Anda di halaman 1dari 48

Dasar-Dasar K3

Graha Simatupang Tower 2B Lt. 4, Jl. TB Simatupang No.Kav. 38, Date/Tanggal: Program Pelatihan dan Sertifikasi:
RT.4/RW.8, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540
08 Februari 2021 Ahli K3 Umum Sertifikasi BNSP
Setelah mengikuti pelatihan dan sertifikasi Ahli K3
BNSP, Peserta diharapkan dapat:
1. Mampu memahami peraturan perundangan yang
terkait;
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
2. Memiliki kepedulian (care) dan menghargai setiap ruas
anggota tubuh dan jiwa sendiri maupun orang lain;

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


3. Mampu mengidentifikasikan Bahaya, menganalisa
Risiko dan mengendalikan Risiko di Tempat Kerja; Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
4. Mampu menekan seminimal mungkin terjadinya kecelakaan kerja dan
atau zero accident maupun Penyakit Akibat Kerja (PAK); Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
5. Mampu menetapkan dan menjalankan komunikasi internal dan
eksternal di tempat kerja;
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
6. Mampu menciptakan “safe” and “health” setiap melaksanakan
aktifitas di tempat kerja. Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Begini Kronologi Kecelakaan Kerja di Manhattan
Square (Tribunnews.com)
Tribunnews.com - Rabu, 13 Februari 2013 15:42 WIB
Penulis: Theresia Felisiani ; Editor: Yaspen Martinus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kronologi kecelakaan kerja di Gedung Manhattan Square, Jalan TB


Simatupang, Kav 1S, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (12/2/2013), sempat simpang siur.

Kecelakaan itu menewaskan lima orang, dan dua lagi kritis. Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta
Selatan AKBP Hermawan, kecelakaan berawal dari pekerjaan membuat lubang untuk pembuangan air
kotor.

"Ada pengerjaan empat lubang, tiga lubang sudah selesai, tinggal finishing. Saat lubang keempat
hendak difinishing. yakni mencopot kerangka besi dan papan bekas cor untuk dicat, sesuai SOP ada
dua pekerja di dalam, dan dua pekerja di atas," jelas Hermawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu
(13/2/2013).

Tiba-tiba, lanjutnya, dari dalam lubang, kedua pekerja meminta tolong, sehingga dua pekerja di atas
turun ke lubang untuk menolong dua rekannya. Lantas, dua pekerja yang menolong juga berteriak
minta tolong lagi, karena tidak bisa bernapas, dan kembali dibantu oleh pekerja finishing di lubang
lain.

"Jadi, total sudah ada enam yang masuk ke lubang. Lalu, yang di dalam minta tolong lagi, dan dibantu
oleh satu orang K3 yang ikut bantu. Jadi, ada tujuh orang pingsan," tutur Hermawan. Setelah itu, baru
lah petugas dari PT Waskita turut membantu menolong menggunakan masker oksigen serta blower,
dan berhasil mengevakuasi tiga orang. Petugas dari PT Waskita yang menolong mengaku lemas. Ia
digantikan petugas lain dan mengevakuasi empat pekerja lainnya.

SAFETY
moment
Hermawan mengungkapkan, yang berhasil dievakuasi ada tujuh orang. Lima orang meninggal dunia,
dan dua orang pekerja lainnya kritis. Saat ini, dua pekerja yang kritis sudah siuman dan sadar. "Kami
sudah lakukan olah TKP, ambil sampel air, darah, dan udara dari korban dan sampel dibawa oleh
Labfor Mabes. Dari hasil otopsi sementara, korban meninggal karena lemas kelebihan C02 beracun
dari lubang sedalam enam, lebar tiga meter, dan panjang lima meter," papar Hermawan. (*)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Tahapan Penyebab
Kecelakaan
1 2 3 4 5
Lemahnya Penyebab Penyebab Kejadian Kerugian
Pengendalian Dasar Langsung
(Accident) (Losses)
(Lack of (Basic Cause) (Direct Cause )
Control)

Lack of Control Faktor Pribadi Tindakan Tidak Aman Kecelakaan Kerugian

Perlunya standar Kurangnya pengetahuan Pekerja masuk ke ruang Pekerja terpapar Gas Beracun • 5 Pekerja
Pelatihan pekerja untuk pekerjaan di – CO > 30 ppm Meninggal dan 2
terbatas tanpa
bekerja di ruang ruang terbatas Kritis
terbatas mengecek kadar gas
ditetapkan oleh beracun.
perusahaan
Faktor Pekerjaan Kondisi Tidak Aman
Perlunya
dokumen proses Tidak memadainya standar Gas beracun –> CO > 30 ppm
pekerjaan di untuk bekerja pada ruang
ruang terbatas. terbatas.

