
a. Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah daerah.
b. Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Tawar menawar ini
adalah salah satu budaya yang terbentuk di dalam pasar. Hal ini yang dapat
menjalin hubungan sosial antara pedagang dan pembeli yang lebih dekat.
c. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama. Meskipun semua
berada pada lokasi yang sama, barang dagangan setiap penjual menjual barang

11
yang berbeda-beda. Selain itu juga terdapat pengelompokan dagangan sesuai
dengan jenis dagangannya seperti kelompok pedagang ikan, sayur, buah, bumbu
dan daging.
d. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal. Barang
dagangan yang dijual di pasar tradisonal ini adalah hasil bumi yang dihasilkan
oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa dagangan yang diambil dari hasil
bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak
sampai mengimport hingga keluar pulau atau negara. Keungulan Pasar
Tradisional yaitu :
1) Pertama, dalam aktivitas ekonomi berupa transaksi; antara penjual dan
pembeli bisa melakukan transaksi langsung dengan pembelinya.
2) Kedua, terjadinya proses interaksi sosial yang berpengaruh pada keputusan
dan kepuasan antara penjual dan pembeli
3) Ketiga, dari segi lokasi, pasar tradisional letaknya selalu berdekatan dengan
permukiman penduduk.

2.2.3 Jenis Pasar Tradisional


Pasar sebagai perusahaan daerah digolongkan menurut beberapa hal, yaitu :
a. Menurut Jenis Kegiatannya Pasar digolongkan menjadi tiga jenis :
1) Pasar eceran, Yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran
barang secara eceran.
2) Pasar grosir, Yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran dalam
jumlah besar.
3) Pasar induk, Pasar ini lebih besar dari pasar grosir, merupakan pusat
pengumpulan dan penyimpanan bahan-bahan pangan untuk disalurkan
ke grosir dan pusat pembelian.

12
b. Kegiatan Pelayanan yang Terpusat dan Tersebar
1) Fasilitas perdagangan yang terpusat, Prasarana ini merupakan hirarki paling
tinggi dari fasilitas-fasilitas perdagangan dan mempunyai tata letak di pusat
kota. Aktifitas perdagangan terpusat, secara umum terdiri dari :
a) Perdagangan eceran atau retail trade, yang terdiri atas pertokoan dan
pasar dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari
b) Perdagangan besar atau whole sale trade, yang terdiri atas pertokoan,
grosir, keagenan. Daerah ini selain berfungsi sebagai pusat pelayanan
seluruh kota, juga merupakan pusat pelayanan bagi pemasaran produksi
regional dan daerah sekitarnya.
2) Fasilitas yang tersebar, Prasarana kegiatan perdagangan yang tersebar,
berfungsi sebagai pelayanan lingkungan-lingkungan di dalam kota. Dimana
wadah ini di dalam alokasinya adalah di pusat-pusat area pelayanan tersebut
dan menjadi satu dengan fasilitas sosial lainnya dan merupakan pusat dari
pada lingkungan. Tingkat pelayanan pasar tersebut dapat dibagi dalam
beberapa tingkatan pelayanan :
a) Pasar Regional
 Pasar yang berfungsi memberikan pelayanan antar kota, yang
belokasi di pinggiran kota atau perkotaan sekitar jalan arteri
sekunder, kolektor prima pada kawasan perkotaan dan sekitarnya.
 Fasilitasnya berupa perkantoran ekonomi, pertokoan, perpasaran
kantor-kantor pelayanan umum dan City Center.
 Radius pelayanannya yaitu 5-10 km.
 Perkiraan kepadatan yaitu 300/ha.
 Status pasar adalah pasar kota.
b) Pasar Kota
 Adalah pasar yang berfungsi memberikan pelayanan dalam kota.

13
 Berlokasi di pusat kota dan berada di kawasan perdagangan dan jasa.
 Fasilitasnya berupa perkantoran ekonomi, pertokoan, perpasaran.
 Populasi pelayanan yaitu kota dan regional.
 Radius pelayanan antara 3-5 km.
 Perkiraan kepadatan antara 200-250/ha.
 Status pasar yaitu Pasar Wilayah.

c) Pasar Wilayah
 Adalah pasar yang berfungsi memberikan pelayanan bagian wilayah
kota yang meiliputi beberapa lingkungan pemukiman.
 Fasilitasnya berupa perkantoran ekonomi, pertokoan, perpasaran.
 Populasi pelayanan yaitu kota dan regional.
 Radius pelayanan antara 3-5 km.
 Perkiraan kepadatan yaitu antara 200-250/ha.
 Status pasar yaitu Pasar Kota.
d) Pasar lingkungan
 Adalah pasar yang berfungsi memberikan pelayanan meliputi satu
lingkungan pemukiman di sekitar pasar tersebut.
 Fasilitasnya berupa pertokoan, perpasaran, kantor pelayanan umum.
 Populasi pelayanan yaitu antara 70.000-250.000 jiwa.
 Radius pelayanan yaitu antara 5-2 km.
 Perkiraan kepadatan yaitu 100-150/ha.
 Status pasar yaitu merupakan Pasar Wilayah
e) Pasar Blok atau Pasar Kecamatan
 Adalah pasar yang berfungsi memberikan pelayanan tingkat local.
 Fasilitasnya yaitu pertokoan, perpasaran, kantor pelayanan umum.

