TAHUN 2023
RUMAH
SAKIT
UMUM
DAERAH
KABUPA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Untuk mencapai dan menjaga kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit, maka dibutuhkan tindakan yang komprehensif dan responsif terhadap kejadian tidak
diinginkan (KTD), agar kejadian serupa tidak terulang kembali; resiko KTD dapat
diminimalkan bahkan dicegah dengan memperhatikan keselamatan pasien.
Standar Keselamatan Pasien (SKP) wajib diterapkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi
(Akreditasi Rumah Sakit). Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar.
Salah satu dari tujuh standar keselamatan pasien tersebut adalah mendidik staf tentang
keselamatan pasien. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus
memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing. Fasilitas pelayanan kesehatan
terutama rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisipliner
dalam pelayanan pasien.
Perawat merupakan sumber daya manusia terbesar yang ada di rumah sakit yang berperan
penting dalam peningkatan mutu rumah sakit dan memiliki tanggung jawab untuk
memastikan keselamatan pasien dengan kompetensi yang memadai. Angka insiden
keselamatan pasien yang tinggi pada area keperawatan dapat ditimbulkan karena masih
kurangnya pengetahuan serta kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pengembangan Profesional berkelanjutan bagi perawat dilaksanakan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat melaksanakan
tugas berorientasi pada proses dan keselamatan pasien. Peningkatan tenaga keperawatan
yang profesional dilakukan melalui pengembangan keperawatan berkelanjutan atau
Continuing professional development (CPD) bagi perawat sesuai dengan level jenjang
karirnya yang berdampak pada peningkatan kualitas baik secara personal maupun
profesional.
Pendidikan dan pelatihan bagi perawat telah dilaksanakan di RSUD Kabupaten Bekasi.
Namun, pendidikan dan pelatihan yang dilakukan belum terdata dan tertata secara sistematis.
Belum ada database yang memuat daftar perawat yang sudah maupun yang belum
mendapatkan pelatihan sesuai dengan standar nasional CPD (Continuing Professional
Development) sehingga sulit untuk melakukan pemetaan pendidikan dan pelatihan bagi
perawat di RSUD Kabupaten Bekasi secara terstruktur. Selain itu, program CPD memiliki
beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Indon dan Cne, (2017) menyatakan hambatan dalam
melakukan pengembangan professional keperawatan yaitu adanya waktu perawat yang
terbatas, kurangnya akses informasi tentang kegiatan pengembangan profesional, pola jadwal
dinas perawat yang tidak teratur, adanya biaya untuk melanjutkan pendidikan atau kegiatan
pengembangan profesional, kurang mendapat dukungan dari pemimpin dan kurang
mendapatkan dukungan dari teman kerja terkait kekurangan staf dalam tim. Priscah, Robert,
Omenge dan Anne, (2017) pada penelitiannya menyatakan mayoritas perawat melaporkan
kekurangan staf 199 (85,8%), kurangnya waktu karena beban kerja yang berat 179 (77,2%)
dan kurangnya keuangan 137. Pelaksanaan CPD di RSUD memiliki kendala diantaranya:
1. Tempat
Daya tampung Aula RSUD Kabupaten Bekasi yang terbatas sehingga tidak dapat
melakukan diklat keperawatan dengan dengan jumlah peserta yang banyak dalam satu
kali pertemuan
2. Kendala peserta
Pemilahan peserta belum dilakukan secara sistematis sesuai dengan jenjang karier.
Pendidikan dan pelatihan yang seharusnya diikuti oleh perawat PK II sering kali diikuti
oleh peserta PK I dan sebaliknya.
3. Kendala antusiasme Perawat
Antusiasme perawat dalam mengikuti Pendidikan dan pelatihan yang masih kurang
sehingga jumlah peserta tidak sesuai target. Perawat belum tersosialisasi tentang urgency
CPD dalam meningkatkan kompetensi perawat.
4. Keterbatasan anggaran
Menyadari hal tersebut, Komite Keperawatan sebagai wadah non-struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan bermaksud membuat system informasi dengan nama SINAU (Sistem Informasi
Nursing Update) dalam rangka pengembangan professional berkelanjutan (CPD) tenaga
keperawatan serta mendukung program keselamatan pasien.
Sistem Informasi Nursing Update (SINAU) merupakan upaya merubah paradigma
pembelajaran dari pasif learning menjadi aktif learning. Pembelajaran aktif learning
mendorong perawat untuk pro-aktif dalam proses peningkatan profesionalisme berkelanjutan,
dimana perawat di wajibkan memiliki 20 jam pembelajaran dalam 1 tahun dan diwajibkan
mencapai seluruh standar CPD sesuai jenjang karier. Program pembelajaran ini di rangkum
dalam aplikasi SINAU dimana perawat dapat mengkases data kurikulum diklat yang wajib
diikuti sesuai jenjang kariernya, diklat yang telah diikuti dan belum diikuti, jadwal
pelaksanaan diklat internal maupun eksternal keperawatan yang akan diadakan RSUD
Kabupaten Bekasi. Selain itu, aplikasi SINAU juga memuat link jurnal keperawatan,
Evidence Based Practice/Nursing yang dapat diakses secara mandiri oleh perawat sebagai
sarana jurnal reading. Dengan adanya SINAU ini diharapkan mampu mengoptimalkan proses
CPD untuk seluruh perawat di RSUD Kabupaten Bekasi sehingga dengan semakin
banyaknya perawat yang mendapatkan pelatihan sesuai standar CPD nasional diharapkan
mampu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Bekasi dan angka insiden
keselamatan pasien pada area keperawatan dapat diturunkan.
