Anda di halaman 1dari 88

OSH Risk

Management
Manajemen Risiko Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Date/Tanggal:
21 Oktober 2023
Tujuan
Pelatihan

1. Memahami Teori Domino dan Penyebab-penyebab


Kecelakaan Kerja
Copyright© 2021 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Tujuan
Pelatihan

2. Memahami konsep Key Performance Indicator (KPI) K3

Copyright© 2021 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Tujuan
Pelatihan

3. Memahami Pengertian Manajemen Risiko perspektif K3.

Copyright© 2021 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Tujuan
Pelatihan

4. Memahami Proses Manajemen Risiko Perspektif K3

Copyright© 2021 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Tujuan
Pelatihan

5. Memahami Pengertian Bahaya dan Risiko serta Mampu


memberikan contohnya
Copyright© 2021 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Tujuan
Pelatihan

6. Memahami serta mampu menentukan pengendalian


Risiko K3
Copyright© 2021 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Analisa
Statistik Kecelakaan
Begini Kronologi Kecelakaan Kerja di
Manhattan Square (Tribunnews.com)
Tribunnews.com - Rabu, 13 Februari 2013 15:42 WIB
Penulis: Theresia Felisiani ; Editor: Yaspen Martinus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kronologi kecelakaan kerja di Gedung Manhattan Square, Jalan TB


Simatupang, Kav 1S, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (12/2/2013), sempat simpang siur.

Kecelakaan itu menewaskan lima orang, dan dua lagi kritis. Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta
Selatan AKBP Hermawan, kecelakaan berawal dari pekerjaan membuat lubang untuk pembuangan air
kotor.

"Ada pengerjaan empat lubang, tiga lubang sudah selesai, tinggal finishing. Saat lubang keempat
hendak difinishing. yakni mencopot kerangka besi dan papan bekas cor untuk dicat, sesuai SOP ada
dua pekerja di dalam, dan dua pekerja di atas," jelas Hermawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu
(13/2/2013).

Tiba-tiba, lanjutnya, dari dalam lubang, kedua pekerja meminta tolong, sehingga dua pekerja di atas
turun ke lubang untuk menolong dua rekannya. Lantas, dua pekerja yang menolong juga berteriak
minta tolong lagi, karena tidak bisa bernapas, dan kembali dibantu oleh pekerja finishing di lubang
lain.

"Jadi, total sudah ada enam yang masuk ke lubang. Lalu, yang di dalam minta tolong lagi, dan dibantu
oleh satu orang K3 yang ikut bantu. Jadi, ada tujuh orang pingsan," tutur Hermawan. Setelah itu, baru
lah petugas dari PT Waskita turut membantu menolong menggunakan masker oksigen serta blower,
dan berhasil mengevakuasi tiga orang. Petugas dari PT Waskita yang menolong mengaku lemas. Ia
digantikan petugas lain dan mengevakuasi empat pekerja lainnya.

SAFETY
moment
Hermawan mengungkapkan, yang berhasil dievakuasi ada tujuh orang. Lima orang meninggal dunia,
dan dua orang pekerja lainnya kritis. Saat ini, dua pekerja yang kritis sudah siuman dan sadar. "Kami
sudah lakukan olah TKP, ambil sampel air, darah, dan udara dari korban dan sampel dibawa oleh
Labfor Mabes. Dari hasil otopsi sementara, korban meninggal karena lemas kelebihan C02 beracun
dari lubang sedalam enam, lebar tiga meter, dan panjang lima meter," papar Hermawan. (*)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Tahapan Penyebab
Kecelakaan
1 2 3 4 5
Lemahnya Penyebab Penyebab Kejadian Kerugian
Pengendalian Dasar Langsung
(Accident) (Losses)
(Lack of (Basic Cause) (Direct Cause )
Control)

Lack of Control Faktor Pribadi Tindakan Tidak Aman Kecelakaan Kerugian

Perlunya standar Kurangnya pengetahuan Pekerja masuk ke ruang Pekerja terpapar Gas Beracun • 5 Pekerja
Pelatihan bekerja pekerja untuk pekerjaan di – CO > 30 ppm Meninggal dan 2
di ruang terbatas
terbatas tanpa
ruang terbatas mengecek kadar gas Kritis
ditetapkan oleh
perusahaan beracun.

Perlunya Faktor Pekerjaan Kondisi Tidak Aman


dokumen proses
pekerjaan di Tidak memadainya standar Gas beracun –> CO > 30
ruang terbatas. untuk bekerja pada ruang ppm
terbatas.