Teori Domino (Frank E Bird, 1974)


7500 Kematian
Perhari
Melalui kecelakaan kerja
dan penyakit terkait pekerja;
Lebih dari 2,78 Juta
kematian terkait pekerja
pertahun
Sumber: ILO (2019)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Kematian karena
6500 Penyakit Akibat
Kerja
Melalui penyakit akibat kerja,
lebih dari 2,4 juta kematian
terkait dengan penyakit
akibat kerja

Sumber: ILO (2019)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


374 jt Kejadian terkait
Kecelakaan
Kerja dan
Penyakit Akibat
Kerja
Hal ini yang mengakibatkan
meningkatnya jumlah
ketidakhadiran pekerja di
tempat kerja

Sumber: ILO (2019)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Angka kecelakaan kerja
yang dilaporkan
sebanyak 114.000 kasus
pada tahun 2019.
mengalami peningkatan
mencapai 177.000 kasus
sepanjang tahun 2020
(Januari – Oktober)

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan 2021

Copyright© 2020 Adam_Rahmat_agung. All Rights Reserved


eading
Indicator

1. Meeting (everyday)
2. Inspection (everyday)
3. Audit (6 months)
4. Training (as perscheduled)
5. Development (as perscheduled)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
agging
Indicator
1
Fatal

30

Lagging Indicator
Major

300
Recordable injury

3.000
Nearmiss or first aid
Incident
30.000 Hazard

Leading Indicator
-unsafe acts
Unsafe conditions

Du ponts Model Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Teori
Gunung Es/IceBerg
1. Pengobatan & perawatan, Ambulance, Polisi
BIAYA
Rp. 1 juta 2. Santunan pihak keluarga
LANGSUNG
3. Rumah Sakit

1. Kerusakan Bangunan
2. Kerusakan alat dan mesin
Rp. 5 Jt – Rp. 50 Jt 3. Kerusakan produk dan bahan material
BIAYA KERUSAKAN 4. Gangguan dan terhentinya produksi
ASET YANG TIDAK 5. Biaya administrative
DIASURANSIKAN 6. Pengeluaran sarana/prasarana darurat
7. Sewa mesin sementara

BIAYA TIDAK
LANGSUNG
1. Waktu penyelidikan kecelakaan
2. Pembayaran gaji untuk waktu yang hilang
3. Biaya perektrutan dan pelatihan
Rp. 3 Jt – Rp 5 Jt 4. Biaya lembur
BIAYA LAIN YANG 5. Biaya ekstra pengawas
6. Waktu untuk administrasi
TAK
7. Penurunan kemampuan tenaga kerja yang
DIASURANSIKAN kembali karena cedera
8. Kerugian Bisnis dan nama baik

Ref : Modern Safety Management, DNV, Develop by Frank E Bird Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Safety Video
Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


PALANG
Bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja (PAK)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


RODA GIGI
Bekerja dengan kesegaran jasmani
dan rohani.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


WARNA HIJAU
Selamat, Sehat dan Sejahtera.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


SEBELAS RODA GIGI
Sebelas Bab dalam
Undang-undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Logo K3
Konsiderans Pasal-pasal pada UU
No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja

Warna Dasar Bendera (Putih)


Besih dan Suci

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Pengertian K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
(Peraturan pemerintah No. 50 Tahun 2012, tentang penerapan SMK3 pada 1 ayat 2).

pengertian SMK3 berdasarkan PP 50/2012/ adalah bagian dari


Sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
(Peraturan pemerintah No. 50 Tahun 2012, tentang penerapan SMK3 pada 1 ayat 1).

