Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis yang
bergerak pada berbagai bidang usaha yang menyentuh kepentingan
masyarakat. Menurut data BPS 2014, jumlah UMKM di Indonesia memiliki
57,89 juta unit atau 99,99% dari total jumlah pelaku usaha nasional.

Berdasarkan Data Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah Wirausahawan


di Indonesia pun melonjak tajam dari 0,24 % menjadi 1,56 % dari jumlah
penduduk. Meski begitu jumlah tersebut masih jauh dari target wirausaha
Indonesia yang harusnya minimum 2% dari jumlah penduduk.

Namun demikian UMKM Indonesia tak hanya berkontribusi ketika krisis


moneter, setelah krisis moneter pun UMKM masih berperan bahkan dijadikan
tulang punggung perekonomian karena secara ilmiah lebih dinamis ketimbang
perusahaan besar. Data BPS 2014 pun menunjukkan bahwa UMKM
Berkontribusi besar dalam memberikan kesempatan kerja sebesar 96,99%
terhadap pembentukan PDB sebesar 60,34%. UMKM juga berkontribusi
dalam penambahan devisa Negara dalam bentuk penerimaan ekspor besar
sebesar 27.700 milyar dan menciptakan peranan 4,86% terhadap total ekspor.
Pengusaha Kopra Putih Desa Teluk Sungka adalah salah satu UMKM yang
ada di Kabupaten Indragiri Hilir yang mengolah kelapa untuk di jual di
beberapa daerah di Indragiri Hilir.

Penulis temukan dalam pengelolaan Kopra Putih ini, di antaranya :

- Sistem Pengelolaan Keuangan yang masih secara tradisional atau tidak sesuai
dengan aturan yang ada.
- Sistem pemasaran dan penjualan yang tidak efektif

DESA TELUK SUNGKA Page 1


- Kurang optimal nya mengelola usaha Kelapa Kopra Putih.
- Masih barunya usaha yang digeluti tersebut
- Tempat yang baru dan kurang luas

1.1.1 Bentuk Demografis Desa


Adapun batas-batas yang ada di Desa Teluk Sungka antara lain :

Letak Batas Desa / Kelurahan Keterangan


Sebelah Utara Kecamatan Gaung -
Sebelah Selatan Kecamatan Batang -
Tuaka
Sebelah Barat Desa Teluk Sungka -
Sebelah Timur Desa Teluk Pantaian -
Sumbe Data : Monografi Data di Kantor Desa Teluk Sungka

1.1.2 Kepadatan Penduduk

Dari tingkat jumlah penduduk desa sungai iliran berkisar 1.584


jiwa. Jika dikategorikan dengan jenis kelamin laki-laki berkisar
795 jiwa, perempuan berkisar 789 jiwa dengan kepadatan
penduduk 46 jiwa/km.

NO Keterangan Jumlah
1 Laki- laki 902 jiwa
2 Perempuan 711 Jiwa
3 Jumlah seluruhnya 1.613 jiwa
4 Kepadatan penduduk -
Sumber Data : kantor desa Teluk Sungka

DESA TELUK SUNGKA Page 2


1.1.2 Tingkat Pendidikan
Masyarakat sungai iliran sebagian besar hanya dapat menempuh
tamatan pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD). banyak
masyarakatnya berpendapat pendidikan bisa ditempuh lewat jalur
pendidikan paket seperti paket B atau C. Berikut klasifikasi tingkat
pendidikan masyarakat Desa Sungai Iliran yaitu :

No Pendidikan Jumah (Orang)


1 Belum sekolah 200 Orang
2 Buta huruf 30 Orang
3 Tamat SD / MI 324 Orang
4 Tamat SLTP / MTS 278 Orang
5 Tamat SLTA /MA 696 Orang
6 Tamat Akademik / PGT - Orang
7 Tamat Paket B 6 Orang
8 Tamat Paket C 21 Orang
Sumber data : kantor desa Teluk Sungka

1.1.3 Tingkat Mata Pencaharian / Perekonomian


Masyarakat Desa Teluk Sungka sebagian besar mata pencaharianya
sebagai petani atau pekebun. Adapun klasifikasi tingkat mata
pencaharian penduduk di Desa Teluk Sungka sebagai berikut :

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang)


1. Petani 250 Orang
2. Buruh 520 Orang
3. Pedagang 20 Orang
4. Guru Swasta 15 Orang
5. Pegawai negri sipil 8 Orang
6. Nelayan -
7 Pengrajin -
8 Abri 1 Orang

DESA TELUK SUNGKA Page 3


9 Polri 1 Orang
Sumber Data : Monografi Data di Kantor Desa Teluk Sungka

1.1.4 Sektor Kesehatan dan Agama


Di Desa Teluk Sungka terdapat UPT Puskesmas, tingkat pelayanan
kesehatan masih perlu diperhatikan oleh Pemerintah Daerah
terutama dari segi sarana dan prasarana puskesmas, Tenaga medis
serta ruang obat ( apotik ). Agar pelayanan kesehatan dapat
dirasakan oleh masyarakat dengan baik. Sedangkan dari sektor
kepercayaan ( agama ) sebagai berikut :

Islam : 1.576 Orang


Kristen : - Orang
Hindu/budha : 37 Orang

1.2 IDENTIFIKASI PERUMUSAN MASALAH

Dari perumusan masalah diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul


pada kertas kerja kelompok ( KKK ) yaitu “ PERMBERDAYAAN
MASYARAKAT PETANI KELAPA GUNA MENGEMBANGKAN
PRODUK KOPRA PUTIH STANDAR EKSPOR.”

DESA TELUK SUNGKA Page 4


1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulisan dari Kertas Kerja Kelompok ini untuk memenuhi
kewajiban peserta KKN UNISI Tahun 2019, serta untuk memberikan
sumbang pemikiran kepada UNISI dalam Kajian Pengelolaan UMKM
(Pengusaha Kopra Putih) Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di
Desa Teluk Sungka.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu beragam
pengetahuan yang saling melengkapi antara masyarakat desa dan aparatur
desa.