Teori Domino (Frank E Bird, 1974)


7500 Kematian
Perhari
Melalui kecelakaan kerja
dan penyakit terkait pekerja;
Lebih dari 2,78 Juta
kematian terkait pekerja
pertahun
Sumber: ILO (2019)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


6500
Kematian karena
Penyakit Akibat
Kerja
Melalui penyakit akibat kerja,
lebih dari 2,4 juta kematian
terkait dengan penyakit akibat
kerja

Sumber: ILO (2019)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Angka kecelakaan kerja
yang dilaporkan:
2019: 182.000 kasus
2020: 225.000 kasus
2021: 234.370 kasus
2022 : 298.137 kasus
Sumber : BPJS Ketenagakerjaan

Angka Penyakit Akibat Kerja


dilaporkan:
2020: 53 KASUS pak dan 11 karena covid 19
2021 (Jan – Sep): 179 kasus PAK dan 65%
nya (116 kasus) karena Covid-19.

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan 2021


374 jt Kejadian terkait
Kecelakaan
Kerja dan
Penyakit Akibat
Kerja
Hal ini yang mengakibatkan
meningkatnya jumlah
ketidakhadiran pekerja di
tempat kerja

Sumber: ILO (2019)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


eading
Indicator

1.Meeting (everyday)
2.Inspection (everyday)
3.Audit (6 months)
4.Training (as perscheduled)
5.Development (as perscheduled)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
agging
Indicator
1
Fatal

30

Lagging Indicator
Major

300
Recordable injury

3.000
Nearmiss or first aid
Incident
30.000 Hazard

Leading Indicator
-unsafe acts
Unsafe conditions

Du ponts Model

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Pesonal Injury
Kelas Definisi
Thiess mengklasifikasikan insiden K3 1 Meninggal atau cacat permanen
menjadi dua: Jika pekerja pada awalnya LTI, namun luka/cederanya tidak sembuh
dengan sempurna sehingga pada akhirnya organnya menjadi cacat,
a. Kerusakan pada peralatan/properti maka kasusnya berubah dari Kelas 2 menjadi Kelas 1.
(Property Damage) Potensial 1 Semua insiden yang berpotensi untuk membuat pekerja meninggal
atau mengalami cacat permanen.
b. Luka/cedera pada pekerja (Personal 2 LTI (Loss Time Injury)
Injury) Cedera yang menyebabkan pekerja tidak mampu masuk shift hari
berikutnya untuk melakukan pekerjaannya semula.
Potensial 2 Semua insiden yang berpotensi untuk membuat pekerja mengalami
LTI. Ada dua istilah cedera di sini, yaitu RWI dan MTI.
# RWI (Restricted Work Injury)
Adalah cedera yang menyebabkan pekerja tidak mampu melakukan
pekerjaannya semula, tapi masih mampu melakukan tugas yang
lebih ringan/terbatas/restricted pada shift berikutnya. Misalnya,
driver yang kakinya terkilir tidak diperbolehkan menyetir dulu,
tetapi ia masih bisa bekerja di kantor, misalnya untuk membantu
Property Damage menyortir prestart check unit. Jadi, ia masih bisa masuk shift
berikutnya.
# MTI (Medical Treatment Injury)
Kelas Definisi Adalah cedera yang membuat pekerja mendapat perawatan medis,
seperti : jahitan, kontrol rutin ke dokter, dan sebagainya. Namun,
1 Nilai kerugiannya >$50.000 pekerja tersebut dapat langsung masuk di shiftnya hari itu juga
atau shift berikutnya untuk melakukan pekerjaan semula.
2 Nilai kerugiannya $10.000-$50.000 3 FAI (First Aid Injury)
Cedera yang penyembuhannya cukup dengan perawatan P3K dan
3 Nilai kerugiannya <$10.000 tidak perlu kontrol rutin ke dokter, seperti : diberi obat merah/
Betadine, diperban, dan lainnya.
Teori
Gunung Es/IceBerg
1. Pengobatan & perawatan, Ambulance, Polisi
BIAYA
Rp. 1 juta 2. Santunan pihak keluarga
LANGSUNG
3. Rumah Sakit

1. Kerusakan Bangunan
2. Kerusakan alat dan mesin
Rp. 5 Jt – Rp. 50 Jt 3. Kerusakan produk dan bahan material
BIAYA KERUSAKAN 4. Gangguan dan terhentinya produksi
ASET YANG TIDAK 5. Biaya administrative
DIASURANSIKAN 6. Pengeluaran sarana/prasarana darurat
7. Sewa mesin sementara

BIAYA TIDAK
LANGSUNG
1. Waktu penyelidikan kecelakaan
2. Pembayaran gaji untuk waktu yang hilang
3. Biaya perektrutan dan pelatihan
Rp. 3 Jt – Rp 5 Jt 4. Biaya lembur
BIAYA LAIN YANG 5. Biaya ekstra pengawas
6. Waktu untuk administrasi
TAK
7. Penurunan kemampuan tenaga kerja yang
DIASURANSIKAN kembali karena cedera
8. Kerugian Bisnis dan nama baik

Ref : Modern Safety Management, DNV, Develop by Frank E Bird Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Potensi Dampaknya hingga
catastropik

Jadi, dalam setiap Tidak terjadi begitu

Kecelakaan
saja

Penyebabnya kompleks

Bisa dikendalikan/ dicegah

Maka, kita perlu melakukan ” Manajemen Risiko K 3 ”


OSH Risk
Management
Manajemen Risiko Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Apa itu
Bahaya?

Sumber yang berpotensi


menyebabkan cedera dan
kesehatan yang buruk.
(ISO 45001:2018, Klausul 3.19).
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Apa itu
Risiko?
Risiko
adalah
Efek
Ketidakpastian
Ref: 3.20. Istilah dan Defenisi ISO 45001:2018
kemungkinan terjadinya: keparahan cedera dan
kejadian atau paparan kesehatan yang buruk yang
berbahaya yang dapat disebabkan oleh kejadian-
terkait dengan pekerjaan, kejadian atau paparan-paparan.
dan

Ref: Terminologi 3.21 ISO 45001:2018

Risiko K3
adalah
Manajemen Risiko K3 adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola:
1. Ketidakpastian yang berkaitan dengan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja;
2. Suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
a. Penilaian Risiko K3,
b. Pengembangan Strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko
dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.

Pengertian
Manajemen
Risiko K3 Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
1. Mengurangi peluang kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
2. Memberikan pemahaman kepada semua
Manfaat pihak mengenai potensi bahaya dan risiko
Manajemen Risiko K3 yang ada di tempat kerja.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Persyaratan
Hukum
Dasar
Hukum

UUD 1945
Pasal 27 (2)

UU No 13 TAHUN 2003
(UU NO. 14 TAHUN 1969)

UU No. 1 tahun 1970

Peraturan
Pelaksanaan
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Pasal 27 ayat (2):
Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Undang-Undang
Dasar 1945

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Pasal 86:
“Pekerja/buruh mempuyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja” melalui upaya
Keselamatan dan Kesehatan kerja.

Pasal 87:
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem UU No. 13 Tahun
manajemen perusahaan, 2003
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem Ketenagakerjaan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


18 syarat-syarat keselamatan kerja:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan Kabakaran
3. Mencegah dan mengurangi Bahaya peledakan
4. Pemberian kesempatan atau penyelematan diri pada
situasi kebakaran atau kejadian bahaya lainnya.
5. Pemberian Pertolongan Pertama pada kecelakaan
6. Penyediaan Alat Pelindung Diri
7. Pencegahan terhadap penyebaran bahaya fisik, kimia,
radiasi dan lainnya
8. Pencegahan Penyakit akibat kerja
9. Penyediaan penerangan yang cukup di tempat kerja
10.Penyelenggaraan suhu dan cuaca kerja
11.Penyelenggaraan penyegaran udara yang cukup UU No. 1 Tahun
12.Tata Graha (Housekeeping)
13.Psikologi dan Ergonomi 1970
14.Mengamankan dan memperlancar kegiatan Keselamatan
Transportasi Kerja
15.Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
16.Mengamankan dan memperlancar bongkar muat
17.Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
18.Penyesuaian dan penyempurnaan perlindungan pada
pekerjaan berbahaya

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Pasal 7 (2):

“ Dalam menyusun kebijakan


sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pengusaha paling sedikit harus: PP No. 50 Tahun
a. melakukan tinjauan awal kondisi 2012
K3 yang meliputi: Identifikasi Sistem Manajemen
potensi bahaya, penilaian, dan Keselamatan dan
pengendalian risiko;…” Kesehatan Kerja
(SMK3)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Pasal 9 (3):

“Dalam menyusun rencana K3


sebagaimana dimaksud pada ayat PP No. 50 Tahun
(2) pengusaha harus 2012
mempertimbangkan: a. hasil Sistem Manajemen
penelaahan awal; identifikasi Keselamatan dan
potensi bahaya, penilaian, dan Kesehatan Kerja
pengendalian risiko;…” (SMK3)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Standard

Dasar Hukum
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Standard
ISO 31000:2018 Manajemen Risiko

ISO 31010:2019 Manajemen risiko – Teknik Penilaian


Risiko

ISO 12100:2010
Keselamatan Permesinan – Prinsip
umum untuk desain - Penilaian dan
pengurangan risiko

ISO 45001:2018 Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja
6.1. Tindakan Penanganan Risiko
dan Peluang Dasar Hukum
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Standard
CSA Z1002-12 Kesehatan dan keselamatan
(R2022) kerja - Identifikasi dan eliminasi
bahaya dan penilaian dan
pengendalian risiko

Dasar Hukum
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Penentuan Konteks
Isu internal dan eksternal, harapan pekerja dan pihak-pihak yang
berkepentungan dan ruang lingkup
Komunikasi, Konsltasi dan Partisipasi

Identifikasi Bahaya, Penetuan Risiko

Pengawasan dan Tinjauan Ulang


Bahaya terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Analisa Risiko
Tahapan
Kombinasi dari kemungkinan dan keparahan (Risiko)
Risk Management
ISO 31000:2018

Evaluasi Risiko
Aceptable Risk, As Low As Resonable Practicable, Unaceptable Risk

Penanganan Risiko
Mitigasi terhadap Risiko

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


OSH Risk Management Team

Tim Manajemen Risiko K3

Ketua
Yang bertanggung
jawab tertinggi di
perusahaan

Sekretaris

Disarankan adalah
yang telah mengikuti
pelatihan Manajemen
Risiko

Anggota
Minimal beberapa
personil dari masing
proses, area yang
telah mengikuti
pelatihan awareness
terkait Manajemen
Risiko

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Menetapkan dan
Mensosialisasikan Standard
Operating Procedure (SOP)
Identifikasi bahaya, Penilaian
dan Pengendalian Risiko
Penentuan Konteks (Isu,
Kebutuhan dan harapan
, Ruang lingkup)

Copyright© 2020 Adam_Rahmat_agung. All Rights Reserved


Hazard
Identication
Identifikasi bahaya adalah upaya
Pengertian sistematis untuk mengetahui adanya
bahaya dalam aktivitas organisasi.
Identifikasi Bahaya Identifikasi bahaya merupakan
landasan dari manajemen risiko
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Tujuan
Identifikasi Bahaya

§ Menentukan strategi
pencegahan dan pengamanan
yang tepat dan efektif.
§ Memberikan informasi yang
terdokumentasi mengenai
sumber bahaya.
§ Memberikan pemahaman bagi
semua pihak.
§ Mengurangi peluang kecelakaan.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Identifikiasi bahaya dapat dilakukan
berdasarkan 3 type:
TEKNIK
a). Metode Pasif IDENTIFIKASI
b). Metode Semiproaktif BAHAYA
c). Metode Proaktif

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Metode PENGERTIAN
Bahaya hanya dapat dikenal

Pasif
setelah mengalaminya
sendiri secara langsung.

CONTOHNYA
1. Seseorang akan
mengetahui adanya
bahaya lobang di jalan
setelah tersandung atau
terperosok ke dalamnya.
2. Kita tahu ada bahaya
listrik setelah tersengat
arus listrik

KELEMAHAN
1. Sangat rawan, tidak
semua bahaya dapat
menunjukan eksistensi
2. Ibarat menyimpan bom
waktu yang dapat
meledak setiap saat.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
PENGERTIAN
Bahaya dapat diketahui
dengan belajar dari
pengalaman orang lain karena
kita tidak perlu mengalaminya
sendiri.
KELEMAHAN
1. Tidak semua bahaya telah
diketahui atau pernah
menimbulkan dampak
kejadian kecelakaan.
2. Tidak semua kejadian
dilaporkan atau
diinformasikan kepada
pihak lain sebagai
pelajaran.

Metode
3. Kecelakaan telah terjadi
yang berarti tetap
menimbulkan kerugian,
Semi Proaktif
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
walaupun menimpa pihak
lain.
Metode PENGERTIAN
Mencari bahaya sebelum
bahaya tersebut
Proaktif menimbulkan akibat atau
dampak yang merugikan.

CONTOHNYA
flange yang bocor tanpa
diketahui akan terus-
menerus mengeluarkan
bahan/bocoran sehingga
menimbulkan kerugian.

KELEBIHAN
1. Bersifat preventive,
2. Bersifat peningkatan
berkelanjutan,
3. Meningkatkan
awareness,
4. Meningkatkan
penghematan.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Q n A?
Teknik Identifikasi Bahaya
Faulure Mode and
Human Reliability
Effect Analysis Delphi Techniques Bow Tie Analysis Scenario Analysis
Analysis (HRA)
(IEC 60812)

Fault Tree Analysis Preliminary Hazard Business Impact


(FTA) Bayesian Analysis Monte Carlo
Analysis (PHA) Analysis
(IEC 61025)

Hazard Analysis Cause &


and Operability Event Tree Analysis Layer of Protection Route Cause Consequence
Study (ETA) Analysis (LOPA) Analysis Analysis
(IEC 61882)

Reliability Centered Structured What-If Hazard Analysis & Cause and Effect
Maintenance (RCM) Brainstorming Critical Control
Technique (SWIFT) Analysis
(IEC 60300-3-11) Point

Structured or Semi- Environmental Risk


Markov Analysis Sneak Circuit
Structured Decision Tree Assessment/
(IEC 61665) Analysis
Interviews AMDAL
Hazard
Safety Hazard Identification Health Hazard

Bahaya Listrik/Electrical Hazard Bahaya Radiasi/Radiation Hazard

Bahaya Gravitasi/Gravity Hazard Bahaya Kimia/Chemical Hazard

Bahaya Tekanan/Pressure Hazard Bahaya Biologi/Biological Hazard

Bahaya Kinetis/Kinetics Hazard Bahaya Manusia dan atau


Organisasi/Human/Organization Factors

Bahaya Mekanical/Mechanical Hazard Bahaya Lingkungan kerja Spesifik/


Spesific Work Environmental Hazard

Substansi Bahaya Kesehatan/


Substantial Health hazard Bahaya Fisika/Phisical Hazard

Bahaya Ergonomi/Ergonomic Hazard

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Bahaya yang berasal dari Keberadaan Muatan
atau aliran muatan listrik.
Contohnya Bahaya Listrik
bahaya sentuh langsung, sentuh tidak langsung, kelebihan Electrical hazard
beban, hubungan singkat, tegangan rendah dan Petir. 15 – 30
miliampere dapat menyebabkan kematian.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Bahaya dari gaya yang disebabkan oleh daya
tarik antara masa bumi dan masa benda lainnya.
Contohnya Bahaya Gravitasi
bekerja di ketinggian, Proses pengangkatan material Gravity hazard
menggunakan alat.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Bahaya yang berasal dari pancaran energi melalui
suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang dari sumber radiasi. Bahaya Radiasi
Contohnya adalah Sinar Laser, ultraviolet (180 nm to 400 nm), Infrared (700 Radiation hazard
nm to 1 mm), Radio Frequency dan Microwafe (30 KHz to 300 GHz), medan
magnet (1 – 30 KHz) sinar x, sinar gamma dan sinar kosmik.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Bahaya yang berasal dari material kimia yang
berpotensi untuk menciderai manusia dan
lingkungan. Bahaya Kimia
Contohnya adalah Debu, gas iritan, uap, pupuk, pestisida, semen, cat, serat Chemical hazard
mineral, penyepuh listrik, antibiotik anestesi lokal, desifenktan, iritan primer,
zat fotodinamik, karsinogen, oli, solar, bensin dan bahan bakar lainnya.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Bahaya yang berasal dari tekanan cairan
atau tekanan gas dalam satu tabung atau
saluran bertekanan. Bahaya Tekanan
Contoh: Pressure hazard
Kompresor, Bejana Tekan, Ketel Uap, Pipa distribusi bertekanan dan ban
kendaraan.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Material benda yang melayang, terpental dengan
kecepatan tertentu yang dapat menciderai manusia.
Contoh:
Bahaya Kinetis
Serpihan/pecahan cakra gerinda dan pelepasan material dari Kinetic hazard
pangkalnya/badannya dan object yang terlempar (flying object).

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Bahaya yang berasal dari sengatan hewan,
binatang sampai kepada makhluk Bahaya
mikroorganisme.
Contoh:
Biologi
virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, kelompok tumbuhan, reptil, Biological hazard
serangga dan hewan karnivora.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Energi dari komponen sebuah sistem mekanis, yaitu
perputaran, getaran, atau gerakan yang terjadi dalam Bahaya
peralatan/mesin
Contoh: Mekanikal
Pita mesin berputar, ban mobil, putaran cakra gerinda, putaran mata bor, Shaft, Mechanical hazard
vibrator, katrol, mesin penggiling, Mesin pemotong dan permesinan lainnya.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Bahaya pada proses pengangkatan material/benda
dengan melibatkan tubuh manusia secara langsung Bahaya
sebagai medianya
Contoh:
Ergonomi
Posisi tubuh (meraih, membungkuk, berputar, berlutut, jongkok, memegang posisi Ergonomic hazard
tetap, memegang pada bagian tepi dan pengulangan.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Faktor dari perilaku yang tidak aman dari pekerja itu
sendiri, atau kondisi dari organisasi.
Faktor Manusia/
Contoh:
Stress, kebosanan, fatigue, depresi, permasalahan organisasi,
Orgasisasi
hubungan antar karyawan, psikologis, dll Human/Organization Factor

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Suatu kondisi lingkungan yang berpengaruh
terhadap Pekerja/manusia. Faktor Lingkungan
Contoh:
Bekerja di area yang sempit, Ventilasi yang kurang, permukaan yang
Kerja Spesifik
licin, miring, area terbatas, Akses yang bermasalah, bekerja dekat Spesific Work Environmental Factor
dengan area berpotensi gempa, banjir, cuaca ekstrim, dll.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan
– gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang
terpapar secara terus menerus oleh faktor fisik. Bahaya Fisika
Contoh: Physical hazard
Pencahayaan yang kurang/berlebih, Kebisingan, temperature, Getaran dan
Getaran pada sebagaian alat tubuh.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Bahaya
Bahaya Listrik Bahaya Kimia
Kondisi kabel berarus Asam sulfat (H2SO4)
listrik yang terkelupas pada aktifitas
memindahkan material
tersebut wadah lain
sebagai bahan Analisa.

Bahaya Gravitasi Bahaya Biologi


Bekerja diketinggian 10 Gigitan ular berbisa
meter.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Risiko – Kejadian atau Paparan
Risk – Event or Exposure
Risiko – Konsekuensi / Dampak
Risk – Consequences / Impact
Bahaya K3 & Risiko K3
Bahaya Listrik Risiko: Bahaya Kimia Risiko:
Kondisi kabel berarus Pekerja terjatuh dari Asam sulfat (H2SO4) Pekerja digigit ular
listrik yang terkelupas ketinggian 10-meter bersifat corrosive. menyebabkan
menyebabkan cidera keracunan, pingsan
berat hingga fatality hingga meninggal
(patah tulang hingga
meninggal)

Risiko:
Material terpercik asam
sulfat menyebabkan
luka bakar pada tubuh.
Material terhirup
H2SO4, menyebabkan
gangguan pernafasan.
Risiko: Bahaya Meterial terpercik ke
mata menyebabkan
Jari pekerja Gravitasi kebutaan
menyentuh kabel yang
terbuka menyebabkan
Bekerja diketinggian 10 Material tertelan Bahaya
meter.
pekerja pingsan
menyebabkan
gangguan saluran Biologi
hingga meninggal. pencernaan Bisa Ular

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Q n A?
Penilaian Risiko
PENGERTIAN
TUJUAN
Kegiatan dengan cara menentukan
Membedakan antara risiko kecil dengan
besarnya kemungkinan (probability)
risiko besar dan menyediakan data untuk
dan tingkat keparahan dari akibat membantu evaluasi dan penanganan risiko.
(consequences) suatu risiko.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Analisa Risiko dapat dilakukan dengan 3 cara: Metode
a). Analisa Qualitative
b). Analisa Semiquantitative Analisa
c). Analisa Quantitative Risiko

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Analisa Kualitatif

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Analisa Semi-kuantitatif

Risk (R) = Likelyhood (L) x Severity (S)


Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Analisa Kuantitatif

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Risiko Pengamanan

PENGERTIAN TUJUAN
Suatu kegiatan untuk menentukan risiko yang Menilai apakah antara risiko dan pengamanannya
dihubungkan dengan pengamanannya untuk mencapai telah seimbang sehingga kegiatan aman untuk
keseimbangan. dilaksanakan.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko

LOW Pada area hijau risiko sangat kecil dan secara umum dapat
diterima dengan kondisi normal tanpa melakukan upaya
tertentu

MEDIUM Pada bagian kuning atau area ALARP, risiko dapat ditolerir
dengan syarat semua pengamanan telah dijalankan dengan
baik. Pengendalian lebih jauh tidak diperlukan jika biaya untuk
menekan risiko sangat besar sehingga tidak sebanding dengan
manfaatnya

HIGH Pada area biru (risiko tidak dapat diterima) adanya risiko tidak
dapat ditolerir, sehingga harus dilakukan langkah pencegahan

EKSTRIM Pada area merah adalah kondisi dimana risiko tersebut


berpotensi bencana yang menimbulkan korban lebih dari satu
orang.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Pengendalian Risiko
Langkah penting dalam menentukan keseluruhan SASARAN
manajemen risiko. Jika pada tahapan sebelumnya
Menekan risiko sampai pada batas yang
lebih banyak bersifat konsep dan perencanaan,
maka pada tahap ini sudah merupakan realisasi dari dapat diterima (As Long As Reasonable
upaya pengelolaan risiko dalam perusahaan. Praticable).

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Tingkat Hirarki Pengendalian Risiko
Keandalan yang
paling baik

Eliminasi
Hazard/
Substitusi bahaya
Operational
Level
Rekayasa
Engineering

Administratif
Strategic
APD Level

Menekan Pengurangan kemungkinan ini


dapat dilakukan dengan berbagai
Likelyhood/ pendekatan yaitu secara teknis,
Probability administratif dan pendekatan
manusia.
Reseptor/
Penerima
Pengendalian risiko Juga dapat
dilakukan dengan menekan
Menekan Severity keparahan (Severity) dengan
pemberian proteksi pada bahaya
dan pada penerima bahaya tersebut.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Eliminasi Eliminasi

Risiko dapat dihindarkan dengan


Kemungkinan
Bahaya Keparahan
menghilangkan sumbernya. Jika sumber
bahaya dihilangkan maka risiko yang
akan timbul dapat dihindarkan.

• Contohnya:
• Mesin yang bising dimatikan atau
dihentikan sehingga tempat kerja
bebas dari kebisingan.
• Lubang bekas galian di tengah jalan
ditutup dan ditimbun
• Penggunaan bahan kimia berbahaya
dihentikan.
• proses yang berbahaya di dalam
perusahaan dihentikan. Perusahaan
tidak memproduksi bahan Reseptor
berbahaya sendiri tetapi memesan
dari pemasok. Dengan demikian,
perusahaan bebas dari kegiatan
yang berbahaya
Substitusi
Substitusi
Bahaya
Kemungkinan
Keparahan

Mengganti bahan dan atau Bahaya

peralatan dengan yang lain untuk


menekan kemungkinan kecelakaan.

Contoh
• penggunaan bahan pelarut yang
bersifat beracun diganti dengan
bahan lain yang lebih aman dan Reseptor
tidak berbahaya.
• Mengganti lantai yang berbahan
licin ke yang tidak licin.
EVALI, Nama Baru Penyakit Paru
Akibat Penggunaan Rokok Elektrik
www.m.liputan6.com

> 1.000 kasus di amerika


26 korban meninggal dunia
21 negara bagian.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Kontrol Enjinering
Bahaya
Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan
melalukan rekayasa teknis terhadap kondisi
lingkungan kerja, peralatan kerja dan Rekayasa Engineering
kegiatan yang mengandung bahaya.
Kemungkinan
Contoh
Keparahan
• Pemberian pelindung pada mesin agar
pekerja tidak terpapar bahaya dari
putaran mesin.
• Pemberian pelindung pada mesin yang
mempunyai tingkat kebisingan di atas 86
dB terhadap kemungkinan paparan
kepada pekerja.
• Pemberian handrail pada tangga sebagai
pelindung/pencegah dari bahaya gravitasi
yang berisiko terpeleset dan terjatuh pada Reseptor
permukaan yang lebih rendah.
• Modifikasi mesin untuk memindahkan
barang sebagai tidakan untuk
menurunkan risiko dari bahaya ergonomic.
Waktu Pelepasan
Bahaya
Pengendalian waktu pelepasan dengan
upaya untuk pengaturan waktu paparan
dari pelepasan Enerji.

