Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan DC Shock

Kode Nomor :
No. Revisi : 01 Halaman : 3/3
01/JMD/DCS/XI/2014
Ditetapkan :

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit :


3 November 2014
dr. H. Mahruzzaman Naim, SpA
Direktur
Suatu unit alat listrik yang dirancang sedemikian rupa dan berguna untuk memberi arus listrik
PENGERTIAN
searah pada otot jantung langsung maupun melalui dinding dada
Menghilangkan spesifik arythmia / ventrikel fibrilasi.
TUJUAN
Jenis DC Shock :
DOKUMEN / ALAT
1. Internal DC Shock 15 – 50 WS / Joule
Hanya digunakan di ruang bedah ataupun di ruang rawat bedah jantung yang dapat lebih
cepat melaksanakannya dengan membuka kembali sayatan pada dada untuk dapat
memberikan langusng arus listrik pada otot jantung.
2. External DC Shock 70 – 300 WS / Joule
Persiapan Alat – alat external DC Shock :
1. Defibrilator
2. EKG Monitor
3. Paddles / Metal
4. Jelly
5. Peralatan terapi oksigen
6. Alat – alat dan obat – obatan emergency
7. 2 (dua) orang perawat
Penggunaan DC Shock
Kode Nomor :
No. Revisi : 01 Halaman : 3/3
01/JMD/DCS/XI/2014
Ditetapkan :

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit :


3 November 2014
dr. H. Mahruzzaman Naim, SpA
Direktur
Langkah – langkah mempergunakan DC Shock :
PROSEDUR
1. Mendorong emergency trolly lengkap dengan obat-obat serta alat RJP mendekat ke tempat
tidur pasien.
2. Memberitahukan rencana tindakan kepada keluarga bila sedang mendampingi pasien
3. Memasang EKG Monitor bila mungkin lengkap dengan recording
4. Melakukan cek ulang diagnose dengan cepat dan teliti, melalui monitor dan rekaman untuk
mencegah kekeliruan yang dapat menimbulkan / mengakibatkan fatal.
5. Memberi bantuan pernafasan dengan ambu bag oleh perawat 1 ( satu ) dengan Fi O2
tinggi saat setelah melakukan perasat DC Shock
6. Menentukan kapasitas Watt Second / joule yang dibutuhkan pada mesin defibrillator oleh
perawat ke 2 ( biasanya dimulai dari 150, 200, 250 sampai 350 watt second bila perlu )
7. Meletakkan ke 2 paddle pada sekitar dada setelah diberi jelly oleh perawat ke 2 yaitu :
- Paddle 1 oleh tangan kiri didaerah north sternum
- Paddle 2 oleh tangan kanan di daerah Mid – Axilla Intercosta 5 – 6 ( Apek ).
8. Sambil mengatur letak kedua paddle perawat memberi aba – aba agar semua staff tidak
ada yang bersandar / menyentuh pasien dan bila semua sudah siap dengan memberi
penekanan + 10 kg ke dinding pada tombol DC Shock di tekan dengan jempol agar arus
masuk dengan baik.
9. Amati EKG monitor bila tidak tampak ada perubahan biasanya dilanjutkan lagi dengan
memberi watt second yang lebih tinggi.
10. Pernafasan pasien dapat dihubungkan kembali ke alat bantuan pernafasan yang selalu
siap pakai bilamana gambaran EKG sudah menjadi sinus artinya irama gambaran EKG
sudah teratur yang dimulai dari gelombang P.
11. Alat dirapihkan kembali dan mencatat pemberian DC Shock dengan besar kapasitas serta
jenis obat-obatan yang sudah diberikan.
Penggunaan DC Shock
Kode Nomor :
No. Revisi : 01 Halaman : 3/3
01/JMD/DCS/XI/2014
Ditetapkan :

INSTRUKSI KERJA Tanggal Terbit :


3 November 2014
dr. H. Mahruzzaman Naim, SpA
Direktur
Perhatian :
PROSEDUR
a. Bila terjadi Asystol ( gambaran EKG menjadi lurus ) segera dilakukan RJP dengan
memberikan papan di punggung pasien untuk dapat melakukan cardiac massage dengan
baik
b. Bila tindakan RJP berhasil selanjutnya pasien dirawat secara khusus dengan perawatan
pasca arrest ( resusitasi otak )
c. Tindakan DC Shock dapat dihentikan bilamana tidak ada respons
Instalasi Gawat Darurat dan ICU
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai