Manajemen Risiko & Analisis Statistik Kecelakaan Kerja
Manajemen Risiko & Analisis Statistik Kecelakaan Kerja
Management
Manajemen Risiko Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Date/Tanggal:
21 Oktober 2023
Tujuan
Pelatihan
Kecelakaan itu menewaskan lima orang, dan dua lagi kritis. Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta
Selatan AKBP Hermawan, kecelakaan berawal dari pekerjaan membuat lubang untuk pembuangan air
kotor.
"Ada pengerjaan empat lubang, tiga lubang sudah selesai, tinggal finishing. Saat lubang keempat
hendak difinishing. yakni mencopot kerangka besi dan papan bekas cor untuk dicat, sesuai SOP ada
dua pekerja di dalam, dan dua pekerja di atas," jelas Hermawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu
(13/2/2013).
Tiba-tiba, lanjutnya, dari dalam lubang, kedua pekerja meminta tolong, sehingga dua pekerja di atas
turun ke lubang untuk menolong dua rekannya. Lantas, dua pekerja yang menolong juga berteriak
minta tolong lagi, karena tidak bisa bernapas, dan kembali dibantu oleh pekerja finishing di lubang
lain.
"Jadi, total sudah ada enam yang masuk ke lubang. Lalu, yang di dalam minta tolong lagi, dan dibantu
oleh satu orang K3 yang ikut bantu. Jadi, ada tujuh orang pingsan," tutur Hermawan. Setelah itu, baru
lah petugas dari PT Waskita turut membantu menolong menggunakan masker oksigen serta blower,
dan berhasil mengevakuasi tiga orang. Petugas dari PT Waskita yang menolong mengaku lemas. Ia
digantikan petugas lain dan mengevakuasi empat pekerja lainnya.
SAFETY
moment
Hermawan mengungkapkan, yang berhasil dievakuasi ada tujuh orang. Lima orang meninggal dunia,
dan dua orang pekerja lainnya kritis. Saat ini, dua pekerja yang kritis sudah siuman dan sadar. "Kami
sudah lakukan olah TKP, ambil sampel air, darah, dan udara dari korban dan sampel dibawa oleh
Labfor Mabes. Dari hasil otopsi sementara, korban meninggal karena lemas kelebihan C02 beracun
dari lubang sedalam enam, lebar tiga meter, dan panjang lima meter," papar Hermawan. (*)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Tahapan Penyebab
Kecelakaan
1 2 3 4 5
Lemahnya Penyebab Penyebab Kejadian Kerugian
Pengendalian Dasar Langsung
(Accident) (Losses)
(Lack of (Basic Cause) (Direct Cause )
Control)
Perlunya standar Kurangnya pengetahuan Pekerja masuk ke ruang Pekerja terpapar Gas Beracun • 5 Pekerja
Pelatihan bekerja pekerja untuk pekerjaan di – CO > 30 ppm Meninggal dan 2
di ruang terbatas
terbatas tanpa
ruang terbatas mengecek kadar gas Kritis
ditetapkan oleh
perusahaan beracun.
1.Meeting (everyday)
2.Inspection (everyday)
3.Audit (6 months)
4.Training (as perscheduled)
5.Development (as perscheduled)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
agging
Indicator
1
Fatal
30
Lagging Indicator
Major
300
Recordable injury
3.000
Nearmiss or first aid
Incident
30.000 Hazard
Leading Indicator
-unsafe acts
Unsafe conditions
Du ponts Model
1. Kerusakan Bangunan
2. Kerusakan alat dan mesin
Rp. 5 Jt – Rp. 50 Jt 3. Kerusakan produk dan bahan material
BIAYA KERUSAKAN 4. Gangguan dan terhentinya produksi
ASET YANG TIDAK 5. Biaya administrative
DIASURANSIKAN 6. Pengeluaran sarana/prasarana darurat
7. Sewa mesin sementara
BIAYA TIDAK
LANGSUNG
1. Waktu penyelidikan kecelakaan
2. Pembayaran gaji untuk waktu yang hilang
3. Biaya perektrutan dan pelatihan
Rp. 3 Jt – Rp 5 Jt 4. Biaya lembur
BIAYA LAIN YANG 5. Biaya ekstra pengawas
6. Waktu untuk administrasi
TAK
7. Penurunan kemampuan tenaga kerja yang
DIASURANSIKAN kembali karena cedera
8. Kerugian Bisnis dan nama baik
Ref : Modern Safety Management, DNV, Develop by Frank E Bird Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Potensi Dampaknya hingga
catastropik
Kecelakaan
saja
Penyebabnya kompleks
Risiko K3
adalah
Manajemen Risiko K3 adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola:
1. Ketidakpastian yang berkaitan dengan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja;
2. Suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
a. Penilaian Risiko K3,
b. Pengembangan Strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Pengertian
Manajemen
Risiko K3 Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
1. Mengurangi peluang kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
2. Memberikan pemahaman kepada semua
Manfaat pihak mengenai potensi bahaya dan risiko
Manajemen Risiko K3 yang ada di tempat kerja.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Persyaratan
Hukum
Dasar
Hukum
UUD 1945
Pasal 27 (2)
UU No 13 TAHUN 2003
(UU NO. 14 TAHUN 1969)
Peraturan
Pelaksanaan
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Pasal 27 ayat (2):
Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Undang-Undang
Dasar 1945
Pasal 87:
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem UU No. 13 Tahun
manajemen perusahaan, 2003
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem Ketenagakerjaan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Dasar Hukum
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Standard
ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
ISO 12100:2010
Keselamatan Permesinan – Prinsip
umum untuk desain - Penilaian dan
pengurangan risiko
Dasar Hukum
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Penentuan Konteks
Isu internal dan eksternal, harapan pekerja dan pihak-pihak yang
berkepentungan dan ruang lingkup
Komunikasi, Konsltasi dan Partisipasi
Analisa Risiko
Tahapan
Kombinasi dari kemungkinan dan keparahan (Risiko)
Risk Management
ISO 31000:2018
Evaluasi Risiko
Aceptable Risk, As Low As Resonable Practicable, Unaceptable Risk
Penanganan Risiko
Mitigasi terhadap Risiko
Ketua
Yang bertanggung
jawab tertinggi di
perusahaan
Sekretaris
Disarankan adalah
yang telah mengikuti
pelatihan Manajemen
Risiko
Anggota
Minimal beberapa
personil dari masing
proses, area yang
telah mengikuti
pelatihan awareness
terkait Manajemen
Risiko
§ Menentukan strategi
pencegahan dan pengamanan
yang tepat dan efektif.
§ Memberikan informasi yang
terdokumentasi mengenai
sumber bahaya.
§ Memberikan pemahaman bagi
semua pihak.
§ Mengurangi peluang kecelakaan.
Pasif
setelah mengalaminya
sendiri secara langsung.
CONTOHNYA
1. Seseorang akan
mengetahui adanya
bahaya lobang di jalan
setelah tersandung atau
terperosok ke dalamnya.
2. Kita tahu ada bahaya
listrik setelah tersengat
arus listrik
KELEMAHAN
1. Sangat rawan, tidak
semua bahaya dapat
menunjukan eksistensi
2. Ibarat menyimpan bom
waktu yang dapat
meledak setiap saat.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
PENGERTIAN
Bahaya dapat diketahui
dengan belajar dari
pengalaman orang lain karena
kita tidak perlu mengalaminya
sendiri.
KELEMAHAN
1. Tidak semua bahaya telah
diketahui atau pernah
menimbulkan dampak
kejadian kecelakaan.
2. Tidak semua kejadian
dilaporkan atau
diinformasikan kepada
pihak lain sebagai
pelajaran.
Metode
3. Kecelakaan telah terjadi
yang berarti tetap
menimbulkan kerugian,
Semi Proaktif
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
walaupun menimpa pihak
lain.
Metode PENGERTIAN
Mencari bahaya sebelum
bahaya tersebut
Proaktif menimbulkan akibat atau
dampak yang merugikan.
CONTOHNYA
flange yang bocor tanpa
diketahui akan terus-
menerus mengeluarkan
bahan/bocoran sehingga
menimbulkan kerugian.
KELEBIHAN
1. Bersifat preventive,
2. Bersifat peningkatan
berkelanjutan,
3. Meningkatkan
awareness,
4. Meningkatkan
penghematan.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Q n A?
Teknik Identifikasi Bahaya
Faulure Mode and
Human Reliability
Effect Analysis Delphi Techniques Bow Tie Analysis Scenario Analysis
Analysis (HRA)
(IEC 60812)
Reliability Centered Structured What-If Hazard Analysis & Cause and Effect
Maintenance (RCM) Brainstorming Critical Control
Technique (SWIFT) Analysis
(IEC 60300-3-11) Point
Risiko:
Material terpercik asam
sulfat menyebabkan
luka bakar pada tubuh.
Material terhirup
H2SO4, menyebabkan
gangguan pernafasan.
Risiko: Bahaya Meterial terpercik ke
mata menyebabkan
Jari pekerja Gravitasi kebutaan
menyentuh kabel yang
terbuka menyebabkan
Bekerja diketinggian 10 Material tertelan Bahaya
meter.
pekerja pingsan
menyebabkan
gangguan saluran Biologi
hingga meninggal. pencernaan Bisa Ular
PENGERTIAN TUJUAN
Suatu kegiatan untuk menentukan risiko yang Menilai apakah antara risiko dan pengamanannya
dihubungkan dengan pengamanannya untuk mencapai telah seimbang sehingga kegiatan aman untuk
keseimbangan. dilaksanakan.
LOW Pada area hijau risiko sangat kecil dan secara umum dapat
diterima dengan kondisi normal tanpa melakukan upaya
tertentu
MEDIUM Pada bagian kuning atau area ALARP, risiko dapat ditolerir
dengan syarat semua pengamanan telah dijalankan dengan
baik. Pengendalian lebih jauh tidak diperlukan jika biaya untuk
menekan risiko sangat besar sehingga tidak sebanding dengan
manfaatnya
HIGH Pada area biru (risiko tidak dapat diterima) adanya risiko tidak
dapat ditolerir, sehingga harus dilakukan langkah pencegahan
Eliminasi
Hazard/
Substitusi bahaya
Operational
Level
Rekayasa
Engineering
Administratif
Strategic
APD Level
• Contohnya:
• Mesin yang bising dimatikan atau
dihentikan sehingga tempat kerja
bebas dari kebisingan.
• Lubang bekas galian di tengah jalan
ditutup dan ditimbun
• Penggunaan bahan kimia berbahaya
dihentikan.
• proses yang berbahaya di dalam
perusahaan dihentikan. Perusahaan
tidak memproduksi bahan Reseptor
berbahaya sendiri tetapi memesan
dari pemasok. Dengan demikian,
perusahaan bebas dari kegiatan
yang berbahaya
Substitusi
Substitusi
Bahaya
Kemungkinan
Keparahan
Contoh
• penggunaan bahan pelarut yang
bersifat beracun diganti dengan
bahan lain yang lebih aman dan Reseptor
tidak berbahaya.
• Mengganti lantai yang berbahan
licin ke yang tidak licin.
EVALI, Nama Baru Penyakit Paru
Akibat Penggunaan Rokok Elektrik
www.m.liputan6.com
Contoh
• Pembatasan waktu kerja bagi para
pakerja yang dekat dengan pompa Bekerja
yang memiliki paparan kebisingan. 30-menit,
• Pembatasan waktu kerja bagi para Istrahat
pekarja yang berada di area terbatas 15-menit.
yang berpotensi terpapar gas
beracun.
• Pembatasan waktu kerja bagi para Waktu Pelepasan
pekerja yang melakukan distribusi
produk menggunakan gerakan Reseptor
repetitive saat melakukan aktifitasnya. Kemungkinan
• Pembatasan waktu kerja bagi para Keparahan
pekerja yang melakukan kegiatan
pengelasan yang berpotensi terpapar
asap dan sinar pengelasan.
Pengendalian Arah
dan Jarak Bahaya
Bahaya
Penyediaan suatu sistem kerja yang dapat
mengurangi kemungkinan seseorang
terpapar potensi bahaya yang tergantung
dari perilaku pekerjanya.
Contohnya adalah
• Kebijakan atau regulasi,
• Membuat prosedur aman terhadap
waktu terpapar, pengaturan jarak dan
arahnya.
• Inspeksi Rutin,
Administratif
• Rotasi kerja, istirahat, mengurangi
jumlah pekerja pada area berbahaya dll. Reseptor
Kemungkinan
• Meningkatkan kompetensi tenaga kerja
yang terlibat melalui pelatihan, kursus Keparahan
dan orientasi.
Alat Pelindung Diri
Bahaya
• Dengan Persyaratan:
• Pengendalian lain tidak dapat Alat Pelindung Diri
dilakukan.
• Sebagai memperkuat tindakan Kemungkinan
pengendalian. Keparahan
• Sudah ditentukan oleh Peraturan Reseptor
perundangan. (Permenakertrans
No. 8 Tahun 2010 tentang alat
pelindung diri)
Perkuat
Reseptor
Bahaya
Contoh:
1. Pemberian suplemen yang Perkuat Reseptor
renda efek samping seperti
pemberian susu pada pekerja Reseptor Kemungkinan
yang terpapar bahaya. Keparahan
2. Pemberian Vaksin
Komunikasi:
1. Rapat bulanan P2K3. Komunikasi,
2. Safety toolbox.
3. Penempelan di safety bulletin board. Konsultasi dan
4. Pemberian Safety sign pada peralatan
berisiko
Partisipasi
Konsultansi:
1. Rapat sesama Tim HIRADC yang
dijadwalkan setiap tahun dengan
membahas perkembangan pemenuhan
pengendaliannya.
2. Konsultansi melihat keefektifan dari
HIRADC yang telah dibuat dan
perbaikan berkelanjutan.
Partisipasi:
1. Pekerja melakukan inspeksi, observasi
perilaku selamat di tempat kerja.
2. Pekerja melakukan hazard hunt
3. Pekerja terlibat dalam kegiatan
investigasi insiden dan atau
kecelakaan.
Pengukuran Lingkungan
Pengukuran lingkungan dilakukan mengacu pada Permenaker
No. 5 tahun 2018 tentang K3 pada lingkungan kerja.
(kebisingan, getaran, pencahayaan, iklim kerja, dll). Frekwensi
minimum dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan.
Audit
Audit dilakukan sesuai dengan jadwal/program SHE, dengan
melihat beberapa hal terhadap keefektifan dari Pengelolaan
HIRADC.
Pengawasan dan
Hasil dari pelaksanaan inspeksi, pengukuran lingkungan dan
Audit tentang pengelolaan HIRADC ini akan menjadi agenda
Peninjauan Ulang
Tinjauan manajemen untuk membahas sejauh mana HIRADC
ini efektif dilaksanakan.