Anda di halaman 1dari 3

KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

ESSAY

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah


Pengembangan kurikulum PAI
Yang diampu oleh A. Qomaruddin, M.Pd.I

Oleh:

Ummu Hani’ 2016.77.01.861

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY AL-HIKAM MALANG


PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Mei 2018
KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa guna untuk menumbuh
kembangkan potensi peserta didik. Demi tercapainya sebuah tujuan dalam pendidikan, terdapat
beberapa unsur yang harus diperhatikan dengan seksama. Diantaranya adalah seorang guru
sebagai pendidik yang akan menentukan bagaimana jalannyaproses pendidikan, media sebagai
alat dan sarana pendidikan dan yang tak kalah pentingnya adalah kurikulum. Karena kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sebagai pedoman bagi pendidik dalam
melaksanakan pengajaran pada setiap jenjang pendidikan.
Kurikulum juga merupakan salah satu pondasi dalam pendidikan, karena di dalamnya
berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Kurikulum yang baik,
harus mampu menyeimbangkan aspek akademik dan karakter. Sehingga mampu mewujudkan
lingkungan yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
Kesadaran akan pentingnya pengembangan kurikulum berbasis karakter terinspirasi oleh
banyaknya sebuah penyimpangan dan bahkan dalam beberapa indicator bisa dikatakan menjadi
sebuah kejahatan seperti yang dilakukan oleh beberapa orang yang berpendidikan. Para birokrat,
elit politik dan aparat pemerintah yang korupsi adalah mereka yang mengenyam pendidikan
tinggi. Pada setiap jenjang pendidikan yang mereka tempuh pasti memperoleh pendidikan
agama, selain itu mereka juga memperoleh pendidikan kewarga negaraan (P empat). Akan tetapi
mereka tidak mencerminkan sebagai orang yang berpendidikan. Hal ini dapat ditunjukan dengan
berbagai kasus di negara kita ini yang merisaukan dan bahkan merugikan negara.
Oleh karena itu kurikulum berbasis karakter sangat penting untuk diterapkan, fungsinya
untuk pembentukan dan pengembangan potensi, yaitu bahwa pembinaan karakter anak didik
berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi anak didik agar berfikir baik, memiliki cita
rasa yang baik dan berprilaku baik. Selain itu juga berfungsi sebagai perbaikan dan penguatan,
maksudnya adalah pembinaan karakter berfungsi memperbaiki karakter yang salah yang
bertentangan dengan filosof bangsa serta bertentangan dengan berbagai aturan yang mengatur
kehidupan bangsa ini, serta memperkuat nilai-nilai yang dimiliki dan dijadikan acuan dalam
berfikir, bercita rasa dan bertindak. Selain itu juga berfungsi sebagai penyaringan, yakni bahwa

1
pendidikan karakter berfungsi sebagai penyaring nilai-nilai luar yang bertentangan dengan
agama dan nilai-nilai luhur Pancasila.

Berbagai nilai pendidikan karakter dirumuskan dalam desain pendidikan karakter yaitu
religious, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Karena beragamnya nilai yang harus dikembangkan dalam pendidikan karakter, maka
sudah sepatutnya hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Dari mulai keluarga harus
mampu mengembangkan dan menjadi panutan untuk mengembangkan nilai-nilai yang baik yang
akan tertransformasikan pada anak-anak, satuan pendidikan sekolah harus berusaha memasukkan
nilai-nilai karakter tersebut secara kulikuler, baik pada mata pelajaran pendidikan Agama dan
lainnya, serta menciptakan budaya sekolah yang dapat menumbuhkan cara berfikir, bercita rasa,
dan berperilaku yang mendukung proses pembinaan karakter pada siswa. Pemerintah baik pusat
maupun daerah, harus memperhatikan cara berfikir, bercita rasa, dan berperi laku yang
menunjukkan karakter kabangsaan yang baik, sehingga dapat dicontoh oleh siswa. Masyarakat
sipil, yaitu anggota masyarakat yang berada di lingkungan yang terakses oleh siswa juga harus
mencerminkan karakter yang baik. Masyarakat politik, yaitu para aktifis partai politik, harus
memperlihatkan cara berfikir, bercita rasa dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai karakter
bangsa. Dunia usaha, yaitu para pengusaha harus mampu memperlihatkan tindakan-tindakan
yang beretika dan memiliki tanggung jawab serta intregitas bangsa. Media masa dan media
hiburan, baik cetak maupun elektronik diharapkan tidak mengeksploitasi kasus-kasus amoral dan
kejahatan agar tidak menginspirasi pada anak-anak untuk melakukan dan meniru hal yang sama.
Semoga para pendidik, orang tua, elit politik, pemerintah, dan masyarakat bisa menjadi
contoh untuk mencetak anak didik yang berkarakter dan berbudaya. Sehingga Indonsia bisa
menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.

Anda mungkin juga menyukai