Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN SOAL PILIHAN GANDA

JAWABAN: B

● Kata yaitu tidak dapat menjadi predikat.


● Kata hubung walaupun tidak perlu didahului dengan tanda koma jika berada di tengah
kalimat.
● Kata menyertai merupakan predikat (kata kerja) yang membutuhkan objek. Objek kalimat itu
adalah pelaksanaannya sehingga kata dalam harus dihilangkan. Preposisi dalam sering
membuat subjek dan objek kalimat tidak jelas.

● Kata menyertai merupakan predikat (kata kerja) yang membutuhkan objek. Objek kalimat itu
adalah pelaksanaannya sehingga kata dalam harus dihilangkan. Preposisi dalam sering
membuat subjek dan objek kalimat tidak jelas.
● Kalimat (C) merupakan contoh pembetulan yang mengubah gagasan awal kalimat. Gagasan
awalnya adalah implementasi PPDB Zonasi sebagai langkah strategis.

● Kalimat ini merupakan penjelasan sehingga kata adalah harus diganti dengan kata merupakan.
JAWABAN: B

● Terdapat kata yang rumpang/dihilangkan, yaitu menggunakan.


● Sebagai catatan, kata dari dapat berpasangan dengan hingga atau sampai dengan. Contoh:
dari Jakarta hingga Surabaya atau dari Jawa sampai dengan Bali. Kata hingga atau sampai
dengan dapat disimbolkan dengan tanda pisah atau dua tanda hubung (—).

● Terdapat kata yang rumpang/dihilangkan, yaitu menggunakan.


● Singkatan sampai dengan adalah s.d.

● Juli—Desember 2019 merupakan keterangan sehingga harus digunakan kata pada. Kata pada
juga tidak perlu diikuti dengan bulan, seperti pada bulan Juli (salah).
● Tanda koma tidak diperlukan.
● Terdapat kata yang rumpang, yaitu dengan.
JAWABAN: A

● Terdapat kata yang rumpang, yaitu dengan.


● Kata indicator memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, yaitu indikator (tidak perlu dicetak
miring).

Penulisan yang benar adalah perdesaan.

● Kata multi disambung dengan kata dimensi.


● Penulisan yang benar adalah perdesaan.
● Kata dibandingkan harus diikuti dengan kata dengan.
JAWABAN: A

● Predikat berawalan meng (mengidentifikasi) tidak perlu diikuti dengan kata tentang. Contoh:
mendiskusikan A atau berdiskusi tentang A.
● Kata multidimensi harus diikuti dengan tanda koma, lalu ditambahkan kata dengan (dengan
menggunakan).

● Predikat berawalan meng (mengidentifikasi) tidak perlu diikuti dengan kata perihal.
● Kata multidimensi harus diikuti dengan tanda koma, lalu ditambahkan kata dengan (dengan
menggunakan).

● Terdapat kata yang hilang, yaitu ini (penelitian ini). Kata ini merupakan kata tunjuk agar
sebuah kalimat jelas referennya/tujuannya.
● Kesalahan penggunaan kata kedua; dua adalah bilangan, sedangkan kedua adalah tingkatan
(biasanya dalam langkah-langkah).
● Kata multidimensi tidak perlu diikuti dengan tanda koma.
● Tidak ada kata dengan.
● Pemakaian konjungsi ganda di tengah, seperti dan kemudian, dan lalu, dan lantas, dan bahkan
dibenarkan, tetapi tidak perlu didahului dengan tanda koma.
JAWABAN: B

● Kata maka tidak diperlukan karena pada awal kalimat terdapat kata hubung jika.

● Dalam penulisan sitasi, antara tanda titik dua dan nomor halaman tidak diberikan jeda jarak
atau spasi. Pembetulannya: Ghozali, 2009:71.

● Karena jawaban A salah, secara otomatis jawaban D juga salah.


JAWABAN: B

● Setelah kata frekuensi, harus diberikan tanda koma karena sebelum kata yaitu diberikan juga
tanda koma. Tanda koma digunakan untuk mengapit awal dan akhir keterangan.

● Terdapat kata yang rumpang. Sebelum kata berupa, harus diikuti dengan kata yang agar tidak
terjadi predikat ganda dan ambiguitas.

● Karena jawaban A salah, secara otomatis jawaban D juga salah.


JAWABAN: D

● Terdapat subjek ganda, yaitu individu. Salah satu harus dihilangkan agar efektif.

● Kata maka tidak diperlukan karena pada awal kalimat terdapat kata hubung ketika.

● Terdapat subjek ganda, yaitu individu. Salah satu harus dihilangkan agar efektif.
● Angka dan simbol persen tidak dipisahkan oleh spasi atau jeda jerak. 2,87%.
JAWABAN: A

● (a) gap literatur merupakan konstruksi bahasa Indonesia, sedangkan (2) literature gap
merupakan konstruksi bahasa Inggris. Jika memakai konstruksi (a), gap termasuk bahasa
Indonesia dan tidak perlu dicetak miring.
● Kata sub digabung sehingga menjadi subsektor.
● Kata masing-masing diganti menjadi tiap-tiap.

● (a) gap literatur merupakan konstruksi bahasa Indonesia, sedangkan (2) literature gap
merupakan konstruksi bahasa Inggris. Jika memakai konstruksi (a), gap termasuk bahasa
Indonesia dan tidak perlu dicetak miring.
● Kata sub digabung sehingga menjadi subsektor.

● Terdapat penggunaan kata hubung yang tidak tepat. Tujuan penelitian harus diikuti dengan
kata untuk.
● Terdapat kesalahan penggunaan kata kerja. Subjek kalimat ini jelas adalah penelitian ini. Jika
subjeknya hadir, kata kerja yang digunakan berawalan me- sehingga mengisi, bukan diisi.
● (a) gap literatur merupakan konstruksi bahasa Indonesia, sedangkan (2) literature gap
merupakan konstruksi bahasa Inggris. Jika memakai konstruksi (a), gap termasuk bahasa
Indonesia dan tidak perlu dicetak miring.
● Kata magnitude dicetak miring.
● Kata sub digabung sehingga menjadi subsektor.
● Kata masing-masing diganti menjadi tiap-tiap.
JAWABAN: A

● Terdapat kata yang rumpang, yaitu dilakukan dengan.


● Setelah kata yaitu, tidak diperlukan tanda titik dua.
● Nama metode tidak perlu diawali dengan huruf kapital. Salah satu contoh: discounted cash
flow.

● Terdapat kata yang rumpang, yaitu menggunakan.


● Tidak ada kata hubung dan sebelum sales per share.

● Terdapat kata yang rumpang, yaitu dengan.


● Tidak ada tanda koma sebelum kata yaitu.
JAWABAN: C

● Kata yaitu tidak dapat menjadi predikat.

● Kata yaitu tidak dapat menjadi predikat.

● Kata tujuan mengimplikasikan/berarti untuk. Artinya, kata untuk tidak lagi diperlukan.
Dihapus agar efektif.

Anda mungkin juga menyukai