14
 Populasi pelayanan yaitu antara 20.000 sampai dengan 70.000 jiwa.
 Radius pelayanan yaitu sekitar 1,5 km.
 Perkiraan kepadatan yaitu antara 80-100/ha.
c. Menurut Waktu Kegiatannya Pasar digolongkan menjadi empat jenis :
1) Pasar siang hari yang beroperasi dari pukul 04.00-16.00.
2) Pasar malam hari yang beroperasi dari pukul 16.00-04.00.
3) Pasar siang malam yang beroperasi 24 jam non stop.
4) Pasar darurat, yaitu pasar yang menggunakan jalanan umum atau
tempat umum tertentu atas penetapan kepala daerah dan diadakan
pada saat
peringatan hari-hari tertentu. Seperti : pasar murah Idul Fitri, pasar Maulid,
dsb.
d. Menurut Status Kepemilikannya Pasar digolongkan menjadi tiga jenis :
1) Pasar pemerintah Yaitu pasar yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah
pusat maupun daerah.
2) Pasar swasta Yaitu pasar yang dimiliki dan dikuasai oleh badan hukum yang
diijinkan oleh pemerintah daerah.
3) Pasar liar Yaitu pasar yang aktivitasnya diluar pemerintahan daerah,
yang kehadirannya disebabkan karena kurangnya fasilitas perpasaran yang
ada dan letak pasar tidak merata, biasanya dikelola oleh
perorangan/ketua RW.

15
2.3 Komponen Pasar
2.3.1 Pelaku Kegiatan
a. Pedagang/penjual
Pedagang merupakan pelaku kegiatan pasar yang menyediakan atau
memberikan jasa penjualan/perdagangan. Pedagang berperan sebagai yang
melayani, mereka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan.

Tabel 2. 1 Jenis-Jenis Pedagang Pasar

No. Kriteria Jenis Pedagang


1. Menurut jumlah pelaku Pedagang individu
Pedagang gabungan
2. Menurut jenis kegiatan Pedagang formal
Pedagang informal
3. Menurut modal Pedagang modal kecil
Pedagang modal sedang
Pedagang modal cukup
Pedagang modal besar
4. Menurut status Pedagang tetap
Pedagang temporer
5. Menurut tempat asal Pedagang kota
Pedagang desa
6. Menurut cara penyaluran Pedagang eceran
Pedagang grosir
Pedagang pengumpul
7. Menurut jangkauan pelayanan Pedagang regional
Pedagang kota
Pedagang wilayah
8. Menurut cara pelayanan Pedagang langsung
Pedagang tidak langsung
9. Menurut materi dagangan Pedagang barang riil
Pedagang barang jasa
(Sumber : Ananta Heri)

16
b. Pembeli atau konsumen
Pembeli atau konsumen pasar adalah semua golongan yang datang dengan
tujuan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya dengan harga
murah dan dengan pelayanan langsung. Konsumen pasar ini datang dari
berbagai tempat dan status dan berperan sebagai yang dilayani. Pengunjung
datang ke pasar, selain untuk mendapatkan suatu barang, ada pula yang sekedar
untuk memenuhi tuntutan interaksi sosial yaitu dengan mengobrol dan bertukar
informasi.
c. Penunjang
Penunjang di pasar yaitu :
1) Pemerintah sebagai pemberi izin berdirinya dan beroperasinya pasar.
2) Swasta pedagang penyewa tempat, pelaksana pembangunan pasar.
3) Pengelola melaksanakan pembangunan, pengelola pemasaran tempat,
pengelola kebersihan, pengelola distribusi barang dan stabilitas harga.

2.4 Kegiatan Pasar


2.4.1 Kegiatan Utama Dalam Pasar
a. Jenis Kegiatan Pasar
Dalam suatu pasar kegiatan jual-beli langsung secara tawar-menawar
merupakan kegiatan utama. Unsur-unsur kegiatan yang menunjang pelayanan
jual beli yaitu:
1) Distribusi barang
Kegiatan ini merupakan usaha mensuplai barang dagangan dari tempat asal
ke lokasi pasar dan dari tempat penurunan ke masing-masing tempat
penjualan.

17
2) Penyimpanan barang dagangan
Jumlah dan satuan-satuan volume barang pada pasar lingkungan tidak besar
maka penyimpanan barang belum memerlukan ruang dengan pembatas
khusus dan dapat dilihat oleh pengunjung. Untuk pedagang grosir sebagian
besar barang dagangan disimpan dalam gudang, sedang yang disajikan hanya
sebagian kecil saja.
3) Penyajian barang dagangan
Dalam perdagangan eceran, barang-barang disajikan dengan tujuan
sebanyak mungkin konsumen dapat melihat dan memilih barang yang
diinginkan. Pada penyajian barang inilah tertumpu media komunikasi antara
pedagang dan konsumen. Untuk barang-barang yang disajikan secara eceran
atau grosir, terdapat beberapa kemungkinan penyajian.
a) Table Fixture : Meja-meja menerus.
b) Counter fixture : Almari rendah.
c) Cases fixture : Almari transparan, rak dari kasa, strimin, atau kaca
d) Box fixture : Kotak-kotak terbuka.
e) Black fixture : Rak atau almari yang transparan yang sekaligus berfungsi
sebagai alat penyimpanan.
f) Peralatan sederhana : Keranjang, bakul, kaleng, periuk, dan lain
sebagainya.
Pergerakkan pengunjung dalam kegiatan pasar ada dua unsur utama yang
melakukan perpindahan tempat adalah pengunjung dan barang.
4) Kegiatan jual-beli
Sifat kegiatan jual-beli di pasar adalah langsung berhadapan antar pedagang
dan pembeli yang biasanya disertai dengan tawar-menawar. Pada umumnya
pedagang melayani pembeli dengan posisi : berdiri, duduk atau bersila dan

18
duduk diatas bangku, sedangkan pembeli berdiri tegak untuk mengamati
barang dagangan.

2.5 Persyaratan, Kebutuhan, Standart Perencanaan dan Perancangan Pasar Rakyat


(Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:2015)
2.5.1 Persyaratan Umum
a. Lokasi pasar
Lokasi pasar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Setiap lokasi pasar harus mempunyai bukti dokumen kepemilikan yang sah.
2) Lokasi pasar sesuai dengan rencana tata ruang wilayah setempat.
b. Kebersihan dan kesehatan
Kebersihan dan kesehatan yang ada di pasar rakyat harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Fasilitas pasar harus memenuhi ketentuan kebersihan yaitu bebas dari
binatang penular penyakit dan tempat perindukannya (tempat berkembang
biak) seperti : lalat, kecoa, tikus, dan nyamuk.
2) Fasilitas dan peralatan ruang dagang harus memenuhi ketentuan kesehatan
antara lain :
a) Tempat penjualan makanan siap saji harus menyajikan makanan secara
tertutup.
b) Tersedia tempat penyimpanan bahan pangan basah bersuhu rendah (4-
10)°C, khusus untuk ruang dagang bahan pangan basah.
c) Penyajian karkas daging harus digantung.

19
d) Penggunaan alas pemotong (talenan) yang tidak mengandung bahan
beracun, kedap air dan mudah dibersihkan, dibedakan untuk bahan
mentah dan matang
e) Pisau untuk memotong bahan mentah dan matang harus berbeda dan
tidak berkarat.
f) Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan.
g) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang
mengalir, khususnya di tempat penjualan bahan pangan basah.
c. Keamanan dan kenyamanan
Keamanan dan kenyamanan yang ada di pasar rakyat harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Penataan sirkulasi yang memudahkan pengunjung dapat bergerak dengan
leluasa.
2) Bahan bangunan hendaknya berupa bahan yang memudahkan perawatan.

2.5.2 Persyaratan Teknis


a. Ruang Dagang
Ruang dagang terdiri atas toko/kios, los dan jongko/konter/pelataran harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Toko/kios dibuat tidak menutupi arah angin.
2) Los harus dibuat modular.
3) Jongko/konter/pelataran berada pada area yang sudah ditentukan yang tidak
mengganggu akses keluar masuk pasar dan tidak menutupi pandangan
toko/kios atau los.

b. Aksesibilitas Dan Zonasi


1) Aksesibilitas
Aksesibilitas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

20
a) Seluruh fasilitas harus bisa diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang,
termasuk penyandang cacat, dan lansia.
b) Akses kendaraan bongkar muat barang, harus berada di lokasi yang tidak
menimbulkan kemacetan.
c) Pintu masuk dan sirkulasi harus disediakan untuk menjamin ketercapaian
semua fasilitas di dalam pasar, baik ruang dagang maupun fasilitas
umum, termasuk untuk menanggulangi bahaya kebakaran.

2) Zonasi
Penataan zonasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Dikelompokkan secara terpisah untuk bahan pangan basah, bahan
pangan kering, siap saji, non pangan, dan tempat pemotongan unggas
hidup.
b) Memiliki jalur yang mudah diakses untuk seluruh konsumen dan tidak
menimbulkan penumpukan orang pada satu lokasi tertentu.
c) Tersedia papan nama yang menunjukkan keterangan lokasi zonasi.
3) Area Parkir
Area parkir harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Tersedia area parkir yang proporsional dengan area pasar.
b) Tersedia pemisah yang jelas antara area parkir dengan wilayah ruang
dagang.
c) Memiliki tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas dan dibedakan
antara jalur masuk dan keluar.
d) Area parkir dipisahkan berdasarkan jenis alat angkut, seperti: mobil,
motor, sepeda, andong/delman dan/atau becak.
e) Memiliki area yang rata, tidak menyebabkan genangan air dan mudah
dibersihkan.

21
4) Area bongkar muat
Area bongkar muat sebaiknya terpisah dari tempat parkir pengunjung.
Khusus setelah digunakan untuk kegiatan bongkar muat hewan hidup, area
yang digunakan harus dibersihkan dengan metode tertentu.
5) Koridor/gangway
Koridor/gangway harus dapat memberikan kemudahan untuk sirkulasi
pedagang dan pembeli, termasuk penyandang cacat, dalam melakukan
kegiatan transaksi dan keluar masuk barang dari area bongkar muat ke
toko/kios, los, maupun jongko/konter/pelataran.
c. Pos ukur ulang dan sidang tera
Pos ukur ulang dan sidang tera harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Tersedia alat ukur, takar, dan timbang yang sudah ditera/ tera ulang dan
masih berlaku, serta ada penandaan untuk digunakan konsumen dan/atau
pedagang secara mandiri guna memeriksa barang yang dibeli dan/atau
diperdagangkan.
2) Tersedia ruangan permanen atau menggunakan fasilitas lainnya yang
memiliki lantai datar dan terlindung dari hujan untuk menyelenggarakan
kegiatan sidang tera/ tera ulang.
d. Fasilitas Umum
1) Kantor Pengelola
Kantor pengelola pasar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Merupakan ruangan tetap yang dapat berada di area pasar atau di luar
area pasar.
b) Lokasi kantor pengelola harus mudah dicapai oleh pengunjung maupung
pedagang.

22
c) Tersedia Standard Operating Procedures (SOP) yang mendeskripsikan
tugas, cara kerja dan alur kerja setiap jabatan. SOP terdokumentasi
dengan baik dan mudah diakses oleh pihak yang berwenang.
2) Toilet/Kamar Mandi
Toilet dan kamar mandi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah dilengkapi tanda
atau simbol.
b) Toilet terjaga kebersihannya dan letaknya terpisah dari tempat
penjualan.
c) Pada toilet tersedia jamban leher angsa dilengkapi dengan tempat
penampungan air.
d) Tersedia ventilasi dan pencahayaan yang memadai.
e) Penampungan air yang disediakan harus bersih dan bebas jentik
f) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air
mengalir.
g) Limbah toilet/kamar mandi dibuang ke septic tank atau lubang peresapan
yang tidak mencemari air tanah.
h) Lantai dibuat tidak licin dan mudah dibersihkan.
i) Tersedia tempat sampah yang kedap air, tertutup dan mudah diangkat.
3) Ruang Menyusui
Ruang menyusui harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Tersedia ruangan tersendiri yang nyaman dan tertutup.
b) Tersedia fasilitas untuk menyimpan ASI.
c) Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuci
peralatan.
d) Lantai ruangan memiliki permukaan yang rata, tidak licin, tidak mudah
retak, mudah dibersihkan dan terbuat dari bahan yang kedap air.

23
e) Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara.
f) Penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan
4) CCTV
Pemasangan CCTV harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Ditempatkan di lokasi yang dapat memantau seluruh kegiatan pasar.
b) Pemantauan CCTV hanya dapat diakses oleh pengelola pasar.
c) Tidak ditempatkan pada wilayah yang bersifat pribadi misalnya toilet,
kamar mandi, dan ruang menyusui.
5) Ruang Peribadatan
Tersedia ruang untuk melakukan ibadah yang memadai pada area pasar.
6) Ruang Bersama
Tersedia ruang bersama yang digunakan untuk kegiatan komunitas pasar.

7) Pos Kesehatan
Tersedia fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengguna pasar dalam
menanggulangi keadaan darurat, minimal Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).
8) Pos Keamanan
Tersedia pos keamanan yang memadai pada area pasar.
9) Area Merokok
Tersedia ruang untuk merokok yang memenuhi syarat kesehatan.
10) Ruang Disinfektan
Tersedia ruang untuk membersihkan sarana pengangkutan dan peralatan
yang digunakan untuk unggas.
11) Area Penghijauan

24
Area penghijauan yang memadai harus tersedia pada area pasar
e. Elemen Bangunan
Elemen bangunan pasar harus mengikuti persyaratan bangunan terkait yang
sudah ditetapkan, dengan memenuhi ketentuan khusus untuk pasar rakyat
yaitu :
1) Pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua dinding harus
berbentuk lengkung (conus).
2) Bilamana bangunan berlantai dua memiliki ketinggian anak tangga maksimal
18 cm.
3) Lantai yang selalu terkena air harus mempunyai kemiringan ke arah saluran
pembuangan air sehingga tidak terjadi genangan
4) Meja tempat penjualan mempunyai permukaan yang rata, tepi meja
berbentuk lengkung, mudah dibersihkan, dan dilengkapi dengan lubang
pembuangan air sehingga tidak menimbulkan genangan.
5) Meja tempat penjualan untuk zonasi pangan harus memiliki tinggi minimal
60 cm dari lantai serta terbuat dari bahan tahan karat dan bukan dari kayu.
f. Keselamatan Dalam Bangunan
Keselamatan dalam bangunan pasar harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1) Memiliki prosedur keselamatan pengguna bangunan dari kondisi darurat
2) Tersedia jalur-jalur evakuasi dan titik kumpul (assembly point) untuk kondisi
darurat sesuai standar keselamatan pada bangunan.
3) Tersedia sistem pencegahan bahaya kebakaran.
4) Untuk bangunan baru, perencanaan bangunan harus mengakomodasi
kemungkinan melokalisasi bagian bangunan yang terbakar untuk melindungi
bagian bangunan lainnya.
g. Pencahayaan

25
Bangunan harus memiliki pencahayaan alami atau pencahayaan buatan,
termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya dengan persyaratan
tertentu untuk pencahayaan umum, area sekitar tangga, serta area toilet dan
kamar mandi.
h. Sirkulasi Udara
Sistem sirkulasi udara harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Bangunan harus mempunyai ventilasi alami atau buatan sesuai dengan
fungsinya.
2) Bukaan saluran ventilasi harus dirancang untuk menghindari gangguan
hewan.
3) Teknis sistem ventilasi harus terdiri dari bukaan permanen, seperti jendela,
pintu atau sarana lain yang dapat dibuka.

i. Drainase
Drainase harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Ditutup dengan kisi sehingga saluran mudah dibersihkan.
2) Memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga
mencegah genangan air.
3) Tidak ada bangunan los/kios di atas saluran drainase.
j. Ketersediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Jaringan air bersih harus disediakan untuk melayani kebutuhan pengguna
dan kapasitasnya harus dihitung menurut jenis dan jumlah pengguna.
2) Tersedia air bersih secara berkesinambungan dan/atau tempat
penampungan air dilengkapi dengan kran supaya air bisa mengalir.