Contoh
• Pembatasan waktu kerja bagi para
pakerja yang dekat dengan pompa Bekerja
yang memiliki paparan kebisingan. 30-menit,
• Pembatasan waktu kerja bagi para Istrahat
pekarja yang berada di area terbatas 15-menit.
yang berpotensi terpapar gas
beracun.
• Pembatasan waktu kerja bagi para Waktu Pelepasan
pekerja yang melakukan distribusi
produk menggunakan gerakan Reseptor
repetitive saat melakukan aktifitasnya. Kemungkinan
• Pembatasan waktu kerja bagi para Keparahan
pekerja yang melakukan kegiatan
pengelasan yang berpotensi terpapar
asap dan sinar pengelasan.
Pengendalian Arah
dan Jarak Bahaya

Pengendalian ini dimaksudkan


dengan memberikan kesempatan
dalam menurunkan risiko melalui
pengaturan Jarak penerima dan
arah dari bahaya tersebut.

Contoh: Reseptor Kemungkinan


Saat melakukan pengecekan
pengelasan menggunakan NDT Keparahan
berupa X-ray, pada radius 20-
meter, para pekerja selain yang Pengendalian Arah dan Jarak
melakukan pengetesan untuk tidak
memasuki area pengetesan.
Administratif
Administrative

Bahaya
Penyediaan suatu sistem kerja yang dapat
mengurangi kemungkinan seseorang
terpapar potensi bahaya yang tergantung
dari perilaku pekerjanya.

Contohnya adalah
• Kebijakan atau regulasi,
• Membuat prosedur aman terhadap
waktu terpapar, pengaturan jarak dan
arahnya.
• Inspeksi Rutin,
Administratif
• Rotasi kerja, istirahat, mengurangi
jumlah pekerja pada area berbahaya dll. Reseptor
Kemungkinan
• Meningkatkan kompetensi tenaga kerja
yang terlibat melalui pelatihan, kursus Keparahan
dan orientasi.
Alat Pelindung Diri

Bahaya

Alat yang digunakan untuk


membatasi antara terpaparnya
tubuh dengan potensi bahaya yang
diterima oleh tubuh.

• Dengan Persyaratan:
• Pengendalian lain tidak dapat Alat Pelindung Diri
dilakukan.
• Sebagai memperkuat tindakan Kemungkinan
pengendalian. Keparahan
• Sudah ditentukan oleh Peraturan Reseptor
perundangan. (Permenakertrans
No. 8 Tahun 2010 tentang alat
pelindung diri)
Perkuat
Reseptor
Bahaya

Memberikan penguatan atau


penambahan power/tenaga serta
kemampuan dalam hal fisik
kepada pekerja sehingga
kemampuan pekerja sesuai
dengan paparan bahaya yang ada.

Contoh:
1. Pemberian suplemen yang Perkuat Reseptor
renda efek samping seperti
pemberian susu pada pekerja Reseptor Kemungkinan
yang terpapar bahaya. Keparahan
2. Pemberian Vaksin
Komunikasi:
1. Rapat bulanan P2K3. Komunikasi,
2. Safety toolbox.
3. Penempelan di safety bulletin board. Konsultasi dan
4. Pemberian Safety sign pada peralatan
berisiko
Partisipasi
Konsultansi:
1. Rapat sesama Tim HIRADC yang
dijadwalkan setiap tahun dengan
membahas perkembangan pemenuhan
pengendaliannya.
2. Konsultansi melihat keefektifan dari
HIRADC yang telah dibuat dan
perbaikan berkelanjutan.

Partisipasi:
1. Pekerja melakukan inspeksi, observasi
perilaku selamat di tempat kerja.
2. Pekerja melakukan hazard hunt
3. Pekerja terlibat dalam kegiatan
investigasi insiden dan atau
kecelakaan.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Inspeksi
Disesuaikan dengan jadwal inspeksi pada SHE Plan/
Schedule perusahaan Inspeksi dilakukan pada manusia,
peralatan/equipment, dan lingkungan

Pengukuran Lingkungan
Pengukuran lingkungan dilakukan mengacu pada Permenaker
No. 5 tahun 2018 tentang K3 pada lingkungan kerja.
(kebisingan, getaran, pencahayaan, iklim kerja, dll). Frekwensi
minimum dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan.

Audit
Audit dilakukan sesuai dengan jadwal/program SHE, dengan
melihat beberapa hal terhadap keefektifan dari Pengelolaan
HIRADC.

Pengawasan dan
Hasil dari pelaksanaan inspeksi, pengukuran lingkungan dan
Audit tentang pengelolaan HIRADC ini akan menjadi agenda

Peninjauan Ulang
Tinjauan manajemen untuk membahas sejauh mana HIRADC
ini efektif dilaksanakan.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai