&
Disusun Oleh :
PENDIDIKAN BIOLOGI
Jln. K.H Ahmad Dahlan, Dusun III Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran Banyumas
November 2022/2023
BIOGRAFI
Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H.
Biodata Pribadi
(sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sardjito)
RIWAYAT PENDIDIKAN
Kiprah dan perjuangan Prof. Dr. Sardjito dalam rentang waktu sejak masa
pergerakan nasional sampai periode Orde Baru secara otomatis telah diakui sebagai
tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya luar biasa bagi
pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Pemerintah Indonesia
pada tanggal 8 November 2019 melalui Keputusan Presiden RI No. 120/TK/Tahun
2019 secara resmi Presiden Joko Widodo menganugerahi Prof. Dr. Sardjito sebagai
gelar Pahlawan Nasional dalam upacara di Istana Negara. Gelar ini merupakan
pengakuan resmi dari pemerintah dan Negara Indonesia atas kiprah pejuang, dokter,
dan akademisi yang dilakukan oleh Prof. Dr. Sardjito.
Sebagai Pahlawan Nasional, Prof. Dr. Sardjito dapat dijadikan sebagai sosok
yang inspiratif yang harus dijadikan teladan khususnya oleh semua sivitas akademika
UGM dan generasi muda Indonesia pada umumnya. Setidaknya, terdapat 5 nilai-nilai
yang diwariskan Prof. Dr. Sardjito kepada kita semua untuk diteladani yaitu konsisten
dalam kepedulian dan kepekaan sosial, menjunjung prinsip kesejawatan,
mengedepankan intelektualitas yang berwawasan luas dan beretika, memiliki jiwa
kepemimpinan dan nasionalis. Kelima nilai luhur itu terlihat jelas pada
kepribadiaannya yang bersahaja dan selalu berpegang teguh pada semboyan hidup
dengan memberi kita akan kaya. Sehingga, namanya diabadikan sebagai nama sebuah
rumah sakit pusat rujukan provinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Rumah
Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito.
Setyawan, Herman. 2019. Peran Ketokohan Sardjito Dalam Pendirian dan Penamaan
RSUP DR. Sardjito. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
<https://www.researchgate.net/publication/334666213_Peran_Ketokohan_
Sardjito_dalam_Pendirian_dan_Penamaan_RSUP_Dr_Sardjito/link/
5d391bd64585153e591f5c89/download >(diakses pada 18 Desember
2022)
Bahauddin. 2020. Pahlawan Nasional Prof. Dr. Sardjito: Ilmuwan Pejuang, Pejuang
Ilmuwan. Yogyakarta: UGM Digital Press.
<https://digitalpress.ugm.ac.id/book/253>(diakses pada 18 Desember
2022)
Kompas. Com. Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Ini Profil Prof Dr
Sardjito,November2019,<https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/08/
175205265/resmi-dianugerahi-gelar-pahlawan-nasional-ini-profil-prof-dr-
sardjito?page=all> (diakses pada 18 Desember 2022)
PANDANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA SAAT INI
Kesenjangan Teknologi
Faktor ketokohan memang tidak bisa serta merta ditinggalkan begitu saja di
dalam memajukan pendidikan sebuah negara. Indonesia sebenarnya adalah negara
yang kaya dengan tokoh pendidikan baik yang bertaraf nasional dan internasional
sekalipun, tetapi negara ini sepertinya masih kurang dengan penghargaan akan ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh para tokoh pendidikan tersebut. Padahal jika melihat
sejarah bangsa ini, mayoritas pejuang kemerdekaan bangsa ini, pada awalnya
melakukan perjuangan mereka dengan berangkat dari aktifitas mereka sebagai guru,
seperti Ki hajar Dewantara, Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, M. Natsir, H.
Agus Salim, H. Cokroaminoto, dan bahkan panglima besar Jenderal Soedirman pun
adalah seorang guru. Artinya, mereka tidak hanya mampu mengeluarkan energi
positif di dalam lingkungan pendidikan saja, tetapi mampu untuk mengamalkannya
dan mengimplementasikannya dengan pikiran dan fisik mereka di kehidupan nyata.
Hal itulah yang membuat diri mereka menjadi sebagai orang-orang yang berjiwa
besar yang patut untuk kita teladani, dan harus kita kenalkan terus keteladanan
mereka kepada generasi penerus bangsa ini.
SOLUSI MENGENAI PENDIDIKAN SAAT INI YANG SEHARUSNYA
Kemajuan dunia pendidikan saat ini, tidak dapat dilepaskan dari peran tokoh
tokoh pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara sebagai aktor utamanya. Ki Hajar
Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan,
keluhuran, keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar adalah seseorang yang memiliki
kelebihan di bidang keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial
kemasyarakatan. Jadi menurut Ki Hajar Dewantara (2009), “pendidikan dan
pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan
hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam
arti yang seluas-luasnya”. Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses “menuntun”, anak
diberi kebebasan namun pendidik sebagai “pamong” dalam memberi tuntunan dan
arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang
“pamong” dapat memberikan “tuntunan” agar anak dapat menemukan
kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa
kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Pendidikan
adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi individu
(peserta didik) baik potensi fisik maupun potensi cipta, rasa, maupun karsanya agar
potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya.