Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 di Prov. Gorontalo sebesar 117.719
Kwintal. Dibandingkan tahun 2013, terjadi penurunan produksi sebesar 10.105 Kwintal (-7,91
persen). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produktivitasnya sebesar 3,54 Kwintal per
hektar (-6,36 persen) dan juga berkurangnya luas panen sebesar 38 hektar (-1,66 persen)
dibandingkan tahun 2013. Selain luas panen yang rendah, adanya beberapa kendala, terutama
serangan hama dan penyakit yang selalu menjadi permasalahan utama dalam terjadinya gagal
panen. Hama yang menyerang tanaman cabai rawit yaitu kutu kebul (Bemisia tabacci). Sehingga,
yang perlu dilakukan dalam menanggulangi hama kutu kebul. Penelitian diawali dengan survei
utama meliputi pengumpulan data dan informasi, pengkajian dan pengamatan dilapangan
mengenai serangan hama kutu kebul pada pertanaman cabai rawit, pengambilan sampel hama
kutu kebul dan diamati morfospesies. Semua data kuantitatif diinput kedalam Sistem Informasi
Geografis (SIG) sebagai data atribut dalam SIG. Pencarian dan pengaksesan informasi
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi melalui media yang punya mobilitas tinggi
seperti smartphone. Smartphone yang berkembang dimasa sekarang ialah smartphone bersistem
operasi android. Smartphone android disamping punya mobilitas tinggi, juga memiliki fitur-fitur
yang sangat berguna seperti google maps dan GPS. Fitur Google maps dan GPS dapat
dikolaborasikan dalam sebuah pembuatan program aplikasi android. Pembuatan program aplikasi
dirancang menggunakan Bahasa pemrograman android dan php yang dikolaborasikan dengan
database MySQL sebagai media penampung data. Penelitian bertujuan untuk Membuat sistem
informasi geografis yang dapat membantu petani cabai maupun praktisi pertanian agar mampu
mendeteksi lebih awal lokasi penyebaran kutu kebul (B. tabaci) sebelum terjadi penurunan
produksi dan pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian ini juga bertujuan untuk Menganalisis dan
menentukan zonasi sebaran hama kutu kebul pada pertanaman cabai rawit dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografis.

Kata kunci maksimal 5 kata


Kata Kunci : Kutu Kebul, Cabai, Sistem Informasi Geografis, Android.

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Cabai rawit merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai gizi yang
lengkap antara lain terdiri dari lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1,
B2, C dan senyawa alkaloid seperti capcaisin, oleoresin, flavanoid, dan minyak esensial (Ikpeme
et al., 2014).
Cabai rawit Malita FM sedang dikembangkan sebagai produk unggul di Gorontalo sejak
tahun 2008. Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 117.719 Kwintal.
Dibandingkan tahun 2013, terjadi penurunan produksi sebesar 10.105 Kwintal (-7,91 persen).
Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produktivitasnya sebesar 3,54 Kwintal per hektar (-
6,36 persen) dan juga berkurangnya luas panen sebesar 38 hektar (-1,66 persen) dibandingkan
tahun 2013 (BPS Gorontalo, 2019)
Selain luas panen yang rendah, harga cabai rawit dipasaran seringkali lebih tinggi
daripada harga cabai jenis lainnya. Sehingga memicu terjadinya gagal panen yang diakibatkan
karena adanya beberapa kendala, terutama penggunaan varietas lokal, tingkat kesuburan tanah,
dan serangan hama dan penyakit (Rukmana, 2002). Hama dan penyakit yang menyerang
tanaman cabai rawit yaitu kutu kebul (Bemisia tabacci) dan tercatat 60 jenis virus yang
ditularkan oleh kutu kebul antara lain Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus,
Potyvirus, Rod-shape DNA Virus (virus yang dibawa oleh kutu kebul sebagai vektor patogen).
Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik, disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan
jaringan daun.
Solusi dalam pengendalian hama kutu kebul yaitu dengan melakukan pengendalian hama
secara terpadu (PHT). Hal mendasar yang perlu dilakukan dalam mengendalikan hama secara
terpadu yaitu dengan melakukan pemantauan atau monitoring hama. Penelitian diawali dengan
survei pendahuluan (identifikasi lokasi, dan pengumpulan data/informasi dasar berupa peta rupa
bumi, peta penggunaan lahan, peta administrasi, peta citra), survei utama meliputi pengumpulan
data dan informasi, pengkajian dan pengamatan dilapangan mengenai serangan hama kutu kebul
pada pertanaman cabai rawit, pengambilan sampel hama kutu kebul dan diamati morfospesies.
Semua data kuantitatif diinput kedalam Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai data atribut
dalam SIG. Pemetaan data iklim dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS
software.
Untuk itu peneliti berencana melakukan penelitian dan mengangkat judul : “Sistem
Informasi Geografis Penyebaran Kutu Kebul pada tanaman cabai berbasis android di
Provinsi Gorontalo” yang kemudian dibuatkan aplikasi untuk penerapannya.
I.1 Rumusan masalah
Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 di Prov. Gorontalo sebesar
117.719 Kwintal. Dibandingkan tahun 2013, terjadi penurunan produksi sebesar 10.105 Kwintal
(-7,91 persen). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produktivitasnya sebesar 3,54
Kwintal per hektar (-6,36 persen) dan juga berkurangnya luas panen sebesar 38 hektar (-1,66
persen) dibandingkan tahun 2013. Selain luas panen yang rendah, adanya beberapa kendala,
terutama serangan hama dan penyakit yang selalu menjadi permasalahan utama dalam terjadinya
gagal panen. Hama yang menyerang tanaman cabai rawit yaitu kutu kebul (Bemisia tabacci).
Sehingga, yang perlu dilakukan dalam menanggulangi hama kutu kebul. Penelitian diawali
dengan survei utama meliputi pengumpulan data dan informasi, pengkajian dan pengamatan
dilapangan mengenai serangan hama kutu kebul pada pertanaman cabai rawit, pengambilan
sampel hama kutu kebul dan diamati morfospesies. Semua data kuantitatif diinput kedalam
Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai data atribut dalam SIG.
I.2 Tujuan penelitian
 Membuat sistem informasi geografis yang dapat membantu petani cabai maupun
praktisi pertanian agar mampu mendeteksi lebih awal lokasi penyebaran kutu kebul
(B. tabaci) sebelum terjadi penurunan produksi dan pertumbuhan tanaman cabai.
 Menganalisis dan menentukan zonasi sebaran hama kutu kebul pada pertanaman
cabai rawit dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis.
 Memberikan data dan informasi berupa peta yang menggamabrakan penyebaran
hama kutu kebul pada tanaman cabai.
 Menyusun strategi pengendalian hama kutu kebul secara spasial.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terkait
1. Penelitian oleh Rizki Putra Agrarian, Andri Suprayogi, Bambang Darmo Yuwono, 2015.
Dengan judul Pembuatan Aplikasi Mobile Gis Berbasis Android Untuk Informasi Pariwisata
Di Kabupaten Gunungkidul : Penelitian ini memanfaatkan data koordinat dan deskripsi dari
masing-masing objek wisata yang dilakukan dengan survey langsung ke lapangan dengan
menggunakan GPS handheld. Langkah selanjutnya adalah membangun sebuah aplikasi
berbasis Android dengan menggunakan software MIT App Inventor Pada tahap akhir
dilakukan pembandingan kecepatan koneksi saat menggunakaan aplikasi pada jaringan
WLAN, 2G dan 3G. Penelitian tugas akhir ini menghasilkan sebuah aplikasi mobile GIS
tentang pariwisata di Kabupaten Gunungkidul yang diharap dapat membantu wisatawan lokal
maupun asing dalam berpariwisata di Kabupaten Gunungkidul. Fitur aplikasi antara lain
penunjuk arah ke lokasi yang dituju, jarak ke lokasi dan informasi umum seperti trayek
angkutan umum dan daftar hotel. Aplikasi Gunungkidul dirancang dan dikembangkan
dengan menggunakan software App Inventor.
2. Penelitian oleh Kartika Imam Santoso, Muhamad Nur Rais, 2015. Denga judul Implementasi
Sistem Informasi Geografis Daerah Pariwisata Kabupaten Temanggung Berbasis Android
dengan Global Positioning System (GPS). Hasilnya berupa aplikasi Wisata Temanggung
berbasis Android yang membantu memudahkan wisatawan dalam memperoleh informasi
tentang obyek wisata alam, buatan, budaya, kuliner, hotel dan rute dari lokasi sekarang ke
lokasi obyek wisata yang diinginkan di Kabupaten Temanggung dengan bantuan Global
Positioning System (GPS).
2.2 Pengertian Industri Kecil Menengah
Sebelum memasuki definisi industri kecil, lebih dahulu mengetahui definisi industri.
Secara umum industri dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Hasil dari industri tidak hanya berupa barang melainkan juga ada
dalam bentuk jasa. Industri kecil memiliki banyak definisi, sehingga topik industri kecil selalu
menarik untuk dibicarakan. Berbagai badan pemerintah serta berbagai macam instansi
menggunakan definisi industri kecil yang berbeda-beda. Berbagai macam definisi industri kecil
tersebut antara lain :
1. Menurut Depepenrindag (Depertemen Perindustrian dan Perdagangan) tahun 1999, industri
kecil merupakan kegiatan usaha industri yang memiliki investasi sampai Rp. 200.000.000,-
tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha.
2. Menurut Biro pusat Statistik (1998), mendefinisikan industri kecil dengan batasan jumlah
karyawan atau tenaga kerja dalam mengklasifikasi skala industri yang dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut :
 Perusahaan atau industri rumah tangga jika memperkerjakan kurang dari 3 orang. 15
 Perusahaan atau industri pengolahan termasuk jasa industri pengolahan yang mempunyai
pekerja 1 samapai 19 orang termasuk pengusaha, baik perusahaan atau usaha yang
berbadan hukum atau tidak.
 Perusahaan atau industri kecil jika memperkerjakan antara 5 sampai 19 orang.
 Perusahaan atau industri sedang memperkerjakan antara 20 sampai 99 orang. Perusahaan
atau industri besar jika memperkerjakan antara 100 atau lebih.
3. Menurut Bank Indonesia, industri kecil yakni industri yang asset (tidak termasuk tanah dan
bangunan), bernilai kurang dari Rp. 600.000.000,-.
4. Menurut Biro Pusat Statistik (2003), mendefinisikan industri kecil adalah usaha rumah
tangga yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang belum jadi atau
setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja paling
sedikit 5 orang dan yang paling banyak 19 orang termasuk pengusaha.

2.3 Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, maupun
aplikasi-aplikasinya, telah dikenal secara luas sebagai alat bantu (proses) pengambilan
keputusan. Sebagian besar institusi pemerintah, swasta, akademis maupun non akademis juga
individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan
menggunakan sistem ini. Perkembangan ini diikuti oleh membanjirnya produk teknologi SIG
dipasaran [3].
2.4 Android
Android adalah sistem operasi bergerak (mobile operating system) yang mengadopsi sistem
operasi linux, namun telah dimodifikasi. Android diambil alih oleh google pada tahun 2005
dari android, Incsebagai bagian strategi untuk mengisi pasar sistem operasi bergerak.Google
mengambil alih seluruh hasil kerja android termasuk tim yang mengembangkan android [4].
2.5. Perangkat Lunak Yang Digunakan
2.5.1 Personal home pages (PHP)
PHP dikenal sebagai sebuah bahasa scripting yang menyatu dengan tag-tag HTML,
ditempatkan dalam server dan dieksekusi di server, dan digunakan untuk membuat halaman
web yang dinamis, yang hasilnya dikirimkan ke client tempat pemakai menggunakan
browser [5].
Versi pertama PHP dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995.Versi pertama ini berupa
sekumpulan script PERL yang digunakan oleh Rasmus Lerdorf untuk membuat halaman web
yang dinamis pada home page pribadinya. Rasmus menulis ulang script-script PERL tersebut
menggunakan bahasa C, kemudian menambahkan fasilitas untuk form HTML, koneksi
MySql dan meluncurlah PHP versi kedua yang diberi nama PHP/F1 pada tahun 1996
(Kasiman, 2006).
PHP versi ketiga dirilis pertengahan tahun 1997. Pada versi ini pembuatannya tidak lagi oleh
Rasmus sendiri, tetapi juga melibatkan beberapa programmer lain yang antusias untuk
mengembangkan PHP.