DESA TELUK SUNGKA Page 5


1.5 KERANGKA KONSEPTUAL
POLA PIKIR

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI KELAPA GUNA


MENGEMBANGKAN PRODUK KOPRA PUTIH STANDAR EKSPOR

INSTRUMENT INPUT
Desa Teluk Sungka memiliki sumber daya alam
(SDA) yang bagus untuk di kembangkan,salah
satunya di bidang perkebunan kelapa.
Pengusaha Kelapa
mampu meningkatkan
pendapatan untuk
ENVIRONMENTAL INPUT peningkatan
kesejahteraan

S O M
() Wawanca Melakukan
Masyarakat masih MAHASISWA
belum Pengusaha ra dan maksimalisasi Kepala Desa dan
mengoptimalkan SDA KKN UNISI aparatur Desa
yang dimiliki
Kelapa Observasi Pengelolaan kelapa Dapat
Meneruskan
terutama di sektor Aparat untuk meningkatkan
industri Kelapa - Edukasi kesejahteraan
Desa
masyarakat
Pekerja
Wawanca
- Kilang
ra
Sagu
Kesejahteraan Masyarakat terutama
pemilik dan pekerja usaha kelapa
akan berdampak sangat signifikan
terhadap daerah desa Teluk Sungka
jika optimasi pengelolaan usaha
telah dilakukan.

Peluang dan kendala :

- Sistem penjualan masih kurang


berkembang

- Tidak adanya pembukuan


keuangan

Semakin meningkat perekonomian


masyarakat maka semakin
meningkat pula pendapatan daerah
dan berdampak baik pada daerah

DESA TELUK SUNGKA Page 6


1.6 METODE PENELITIAN
Metode penelitian / pendekatan yang kami lakukan antara lain Interaksi
dan koordinasi yang meliputi wawancara dan observasi . Maksud dari metode
yang kami lakukan ini membuat Pengusaha Kopra Putih Desa Teluk Sungka
dapat berpartisipasi dalam kegiatan kami yang nantinya pemilik tersebut akan
mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang tidak harus
dilakukan dan setelah pemilik mengetahui masalah-masalah tersebut barulah
melakukan praktek lapangan dan setelah semuanya selesai kami berharap
Pengusaha Kopra Putih Desa Teluk Sungka dapat meningkatkan pendapatan.

DESA TELUK SUNGKA Page 7


BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. LANDASAN TEORI


Adapun landasan teori yang tergabung dalam kertas kerja kelompok (KKK
) serta tata urutnya dalam kkk ini adalah sebagai berikut :
Optimal/op·ti·mal/a (ter)baik; tertinggi; paling menguntungkan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia)
Optimasi atau optimalisasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu
proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimasi (nilai efektif yang dapat
dicapai). Optimasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk mengoptimalkan
sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesusatu secara
optimal.
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
UMKM diatur berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha
Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Secara umum ciri ciri
UMKM adalah : manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah
pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang

DESA TELUK SUNGKA Page 8


dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan,
ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan,
berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional.
Pendapatan adalah merupakan penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti
penjualan. Pendapatan adalah sebagai arus masuk atau kenaikan kenaikan
lainnya dari nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian hutang-hutangnya
atau kombinasi dari keduanya dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau
produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, atau pelaksanaan aktivitas-
aktivitas lainnya yang membentuk operasi-operasi utama atau sentral yang
berlanjut terus dari satuan usaha tersebut. (Stice, Skousen, 2004, 230).
UMKM perlu dikelola agar bertata dan tersistem serta dapat di
kembangkan menjadi lebih baik lagi, terdapat 4 aspek yang perlu diperhatikan
dalam mengelola UMKM, yaitu :
1. Pengelolaan Keuangan
- Masalah permodalan menjadi masalah yang patut
diperhatikan bagi UMKM. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
merupakan salah satu solusi atas masalah permodalan yang
di hadapi UMKM
- UMKM yang baik harus dapat menerapkan pengelolaan
keuangan dengan baik dan disiplin
- Dapat memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan
usaha
- UMKM yang tidak memiliki pengelolaan keuangan yang
baik akan mengakibatkan beberapa masalah pembayaran
kredit yang disebut kredit macet pada Bank pemberi
KUR/Lembaga-lembaga lainnya.
2. Pengelolan SDM
- Pengelolaan SDM untuk UMKM biasanya tidak
membutuhkan terlalu banyak tenaga kerja dan dengan
sistem perekrutan yang cukup sederhana

DESA TELUK SUNGKA Page 9


- Namun tetap dibutuhkan keterampilan yang memadai guna
mendukung sistem operasional dan untuk itu diperlukan
beberapa pelatihan kecil
- Jumlah tenaga kerja Usaha Mikro (1-4 Orang), Usaha Kecil
(5-19 orang), Usaha Menengah (20-99 orang), Kilang sagu
Desa Sungai Iliran termasuk Usaha Mikro dengan Pekerja
sebanyak 4 orang.
3. Pengelolaan Operasional
- Usaha Mikro pengelolaan manajemennya hanya ditangani
sendiri dengan teknik sederhana. Usaha ini termasuk dalam
usaha produksi rumah tangga karena pengelolaan
operasionalnya dilakukan di rumah.
- Usaha Kecil Pengelolaan manajemennya juga ditangani
secara sederhana namun sedikit lebih kompleks dibanding
mikro.
- Usaha Menengah biasanya sudah mengenal sistem
organisasi yang mempermudah pembagian tugas
operasional meskipun masih tergolong sederhana.
4. Pengelolaan Pemasaran
- Usaha mikro dapat melalui penitipan produk di Usaha-
usaha rumah tangga, warung-warung yang diperbolehkan
penitipan.
- Usaha Kecil sudah melakukan promosi dari mulut ke mulut
dan selebaran fotocopy brosur
- Usaha Menengah pemasaran sudah lebih kompleks dan
terarah. Hamper sama dengan usaha kecil, namun lebih
banyak media yang di gunakan seperti teknologi, Koran
dan papan reklame.