26
3) Tersedia instalasi air bersih pada area bahan pangan basah.
4) Pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan melalui pengujian secara berkala.
k. Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan air limbah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Direncanakan dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya serta
memisahkan pembuangan air limbah yang mengandung bahan beracun dan
berbahaya dengan air limbah domestik.
2) Limbah cair harus diolah terlebih dahulu dengan persyaratan tertentu
sebelum dibuang ke saluran pembuangan umum.
3) Tersedia saluran pembuangan limbah tertutup yang tidak melewati area
penjualan.
4) Pemeriksaan kondisi limbah cair dilakukan melalui pengujian secara berkala.

l. Pengelolaan Sampah
Persyaratan pengelolaan sampah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Sistem pembuangan sampah direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan fasilitas penampungan dan jenisnya.
2) Tersedia fasilitas pewadahan yang memadai, sehingga tidak mengganggu
kesehatan dan kenyamanan.
3) Tersedia tempat sampah yang kedap air, tertutup dan mudah diangkat serta
dipisahkan antara jenis sampah organik dan non organik.
4) Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan basah
dalam jumlah yang cukup.
5) Tempat sampah harus terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,
kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan.

27
6) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan, dan mudah
dipindahkan.
7) Tersedia Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang kedap air, kuat,
mudah dibersihkan, serta mudah dijangkau petugas pengangkut sampah.
8) Lokasi TPS terpisah dari bangunan pasar dan memiliki akses tersendiri yang
terpisah dari akses pengunjung dan area bongkar muat barang.
9) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.
10) Terdapat kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan prinsip 3R reduce,
reuse, dan/atau recycle (misalnya bank sampah, pembuatan kompos) yang
mempunyai nilai ekonomi.
m. Sarana Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi yang berfungsi sebagai penunjang ketersediaan informasi
harus tersedia di kantor pengelola

2.5.3 Standar N - Standar Sarana Prasarana Pasar Tradisional


a. Kantor Publik
Antropometrik kantor publik ini digunakan sebagai acuan standart penataan
layout kantor pengelola Pasar Terapung Desa Jaya Bakti.

28
Gambar 2. 1. Antropometrik Pos Kerja Berbentuk U
(Sumber: Julius Panero, Dimensi Manusia & Ruang Interior: 180)

Tabel keterangan gambar 2.1

Ket. Cm
A 304.8-365.8
B 152.4-182.9
C 76.2-91.4
D 73.7-76.2
E 304.8-426.7
F 152.4-243.8
G 45.7-61.0
H 61.0-121.9
I 76.2-121.9
J 45.7-55.9
K 106.7-127.0
L 152.4-182.9
(Sumber: Julius Panero)

29
Gambar 2.2 Antropometrik Pos Kerja Dengan Pengarsipan dan Tempat Penyimpanan
(Sumber: Julius Panero, Dimensi Manusia & Ruang Interior: 183)

Tabel Keterangan gambar 2.2


Ket. Cm
A 279.4-330.2
B 152.4-182.9
C 127.0-147.3
D 76.2
E 50.8-71.1
F 137.2-147.3
G 73.7-76.2
H 233.7-274.3
I 91.4
J 142.2-182.9
K 91.4-111.8
L 45.7
M 457.7-66.0
(Sumber: Julius Panero)

b. Ruang Retail
Antropometrik ruang retail ini digunakan sebagai standart pengaturan layout
kios/ los atau toko pada Pasar Terapung Desa Jaya Bakti.

30
Gambar 2.3. Antropometrik Lebar Lintasan Publik Utama
(Sumber: Julius Panero, Dimensi Manusia & Ruang Interior: 201)

Tabel Keterangan gambar 2.3


Ket. Cm
A 167.6 min
B 45.7
C 182.9
D 66.0 – 76.2
E 294.6 – 304.8
F 76.2 – 91.4
G 45.7 – 91.4
H 45.7 min
I 129.5 min
J 167.6 – 28.6
(Sumber: Julius Panero)

31
Gambar 2.4 Antropometrik Pembeli Pada Posisi Duduk dan Tinggi Konter yang
Dikehendaki
(Sumber: Julius Panero)

Tabel Keterangan gambar 2.4


Ket. Cm
A 91.4
B 66.0 – 76.2
C 45.7 – 61.0
D 76.2 min
E 25.4
F 53.3 – 55. 9
G 12.7
H 58.4 – 63.5
I 10.2 – 15.2
J 86.4 – 91.4
K 76.2
L 40.6 – 43.2
(Sumber: Julius Panero)

c. Konter Makanan

Gambar 2.5. Antropometrik Konter Untuk Makan/ jarak Bersih Antar Kursi

32
(Sumber: Julius Panero)

Tabel Keterangan gambar 2.5


Ket. Cm
A 243.8 – 304.8
B 45.7 – 61.0
C 152.4 – 182.9
D 30.5 – 45.7
E 91.4 min
F 25.4
G 152.4 – 167.6
H 121.9 min
I 106.7
J 30.5 – 33.0
K 76.2 – 78.7
L 27.9 – 30.5
M 40.6 – 43.2
N 73.7 – 76.2

(Sumber: Julius Panero)

Gambar 2.6. Antropometrik Meja Makan


(Sumber: Julius Panero, Dimensi Manusia & Ruang Interior: 226)

Tabel Keterangan gambar 2.6


Ket. Cm
A 167.6 – 198.1

33
B 45.7 – 61.0
C 76.2
D 35.6
E 5.1
F 61.0
G 182.9 – 213.4
H 91.4
I 40.6
J 10.2
K 193.0 – 223.5
L 101.6
M 20.3
(Sumber: Julius Panero)

d. Toilet Umum

Gambar 2.7 Antropometrik kakus / WC


(Sumber: Julius Panero)

Tabel Keterangan gambar 2.7


Ket. Cm

34
A 182.9 min
B 81.3
C 167.6 min
D 45.7 min
E 45.7
F 3.8 min
G 91.4
H 137.2 min
I 147.3
J 30.5
K 76.2 max
L 25.4
M 35.6 – 38.1
(Sumber: Julius Panero)

2.8 Studi Banding


2.8.1 Pasar Terapung Banjarmasin Kalimantan Selatan
Pasar Terapung, di Banjarmasin” merupakan sebuah fasilitas umum yang dibuat
guna sebagai sebuah sarana wisata belanja pasar terapung di Banjarmasin.
Dasar ide muncul dikarenakan melihat pasar terapung aslinya yang ada di
bannjarmasin kurang tertata dengan baik dan cendrung merusak sungai karena
sampah pasar yang mengapung di atas sungai sehingga di butuhkan pasar
terapung yang terorganisasi dalam hal jualbelinya yang baik maupun sistem
sampahnya sesuai dengan pasar yang baik dan sehat. “Pasar Terapung di
Banjarmasin” yang sudah memenuhi kateria pasar yang baik dalam proses
jualbeli, tatanan dan juga penanganan sampah. Pasar terapung ini diharapkan
dapat mengembalikan dan mempertahankan tradisi dan lokalitas pada warga
Banjarmasin sehingga para pedagang di pasar terapung ini dan juga
meningkatkan parawisata di Banjarmasin.

35
Gambar 2.8 Pasar Terapung Kalimantan Selatan
Sumber : Jurnal Edimensi Arsitektur Vol. Vi, No. 1, (2018), 865-872

Kemudian dari hasil pengamatan desain massa pada pasar terapung ingin di
buat lebih menyatu dengan sekitar site. Dengan alasan tersebut maka
bangunan pada desain mengambil bentukan bangunan bubungan tinggi yang
merupakan rumah adat daerah banjarmasin dengan atap 60 derajatnya.

Gambar 2.9 Bentuk Atap Pasar Terapung Kalimatan Selatan


Sumber : Jurnal Edimensi Arsitektur Vol. Vi, No. 1, (2018), 865-872

36
Desain pasar terapung di atas sungai mengambil ide dari layar perahu sehingga
terbentuk pasar dengan penutup layar dari kain perca yang di tarik membentuk
segitiga layar

Untuk Struktur pada bangunan “Pasar Terapung” ini sebagian besar


menggunakan struktur rangka dan materialnya kayu seperti gambar di atas.

Gambar 2.10 Struktur Pasar Terapung Kalimantan Selatan


Sumber : Jurnal Edimensi Arsitektur Vol. Vi, No. 1, (2018), 865-872

Penutup atap dermaga “Pasar Terapung di Banjarmasin” , menggunakan sistem


atap membran dengan kain perca sebagai material utamanya yang kemudian
ditarik oleh kabel yang terpusat pada satu tiang yang berada di tengah - tengah
banguanan pasar terapung. Hal tersebut dikarenakan ingin menghadirkan
suasana

Sistem struktur dalam pasar agar dapat mengapung menggunakan struktur


photon yaitu berupa drum-drum bekas yang terdapat banyak di sekitar
pemukiman warga sekitar. Hal ini agar membuat desain terlihat menyatu
dengan fungsinya yaitu pasar terapung yang identik dengan terapung.

37
2.8.2 Pasar Terapung Banjarmasin Kalimantan
Desain Pasar Terapung ini didasari oleh pemikiran kondisi eksistensi pasar terapung
yang sudah mulai berkurang dan infrastruktur bangunan pasar yang terapung,
sehingga masalah desain utama adalah bagaimana menciptakan sistem sirkulasi dan
bangunan pasar terapung yang identik khas Banjar. Selain itu, untuk merespon
kebutuhan sekitar tapak, proyek ini juga mengangkat masalah desain khusus yakni
bagaimana menghidupkan kembali identitas kota Banjar sebagai “Kota Seribu
Sungai” serta sistem struktur dan konstruksi pondasi apung.

Gambar 2.11 Pasar Terapung Banjarmasin Kalimantan


Sumber : Jurnal Edimensi Arsitektur Vol. Vi, No. 1, (2018), 865-872

Pendekatan desain yang digunakan adalah pendekatan sistem dengan empat


prinsip: sistem sirkulasi, sistem pengguna bangunan, sistem pengangkutan barang,
dan sistem bangunan. Kemudian, pendalaman struktur dipilih untuk mencermati
penyelesaian kebutuhan keselamatan pengguna bangunan dan daya tahan
bangunan pasar terapung

38
Masyarakat Banjar memenuhi kebutuhan hidup dengan berdagang. Aktivitas dagang
ini dilakukan diatas sungai dengan menggunakan sampan sebagai alternatifnya. Hal
ini yang kemudian menjadi tradisi turun-temurun nenek moyang, aktivitas dagang
yang seperti ini kemudian sering kita sebut dengan pasar terapung. Hanya saja
seiring dengan perkembangan pembangunan di Banjarmasin, lahan sungai
mengalami penyempitan dan berkurangnya jumlah sungai yang berdampak pada
keberadaan pasar terapung. Saat ini pasar terapung hanya terdapat dua di
Banjarmasin, yaitu Pasar Terapung Lok Baintan dan Pasar Terapung Kuin.

Gambar 2.12 Lokasi Pasar Terapung


Sumber : Jurnal Edimensi Arsitektur Vol.

39
Gambar 2.13 Site Plan Pasar Terapung Banjarmasin Kalimantan
Sumber : Jurnal Edimensi Arsitektur Vol. Vi, No. 1, (2018), 865-872

Pendalaman desain yang dilakukan dalam pasar terapung ini adalah pendalaman
struktur dan konstruksi pondasi. Bangunan pasar ini ingin menciptakan suasana
seperti layaknya pasar terapung pada umumnya yang melakukan seluruh aktivitas
jual- beli diatas air, maka bangunan pasar ini didesain mengapung untuk
mencerminkan ciri khas pasar terapung, maka pondasi bangunan yang digunakan
merupakan pondasi sistem ponton berupa dock blocks yang disusun sepanjang
bangunan dengan sistem kunci menggunakan baut.

Desain pasar terapung ini mengaplikasikan beberapa ciri khas dari bangunan identik
khas Banjar yang telah dipilih sebagai landasan dalam keseluruhan proses desain,
seperti atap Bubungan Tinggi. Desain diawali dengan proses transformasi bentuk,
dengan mempertimbangkan hasil analisa tapak dan zonasi. Pertama, bentuk denah
dibuat mengikuti tapak, kemudian massa bangunan dibagi menjadi dua untuk

40
membedakan zona antar bangunan. Ketiga, fungsi disesuaikan dengan analisa zonasi
dan menyesuaikan dengan sirkulasi pengguna bangunan serta sirkulasi barang.
Keempat, pengolahan ruang luar, merespon pedestrian dan penyediaan area lahan
parkir kendaraan untuk pengguna bangunan.

Rangka atap bangunan ini menggunakan rangka atap kuda-kuda kayu dengan
bentang 6m (Gambar 2.25). Rangka atap Bubungan Tinggi menyerupai atap pelana
dan pada bangunan khas Banjar identik dengan material kayu, sehingga ini menjadi
salah satu pertimbangan dalam pemilihan jenis dan material atap. Selain itu alasan
pemilihan jenis atap ini yaitu untuk menunjukan dan memperkenalkan hal unik dan
menarik yang menjadi ciri khas bangunan identik khas Banjar, berupa atap yang
menjulang tinggi dengan proporsi yang cukup besar, serta bentuk atap yang semakin
tinggi semakin lancip.

3.METODE PENELITIAN

41
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dugunakan adalah Metode Perancangan Arsitektur. Dimana
penulis melakukan penelitian berdasarkan literatur, dokumentasi dan karya ilmiah
serta sumber-sumber lainnya yang di terjemahkan dalam analisis makro dan mikro.
Hal ini di maksudkan untuk memperoleh informasi tentang konsep dan teori-teori
yang berkaitan dengan objek penelitian di lapangan, dimana penulis melakukan
Observasi, wawancara, dan studi pustaka, dan dokumentasi sebagai bagian dari
pengambilan data yang dapat dijadikan landasan dalam mendesain Pasar Tradisional
Desa Jaya Bakti Kecamatan Pagimana Sulawesi Tengah.

Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian
Sumber : Penulis 2022

42
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai , Provinsi
Sulawesi Tengah. Tepatnya berada Di Desa Jaya Bakti.
Lokasi tersebut akan dianalisis lebih lanjut guna menentukan kebutuhahan fasilitas
untuk desain bangunan Pasar Tradisional Di Desa Jaya Bakti Kecamatan Pagimana
Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

3.3 Jenis Dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan data primer sebagai data utama yang diperoleh
secara langsung di lapangan dan data sekunder sebagai data pendukung untuk
melengkapi hasil penelitian.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan interaksi langsung ke
sumber data, baik dengan cara wawancara, pembagian kuesioner maupun
observasi langsung ke lokasi penelitian. Yang merupakan data primer dalam
penelitian ini adalah data mengenai kondisi eksisting sebagai dasar
pertimbangan pembangunan pasar di desa jaya bakti, dan mewawancara
masyarakat setempat. Informan yang dipilih dalam penetian ini merupakan
orang yang dianggap mempunyai informasi atau pengetahuan terkait dengan
obyek penelitian.
b. Data Sekunder
Berupa data pelengkap yaitu survey literatur untuk mendapatkan referensi
berupa teori-teori. Dalam hal ini adalah teori mengenai konsep perancangan
pasar, teori mengenai persyaratan ruang, besaran ruang dan lain-lain . literatur
diperoleh melalui buku panduan, situs internet dan lain-lain.

43
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Observasi Lapangan
Mengamati secara langsung kondisi tapak di lokasi perencanaan yaitu : luas
lahan, kondisi bangunan pasar yang ada, orientasi matahari dan arah angin,
sirkulasi, utilitas, topografi, vegetasi di sekitar tapak, serta potensi lingkungan.
b. Wawancara
Berinteraksi langsung dengan narasumber untuk mengetahui informasi yang
lebih terperinci terhadap bahan penelitian dari pihak masyarakat sebagai
pengguna.
c. Dokumentasi
mendapatkan data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang memberi keterangan yang dapat mendukung penelitian.
d. Data Studi Literatur
Mempelajari teori yang ada, baik melalui referensi, hasil-hasil karya ilmiah, dan
lain-lain untuk mendapatkan data pendukung yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat.