B. TUJUAN
1. Meningkatkan professionalisme dan kompetensi perawat RSUD Kabupaten Bekasi
melalui Continuing Professional Development
2. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di RSUD Kabupaten Bekasi
3. Menurunkan angka insiden keselamatan pasien (IKP) pada area keperawatan di RSUD
Kabupaten Bekasi
BAB II
RANCANGAN KEGIATAN
2. Identifikasi Objektif:
a. Masih tingginya angka insiden keselamatan pasien pada area keperawatan
b. Masih banyaknya perawat yang belum mendapatkan diklat/pelatihan sesuai standar
nasional
c. Belum adanya data perawat yang mengikuti pelatihan sesuai standar nasional
d. Bentuk pelatihan seperti desiminasi berdasarkan masukan dari naras umber dapat
dijadikan sebagai kegiatan CPD
e. Bahwa setiap staf wajib mendapatkan 20 jam diklat
Man Measurement
lum ada System Informasi yang memudahkan perawat mengembangkan kompetensi sesuai jenjang kairer
Tools/ Mechine
Methode
5. Pertanyaan Penelitian
6. Prediksi Hasil
b. What?
- Melakukan pendataan diklat yang pernah diikuti perawat melalui google form
sesuai jenjang karier
- Melakukan pemetaan peserta diklat dan TNA diklat keperawatan sesuai jenjang
karier
- Melaksanakan kegiatan diklat internal keperawatan diantaranya diseminasi, case
study, jurnal reading, siang klinik, minimal 1 kali dalam satu bulan
- Koordinasi dengan tim IT untuk pembuatan Sistem informasi Nursing Update
“SINAU”
- Melakukan evaluasi peningkatan pencapaian CPD perawat sesuai jenjang karier
c. Where?
Kegiatan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Bekasi
d. When?
Rencana Jadwal Kegiatan
3. Melakukan pendidikan dan Melaksanakan kegiatan Case Study Terlaksna sebanyak 1 kali
pelatihan terstruktur secara berkala Melaksanakan kegiatan Jurnal Reading Terlaksana sebanya 1 kali
1-2 kegiatan/bulan Melaksanakan kegiatan siang klinik Terlaksna sebanyak 3 kali pertemuan
Melaksanakan kegiatan Diseminasi Terlaksana sebanyak 3 kali yaitu desiminasi
bundle IDO dengan narasumber Ners Sulastri,
Oksigeniasi dengan narassumber Ners Dede
Hasanudin, Perawatan tracheostomy dengan
narasumber Ners Galih
4. Koordinasi dengan IT untuk Mengajukan design rancangan website kepada tim IT RS On progress
membuat system informasi berbasis
web dengan nama “SINAU”
sebagai media informasi bagi
perawat RSUD Kaupaten Bekasi
yang memuat informasi tentang:
a. Jadwal Diklat
Keperawatan
b. Informasi diklat yang
telah dan belum diikuti
oleh setiap perawat
c. Link Jurnal Keperawatan
d. Artikel EBP/EBN
5. Melakukan evaluasi peningkatan Melakukan pengolahan data diklat berdasarkan absensi On Progress
pencapaian CPD perawat sesuai kegiatan
jenjang karier
C. ANALISIS HASIL KEGIATAN (STUDY)
Berdasarkan data hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dapat dilakukan analisis sebagai
berikut:
1. Pendataan diklat perawat terlaksana 100%
2. Pemetaan peserta diklat sesuai jenjang karier perawat terlaksana 100%
3. Proses pemberian pendidikan dan pelatihan perawat berjalan setiap bulannya dengan
penambahan sebanyak 8 kegiatan dalam 4 bulan terakhir. Pendidkan dan pelatihan yang
terlaksana sejak apri hingga Agustus 2023 diantaranya: Case study satu kali, jurnal
reading satu kali, siang klinik oleh tim sub etik profesi sebanyak 3 kali pertemuan,
desiminasi dengan mengundang pembicara internal untuk mengisi kegiatan terlaksana
sebanyak 3 kali yaitu desiminasi bundle IDO dengan narasumber Ners Sulastri,
Oksigeniasi dengan narassumber Ners Dede Hasanudin, Perawatan tracheostomy dengan
narasumber Ners Galih. Adapun kendala dalam pelaksanaannya yaitu :
- Jumlah peserta tidak sesuai target karena kendala jadwal dinas
- Absensi yang digunakan masih menggunakan absensi manual sehingga proses
update menjadi kurang efisien karena harus dilakukan input data ulang
4. Kesesuaian target sasaran peserta didik sesuai jenjang karir perawat terlaksana 100%
5. Progres peningkatan capaian CPD perawat yang mendapatkan diklat internal sesuai
standar nasional selama 4 bulan terakhir terjadi peningkatan prosentase, jumlah masih on
going.
6. Adapun kegiatan yang belum terlaksana pada siklus 1 PDSA adalah pembuatan website
system informasi “SINAU”
PENUTUP