DESA TELUK SUNGKA Page 10


2.2. DASAR PEMIKIRAN
Dapat diketahui bahwa salah satu masalah pokok yang dihadapi
pemerintah sekarang ini adalah besarnya jumlah angkatan kerja yang ada,
sedangkan kesempatan kerja yang tersedia relative kecil. Dalam kondisi ini maka
peningkatan industry mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

Salah satu peningkatan perekonomian adalah dengan melakukan Optimasi


Pengelolaan UMKM sehingga perekonomian desa akan berkembang dan
kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Selain itu yang menjadi prioritas kami adalah membantu Pengusaha Kopra
Putih untuk meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terutama pemilik dan pekerja kopra putih.

2.3. KONSEPSI
2.3.1. Kebijakan
Adapun kebijakan yang kami lakukan dalam segi keuangan nya yaitu
mengajarkan kepada pengusaha kopra putih tentang laporan keuangan yang baik
dan benar , dalam segi Manajemen yaitu menjelaskan kepada pengusaha kopra
putih pentingnya promosi dan inovasi produk untuk meningkatkan pendapatan,
dalam segi hukum yaitu memberikan pemahaman kepada pengusaha kopra putih
tentang pentingnya memiliki surat izin industri.
2.3.2. Strategi
Adapun strategi yang kami lakukan yakni terjun langsung kelapangan dan
diskusi dengan pengusaha kopra putih tentang cara meningkatkan pendapatan
usaha kopra putih.
2.3.3. Upaya
Pengembangan UMKM pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati permasalahan yang
dihadapi oleh UMKM maka ke depan perlu di upayakan hal – hal sebagai berikut
:

DESA TELUK SUNGKA Page 11


- Pemerintah harus menciptakan kondisi yang kondusif antara lain
dengan mengusahakan penyederhanaan prosedur perizinan usaha,
keringanan pajak dan lain sebagainya
- Bantuan permodalan pemerintah perlu memperluas kredit khusus
dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan UMKM baik dari sector
jasa financial formal, sector jasa financial informal, skema penjaminan,
leasing dan modal ventura.
- Perlindungan usaha jenis-jenis usaha terutama jenis usaha tradisional
yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah harus mendapatkan
perlindungan dari pemerintah
- Kemitraan yang saling membantu antara UMKM atau antara UMKM
dengan pengusaha besar di dalam maupun di luar negeri untuk
menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha
- Pelatihan pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik
dalam aspek kewirauswastaan, manajemen, administrasi dan
pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usaha

DESA TELUK SUNGKA Page 12


BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL PENELITIAN


Keberadaan usaha Kopra Putih di Desa Teluk Sungka Kabupaten Indragiri
Hilir cukup berkembang dan mampu dijadikan salah satu sumber penghasilan
masyarakat. Selama ini Pengusaha kopra putih masih dikelola secara
tradisional dan masih belum banyak menerapkan manajemen usaha dengan
baik, padahal keberadaan bisnis dengan sistem manajemen yang terorganisir
dapat membantu optimalisasi usaha. Selain itu secara spesipik, usaha kopra
putih masih kesulitan dalam pengembangan usaha karena keterbatasan Sarana
dan Prasarana Pemasaran. Diharapkan dengan peningkatan kompetensi Pemilik
dan Pekerja kopra putih dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,
meningkatkan efisiensi proses produksi dan memperluas jaringan pemasaran.
Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat terutama pada pengusaha kopra
putih yang telah dilakukan secara garis besar mencakup beberapa komponen,
yaitu :
1) Pemahaman Pengusaha Kopra Putih dalam membuat Laporan Keuangan
secara sederhana
2) Pemahaman Pengusaha Kopra Putih dalam sistem Manajemen yang
terorganisir
3) Membantu Pengusaha Kopra Putih dalam memperluas pasar dengan
memperkenalkan Teknologi Informasi yang sedang berkembang
4) Membantu Pengusaha Kopra Putih dengan memberikan pilihan
pengembangan produk
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasihan
factor pendukung dalam program Pengoptimasi Pengelolaan UMKM ini
sebagai berikut :
a) Adanya kerjasama yang baik antara Peserta KKN dengan Pemilik dan
Pekerja Kopra Putih

DESA TELUK SUNGKA Page 13


b) Partisipasi aktif dari pengusaha Kopra Putih dalam mengorganisasikan
waktu dan tempat untuk melakukan diskusi dan wawancara
Selain itu dalam pelaksanaan KKN di Desa Teluk Sungka ini juga ada
beberapa hal yang dipandang sebagai kendala pelaksanaan yaitu :
a) Kurangnya kesadaran pribadi Pengusaha kopra Putih untuk
mengembangkan usaha lebih lanjut dengan penerapan Manaejemen
UMKM Sederhana karena sudah merasa cukup puas dengan usaha
yang selama ini
b) Kurangnya dukungan dari Pemerintah seperti : Sinyal telepon yang
masih sering terganggu apalagi jika menggunakan internet

3.2. PEMBAHASAN
VARIABEL X : 1. Perlindungan Hukum
2. Analisa Proses Pengolahan
3. Pengaruh Zat Sulfit Dalam Belerang
4. Peran Penting Sumber Daya Manusia
5. Analisa Usaha
6. Redisain Gudang Penyimpanan
7. How To Make White Copra
VARIABEL Y : 1. Kopra Putih

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dilapangan tentang


Optimasi Dalam Pengelolaan UMKM studi pada Pengusaha Kopra Putih di
Desa Teluk Sungka Kecamatan Gaung Anak Serka, selanjutnya akan diolah
sedemikian rupa sehingga dari data penelitian akan menjadi terstuktur, mudah
dipahami dan diketahui hasil dari penelitian.
Usaha atau bisa disebut dengan kewirausahaan. Istilah wirausaha menurut
Joseph C. Schumpeter adalah orang yang mampu menghancurkan
keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar yang baru
dan mengambil keuntungan-keuntungan atas perubahan-perubahan tersebut.

DESA TELUK SUNGKA Page 14


Profil dan karakteristik UKM yang ada di Indonesia dapat ditinjau dari
beberapa aspek antara lain : permodalan, skala usaha, macam usaha, tingkat
pendidikan pengusaha maupun karyawan. Dilihat dari macam usaha UKM
jenis Usaha UKM terbanyak bergerak pada bidang perdagangan besar dan
eceran. Kegiatan ini banyak digeluti karena mudah dilakukan, tidak
membutuhkan modal yang besar., tidak memerlukan tempat khusus dan tidak
memerlukan administrasi pengurusan usaha. UKM yang paling sedikit,
bergerak pada bidang usaha listrik dan air bersih, ini disebabkan untuk usaha
tersebut biasanya telah dilakukakn oleh pemerintah daerah, karena bidang
usaha tersebut memerlukan keterampilan, permodalan dan peraturan khusus
yang lebih besar serta rumit dibandingkan kegiatan perdagangan.
Kondisi UMKM (Pengusaha Kopra Putih) di Desa Teluk Sungka
Kecamatan GAS memulai usahanya lebih kurang 3 Bulan yang lalu, dengan
modal yang minim. Usaha Kopra Putih memiliki 4 orang pekerja. Dari jumlah
pekerja yang sedikit dan tidak memiliki keterampilan dibidang Manajemen
Usaha, pengelolaan Kopra Putih tidak maksimal , pemasarannya walaupun
sudah lingkup besar.
Pengoptimalan UMKM dapat dilakukan melalui beberapa aspek diantaranya :
- Rancangan rencana bisnis yang tepat
- Menciptakan SOP untuk menjaga kualitas produk tetap baik
- Segmentasi pasar agar bisa lebih mengoptimalkan setiap produk yang
dikeluarkan
- Peningkatan Kapasitas Informasi Teknologi
- Media internet untuk mengmebangkan jaringan bisnis ke pelosok
nusantara bahkan dunia, mempromosikan bisnis dan usaha dengan
biaya murah namun memiliki efektifitas yang luar biasa, mendapatkan
mitra secara online
- Peran Pemerintah

DESA TELUK SUNGKA Page 15


 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR PADA BIDANG
USAHA KOPRA PUTIH
PERMASALAHAN :
Kopra merupakan putih lembaga dari buah kelapa segar yang dapat
dikeringkan dengan metode konvensional menggunakan sinar matahari (sun
drying), pengasapan atau mengeringkan di atas api terbuka (smoke drying or
drying over an open fire), pengeringan dengan pemanasan secara tidak
langsung (indirect drying) dan pengeringan dengan udara vakum (vacuum
drying). Pengolahan kopra meliputi proses penguapan air dari daging buah
kelapa, dimana kadar air awal daging buah kelapa segar yang mencapai 50%
diturunkan hingga kadar air 5-7% melalui proses pengeringan.
Standar mutu kopra di Indonesia adalah kadar air maksimum 5 %, kadar
minyak minimum 65 %, asam lemak bebas maksimum 5 %, serat maksimum
8 % dan tidak mengandung jamur. Proses pengolahan kopra rakyat memang
cukup sederhana. Pengolahan kopra rakyat banyak dilakukan oleh pabrik
pengolahan kopra, dengan bahan baku yang berasal dari kelapa rakyat. Dalam
kehidupan sehari-hari, beberapa cara pengeringan dikombinasikan
sebagaimana yang dilakukan oleh petani kelapa pada umumnya. Namun, pada
tingkat petani kadar air kopra yang dihasilkan tidak seragam sehingga tidak
memenuhi standar yang ditetapkan untuk ekspor kopra.
Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian
bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban,
perlindungan hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan
masyarakat, dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui
pemberian restitusi, kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan hukum.
Perlindungan hukum yang diberikan kepada subyek hukum ke dalam bentuk
perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik
yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu
sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan,
ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.

DESA TELUK SUNGKA Page 16


Penanam modal menurut Pasal 1 angka 4 UU Penanaman Modal adalah
perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat
berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. Modal
menurut Pasal 1 angka 7 UU Penanaman Modal adalah aset dalam bentuk
uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal
yang mempunyai nilai ekonomis.
Jika kita perhatikan dari pengertian penanaman modal dan penanam modal
sebelumnya maka modal merupakan apa yang ditanam (asset) dalam kegiatan
penanaman modal oleh pihak penanam modal. Apa yang ditanam dapat berupa
uang atau bentuk lain selain uang yang memiliki nilai ekonomis. Jika uang
atau bentuk lain selain uang yang ditanam tersebut tidak memiliki nilai
ekonomis maka ia tidak dapat dikategorikan sebagai modal atau asset.
Ada dua hambatan atau kendala yang dihadapi dalam menggerakan investasi
di Indonesia, yaitu kendala internal dan eksternal. Kendala internal meliputi
kesulitan perusahaan mendapatkan lahan atau lokasi proyek yang sesuai,
kesulitan mendapatkan bahan baku, kesulitan dana, kesulitan pemasaran, dan
adanya sengketa atau perselisihan di antara pemegang saham di perusahaan
tertentu. Sedangkan kendala eksternal meliputi faktor lingkungan bisnis yang
tidak mendukung serta kurang menariknya insentif yang diberikan pemerintah,
ketidak pastiaan hukum, ketidak amanan dan instabilitas politik.
Sumber dari kekhawatiran investor terletak pada kurangnya kepastian hukum
bagi investor, terutama investor asing. Kurangnya perlindungan hukum sudah
tidak lagi pada tahapan nasionalisasi oleh pemerintah, melainkan pada paling
tidak ada enam hal. Pertama, banyak kontrak jangka panjang sebagai
perlindungan investasi antara pihak asing dengan pihak Indonesia dibatalkan
oleh pengadilan. Kedua, aparatur penegak hukum dianggap kurang mampu
meredam demonstrasi para buruh yang mengarah pada anarkisme. Ketiga,
investor asing menjadi bulan-bulanan oleh para pejabat pemerintah baik di
pusat maupun di daerah untuk hal-hal yang terkait dengan uang sehingga tidak
ada ketenangan investor asing berinvestasi di Indonesia.

DESA TELUK SUNGKA Page 17


Keempat, perlindungan hukum tidak memadai karena kerap terjadi konflik
horizontal antar-departemen di pusat dan konflik vertikal antara pusat dengan
daerah terkait dengan kebijakan dan peraturan investasi. Kelima, berbagai
peraturan perundang-undangan di bidang hak kekayaaan intelektual tidak
berfungsi sebagaimana diharapkan oleh para investor asing. Akibatnya,
keuntungan yang diharapkan tidak kunjung terwujud dengan maraknya
pembajakan. Keenam, peraturan perundang-undangan penanaman modal tidak
dapat melindungi investor karena implementasinya tidak seindah seperti yang
tertulis. Akibatnya, para pengamat ekonomi berpendapat tidak nyaman
berinvestasi di Indonesia oleh investor asing.
Penanaman modal asing merupakan transfer modal, baik yang nyata maupun
yang tidak nyata dari suatu negara ke negara lain. Penanaman modal asing
dikonstruksikan sebagai pemindahan modal asing dari negara yang satu ke
negara yang lain, tujuannya ialah mendapatkan keuntungan. Unsur penanaman
modal asing yaitu: dilakukan secara langsung, menurut undang- undang, dan
digunakan untuk menjalankan usaha yang ada di Desa Teluk Jira.
Walaupun demikian, tujuan peneliti tetap dapat terlaksana dengan
lancar.Peneliti tetap dapat memberikan informasi terkait strategi
pengembangan dan pengelolaan kepada para pengusaha kopra putih yang ada
di desa Teluk Sungka kecamatan Gaung Anak Serka kabupaten Indragiri Hilir.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan modal dalam negeri.

SOLUSI :

Menurut Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 Tentang


Penanaman Modal, pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman
modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi

DESA TELUK SUNGKA Page 18


penanaman modal untuk menguatkan daya saing perekonomian nasional dan
mempercepat peningkatan penanaman modal. Menurut Pasal 3 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal,
penanaman modal yang dilakukan tersebut juga bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional;
2. Menciptakan lapangan kerja;
3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional
6. Mendorong perkembangan ekonomi kerakyatan
7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil
dengan menggunakan dana yang berasal dari dalam maupun dari
luar negeri
8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KOPRA PUTIH BAGI


KEAMANAN MASYARAKAT
PERMASALAHAN :
Tinjauan yuridis terhadap kopra putih bagi keamanan masyarakat dapat dilihat
dari penghasilan penghasilan para petani, dapat ditinjau dari perkembangan
harga yang tinggi dari kopra putih tersebut yang menyesuaikan dengan
kehidupan masyarakat dan perekonomian masyarakat yang cukup sehingga
keamanan masyarakat dapat dikendalikan dari penyesuaian perekonomian.

POKOK PERSOALAN :
a. Kurangnya keamanan dari masyarakat akibat terpuruknya
harga kelapa yang mengakibatkan perekonomian anjlok.
b. Kurang stabilnya harga kopra yang mengakibatkan
terpuruknya perekonomian.

DESA TELUK SUNGKA Page 19


c. Adanya kesalahan dari masyarakat yang menggunakan hal
tidak sesuai dengan aturan untuk mencukupi perekonomian
yang di akibatkan kopra yang harga nya anjlok.
SOLUSI :

 ASPEK TELITI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KOPRA


PUTIH BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PERMASALAHAN :
Perekonomian masyarakat sangatlah turun dikarenakan permasalahan dari
harga jual kopra kepada para perusahaan yang disalurkan dari para tokeh,
karena permasalahan perekonomian tersebut terpuruklah kesejahteraan
masyarakat yang mengakibatkan turun juga peningkatan pendapatan
masyarakat sehingga kopra putihlah yang dapat menunjang peningkatan
perkembangan perekonomian karena harga jual nya yang cukup tinggi untuk
memulihkan perekonomian.

POKOK PERSOALAN :
a. Harga jual kopra biasa yang sangat menurun.
b. Kurangnya pengawasan terhadap penurun harga yang berlebihan dari kopra
biasa dan kurang penjelasan bahwa kopra putih ialah solusi dari
keterpurukannya harga.

SOLUSI :

 ANALISA PROSES PENGOLAHAN KOPRA GUNA


MENINGKATKAN PENJUALAN DAN PENDAPATAN PENGUSAHA
KOPRA PUTIH
PERMASALAHAN :
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti telah menemukan pokok permasalahan yang ada di dalam
Pengembangaan Produk Kopra Putih di desa Teluk Sungka yaitu. Terdapat

DESA TELUK SUNGKA Page 20


beberapa jenis kopra yang tidak bagus atau rusak sehingga menimbulkan
harga yang tidak stabil sehingga pendapatan petani kopra putih mengalami
penurunan.

POKOK PERSOALAN :
a. Adanya jenis-jenis kopra yang kurang bagus.
b. Adanya ketidak stabilan harga dalam penjualan.

SOLUSI :

1. Harganya Stabil Namun Cukup TinggiSaat ini, kopra putih dijual da;am
kisaran harga Rp9.000 hingga Rp9.700 per kilogram. Berarti hampir
mencapai sepuluh ribu per kilogram, tergantung kualitas kopra putih yang
dihasilkan.
2. Pembuatan Kopra Cukup Sederhana Dengan teknik pemanasan semata,
baik dengan mengandalkan sinar matahari, tungku pengasapan, maupun
mesin berupa oven khusus untuk kopra, hasilnya bisa dalam jumlah
banyak. Bahkan, alternatif pengolahan kopra ini juga banyak
menguntungkan petani kelapa.
3. Dapat Dijadikan Minyak Kelapa yang Berkualitas Tinggi Banyak orang
yang membutuhkan minyak kelapa untuk kebutuhan sehari-hari.
Beberapa produk yang sudah menjadi kebutuhan kita termasuk:
Minyak goreng
Sampo
Sabun
Pelembab kulit
Obat kumur

DESA TELUK SUNGKA Page 21


 ANALISA HARGA KELAPA GUNA MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN PENJUALAN KOPRA PUTIH
PERMASALAHAN :
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti telah menemukan pokok permasalahan yang ada di dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan kelapa kopra putih di desa teluk sungka yaitu
adanya ketidak stabilan harga kelapa sehingga pertumbuhan penjualan kopra
putih diteluk sungka tidak stabil.
POKOK PERSOALAN :
Adanya ketidak stabilan harga kelapa sehingga pertumbuhan penjualan kopra
putih diteluk sungka tidak stabil.

SOLUSI :

 ANALISA LAPORAN KEUANGAN GUNA MENINGKATKAN


PENGETAHUAN PENGUSAHA KELAPA DALAM RANGKA
PEMBERDAYAAN KOPRA PUTIH
PERMASALAHAN :
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti telah menemukan pokok permasalahan yang ada di dalam
meningkatkan pengetahuan pengusaha kelapa di Desa Teluk Sungka yaitu
kurangnya pengetahuan dan masih barunya usaha yang dijalani menyebabkan
kurang pengetahuan tentang Laporan Keuangan pemilik usaha kelapa tersebut
untuk mencapai hasil usaha yang optimal.

POKOK PERSOALAN :
a. Kurangnya pengetahuan pemilik tentang pentingnya Laporan Keuangan
sehingga membuat si pemilik tidak mengetahui berapa besarnya laba/rugi
yang beliau peroleh.

SOLUSI :

DESA TELUK SUNGKA Page 22


Dengan kurangnya pengetahuan pemilik usaha kelapa atas laporan
keuangan itu sangat berpengaruh bagi usaha yang digelutinya, mungkin
cara memberi pengetahuan tetang laporan keuangan bisa dengan seminar
akuntansi keuangan, disitu kita turun langsung mengajarkan kepada
pemilik usaha kopra untuk mengerti dan mengetahui betapa penting
laporan keuangan bagi pengusaha ( Kopra ).

 PENGARUH ZAT SULFIT DALAM BELERANG TERHADAP BAHAN


BAKU KELAPA UNTUK PEMBUATAN KOPRA PUTIH
PERMASALAHAN :
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka terdapat
beberapa pokok persoalan sebagai berikut:
a. Asap hasil pembakaran belerang tidak menyebar menyeluruh dan merata
b. Solusi agar hasil pembakaran zat belerang yang berbau menyengat tidak
mengganggu masyarakat sekitar
c. Solusi agar takaran zat sulfit/belerang tidak berlebihan atau kurang
sehingga tidak merusak kopra putih dan pas pada takaran yang
secukupnya.

SOLUSI :

 ANALISA USAHA KOPRA UNTUK MENINGKATKAN


PEREKONOMIAN PETANI KELAPA MENURUT PERSPEKTIF
ISLAM
PERMASALAHAN :
Pendapatan pokok masyarakat desa teluk sungka adalah menjual hasil kelapa
namun sekarang sudah jarang yang melakukan peremajaan kelapa lagi jadi
hanya sebagian saja yang masih berproduksi. Selain itu, masyarakat juga
memiliki hasil produksi berupa sagu yang didapat dari pohon rumbia. Islam
memposisikan bekerja atau berusaha sebagai ibadah dan mendapatkan pahala

DESA TELUK SUNGKA Page 23


apabila dilakukan dengan ikhlas. Dengan berusaha kita tidak saja menghidupi
diri kita sendiri, tetapi juga menghidupi orangorang yang ada dalam tanggung
jawab kita dan bahkan bila kita sudah berkecukupan dapat memberikan
sebagian dari hasil usaha kita untuk menolong orang lain yang memerlukan.
Pada prinsipnya usaha yang kita tekuni tidak terlepas dari ibadah kita kepada
Allah Prinsip ta’awun berarti bantu-membantu antara sesama anggota
masyarakat. Bantu-membantu ini diarahkan sesuai dengan tauhid,terutama
dalam upaya meningkatkan kebaikan dan ketaqwaan kepadaAllah. Prinsip ini
menghendaki kaum muslimin berada saling tolong menolong dalam kebaikan
dan kataqwaan. Memberikan peluang untuk berkarya dan berusaha dan
memberikan sesuatu yang kita usahakan atau hasil dari usaha kita kepada yang
membutuhkan seperti zakat,bersedekah, dan lain-lain. Islam dengan tegas
mengharuskan pemeluknya untuk melakukan usaha atau kerja. Usaha atau
kerja ini harus dilakukan dengan cara yang halal, memakan makanan yang
halal, dan Islam selalu menekankan agar setiap orang mencari nafkah dengan
halal. Semua sarana dalam hal mendapatkan kekayaan secara tidak sah
dilarang, karena pada akhirnya dapat membinasakan suatu bangsa.
Berdasarkan tuntunan syari’at, seorang muslim diminta bekerja dan berusaha
untuk mencapai beberapa tujuan. Yang pertama adalah untuk memenuhi
kebutuhan pribadi dengan harta yang halal,mencegahnya dari kehinaan dan
meminta-minta, dan menjaga tangan agar berada di atas Oleh karena itu
fardhu ‘ain bagi setiap muslim berusaha memanfaatkan sumber-sumber alami
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer hidupnya. Tidak
terpenuhi kebutuhan-kebutuhan primer dapat menimbulkan masalah mendasar
bagi manusia karena menyangkut soal kehidupan sehari-hari dan dapat
mempengaruhi ibadah seseorang. Salah satunya dalam memanfaatkan sumber-
sumber alami yang tersedia di alam adalah kelapa. Kelapa banyak kegunaan
nya dapat diolah menjadi makanan seperti nata de coco, kecap dan juga dapat
diolah menjadi kopra. Sebagai suatu komoditas pertanian yang melibatkan
banyak pihak dalam rangkaian produksinya, tentunya dunia perkelapaan tidak
luput dari berbagai tantangan. Fakta yang terjadi saat ini, kelapa sudah seperti

DESA TELUK SUNGKA Page 24


tidak berharga lagi dan harganya cenderung murah. Persoalan harga kelapa
memang cenderung dilematis, baik bagi pemerintah maupun bagi petani
kelapa sendiri. Sebabnya, harga kelapa ditentukan oleh tauke Selain itu juga
adanya kelapa yang kualitas nya kurang bagus Tentu risikonya harga tawar
petani menjadi rendah.

SOLUSI :

 PERAN PENTING SUMBER DAYA MANUSIA GUNA


MENINGKATKAN PENJUALAN KOPRA PUTIH
PERMASALAHAN :
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti telah menemukan pokok permasalahan yang ada di dalam
meningkatkan penjualan KOPRA PUTIH di Desa Teluk Sungka yaitu
kurangnya sumber daya manusia dalam pengolahan KOPRA PUTIH sehingga
terjadi lemah nya tingkat penjualan KOPRA PUTIH di desa teluk sungka..

POKOK PERMASALAHAN :
a. Kurangnya SDM yang menetap dalam pengolahan KOPRA PUTIH
Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu produktif
yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam
institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset
sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Pengertian
sumber daya manusia makro secara umum terdiri dari dua yaitu SDM
makro yaitu jumlah penduduk dalam usia produktif yang ada di sebuah
wilayah, dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang bekerja
pada sebuah institusi atau perusahaan.

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan


rencana - rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasa n
kebutuhan dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang

DESA TELUK SUNGKA Page 25


menghasilkan laba. Penjualan juga merupakan sumber hidup suatu
perusahaan, karena dari perusahaan dapat diperoleh laba serta suatu usaha
memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka
sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Berikut adalah
penjelasan seputar deifinisi penjualan, jenis-jenis penjualan, tujuan
penjualan dan macam-macam transaksi penjualan.

SOLUSI :

 REDISAIN GUDANG PENYIMPANAN KOPRA PUTIH


MENGGUNAKAN BAHAN BAJA RINGAN
PERMASALAHAN :
Berdasarkan observasi dilapangan yang telah dilakukan peneliti telah
ditemukan pokok permasalahan yang ada pada konstruksi sebelumnya yang
menggunakan bahan kayu pada konstruksi gudang penyimpanan kopra putih
terletak pada umur kayu dan kelemahan kayu pada kelembapan dan serangan
hama sehingga terjadi kerusakan akibat hama dan lapuk akibat kelembapan
dilokasi menjadikan umur konstruksi yang tidak lama. Kayu, mungkin dan
hampir pasti setiap hari kita melihat yang namanya kayu. Mulai dari meja,
kursi, pintu, rangka atap, dan masih banyak lagi benda yang menggunakan
kayu sebagai bahan pembuatannya.

SOLUSI :

Dengan menggunakan Baja Ringan adalah suatu material bahan bangunan


yang biasanya digunakan untuk atap bangunan, baik itu untuk rumah, gudang,
tempat parkir, pabrik, maupun bangunan lainnya
1. Cara Penjemuran Langsung

Teknik ini sangat mengandalkan panas matahari dan cuaca, apabila sinar
matahari tidak merata, maka jamur akan menyebar pada kopra.
Lama waktu penjemuran sekitar 5 - 7 hari. Penjemuran dapat mulai

DESA TELUK SUNGKA Page 26


dilakukan ketika cuaca terang dan panas, sebelum menjemur sebaiknya
diberi terpal plastik terlebih dahulu apabila belum membuat tempat
penjemuran yang berlantaikan semen.

2. Cara Penjemuran Menggunakan Plastik atau Seng/Atap Plastik


Teknik ini menggunakan plastik bening atau transparan. Panas
yang terserap lebih lama dan dapat menjaga kualitas kopra, terhindar
dari gangguan binatang (ayam, anjing, kucing, tikus, sapi, kambing dll)
yang berkeliaran disekitar penjemuran. Waktu penjemuran tergantung
pada cuaca, lama penjemuran antara 5 - 7 hari.

3. Cara Oven
Teknik ini dapat menghasilkan kopra putih lebih bagus dan cepat.
Kopra dimasukkan ke dalam Oven yang menggunakan kayu bakar, sabut
kelapa untuk bahan bakarnya. Hanya saja teknik Oven ini memerlukan
investasi yang cukup besar.
Berdasarkan di lokasi penjemuran kopra putih menggunakan
metode pertama dan kedua, sehingga memerlukan waktu 7 hari atau
lebih untuk mendapatkan kekeringan kopra yang diinginkan, menjadikan
kopra putih terus menumpuk menunggu kopra yang lain kering sehingga
diperlukan gudang penyimpanan kopra putih yang memadai agar kopra
yang sudah kering terhindar dari kerusakan yang merusak kualitas kelapa
dan menurunkan harga jual kopra putih
Gudang penyimpanan kopra putih memiliki peran penting untuk
menyimpan kopra putih yang sudah kering, maka dari itu peneliti
mencari permasalahan dilapangan yang membuat kendala pelaku usaha
dibidang konstruksi bangunan yang menyebabkan umur gudang pada
lokasi tidak lama.

 HOW TO MAKE WHITE COPRA PRICE GETTING MORE HIGH IN


TELUK SUNGKA VILLAGE

DESA TELUK SUNGKA Page 27


I. Highlights of the Problem
- White Copra From Teluk Sungka Is Cheaper
Teluk Sungka has one company that produce white
copra, the company spends 10 days to make white copra they
use rejected coconut from big company, white copra will
distibute to reseller. The price that reseller offered is cheaper
only Rp. 7.000,- /Kg when the other proffer Rp. 7.300,- until
Rp. 7.500,-/Kg, the best reasons why the owner still loyal with
the first reseller it because that reseller didn’t check the white
copra with complicated they only have a deal how many Kg
white copra will send, and resseler will pay it, the others
reseller do checking up too complicated. They have many
requests.
II. Problems encountered in the implementation of activities
- The Community
At the first some community that didn’t know about the
white copra doing demonstartion to headman, they ask to close
the company, they said it because, they feel distrubed with that
copra smell, they said it’s too bad and they afraid if they inhale
a bad air in a long time they will fall ill.
- Company Limitations
Teluk Sungka Only have 1 company that make white
copra and it still new they running the company from 4 months
ago, in 4 months they produced 6 times, and the owner still
assume this company as side job he not focus. The reasons why
he not focus because they cannot find the permanent worker,
the owner still use odd worker. Not only the worker the raw
material still not surely, they didn’t use coconot local but they
wait coconot rejected from big company, the reasons is maybe
this company is still new and the owner still didn’t brave to
take any risk to buy a good coconut with good condition.

DESA TELUK SUNGKA Page 28


III. Alternativf Troubleshooting
- Use Good Quality of Coconut
The white copra price will be more high if they use a
coconut with good condition, as sample if they use hybrid
coconut not only Indonesia, the others country such as Irak,
Israel and ETC interested with white copra.
- Make Realationship
As long as they send white copra to resseler they only
got transport assistance as a favor, if they make relationship
and letter of agreement it will got more not only transport
maybe they will get worker protection and other.
- Concern From Government
Concern from government very needed in this case, the
government should be able to give them coconut seed, so they
will not use the other coconut or the reject coconut by big
company, if government cannot give the seed maybe they can
help by improving the infrastructure such as the road, the road
is only one accses. some resselers still afraid to come in teluk
sungka because the raod is broke and the bridge it is too small,
they afraid if they pick up the white copra they will get
problem such as stuck in the middle and the bridge collapsed.

DESA TELUK SUNGKA Page 29


- Attention To Community
To resolve the problem by community who was
distrubed by smell the copra, the company only do combistion
process only in night when the community sleeping and didn’t
do activity.

DESA TELUK SUNGKA Page 30


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Melihat berbagai data dari lapangan dapat disimpulkan bahwa pemerintah,
pengetahuan manajemen, keterampilan dan media teknologi memiliki peran dalam
mendorong perkembangan UMKM. Pelaku usaha Kopra Putih harus mengetahui
pentingnya laporan keaungan guna berhasilnhya usaha yang di geluti,pelaku usaha
kopra juga harus bisa melihat situasi untuk mengembangkan usahanya,
pentingnya SDM dalam mengembangkan usaha tersebut harus benar-benar
memperhatikan kualitas SDM yang baik dan dapat dipekerjakan.
Pentingnya pemberdayaan kopra putih terhadap masyarakat petani kelapa
serta pelalu usaha untuk dapat memberdayakan kopra putih yang berkualitas dan
berstandar ekspor serta menstabilakan harga kopra saat ini guna mensejahterakan
petani kelapa di Desa Teluk Sungka.
4.2 SARAN
Peran Pemerintah dalam meningkatkan daya saing usaha Kopra Putih dari
hasil temuan di Lampangan ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Berikut
beberapa saran yang dapat dilakukan perbaikan :
- Optimalisasi pemberian pelatihan dan bantuan peralatan agar lebih tepat
sasaran dan sesuai dengan kebutuhan UMKM.
- Mencipatkan kemitraan dengan sesama UMKM.
- Membuat media informasi, agar informasi yang berkaitan dengan UMKM,
seperti informasi bahan baku, info pelatihan, bantuan kredit, informasi
pasar dan informasi lainnya dapat diakses oleh pemilik UMKM.

DESA TELUK SUNGKA Page 31


DAFTAR PUSTAKA

Wibowo,Arif. M.E.I. Makalah Mengelola UMKM dengan Baik dan Tepat.


Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Winarno, Muniya Alteza, Lina Nur Hidayati, Arum Darmawati. Optimalisasi


Pengelolaan Usaha Pengrajin Peyek Melalui Peningkatan Kompetensi
Manajerial. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

DESA TELUK SUNGKA Page 32


LAMPIRAN

a. Peta Desa

DESA TELUK SUNGKA Page 33


b. Foto Tematik

DESA TELUK SUNGKA Page 34


DESA TELUK SUNGKA Page 35
DESA TELUK SUNGKA Page 36
DAFTAR ANGGOTA
KELOMPOK KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNISI
DESA TELUK SUNGKA KECAMATAN
GAUNG ANAK SERKA TAHUN 2019

No Nama Mahasiswa NIM Fakultas

1 Dany Syaputra EKONOMI


2 Dian Rutanti Harahap 301161010113 HUKUM
3 Fitri Yani 301161010030 HUKUM
4 Meri Satma Gustina 102161010017 EKONOMI
5 Mahfru Dhoni 401161010014 FTIK
6 Rahmadini 1021610100 EKONOMI
7 Rian Juanda 502161010005 FKIP
8 Rudi Setiawan 202161010003 PERTANIAN
9 Samsul Mazus 301161010087 HUKUM
10 Siti Komariyah 102161010033 EKONOMI
11 Susilawati 601161010015 FIAI

DESA TELUK SUNGKA Page 37

Anda mungkin juga menyukai