3.5 Instrumen Penelitian


Data-data yang diperlukan pada penelitian ini meliputi data fisik dan data non fisik.
Adapun teknik pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

44
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian
Jenis Data Data yang Dibutuhkan Teknik Alat yang Digunakan
Pengumpulan
Data
Data Data Fisik Observasi Kamera, meteran, alat
Primer  Peta lokasi ukur digital, alat tulis,
 Data Tapak alat gambar.
-luas lahan
-kondisi bangunan
pasar sementara
yanag ada di desa
jaya bakti
-orientasi matahari
dan arah angin
-sirkulasi
-utilitas
-vegetasi
Data Nonfisik Observasi Kamera, alat tulis
 Aktifitas pedagang, wawancara
pembeli, dan
masyarakat

Data  Standar fasilitas Studi Literatur Literatur yang memuat


Sekunder Pasar Tradisional dan Studi bahan yang diperlukan
 Contoh jurnal, skripsi Kasus (Buku, artikel, ilmiah,
dan publikasi online dsb.)
tentang Pasar
Tradisional
(Sumber: Analisis Penulis, 2022)

45
3.6 Teknik Analisi Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera diolah yang
disebut analisis data. Yang akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengeditan
Tahap ini merupakan langkah awal dalam proses analisis data. Pengeditan
merupakan tahapan pengecekan/pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran data-
data yang telah diperoleh baik dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

b. Reduksi Data
Pada tahap ini dilakukan penyisihan terhadap data-data yang dianggap kurang
berkaitan dengan penelitian. Sehingga data yang tersisa dapat disusun dalam bentuk
yang lebih sederhana.
c. Analisis Data
Pada tahap ini, dilakukan penguraian dan pengkajian data dan informasi yang telah
diperoleh, kemudian disusun sebagai data yang relevan untuk memecahkan
permasalahan berdasarkan teori-teori sehingga diperoleh konsep-konsep
perancangan. Tahapan analisis dalam penelitian adalah sebagai berikut :
d. Analisis Makro
Merupakan tahapan untuk menganalisis data yang berhubungan dangan
pengaruh ruang luar terhadap lokasi penelitian yang meliputi :
a. Analisis tapak yang meliputi, analisis kondisi eksisting sirkulasi kendaraan,
penataan vegetasi, dan orientasi bangunan pada tapak.
b. Analisis terhadap kondisi iklim sekitar tapak, meliputi analisis orientasi
matahari, dan pergerakan arah angin disekitar tapak.
c. Analisis penzoningan tapak, meliputi analisis potensi, kemudahan
pencapaian tapak, dan penataan area berdasarkan kegiatan yang dilakukan

46
e. Analisis Mikro
Merupakan analisis terhadap data yang digunakan untuk merancang program
ruang yang dipengaruhi oleh pelaku dan aktivitas yang meliputi:
a. Analisis pelaku, meliputi analisis pola aktivitas, jenis aktivitas, dan kebutuhan
ruang berdasarkan jumlah pelaku aktivitas.
b. Analisis program ruang, meliputi analisis pola hubungan ruang, dan
penataan pola ruang dalam bangunan.
c. Analisis besaran ruang berdasarkan aktivitas/ruang gerak serta perabot yang
digunakan sesuai dengan standar perancangan arsitektur.
d. Analisis perancangan bangunan, meliputi analisis bentuk denah bagunan,
fasad bangunan, serta sistem struktur, dan utilitas yang digunakan.

47
3.7 Kerangka Alur Pikir

48
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Laporan Kuliah Kerja Lapangan Mahasiswa Arsitektur Tdulako Angkatan 2019

Julius P, Martin Z. 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, Erlangga, Jakarta

Pramono, Ananta Heri. 2011. Menahan serbuan pasar modern : strategi


perlindungan dan pengembangan pasar tradisional, Lembaga Ombudsman Swasta
DIY, Yogyakarta
Skripsi dan Jurnal :
Monica M, Salatoen M. 2015. Perancangan Pasar Tradisional dengan Konsep
Modern (2):101-104. J Sains Dan Seni Its4.
Skripsi Lukman B, Karim 2017. Desain Pasar Tradisional Di Kabupaten Buol

Regulasi
Badan Standardisasi Nasional. 2015. Sertifikasi SNI Pasar Rakyat. Published online.
Jakarta
Pemerintah Republik Indonesia. Permendagri no. 20 tahun 2012 tentang tentang
Pengelolaan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional
Website
https://beranda.banggaikab.go.id/peta/ (Di akses Pada Okrober 2022)

https://docplayer.info/45898309-Pasar-terapung-di-banjarmasin-kalimantan-
selatan.html (Diakses Pada Oktober 2022)

https://docplayer.info/42099355-Etnis-bajo-kajian-sejarah-sosial-di-pagimana-
kabupaten-banggai.html (Diakses Pada Oktober 2022)

https://gor.wikipedia.org/wiki/Bajo_Poat,_Pagimana,_Banggai (Diakses Pada


Oktober 2022)

49
Lampiran

50
51

Anda mungkin juga menyukai