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja
• Identifikasi Bahaya di
tempat kerja (unsafe
3. Pembinaan dan Pengawasan
action & unsafe condition
• Pembinaan dan
Pengawasan (pelatihan,
konseling & konsultasi,
Pengembangan Sumber
Daya)
• Sistem Manajemen
(Prosedur & aturan,
Penyediaan sarana &
prasarana, reward &
Punishment)

1. Pembinaan dan Pengawasan Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Budaya 5R

Pengertian
5R adalah cara/metode untuk mengatur/mengelola/mengorganisir tempat
kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan.

Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.

Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih
efisien.
2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang
bagus/baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-
pemborosan di tempat kerja.
Langkah-Langkah
Penerapan 5R
Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.

Rapi
1. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
2. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya,
keseragaman, fungsi dan batas waktu.
3. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan.

Resik
1. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
3. Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
4. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak (peremajaan).

Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.

Penerapan Budaya 5R Di Tempat Kerja Rajin


Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
Makna Rambu-rambu K3 Di Tempat Kerja

Tanda Larangan Tanda Bahaya Tanda Kewajiban

Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
Tanda Sarana /
Darurat P3K dan
Fasilitas Umum
Kebakaran Evakuasi Darurat
Label Kemasan
Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Mudah Meledak Mudah Oksidator


Menyala/Terbakar

Korosif Beracun Mengganggu


Pernafasan, Pemicu
Kamker

Contoh Label Kemasan B3

GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations) Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
Label Transportasi
Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Sumber : DOT (Department Of Transportation) Amerika


Makna
Label Dan Warna Perpipaan
LABEL PIPA
Gas Bertekanan.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Terbakar.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Air Yang Dapat Diminum, Air Pendingin, Air
LABEL PIPA Umpan Boiler.
LABEL PIPA
Bahan Beracun & Korosif.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Media Pemadam Kebakaran.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Menyala.
LABEL PIPA
Sumber : ANSI (American National Standards Intitute) Amerika
Tanda Dan Makna
Papan Informasi

Petunjuk K3 Informasi Umum / Informasi Bahaya


Pengumuman

Pesan Umum Informasi Fasilitas Informasi Larangan


Radioaktif
Tanda dan Makna
Warna Dan Label
LABEL Batas Area Kerja, Batas Jalur.

LABEL Produk Jadi, Sarana Umum.


Bahan Baku, Sarana P3K, Keselamatan, Darurat dan
LABEL
Evakuasi.
LABEL Barang Menunggu Diproses Lebih Lanjut (WIP).

LABEL Barang Inspeksi QC.

LABEL Barang Cacat, Barang Tidak Terpakai, Tanda Berhenti.

LABEL Inventaris, Identitas Laci Penyimpanan, Rak, Peralatan,


dsj.
Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Operasional.

Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Keselamatan.

Zona Berbahaya.
Contoh Dokumentasi
Penerapan 5R
Di Tempat Kerja
LOTO
(Lockout – Tagout)
Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat
berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan dan perawatan berlangsung
sampai dengan pekerjaan tersebut berakhir.

Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
Peralatan LOTO
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda bahaya
pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi sumber
energi.

Tanda LOTO Penerapan LOTO


Izin Pekerjaan
Bahaya/Resiko Tinggi

1. Izin kerja diperlukan untuk pekerjaan Pekerjaan :


non-rutin yang mengandung
1. Panas (pengelasan, gerinda, dsj).
bahaya/resiko tinggi di tempat kerja.
2. Ketinggian (konstruksi/perbaikan
2. Izin kerja bertujuan untuk
di ketinggian di atas 2 meter).
memastikan bahwa semua
kegiatan/kondisi/lokasi aman untuk 3. Listrik (arus besar).
dilangsungkannya pekerjaan 4. Galian.
berbahaya/resiko tinggi.
5. Penggunaan Alat Berat.
3. Pengurusan izin kerja dilaksanakan
oleh tenaga kerja bersangkutan 6. Perbaikan Tangki.
dengan petugas K3 Perusahaan. 7. Peraikan Perpipaan.
8. Ruang Terbatas.
Alat Pelindung Diri
(APD)

Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran

bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki

keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di Rompi Nyala

tempat kerja.
Pelindung Jatuh
Pelampung

Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Perpu terkait: Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2010 Sabuk Keselamatan
Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan atau
diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan
pekerjaan.

Contoh
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White Finger Syndrom, dsb.

Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan
Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik
(Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi (Stress, dsb).

Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana.

Perpu terkait: Permenaker Nomor 5 Tahun 2018


Kesiapan Tanggap
Darurat

Pengertian Keadaan Darurat Pelaksanaan Tanggap Darurat


Keadaan sulit yang tidak diduga yang Secara Umum
memerlukan penanggulangan segera supaya
tidak terjadi kecelakaan. 1. Matikan/hentikan seluruh
proses/mesin/aktivitas produksi/kerja.
2. Segera menuju titik evakuasi dengan
Ruang Lingkup mengikuti jalur evakuasi darurat.
1. Kebakaran yang gagal dipadamkan regu
3. Selamatkan aset yang memungkinkan untuk
pemadam kebakaran Perusahaan.
diselamatkan.
2. Peledakan.
4. Tetap tenang dan cepat bertindak.
3. Kebocoran gas/cairan/material berbahaya
5. Informasikan kepada petugas Tanggap
yang tidak dapat diatasi dalam waktu
Darurat apabila ada rekan yang masih
singkat.
tertinggal/terperangkap/terluka.
4. Keracunan.
6. Tetap di area aman hingga ada instruksi
5. Bencana Alam.
lanjutan dari petugas berwenang.
6. Perampokan.
7. Ancaman Bom.
8. Demonstrasi / Unjuk Rasa.
9. Huru-hara.
Api Dan
Kebakaran
Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat
yang terbentuk dari 3 unsur (panas, oksigen
dan bahan mudah terbakar ) yang
Panas
menghasilkan panas dan cahaya.
Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun besar pada tempat,
Rantai situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang
Reaksi
Bahan bersifat merugikan dan pada umumnya sulit
Oksigen
Mudah dikendalikan.
Terbakar

Segitiga Api
Tahap–tahap
Kebakaran
Muncul
1. Reaksi 3 unsur api.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya.
3. Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.

Tumbuh
1. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
2. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena
panas).
3. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas pemadam.

Puncak
1. Semua bahan mudah terbakar menyala.
2. Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya.

Reda/Padam
1. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
2. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan
padamnya api.
3. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran baru.
4. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan O2
secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat kebakaran berlangsung).
Metode
Pemadaman Api
Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.

Isolasi
1. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media serbuk ataupun busa.

Dilusi
1. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media gas CO2.

Pemisahan
1. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.

Pemutusan
1. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal
bebas pemicu rantai reaksi api.
2. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena
menimbulkan efek rumah kaca).
Klasifikasi
Kebakaran

Kelas Kebakaran Media Pemadam

A Padat Non Logam Air, Uap Air, Serbuk Kimia, Busa

B Gas/Uap/Cairan Serbuk Kimia, CO2, Busa

C Aliran Listrik Serbuk Kimia, CO2, Uap Air

D Logam Serbuk Kimia Sorium Klorida, Grafit, dsj

Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika


Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)

Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang


untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
Tuas

Pin
Petunjuk Penggunaan :
Tanda Pemasangan APAR Manometer 1. Tarik pin pengunci tuas.
2. Arahkan selang ke
Selang pusat api.
3. Tekan tuas pegangan
Nozzle / Corong
tabung pemadam.
4. Sapukan secara merata.

Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang Bagian-Bagian APAR

Perpu terkait: Permenakertrans Nomor 4 Tahun 1980


Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)

Berdasarkan Kelas Kebakaran


1. APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
2. APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
3. APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
4. APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5. APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
6. APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).

Berdasarkan Media Pemadam


APAR Kartu Gas APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering, APAR Cairan Kimia, APAR Gas CO2,
APAR Halon.

Berdasarkan Konstruksi
1. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung untuk
mengeluarkan isi tabung APAR).
2. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan tabung
APAR).

Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).

Berdasarkan Kapasitas
APAR Tekanan Tetap
APAR 0.6 kg s.d 90kg.

Perpu terkait: Permenakertrans Nomor 4 Tahun 1980


Safety Culture

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Safety Video

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


THANK YOU

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai