Anda di halaman 1dari 20

Day 2 :

Innovative Concepts: MVP dan Product Market


Fit (PMF) - Mengetahui Kecocokan Produk di
Pasar secara Efektif

Benefit:

1. Kamu: memahami dan mengetahui kecocokan produk di pasar dengan biaya


yang efektif juga efisien. Meminimalisir risiko kegagalan produk dan pembelian di
masa mendatang.
2. Persiapan internal: Mengetahui, memahami dan mengembangkan jenis serta
strategi MVP (Minimum Viable Product) yang dapat diterapkan kepada bisnis
masing-masing.
3. Persiapan external: memikirkan persiapan strategi dalam mengembangkan
inovasi produk yang sesuai dengan pasar.

Syllabus

1. Metode Lean (Ramping)


a. Alur Bisnis yang Lean/Ramping
2. Minimum Viable Product (MVP)
a. Jenis-jenis MVP
b. Pengolahan data & metrics
3. Mengukur Ide dengan Metrics Customer dan A/B Testing
a. A/B Testing (Split Test)
b. Tingkat Kepuasan Customer
c. Tingkat Retensi Customer
4. Pivoting Ide Bisnis
a. Definisi pivot
b. Tanda-tanda harus pivot
c. Jenis pivot
d. Studi kasus
5. SCAMPER
a. Definisi
b. Fungsi

Learning Resources :

Resource Description Source

▶️ How to Build an Partner Y Combinator Group, Youtube Video


MVP | Startup School Michael Seibel, beliau menjelaskan
cara membuat produk layak Baca Disini:
minimum (MVP) untuk ide startup How to Build an
MVP
Anda. Menggunakan contoh dari
perusahaan YC, Michael
How to Build an
menjelaskan cara menentukan MVP | Startup School

rangkaian fitur MVP. Beliau :


http://bit.ly/3K58h2Z
menjelaskan bagaimana membuat
prototipe dan demo untuk
pengujian pengguna dan
mempresentasikan MVP kepada
pelanggan atau investor awal.
▶️ Mark Cuban How Video dengan penjelasan singkat Youtube Video
to Pivot Your oleh Mark Cuban salah satu investor
Business Model terkenal dari acara reality show Baca Disini: Mark
yaitu Shark Tank. Beliau menjelaskan Cuban How to
secara garis besar bagaimana Pivot Your
membuat strategi untuk pivot bisnis Business Model
anda.
Mark Cuban How to
Pivot Your Business
Model :
http://bit.ly/3FQgRjH
Pahami Permasalahan Utama Mengapa Banyak Bisnis yang
Gagal

Source: Greenice.net

Menurut data, alasan utama banyaknya bisnis yang gagal dikarenakan tidak adanya
permintaan pasar, dengan kata lain produk/jasa yang ditawarkan tidak memenuhi
kebutuhan pasar. Maka dari itu, penting untuk memahami produk/jasa pada bisnis
Anda supaya dapat ditawarkan dan diterima oleh pasar.
Metode Lean untuk Bisnis Anda:

Metode Lean merujuk pada suatu metode manajemen yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis dengan mengurangi pemborosan
(waste) dan memfokuskan pada nilai yang dihasilkan untuk pelanggan. Dapat
dikaitkan juga inovasi bisnis dengan metode ramping (lean).

Alur Sederhana Bisnis Lean:

Alur bisnis lean adalah suatu pendekatan untuk mengembangkan bisnis dengan cara

yang efisien dan fokus pada kebutuhan pelanggan. Alur bisnis lean terdiri dari tiga

tahapan:

1. Membangun - Build product MVP (Minimum Viable Product) yaitu produk


dengan fitur minimal yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuannya
adalah untuk menguji apakah konsep bisnis dan produk yang dibuat dapat
diterima oleh pasar.
2. Mengukur - Measure A/B Testing & Metrik Customer yaitu melakukan
pengujian dengan A/B testing dan mengumpulkan data metrik pelanggan.
Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas produk dan memahami perilaku
pelanggan.
3. Mengevaluasi - Produk market fit yaitu evaluasi untuk mengetahui apakah
produk telah cocok dengan pasar atau tidak. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa produk dan bisnis dapat bertahan dalam jangka panjang.
Dalam alur bisnis lean, setiap tahapan harus dilakukan secara berulang-ulang untuk

terus meningkatkan produk dan proses bisnis. Dengan demikian, bisnis dapat terus

berkembang dan menjadi lebih efisien.

Alur Lebih Detail Bisnis Lean:


1. MVP (Minimum-Viable Product): adalah cara untuk mengetes produk/inovasi
baru untuk mendapatkan hasil maksimal, tetapi dengan usaha/biaya yang
minim.
2. A/B Testing: membandingkan 2-3 produk untuk menguji/mencari produk
yang memberikan performa terbaik
3. Metriks: teknik pengolahan data yang dilakukan untuk mengukur tingkat
kecocokan produk dengan pelanggan
4. PMF (Product-Market Fit): adalah produk yang sudah diterima oleh
masyarakat (populer, dibutuhkan, dan disenangi)

MVP (Minimum Viable Product)

Definisi
MVP adalah cara cepat untuk mendapatkan build-measure-learn atau feedback
loop secara cepat. MVP memerlukan mindset manajemen “Berpikir besar untuk
jangka panjang dan memulai dengan langkah kecil untuk jangka pendek”. Tujuan
dari MVP, kamu dapat mengetes produk/inovasi baru untuk mendapatkan hasil
maksimal tetapi dengan usaha /biaya yang minim. Dengan MVP akan sangat
membantu dalam memberikan fokus yang mendalam pada inti dari fungsi sebuah
produk dan membantu mengurangi resiko kerugian dalam product development.

A. Jenis-jenis MVP
Smoke Test = Tes awal yang dilakukan sebuah bisnis untuk memastikan bahwa
produk atau layanan yang baru dikembangkan dapat berfungsi dengan baik sebelum
launching ke pasar. Contoh kasus, sebuah brand fashion ingin meluncurkan koleksi
terbarunya, namun sebelum itu mereka membuat sampel, mock up, atau prototype
untuk dites ke target customer untuk mendapatkan feedback apabila feedback
customer positif brand fashion tersebut segera bisa meluncurkan produk mereka ke
pasar.

Sell Before You Build = Sebelum meluncurkan produk, brand mencoba untuk
menjual produk sebelum produk itu benar benar dibuat atau diluncurkan pasar.
Contoh kasus, sebuah brand F&B A menciptakan produk kue bebas gula. Sebelum
menciptakan produk, mereka memposting produk di sosial media dengan gambar
high-quality dan sebuah opsi untuk customer pre-order produk tersebut. Kemudian,
brand A memberikan deskripsi di postingan tersebut berupa unique selling
proposition misalnya kue enak bebas gula dengan bahan organik apabila peminat
produk A banyak maka produk tersebut kemungkinan sukses di pasar tinggi.

Concierge = Concierge MVP menguji konsep layanan tanpa membangun layanan


penuh. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan dekat dengan pelanggan dan
memastikan produk atau layanan yang dikembangkan memenuhi kebutuhan
pelanggan. Selain itu, menghemat waktu dan biaya dalam pengembangan produk
dan memastikan kesesuaian produk dengan kebutuhan pelanggan sebelum
meluncurkannya secara resmi.

Contoh kasus, Anda ingin membuat aplikasi yang membantu orang untuk
mendapatkan program latihan dengan kebutuhan masing-masing. Namun, sebelum
membangun aplikasi tersebut, Anda dapat membuat rekomendasi latihan secara
manual (dengan metode Concierge) untuk masing-masing pelanggan. Jika
pelanggan merespons positif terhadap layanan yang diberikan, Anda telah
membuktikan adanya permintaan untuk menciptakan aplikasi yang kemungkinannya
diterima dengan baik oleh target pasar bisnis Anda.

Wizard of Oz = Metode ini dilakukan dengan cara memberikan kesan produk yang
berfungsi penuh; namun, di bagian belakang produk, Anda harus menjalankan semua
pesanan secara manual. Anda dapat dengan cepat membuat prototipe yang efektif.
Anda juga dapat menguji respons pasar terhadap layanan atau produk tanpa
benar-benar menciptakan apa pun.

Single Feature Product = Single Feature produk dibuat dengan tujuan untuk
memvalidasi konsep produk dan mengetahui apakah ada minat pasar atau tidak,
serta mendapatkan umpan balik dari konsumen sebelum melakukan pengembangan
produk lebih lanjut. Berfokus pada membuat satu fitur utama untuk di tes kepada
pasar. Tujuan single feature product ini untuk mengurangi kompleksitas dan
memungkinkan bisnis untuk menguji pasar dengan cepat.

B. Pengolahan Data & Metrics

Metriks Customer Pada Divisi Penjualan

Customer Retention Rate (Tingkat Retensi Pelanggan)


Persentase hitungan terhadap pelanggan lama yang tetap bertahan selama periode
waktu tertentu.

Customer Conversion Rate (Tingkat Konversi Pelanggan)


Customer Conversion Rate adalah rasio antara jumlah pelanggan yang melakukan
tindakan tertentu, (membeli produk atau mendaftar sebagai anggota) dibandingkan
dengan jumlah pelanggan potensial atau pengunjung situs web yang diberikan
kesempatan untuk melakukan tindakan tersebut. Tujuan dari konversi ini adalah
memberikan insight berapa jumlah customer yang benar-benar melakukan
pembelian produk kita.

Rumus
Conversion Rate = (Jumlah konversi/jumlah orang yang ingin membeli) x 100%
Contoh Kasus: Terdapat 100 orang yang ingin membeli produk bisnismu tetapi dari
100 hanya terdapat 20 orang yang benar benar membeli (terkonversi) maka
conversion rate nya yaitu (20/100) x100% = 20%

Metrik Customer Pada Divisi Produk

Customer Satisfaction Rate


Digunakan untuk mengukur pengalaman customer dan tingkat kepuasan dengan
produk yang spesifik, fitur produk, atau tim customer support.

Website untuk menghitung customer satisfaction rate :


https://www.smartsurvey.co.uk/survey-tools/csat-calculator
Metrik Customer Pada Divisi Marketing

Customer Acquisition Cost (Tingkat Akuisisi Customer)


Digunakan untuk mengukur biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh satu
pelanggan baru. Customer Acquisition Cost (CAC) dapat dihitung dengan membagi
total biaya pemasaran dan penjualan dalam periode tertentu dengan jumlah
pelanggan yang berhasil diperoleh dalam periode yang sama.

Rumus
CAC = (Total biaya pemasaran/Jumlah Pelanggan Baru Yang Didapat)

Customer Lifetime Value (CLTV)


Perkiraan pendapatan total yang diterima oleh bisnis dari pelanggan selama masa
hidupnya sebagai pelanggan.

Langkah-Langkah yang Harus Diperhatikan dalam Menghitung CLTV:

1. Tentukan periode waktu dasar perhitungan CLTV ex: 1 tahun


2. Hitung rata-rata uang yang dihabiskan pelanggan selama periode tersebut
3. Hitung biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan selama periode
tersebut
4. Kurangkan rata-rata uang yang dihabiskan dengan biaya

Contoh Kasus, misalkan, bisnismu ingin menghitung CLTV pada periode 1 tahun.
Pelanggan didalam bisnismu menghabiskan rata rata sebesar Rp 200K sebulan
maka dalam 1 tahun (Rp200Kx12) = Rp2,4 Juta. Misalkan, biaya yang dibutuhkan
untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan misal biaya pemasaran, biaya
tenaga penjualan, dan biaya operasional dalam 1 tahun membutuhkan Rp1 Juta.
Dalam kasus ini, maka CLTV yang didapat dalam 1 tahun yaitu sebesar Rp2,4 Juta-
Rp1 Juta = Rp1,4 Juta

Pivoting

Definisi
Pivoting adalah bagaimana Anda membuat perubahan besar pada strategi bisnis
setelah mengetahui bisnis Anda tidak menjawab kebutuhan masyarakat atau kata
lain tidak product market fit/Problem-Solution fit.

Caranya bisa dengan mengulang kembali dari hipotesa -> A/B


Testing -> Metriks

Tanda-tanda harus pivot bisnis:


- Target customer tidak memuji produk/membeli produk secara berulang
- Investor tidak tertarik dengan ide bisnismu
- Produk terlalu luas/terlalu terbatas

Jenis Pivot dalam bisnis:


- Market segment pivot
- Customer problem pivot
- Teknologi pivot
- Business model pivot
- Tim pivot
- Fitur produk pivot

Persiapan Ide Bisnis untuk Ekspansi

Hal yang harus diperhatikan:


- Melihat ide bisnis berdasarkan geografi
- Metode Scamper
- Menggunakan market, data historis dan forecast untuk ide bisnis

Melihat Ide Bisnis Berdasarkan Geografi


Pengembangan ide bisnis dengan memperhatikan karakteristik geografis suatu
wilayah. Dalam hal ini, kita dapat mencari informasi seperti kondisi sosial-ekonomi,
budaya, dan lingkungan yang mempengaruhi wilayah geografis tersebut. Contoh, di
daerah yang banyak tempat gym seperti Kemang, Jakarta Selatan, cocok untuk
membuka bisnis makanan sehat.

SCAMPER
Definisi
SCAMPER adalah teknik berpikir kreatif yang digunakan untuk menghasilkan ide-ide
baru dengan mengajukan pertanyaan tentang produk, proses, atau masalah yang
ada.

Fungsi
Substitute/Pengganti: Pertimbangkan untuk mengganti satu komponen atau bagian
dari produk atau proses dengan yang lain, atau menggunakan bahan yang berbeda.

Combine/Kombinasikan: Gabungkan dua atau lebih produk atau proses untuk


membuat yang baru dan lebih baik.

Adapt/Adaptasi: Pertimbangkan untuk mengadaptasi produk atau proses agar


sesuai dengan lingkungan atau audiens yang berbeda.

Modify/Modifikasi: Mengubah atau memodifikasi produk atau proses dengan cara


tertentu, baik dengan menambah atau mengurangi ukuran, bentuk, warna, atau
properti lainnya.

Put to another use/Gunakan untuk penggunaan lain: Pikirkan tentang cara


alternatif produk atau proses dapat digunakan, atau siapa lagi yang mungkin
mendapat manfaat darinya.

Eliminate/Menghilangkan: Mempertimbangkan apa yang dapat dihilangkan dari


produk atau proses tanpa mempengaruhi keseluruhan fungsi atau keefektifannya.

Reverse/Atur Ulang: Atur ulang komponen produk atau proses dengan cara yang
berbeda, atau pertimbangkan untuk melakukan kebalikan dari apa yang biasanya
dilakukan.

Melihat Ide Bisnis Berdasarkan Market


Metode pengembangan ide bisnis dengan melihat kondisi pasar/trend saat ini. Hal
yang akan dinilai seperti karakteristik pasar, tren, preferensi konsumen dan situasi
ekonomi saat ini.

Berikut adalah 2 Cara Melihat Ide bisnis Berdasarkan Market:


● Analisa pasar: Riset pasar/survei(Kualitatif dan Kuantitatif) atau melihat trend
yang sedang berkembang di sosial media. Contohnya seperti Bobobox
(melihat pasar/trend yang menunjukkan bahwa customer ingin pengalaman
menginap yang unik, sehingga diciptakan konsep pod hotel yang modern)
● Penggunaan Tools: Beberapa tools yang dapat kamu gunakan untuk mencari
trend dengan kata kunci tertentu, seperti Google Trends & Semrush

Melihat Ide Bisnis Berdasarkan Data Historis


Mencoba mengembangkan ide bisnis dengan melihat kondisi pasar/trend di masa
lalu.

Tools-tools untuk data historis


● Google Analytics
● Tableau
● Semrush
● Survei (Kualitatif dan Kuantitatif)

Misalnya perusahaan kamu bergerak di bidang kuliner di kota Bandung. Saat


ini, kamu menemukan banyak orang di kota Bandung yang menyukai jajanan
sehat. Untuk memastikan ini, kumpulkan data historis dengan Google
Analytics dan langsung. Ternyata banyak masyarakat Bandung yang menyukai
jajanan sehat rendah kalori dalam 5 tahun terakhir. Selanjutnya, kamu coba
untuk riset kompetitor, ternyata masih belum ada yang menciptakan produk
camilan sehat rendah kalori, dari situ kamu bisa menciptakan ide bisnismu.

Melihat Ide Bisnis Berdasarkan Data Forecast


Mengembangkan ide bisnis dengan menggunakan data dan analisis pasar untuk
memperkirakan masa depan.

Berikut adalah 2 Cara untuk mengembangkan ide bisnis berdasarkan forecast:


● Gunakan data yang sudah ada bisa dari website terpercaya (Statista,
Katadata, CB Insights, dll).
● Buat Forecast ide bisnismu sendiri

Studi kasus ide bisnis dengan data yang sudah ada


Misalkan saat ini bisnismu bergerak di bidang Fashion. Kemudian, kamu ingin
ekspansi dengan mengembangkan layanan kustomisasi, tetapi kamu tidak tahu
apakah layanan ini akan berkembang kedepannya.

Akhirnya, kamu memutuskan untuk mencari data forecast yang sudah ada di
website. Ternyata, bisnis kustomisasi fashion ini pada tahun 2022-2027 akan
bertumbuh sebesar 7.22% dan market bertumbuh sebesar 1,790.48 Juta dollar.

Akhirnya, dari data tersebut kamu mengetahui bahwa ide untuk mengembangkan
layanan kustomisasi ini menjanjikan untuk ekspansi.

Studi kasus forecast ide bisnismu sendiri


Misalkan bisnis kamu saat ini berjualan sandal dan ingin ekspansi berupa produk
sepatu formal.

Untuk memforecast data kamu mencari data perkembangan sepatu di Indonesia


selama 10 bulan terakhir dan kamu menemukan bahwa rata-rata perkembangan
sepatu di Indonesia adalah 10%.

Sehingga, dalam 2-3 tahun kedepan kamu dapat memakai data 10% tersebut untuk
memperkirakan perkembangan produk sepatu formal di Indonesia.

Ringkasan
● Terapkan metode build, measure, and learn supaya bisnismu lebih lean
● Membangun 100% produk berdasarkan asumsi adalah kesalahan fatal test
produk mu dengan MVP
● Hitung customer metrik dan lakukan A/B Testing untuk bisnismu saat ini agar
kamu tahu bisnismu perlu pivot atau tidak
● Apabila produk mu sudah masuk ke tahap PMF maka kamu bisa scaling up
atau improve. Sebaliknya, kalau produk mu tidak PMF kamu bisa pivot
● Terdapat beberapa jenis pivot di dalam bisnis yaitu market segment pivot,
customer problem pivot, business model pivot, teknologi pivot,team pivot,
dan fitur produk pivot.
● Kamu dapat mempersiapkan ide bisnismu untuk ekspansi dengan melihat ide
bisnis berdasarkan geografi, memakai tools SCAMPER, atau memakai data
market, historis, dan forecast.

Kata Kunci

● Metode Lean
● MVP
● Pivot
● Customer Retention Rate
● Customer Satisfaction Rate
● A/B Testing
● Pengolahan Data dan Metrics
● Ekspansi
Sources

● Gunawan, H. (2022). Pivot adalah | 7 Jenis Strategi untuk Bisnis yang Perlu
Anda Ketahui. [online] BusinessTech HashMicro. Available at:
https://www.hashmicro.com/id/blog/tujuh-jenis-strategi-pivot-yang-perlu-an
da-ketahui-untuk-keberlangsungan-suatu-bisnis/ [Accessed 23 Mar. 2023].
● Reshetilo, I.L., Kateryna (2017). 5 examples of MVP to help you choose the right
type for your startup. [online] greenice.net. Available at:
https://greenice.net/type-mvp-right-startup/ [Accessed 23 Mar. 2023]
● Flowers, M.R. (2021). 7 Different Types of Minimum Viable Products. [online]
Medium. Available at:
https://medium.com/@mdotflow22/7-different-types-of-minimum-viable-pr
oducts-e9006e91aa12 [Accessed 23 Mar. 2023].
● Flowers, M.R. (2021). Types of Minimum Viable Products [Series]: Concierge. [online]
Medium. Available at:
https://medium.com/@mdotflow22/types-of-minimum-viable-products-series-concierge

-a992892525e0 [Accessed 23 Mar. 2023].


● tashvir, engenesis, ashkan (2022). One reason why up to 42% of startups fail.
[online] engenesis.com. Available at:
https://engenesis.com/a/one-reason-up-to-42-of-startups-fail.
● Reshetilo, I.L., Kateryna (2017). 5 examples of MVP to help you choose the right
type for your startup. [online] greenice.net. Available at:
https://greenice.net/type-mvp-right-startup/.
● Userlane, T. (2017). Guide To SaaS Metrics for Customer Success. [online]
Userlane. Available at:
https://www.userlane.com/blog/epic-guide-to-saas-metrics-for-customer-s
uccess-and-product-management/ [Accessed 23 Mar. 2023].
● Gunawan, H. (2022). Pivot adalah | 7 Jenis Strategi untuk Bisnis yang Perlu
Anda Ketahui. [online] BusinessTech HashMicro. Available at:
https://www.hashmicro.com/id/blog/tujuh-jenis-strategi-pivot-yang-perlu-an
da-ketahui-untuk-keberlangsungan-suatu-bisnis/.

Anda mungkin juga menyukai