Gambar. Logo PHP


2.5.2 Google Maps
Google Maps adalah layanan pemetaan berbasis web services yang di sediakan oleh Google
dan bersifat gratis, yang memiliki kemampuan terhadap banyak layanan pemetaan berbasis
web [6]. Google Maps juga memiliki sifat server side, yaitu peta yang tersimpan pada server
google yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Google Maps API adalah suatu library yang
berbentuk javascipt yang berguna untuk memodifikasi peta yang ada di google maps sesuai
kebutuhan.
Google Maps API adalah sebuah layanan (service) yang diberikan oleh Google kepada para
pengguna untuk memanfaatkan Google Map dalam mengembangkan aplikasi. Google Maps
API menyediakan beberapa fitur untuk memanipulasi peta, dan menambah konten melalui
berbagai jenis services yang dimiliki, serta mengijinkan kepada pengguna untuk membangun
aplikasi enterprise di dalam websitenya.
2.5.3 MySQL
MySQL(My Strukture Query Language) menggunakan SQL( Strukture Query Language)
sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. Selain itu, iya bersifat free (tidak perlu
membayar untuk menggunakannya) berbagai platform (kecuali pada windows, yang bersifat
shareware atau perlu membayar setelah melakukan evaluasi dan memutuskan untuk
digunakan pada keperluan produksi) [8]. Pada MySQL, sebuah database mengandung satu
atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau
beberapa kolom.
Kelebihan-kelebihan MySQL dibanding program lain.
1. Sifatnya gratis dan open source
2. Memiliki kemampuan menampung kapasitas yang besar, maka MySQL menjadi
database yang populer hingga saat ini.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Metodologi penelitian
1.Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Gorontalo. Dinas Koperasi ,Perindustrian dan Perdagangan Provinsi yang membawahi semua
indusri kecil dan menengah yang ada di Provinsi Gorontalo
2.Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam analisis sistem adalah metode rekayasa perangkat lunak
dengan model prototipe (Prototyping Model). Model ini bertujuan untuk membuat ptototipe dari
perangkat lunak yang akan dibuat. Dalam [9], menyatakan bahwa sering pelanggan (costumer)
membayangkan kumpulan kebutuhan yang di inginkan tapi tidak terspesifikasikan secara detail
dari segi masukan (input), proses maupun keluaran (output). Model prototipe dapat digunakan
untuk memastikan efisiensi algoritma dan kemampuan penyesuaian dari Sistem Operasi dan
bentuk-bentuk yang harus dilakukan terhadap antarmuka suatu sistem. Model Prototipe dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Membangun/
Mendengarkan
memperbaiki
Pelanggan
Mock-Up

Menguji
Mock-Up

Gambar. Ilustrasi Model Prototipe


Sumber : (Rosa & Shalahuddin, 2013)

1. Mendengarkan pelanggan: Dalam hal ini peneliti pengumpulan data dari pelanggan atau
user dan mencari informasi yang dibutuhkan dalam proses pengembangan prototipe.
2. Membangun/memperbaiki Mock-up. Mengembangkan prototipe berdasarkan informasi
yang didapatkan.
3. Menguji Mock-up. Melakukan pengujian terhadap prototipe untuk mencari kekurangan
yang ada pada prototipe. Mock-up merupakan suatu yang digunakan sebagai model
desain yang digunakan untuk demontrasi, mengajar, evaluasi desain, promosi atau
keperluan lain.

3.Tahapan Analisis Pembuatan Sistem


Dalam pembuatan sistem dengan menggunakan metode prototipe ini yaitu :
1. Pengumpulan data dan menganalisis kebutuhan
Didalam pembuatan system menggunakan metode prototipe dibutuhkan data-data pendukung
yang diperole dengan pengumpulan data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan sistem
yang akan dibangun. Metode-metode pengumpulan data yang di gunakan yaitu :
a. Metode observasi.
Metode observasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu peninjauan lansung ke
tempat penyebaran kutu kebul yang ada di provinsi gorontalo untuk pengambilan data
berupa gambar, informasi dan titik koordinat..
b. Metode wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi-informasi lebih mendalam sehingga
peneliti dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem yang
akan dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data dimana dalam penelitiaan ini data yang
digunakan yaitu data berupa gambar dan koordinat dari lokasi penyebaran kutu kebul.
2. Perancangan cepat.
3. Membangun sebuah prototipe
4. Evaluasi oleh konsumen atas prototipe
5. Perubahan rancangan dan prototipe
6. Apabila prototipe yang dibangun tidak sesuai denan kebutuhan maka ulangi langkah 5, dan
7. Apabila sudah sesuai dengan kebutuhan terhadap prototipe yang di bangun, maka
pembuatan dan pengembangan produk segera dapat dimulai.
4.Tahapan Pengujian Sistem
Tahap ini dilakukan Untuk penerapan cara kerja sistem berdasarkan hasil analisa dan juga
perancangan yang telah dibuat sebelumnya ke dalam suatu bahasa pemrograman tertentu setelah
semua modul selesai dibuat, dan program dapat berjalan, dimana seluruh perangkat lunak,
program tambahan, dan semua program yang terlibat dalam pembangunan sistem diuji untuk
memastikan sistem dapat berjalan sesuai dengan rancangan atau belum. Pengujian yang
dilakukan dengan dua teknik pengujian, yaitu;
a. White Box
Dalam pengujian WhiteBox ini dengan membuat bagan alir program, listing program,
grafik alir, pengujian basispath serta perhitungan Ciclomatic Complexity.
b. Black Box
Pengujian Black Box yang termasuk dalam tahap ini yaitu menguji antarmuka sistem,
apakah sebuah sistem setelah diberikan ke pengguna dapat dioperasikan atau tidak.
Tujuan dari pengujian adalah untuk mendeteksi :
 Kesalahan bahasa (language error), kesalahan yang diakibatkan oleh penulisan dalam
penulisan sintaks.
 Kesalahn waktu proses (runtime error), kesalahan yang terjadi ketika program
dijalankan. Kesalahan ini akan menyebabkan proses program terhenti sebelum waktunya
untuk berhenti.
 Kesalahan logika (logical error), kesalahan yang disebabkan oleh logika program yang
dibuat. Kesalahan ini sulit ditemukan karena tidak ada pemberitahuan letak kesalahannya.
5.Tahapan Implementasi
Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk
dioperasikan.. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, kemudian
dilakukan revisi atau perbaikan agar sistem tersebut dapat dioperasikan dengan baik dan siap
untuk diimpelementasikan. Dalam implementasi perangkat lunak tentunya dibutuhkan dukungan
perangkat lunak dan perangkat keras yang baik agar mendukung saat penulisan program atau
cooding.

6.Sistem yang diusulkan

Berikut ini adalah gambara use case diagram model yang diusulkan :

Input informasi
informasi Kutu
Kutu Kebul
Kebul

login Input Lokasi


SIG Kutu Kebul
Kutu Kebul

adminisrator user

Input jenis Kutu


Kebul Informasi
penanggulangan

Input informasi
penanggulangan
Kutu Putih

Gambar. Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan


Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan proposal
2. Survei lokasi
3. Validasi data
4. Analisis data
5. Pembuatan / Perancangan Sistem
6. Pengujian Sistem
7. Implementasi
8. Pembuatan laporan

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ikpeme CE, Henry P, Okiri OA. 2014. Comparative evaluation of the nutritional,
phytochemical and microbiological quality of three pepper varieties. J Food Nutr Sci. 2 (3):
74-80.Aini, A. 2012. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: STIMIK AMIKOM
Yogyakarta.
2. BPS (Badan Pusat Statistik Gorontalo). 2019. Produksi Cabai Rawit Gorontalo Sebesar
117719 Kwintal. di unduh pada https://gorontalo.bps.go.id/pressre
lease/2015/08/03/387/produksi-cabai-rawit-gorontalo-2014-sebesar-117-719-kwintal.html.
3. Rukmana RH. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius, Yogyakarta. Elian. 2012. Layanan
informasi Google maps. Semarang.
4. Safaat. (2012). Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC. Bandung:
Informatika Bandung.
5. Kasiman, P. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL,. Yogyakarta: Andi Offset.
6. Rosa, A., & Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika
Bandung
7. Pressman, R. 2012. Software Engineering: A Practitioner's Approach Seventh Edition. New
York: McGraw Hill
8. Sadeli, Muhammad, 2014. Toko Buku Online dengan Android. Palembang, Indonesia:
Maxikom
9. Santoso, K. Imam, Rais, M. Nur, 2015. Implementasi Sistem Informasi Geografis Daerah
Pariwisata Kabupaten Temanggung Berbasis Android dengan Global Positioning.

Anda mungkin juga menyukai