Dasar-Dasar K3
Dasar-Dasar K3
Graha Simatupang Tower 2B Lt. 4, Jl. TB Simatupang No.Kav. 38, Date/Tanggal: Program Pelatihan dan Sertifikasi:
RT.4/RW.8, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540
08 Februari 2021 Ahli K3 Umum Sertifikasi BNSP
Setelah mengikuti pelatihan dan sertifikasi Ahli K3
BNSP, Peserta diharapkan dapat:
1. Mampu memahami peraturan perundangan yang
terkait;
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
2. Memiliki kepedulian (care) dan menghargai setiap ruas
anggota tubuh dan jiwa sendiri maupun orang lain;
Kecelakaan itu menewaskan lima orang, dan dua lagi kritis. Menurut Kasat Reskrim Polres Jakarta
Selatan AKBP Hermawan, kecelakaan berawal dari pekerjaan membuat lubang untuk pembuangan air
kotor.
"Ada pengerjaan empat lubang, tiga lubang sudah selesai, tinggal finishing. Saat lubang keempat
hendak difinishing. yakni mencopot kerangka besi dan papan bekas cor untuk dicat, sesuai SOP ada
dua pekerja di dalam, dan dua pekerja di atas," jelas Hermawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu
(13/2/2013).
Tiba-tiba, lanjutnya, dari dalam lubang, kedua pekerja meminta tolong, sehingga dua pekerja di atas
turun ke lubang untuk menolong dua rekannya. Lantas, dua pekerja yang menolong juga berteriak
minta tolong lagi, karena tidak bisa bernapas, dan kembali dibantu oleh pekerja finishing di lubang
lain.
"Jadi, total sudah ada enam yang masuk ke lubang. Lalu, yang di dalam minta tolong lagi, dan dibantu
oleh satu orang K3 yang ikut bantu. Jadi, ada tujuh orang pingsan," tutur Hermawan. Setelah itu, baru
lah petugas dari PT Waskita turut membantu menolong menggunakan masker oksigen serta blower,
dan berhasil mengevakuasi tiga orang. Petugas dari PT Waskita yang menolong mengaku lemas. Ia
digantikan petugas lain dan mengevakuasi empat pekerja lainnya.
SAFETY
moment
Hermawan mengungkapkan, yang berhasil dievakuasi ada tujuh orang. Lima orang meninggal dunia,
dan dua orang pekerja lainnya kritis. Saat ini, dua pekerja yang kritis sudah siuman dan sadar. "Kami
sudah lakukan olah TKP, ambil sampel air, darah, dan udara dari korban dan sampel dibawa oleh
Labfor Mabes. Dari hasil otopsi sementara, korban meninggal karena lemas kelebihan C02 beracun
dari lubang sedalam enam, lebar tiga meter, dan panjang lima meter," papar Hermawan. (*)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Tahapan Penyebab
Kecelakaan
1 2 3 4 5
Lemahnya Penyebab Penyebab Kejadian Kerugian
Pengendalian Dasar Langsung
(Accident) (Losses)
(Lack of (Basic Cause) (Direct Cause )
Control)
Perlunya standar Kurangnya pengetahuan Pekerja masuk ke ruang Pekerja terpapar Gas Beracun • 5 Pekerja
Pelatihan pekerja untuk pekerjaan di – CO > 30 ppm Meninggal dan 2
terbatas tanpa
bekerja di ruang ruang terbatas Kritis
terbatas mengecek kadar gas
ditetapkan oleh beracun.
perusahaan
Faktor Pekerjaan Kondisi Tidak Aman
Perlunya
dokumen proses Tidak memadainya standar Gas beracun –> CO > 30 ppm
pekerjaan di untuk bekerja pada ruang
ruang terbatas. terbatas.
1. Meeting (everyday)
2. Inspection (everyday)
3. Audit (6 months)
4. Training (as perscheduled)
5. Development (as perscheduled)
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
agging
Indicator
1
Fatal
30
Lagging Indicator
Major
300
Recordable injury
3.000
Nearmiss or first aid
Incident
30.000 Hazard
Leading Indicator
-unsafe acts
Unsafe conditions
1. Kerusakan Bangunan
2. Kerusakan alat dan mesin
Rp. 5 Jt – Rp. 50 Jt 3. Kerusakan produk dan bahan material
BIAYA KERUSAKAN 4. Gangguan dan terhentinya produksi
ASET YANG TIDAK 5. Biaya administrative
DIASURANSIKAN 6. Pengeluaran sarana/prasarana darurat
7. Sewa mesin sementara
BIAYA TIDAK
LANGSUNG
1. Waktu penyelidikan kecelakaan
2. Pembayaran gaji untuk waktu yang hilang
3. Biaya perektrutan dan pelatihan
Rp. 3 Jt – Rp 5 Jt 4. Biaya lembur
BIAYA LAIN YANG 5. Biaya ekstra pengawas
6. Waktu untuk administrasi
TAK
7. Penurunan kemampuan tenaga kerja yang
DIASURANSIKAN kembali karena cedera
8. Kerugian Bisnis dan nama baik
Ref : Modern Safety Management, DNV, Develop by Frank E Bird Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Safety Video
Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengertian
5R adalah cara/metode untuk mengatur/mengelola/mengorganisir tempat
kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan.
Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.
Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih
efisien.
2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang
bagus/baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-
pemborosan di tempat kerja.
Langkah-Langkah
Penerapan 5R
Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
Rapi
1. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
2. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya,
keseragaman, fungsi dan batas waktu.
3. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan.
Resik
1. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
3. Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
4. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak (peremajaan).
Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
Tanda Sarana /
Darurat P3K dan
Fasilitas Umum
Kebakaran Evakuasi Darurat
Label Kemasan
Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations) Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
Label Transportasi
Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
Zona Berbahaya.
Contoh Dokumentasi
Penerapan 5R
Di Tempat Kerja
LOTO
(Lockout – Tagout)
Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat
berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan dan perawatan berlangsung
sampai dengan pekerjaan tersebut berakhir.
Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
Peralatan LOTO
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda bahaya
pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi sumber
energi.
Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran
bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki
keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di Rompi Nyala
tempat kerja.
Pelindung Jatuh
Pelampung
Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Perpu terkait: Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2010 Sabuk Keselamatan
Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan atau
diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan
pekerjaan.
Contoh
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White Finger Syndrom, dsb.
Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan
Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik
(Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi (Stress, dsb).
Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana.
Segitiga Api
Tahap–tahap
Kebakaran
Muncul
1. Reaksi 3 unsur api.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya.
3. Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.
Tumbuh
1. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
2. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena
panas).
3. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas pemadam.
Puncak
1. Semua bahan mudah terbakar menyala.
2. Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya.
Reda/Padam
1. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
2. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan
padamnya api.
3. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran baru.
4. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan O2
secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat kebakaran berlangsung).
Metode
Pemadaman Api
Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi
1. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi
1. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media gas CO2.
Pemisahan
1. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan
1. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal
bebas pemicu rantai reaksi api.
2. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena
menimbulkan efek rumah kaca).
Klasifikasi
Kebakaran
Pin
Petunjuk Penggunaan :
Tanda Pemasangan APAR Manometer 1. Tarik pin pengunci tuas.
2. Arahkan selang ke
Selang pusat api.
3. Tekan tuas pegangan
Nozzle / Corong
tabung pemadam.
4. Sapukan secara merata.
Berdasarkan Konstruksi
1. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung untuk
mengeluarkan isi tabung APAR).
2. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan tabung
APAR).
Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
Berdasarkan Kapasitas
APAR Tekanan Tetap
APAR 0.6 kg s.d 90kg.