Anda di halaman 1dari 16

EFISIENSI REMOVAL COD, TSS DAN FLUORIDE PADA LIMBAH CAIR

INDUSTRI ASAM FOSFAT DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Herdika Afiant Bimantara


Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri
Email : Herdikaafiantbimantara@gmail.com

Artikel dikirim : 7 Agustus 2021 Direvisi : 27 September 2021 Diterima : 17 Oktober 2021

ABSTRACT
A phosporic acid industry produced wastewater from some process, which are wastewater from blowdown
activity, washing and condensate. Wastewater will be treated in Wastewater Treament unit by chemical
coagulation flocculation methods. High chemical consumption rate and many mechanical system in
chemical preparation step have high operating cost. Therefore, the industry need methods that could solve
the problems. One of recommended method is electrocoagulation. Researcher use electrocoagulation method
by using a reactor which is has 13,5 liter and the detention time is 30 minutes. Electrode materials that used
are aluminum and iron electrode with interdistance 0,5 cm and 1 cm. The result of the research is COD,
TSS, and fluoride removal efficiency are 87,24%, 84,3%, and 93,4% achieved by use aluminum electrode,
potential 40 Volt and interdistance is 0,5 cm. with benefit cost ratio is 1,039.
Keywords: Chemical Oxygen Demand, Electrocoagulation, Fluoride, Total Suspended Solid

ABSTRAK
Suatu industri asam fosfat menghasilkan air limbah dari berbagai proses. Diantaranya air limbah dari
kegiatan blowdown, pencucian dan kondensat. Air limbah tersebut akan diolah pada unit Waste Water
Treatment (WWT) dengan metode chemical coagulation floculation. Penggunaan bahan kimia yang tinggi
serta perlengkapan mekanik dalam chemical preparation memiliki operating cost yang cukup besar. Oleh
sebab itu, diperlukan suatu metode yang dapat menjawab masalah tersebut. Metode tersebut adalah
elektrokoagulasi. Dalam penelitian ini akan digunakan reaktor uji elektrokoagulasi yang memiliki kapasitas
volume limbah cair sebesar 13,5 liter dengan waktu kontak selama 30 menit. Jenis plat elektroda yang
digunakan adalah aluminium dan besi, nilai tegangan 10 V, 20 V, 30 V, dan 40 V dan jarak plat adalah 0,5
cm dan 1 cm. Hasil dari penelitian ini efisiensi removal COD, TSS, dan Fluoride terbesar adalah 87,24%,
83,3%, dan 93,4% dengan menggunakan tegangan 40 Volt pada plat elektroda aluminium yang berjarak 0,5
cm dengan rasio benefit costnya sebesar 1,039.
Kata kunci: Chemical Oxygen Demand (COD), Elektrokoagulasi, Fluoride, Total Suspended Solid (TSS).

PENDAHULUAN Timur untuk Industri Asam Fosfat dengan


Suatu industri asam fosfat memiliki karakteristik Acid Water adalah seperti pada
kapasitas produksi asam fosfat sebesar Tabel 1.
1230.000 MTPY. Selain itu, industri tersebut Tabel 1. Baku Mutu dan Karakteristik
menghasilkan asam sulfat sebesar 600.000 Acid Water
MTPY dan purified gypsum sebesar 500.000 Parame Baku Mutu Karakteris Ket
MTPY. ter Kadar tik Acid
Proses pembuatan asam fosfat tentunya Maksimum Water
(mg/I)
akan menghasilkan air limbah yang mana
COD 200 - -
perlu dilakukan pengolahan sebelum dibuang
TSS 200 1500 Melebihi
ke badan air. Air limbah atau yang disebut Bahan Baku
dengan Acid Water (AW) dihasilkan dari Fluorida 50 3525 Melebihi
blowdown proses SWC (Shutdown Water (F) Bahan Baku
Cleaning) di unit PA, kondensat steam di unit Minyak 20 - -
SA, dan air dari pencucian gypsum di unit dan
puri. Apabila ditinjau Berdasarkan Peraturan Lemak
Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 pH 6-9 1-2 Melebihi
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Bahan Baku
Dan/Atau Kegiatan Usaha Lainnya Di Jawa
Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 137
Dapat dilihat bahwa karakteristik yang TSS sebesar 80,24 % (Susetyaningsih dkk,
dimiliki oleh Acid Water melebihi baku mutu 2008), air limbah industri jus buah dengan
yang ada pada tabel 1.1. Apabila limbah cair efisiensi removal COD sebesar 84,4 % (Can
tersebut dilepas ke lingkungan dapat O.T., 2013) dan air limbah artifisial
menurunkan kualitas lingkungan yang dapat penambahan NaF dengan efisiensi removal F
menyebabkan pencemaran, kerusakan sumber sebesar 92 % (Sneha dan Shivayogimath,
daya alam, dan timbulnya jenis penyakit Oleh 2014). Dilihat dari berbagai penelitian
sebab itu perlu dilakukannya pengolahan tersebut nilai persentase efisiensi removal
sebelum dibuang ke lingkungan. (Puspitasari, adalah diatas 80%. Sehingga perlu dilakukan
2009) penelitian tentang efisiensi removal COD,
Pengolahan yang digunakan oleh TSS, dan Fluoride dalam air limbah yang
industri asam fosfat tersebut pada unit WWT dihasilkan oleh industri asam fosfat tersebut
adalah dengan menggunakan metode dengan menggunakan metode
chemical treatment. Zat kimia yang Electrokoagulasi.
digunakan dalam proses pengolahan limbah Berdasarkan latar belakang masalah
cair adalah lime, alum, polimer, dan NaOH. sebagaimana diuraikan di atas dapat
Jumlah kebutuhan lime yang digunakan dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1)
adalah 1,98 ton, untuk alum sebesar 30.250 Bagaimanakah implementasi Planet Interpus
kg, polimer sebesar 670 kg, dan soda kaustik Go Literasi sebagai upaya Menumbuhkan
sebesar 23,12 ton. Kebutuhan zat kimia yang Budaya Literasi di SMP Negeri 4 Jatisrono?
sangat tinggi merupakan kekurangan dari 2) Bagaimana hasil dan dampak Planet
metode chemical treatment. Kelemahan lain Interpus Go Literasi sebagai upaya dalam
yang dimiliki oleh metode ini adalah menumbuhkan budaya literasi di SMP Negeri
banyaknya sludge yang dihasilkan. Dalam 4 Jatisrono?
satu bulan cake yang dihasilkan dari unit Tujuan dari penulisan best practice ini
WWT dapat mencapai 11.088 ton. Selain itu adalah: 1) Menganalisis pengaruh jenis logam
metode chemical treatment membutuhkan plat elektroda, besar tegangan, dan jarak plat
tahap chemical preparation yang mana elektroda terhadap efisiensi removal COD,
membutuhkan lahan dan peralatan mekanik TSS dan Fluoride; 2) Menganalisis rasio
yang tidak sedikit. benefit per cost dari operating cost pada
Dari permasalahan diatas, maka metode elektrokoagulasi dengan koagulasi
diperlukan suatu teknologi pengolahan yang flokulasi kimia.
tidak membutuhkan banyak alat mekanik, Air Limbah Industri Asam Fosfat.
kebutuhan zat kimia, sludge yang dihasilkan Air limbah yang dihasilkan oleh suatu
sedikit, dan tentunya memiliki efisiensi tinggi industri asam fosfat adalah campuran air
sehingga dapat memenuhi baku mutu yang limbah dari berbagai proses seperti shutdown
berlaku. Elektrokoagulasi merupakan salah water cleaning di Phosporic Acid Plant,
satu metode pengolahan air limbah dimana kondensat dari unit Sulphuric Acid Plant dan
listrik DC akan dialirkan ke elektroda seperti air bekas pencucian gypsum di unit puri.
aluminium atau besi, sehingga akan terjadi Pada Phosporic Acid Plant terdapat
proses elektrokimia. Metode ini memiliki kegiatan Shutdown Water Cleaning (SWC)
keuntungan dibandingkan dengan teknik yang bertujuan untuk membersihkan endapan
pengolahan kimia pada umumnya seperti pada reaktor yang dapat mengganggu tingkat
perlengkapan yang sederhana, mudah untuk produksi asam fosfat. Di dalam agenda ini,
dioperasikan, waktu retensi yang lebih reaktor akan dilakukan blowdown sehingga
singkat, mengurangi atau bahkan dapat endapan dalam reaktor dapat dikeluarkan.
meniadakan penambahan zat kimia, Setelah pintu blowdown dibuka maka akan
pengendapan flok yang cepat, dan jumlah dialirkan air bertekanan sehingga padatan
lumpur yang dihasilkan lebih sedikit (Fariza yang menempel pada didnding reaktor dapat
dkk, 2012). Berbagai studi tentang efisiensi terbawa oleh aliran air. Baik dari hasil
removal metode elektrokoagulasi dilakukan blowdown maupun air bekas cucian reaktor,
untuk berbagai macam air limbah seperti air keduanya akan mengalir pada selokan yang
limbah radioaktif dengan efisiensi removal

138 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021


mana akan dipompa menuju unit Waste Water secara ilmiah dapat dioksidasikan melalui
Treatment (WWT). proses mikrobiologis dan mengakibatkan
Di dalam Sulphuric Acid Plant terdapat berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
proses pencairan belerang dengan Tingginya pencemaran air dan derajad
menggunakan steam. Steam tersebut kekotoran air menunjukkan adanya zat padat
dihasilkan oleh boiler dengan air demin TSS sehingga akan meningkatkan kepekatan
sebagai air bakunya. Selain itu, steam limbah. Maka diperlukan suatu teknik yang
digunakan untuk menggerakkan turbin efektif untuk mendegradasi kadar COD dan
melalui turbin generator sehingga TSS. Metode oksidasi dengan menggunakan
dihasilkannya listrik untuk kebutuhan daya bahan-bahan pengoksida banyak dilakukan
dalam keseluruhan proses produksi. Setelah dengan Teknik ozonasi. (Estikarini dkk, 2016)
melalui heat exchanger, steam tersebut akan Nilai COD dapat diukur dengan
menjadi kondensat yang mana akan menggunakan metode titrimetri. Berdasarkan
ditampung dalam suatu tangki. Kondensat SNI 6989.73:2009 Tentang Cara Uji
tersebut akan dialirkan menuju unit WWT Kebutuhan Oksigen (Chemical Oxygen
untuk dilakukannya proses pengolahan air Demand/COD) Dengan Refluks Tertutup
limbah. Secara Titrimetri, prinsip dalam pengujian
Sedangkan dalam unit puri terdapat kadar COD dalam air limbah adalah senyawa
proses pencucian gypsum sehingga akan organik dan anorganik, dalam contoh uji
terbentuk purified gypsum sebagai produk dioksidasi oleh dalam refluks tertutup
dan air bekas pencucian sebagai air limbah.
Air limbah tersebut akan dialirkan menuju selama 2 jam menghasilkan . Kelebihan
unit WWT untuk diolah. kalium dikromat yang tidak tereduksi, dititrasi
Dari ketiga sumber air limbah tersebut akan dengan larutan Ferro Ammonium Sulfat
terjadi pencampuran tepat ketika memasuki (FAS) menggunakan indikator ferroin. Jumlah
tahap pengolahan oleh unit WWT. oksigen yang dibutuhkan dinyatakan dalam
Karakteristik yang dimiliki oleh AW adalah ekuivalen oksigen ( ). Nilai COD
memiliki pH 1-2, mengandung TSS sebesar
sebagai dapat dihitung dengan
1500 mg/l, dan Fluoride sebesar 3575 mg/l
persamaan sebagai berikut :
Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand adalah
jumlah oksigen ekuivalen yang dibutuhkan )=
dalam oksidasi senyawa organik dalam suatu
sampel dengan oksidator kuat seperti
dikromat atau permanganat. COD dinyatakan Dimana :

dalam satuan miligram per liter ( ) A = volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk
menandakan jumlah oksigen yang dibutuhkan blanko, dinyatakan dalam mililiter (ml)
per liter larutan. Nilai COD berfungsi untuk B= volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk
memantau air limbah influen dan effluen.oleh contoh uji , dinyatakan dalam mililiter (ml)
karena itu pentingnya dilakukan pemantauan M= molaritas larutan FAS
untuk melindungi lingkungan dan sebagai 8000 = berat miliequivalent oksigen x 1000
jaminan ekonomi berkelanjutan dalam
falisitas pengolahan (Alam Tasnim, 2010). Total Suspended Solid
Selain itu, COD dapat digunakan Padatan tersuspensi adalah padatan
sebagai indikator pencemaran dalam suatu air yang menyebabkan kekeruhan air, tidak
limbah. Terdapat berbagai kandungan dalam terlarut dan tidak dapat langsung mengendap,
air yang dapat mempengaruhi nilai dari COD terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
seperti material organik biodegradable, maupun beratnya lebih kecil dari sedimen,
material non biodegradable dan material misalnya tanah liat, bahan-bahan organik
anorganik yang dapat teroksidasi (Moreno tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan
dkk, 2005). sebagainya (Nasution, 2008) .
Angka COD merupakan ukuran bagi Padatan tersuspensi total (Total
pencemaran air oleh zat-zat organis yang Suspended Solid atau TSS) adalah bahan-
Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 139
bahan tersuspensi (diameter > 1µm) yang yang kemudian diukur dengan
tertahan pada saringan milli-pore dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
daiameter pori 0.45µm (Effendi, 2003). 570 nm. Kadar fluorida dapat dihitung
Berdasarkan SNI 06-6989.3-2004 uji melalui persamaan berikut:
TSS dilakukan dengan metode gravimetri.
Dimana prinsip dalam pengujian ini adalah
contoh uji yang telah homogen disaring
dengan kertas saring yang telah ditimbang.
Residu yang tertahan pada saringan Dengan pengertian :
dikeringkan sampai mencapai berat konstan C adalah kadar yang didapat dari hasil
pada suhu 103°C sampai dengan 105°C. pengukuran
Kenaikan berat saringan mewakili padatan Fp adalah faktor pengenceran
tersuspensi total (TSS). Jika padatan
tersuspensi mmenghambat saringan dan Koagulasi
memperlama penyaringan, diameter pori-pori Koagulasi merupakan proses
saringan perlu diperbesar atau memgurangi destablisasi pada suatu larutan dengan
volume contoh uji. Untuk memperoleh penambahan koagulan yang berfungsi untuk
estimasi TSS, dihitung perbedaan antara mengkontrol faktor stabilitas pada sistem.
padatan terlarut total dan padatan total. Nilai Sedangkan flokulasi merupakan proses
TSS dapat dihitung menggunakan persamaan dimana partikel yang telah terdestabilisasi
berikut ini : terimbas untuk berkumpul, melakukan kontak
dan menjadi bentuk gumpalan yang lebih
besar. Koagulan logam yang umum
dengan pengertian : digunakan adalah alumunium dan besi. Pada
A adalah berat kertas saring + residu kering, koagulan basis alumunium terdapat berbagai
mg macam seperti alumunium sulfat, alumunium
B adalah berat kertas saring, mg klorida, sodium aluminate, dan acid alum.
Sedangkan untuk koagulan basis besi terdapat
Fluoride ferric sulfate, ferrous sulfat, chlorinated
Fluoride dapat berasal dari produksi ferrous sulfat, dan ferric chloride (Bratby,
pupuk fosfat (yang rata-rata mengandung 2006). Pengadukan cepat yang efektif sangat
fluorine sebesar 3,8%), bata, pagar dan penting ketika menggunakan koagulan logam
keramik (WHO 2004). Pada wet process di seperti alum dan ferric chloride, karena proses
industri asam fosfat menghasilkan slurry dan hidrolisnya terjadi dalam hitungan detik dan
limbah lain yang mengandung gypsum, HF, selanjutnya terjadi adsorpsi partikel koloid.
asam fluorosilika, dan sodium potassium Waktu yang dibutukan untuk zat kimia lain
fluorosilika (Weinstein L.H dan Davison A., seperti polimer (polyelectrolites), chlorine,
2004). zat kimia alkali, ozone, dan potassium
Fluoride dengan nilai konsentrasi yang permanganat, tidak optimal karena tidak
tinggi dapat menyebabkan berbagai macam mengalami reaksi hidrolisis
penyakit seperti osteoporosis, arthritis, tulang Menurut Benefield et al. (1982), untuk
rapuh, kanker, kemandulan, serangan sistem merangsang partikel koloid bergabung
otak, syndrome alzheimer, dan gangguan pada membentuk gumpalan yang lebih besar
kelenjar thyroid (Mohammad dan Majumder, diperlukan dua cara, yaitu partikel harus
2014). didestabilisasikan dan dipindahkan.
Berdasarkan SNI 06-6989.29-2005 uji Destabilisasi partikel dapat dicapai melalui
fluorida dilakukan secara spektrofotometri cara penekanan lapisan ganda listrik,
dengan SPADNS. Prinsip dalam metode ini penyerapan untuk netralisasi, penjeratan pada
adalah fluorida akan bereaksi dengan larutan presipitasi, dan pembentukan antar partikel.
campuran SPADNS-asam zirkonil yang Penekanan lapisan ganda listrik dan
menyebabkan berkurangnya warna larutan. penetralan dikategorikan sebagai proses
Pengurangan warna ini sebanding dengan koagulasi, sedangkan penjeratan dan
banyaknya unsur fluorida dalam contoh uji pembentukan antar partikel sebagai flokulasi.
140 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021
Destabilisasi partikel dengan cara penekanan 3. Meningkatkan kinerja secondary-clarifier
dapat dicapai melalui penambahan elektrolit dan proses lumpur aktif.
muatan yang berlawanan dengan muatan 4. Sebagai pretreatment untuk proses
partikel koloid (Benefield et al., 1982). Dasar pembentukan secondary effluent dalam
dari mekanisme ini adalah bahwa interaksi filtrasi.
dari koagulan dengan partikel koloid terjadi
karena efek elektrostatik, ion sejenis dengan Elektrokoagulasi
partikel koloid akan saling tolak menolak, Elektrokoagulasi merupakan teknologi
sedangkan yang muatannya berlawanan akan elektrokimia pada pengolahan air dan air
tarik menarik (Surdia et al., 1981). limbah yang mana pada bentuk paling
Menurut Nathanson (1977), sederhana menggunakan sebuah sel
keberhasilan dari proses koagulasi dan elektrokimia dimana tegangan DC dialirkan
flokulasi tergantung beberapa faktor pada elektroda, biasanya terbuat dari besi atau
diantaranya adalah dosis koagulan yang aluminium, dengan air ataupun air limbah
diberikan, suhu dari limbah, pH dan sebagai elektrolitnya (Moreno dkk, 2005).
alkalinitas. Dosis koagulan yang diberikan Keunggulan yang dimiliki oleh metode
disesuaikan dengan karakteristik dari air elektrokoaglasi dalam mengolah air limbah
limbah yang akan ditangani. Untuk diantaranya adalah kebutuhan perlengkapan
mengetahui dosis optimum koagulan yang simpel, mudah untuk dioperasikan,
dilakukan pengujian dilaboratorium periode maintenance yang lebih panjang, air
menggunakan peralatan yang disebut Jartest. yang telah diolah akan jernih, warnanya dan
Flokulasi baunya akan berkurang, sludge yang
Flokulasi merupakan proses dihasilkan setelah melalui proses
pembentukan flok, yang pada dasarnya elektrokoagulasi benar-benar dapat
merupakan pengelompokan / aglomerasi terendapkan dan mudah untuk dilakukan
antara partikel dengan koagulan proses dewatering, flok yang terbentuk dapat
(menggunakan proses pengadukan lambat dipisahkan lebih cepat dengan penyaringan,
atau slow mixing), Proses pengikatan partikel menghasilkan effluen yang mengandung
koloid oleh flokulan dapat dilihat pada sedikit padatan terlarut, partikel koloid
gambar 1. Pada flokulasi terjadi proses terkecil dapat diremove dengan mudah dan
penggabungan beberapa partikel menjadi flok polutan akan naik ke permukaan dan
yang berukuran besar. Partikel yang terendapkan pada dasar. (Emamjomeh,
berukuran besar akan mudah diendapkan. Sivakumar, & Schafer, 2004)
Di dalam proses EC
(Electrocoagulation) dihasilkan metal
hidroksida yang berperan sebagai
koagulan/flokulan bagi padatan tersuspensi
sehingga membentuk flok yang dapat
diendapkan menggunakan gravitasi (Ali &
Yaakob, 2012). Untuk proses di dalam reaktor
elektrokoagulasi dapat dilihat pada Gambar 2
dibawah ini :
Gambar 1. Proses pengikatan partikel koloid
oleh flokulan

Tujuan dilakukan flokulasi pada air limbah


selain lanjutan dari proses koagulasi adalah:
1. Meningkatkan penyisihan Suspended
Solid (SS) dan BOD dari pengolahan
fisik.
2. Memperlancar proses conditioning air
limbah, khususnya limbah industri.

Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 141
menggunakaan anoda karena adanya
aliran listrik dc.
2. Pembentukan koagulan : kation logam
bereaksi dengan ion hidroxida ( )
menghasilkan senyawa hidroksil, ion
kompleks terisi dengan pasti. Berbagai
ion kompleks dapat terbentuk bergantung
dengan pH dari koloid, jadi ion kompleks
ini dapat hadir dalam berbagai
kemungkinan berat molekulnya. Ketika
pH dalam keadaan asam kation logam
Gambar 2. Proses Pada Reaktor dan ion komplek dapat mendestabilisasi
Elektrokoagulasi dengan Plat Elektroda partikel kolid dengan menetralisir muatan
Aluminium pada permukaan (netralisir muatan). Pada
Sumber : (Holt et all 2002) pH yang lebih tinggi, ion kompleks akan
benar-benar terhidrolisis untuk
menghasilkan senyawa tak larut yang tak
Berdasarkan gambar diatas, terdapat
berbentuk (oksida, hidroksida dan
sebuah reaktor elektrokoagulasi dengan
oksihidroksida) yang dapat menyebabkan
menggunakan 2 buah plat aluminium sebagai
terjadinya sweep floc.
elektroda yang dialiri dengan tegangan DC.
3. Pengapungan : dikarenakan reaksi pada
Pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi yang
katoda yang menghasilkan gelembung
menyebabkan terlepasnya ion ke dalam
hidrogen dan pada beberapa kasus,
air limbah. Reaksi tersebut dapat dilihat gelembung oksigen dihasilkan akibat
sebagai berikut : elektrolisis air pada anoda. Terdapat
kemungkinan bahwa partikel yang telah
terkoagulasi menempel pada gelembung-
Apabila dalam kondisi basa : gelembung yang terbentuk berdasarkan
fenomena pada permukaan dan dengan
Apabila dalam kondisi asam : adanya daya apung. Sehingga akan
menuju pada permukaan bersama dengan
busa yang nantinya dapat disingkirkan.
Sedangkan pada katoda akan terjadi Selain itu, berbagai reaksi fisika kimia
reaksi reduksi yang menyebabkan dapat terjadi : reduksi pada katoda
terbentuknya gas , reaksi kimia tersebut terhadap senyawa seperti nitrat dan nitrit,
adalah : reduksi logam kation, elektrodesposisi
pada kation, dan pembentukan logam
oksida dan hidroksida pada permukaan
Ion yang terlepas dalam air limbah elektroda (passivasi). (Cabrales &
akan berikatan dengan sehingga Martinez, 2014).
membentuk Al( yang berfungsi sebagai
Dalam penggunaan metode
koagulan. Al( yang terbentuk akan elektrokoagulasi dibutuhkan energi listrik
berikatan dengan polutan dalam air limbah agar proses pengolahan dapat tetap
sehingga polutan menjadi flok berukuran berlangsung. Besar energi yang akan
besar. Flok yang akan terbentuk sebagian digunakan dapat ditentukan menggunakan
akan ada yang mengapung dan sebagian ada persamaan 2.4 dibawah ini :
yang akan mengendap.
Terdapat beberapa tahap dalam proses
elektrokoagulasi diantaranya adalah
1. Pelarutan Anoda : terbentuknya kation
logam dari hasil pelarutan dengan

142 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021


Dimana: Analisis manfaat biaya biasanya
= Kebutuhan energi ( ) dilakukan dengan melihat rasio antara
manfaat dari suatu proyek pada masyarakat
V= Tegangan (Volt)
umum terhadap ongkos-ongkos yang
I= Kuat arus (Ampere)
dikeluarkan oleh pemerintah. Secara
v= Volume sampel (
matematis hal ini bisa diformulasikan sebagai
t= Waktu tinggal (detik) berikut :
(Ozyonar dan Karagozoglu, 2010)
keterangan :
Selain kebutuhan energi listrik, jumlah
elektroda yang larut juga dibutuhkan dalam - manfaat = semua manfaat setelah
perhitungan total operational cost yang ekuivalen dikurangi dengan dampak
dibutuhkan dalam menggunakan metode negatif, dinyatakan dengan
elektrokoagulasi. Kebutuhan elektroda dapat nilai uang.
dihitung melalui persamaan Faraday’s Law - ongkos = semua ongkos-ongkos
berikut ini : ekuivalen setelah dikurangi dengan
besarnya penghematan yang
bias didapatkan oleh sponsor
proyek, dalam hal ini
Dimana:
(Ozyonar dan Karagozoglu, 2010) pemerintah.
= Berat elektroda yang Dimana:
larut ( ) rasio B/C > 1 : rekomendasi tersebut diterima

I = Kuat arus yang digunakan (Ampere) rasio B/C < 1 : rekomendasi tersebut tidak bisa
T= Waktu kontak (detik) diterima
Mr= Berat molekul elektroda ( )
rasio B/C = 1 : rekomendasi tersebut tidak ada
F=Konstanta Faraday, 96500 ) perbedaan antara diterima atau
n= Valensi logam tidak

Sehingga total operating cost yang


dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus 2.6 : METODE
Identifikasi Awal
Total operating cost = (X x E + Y x w) Dalam tahap ini dilakukan observasi
(2.6) mengenai permasalahan yang terdapat pada
Dimana: lapangan mengenai kekurangan pada jenis
E= Kebutuhan energi ( ) pengolahan air limbah yang telah digunakan
oleh suatu industri asam fosfat. Hasil dari
w = Berat elektroda yang larut (gram)
observasi yang telah dikerjakan, ditemukan
X= Tarif listrik per kWh Rp/kWh
berbagai kelemahan pada metode pengolahan
w= Harga plat elektroda per gram Rp/gr
air limbah oleh unit WWT. Kekurangan
tersebut antara lain banyaknya peralatan
Benefit Cost Analysis
mekanik yang digunakan, kebutuhan zat
Analisis manfaat biaya (benefit cost
kimia yang banyak dan tingginya jumlah
analysis) adalah Analisis yang sangat umum
lumpur yang dihasilkan. Kemudian dari hasil
digunakan untuk mengevaluasi proyek-
obeservasi akan dibuat rumusan masalah yang
proyekpemerintaj. Analisis ini adalah cara
pasti sehingga tujuan dilakukannya penelitian
praltisuntuk menaksir kemanfaatan
ini akan terbentuk.
proyek,dimana untuk hal ini diperlukan
Perencangan Reaktor Uji
tinjauan yang Panjang dan luas. Dengan kata
lain diperlukan analisis dan evaluasi dari Dalam tahap ini dilakukan pembuatan
desain reaktor uji dengan tujuan untuk
berbagai sudut pandang yang relevan terhadap
memudahkan pada tahap pembuatan reaktor
ongkos-ongkos maupun manfaat yang
uji. Dimensi dari reaktor uji adalah 30 cm x
disumbangkannya. (Pujawan, 2012)
Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 143
25 cm x 25 cm. Volume air limbah yang akan HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan adalah 13,5 liter sehingga dapat 1. Uji Karakteristik Air Libah Industri
memenuhi kebutuhan uji karakteristik COD, Asam Fosfat
TSS, dan Fluoride dan plat elektroda dapat Air limbah yang belum diolah perlu
terendam secara maksimal. dilakukan analisis COD, TSS, dan
Desain reaktor uji dibuat dengan Fluoride agar efisiensi removal dari
menggunakan software sketchup pro 2014 proses elektrokoagulasi dapat
sehingga hasil desain berupa gambar 3D. diidentifikasi. Hasil uji laboratorium
Hasil dari desain reaktor uji dapat dilihat pada analisis air limbah sebelum diolah
Lampiran 1. Pada reaktor tersebut terdapat menggunakan proses elektrokoagulasi
bagian-bagian yang memiliki fungsu sebagai dapat dilihat pada Tabel 2.
berikut :
a. Rumah rangkaian merupakan Tabel 2. Hasil Analisis Kandungan COD,
wadah berisi kabel yang telah TSS, dan Fluoride Pada Air Sebelum
sesuai dengaan rangkaian Proses Elektrokoagulasi
monopolar. Terdapat dua jenis Konsentra Konsentras
Nama Konsentrasi
si COD i Fluoride
rumah rangkaian yakni masukan Sampel
(mg/L)
TSS (mg/L)
(mg/L)
dan keluaran, dimana rumah
masukan terdapat penghubung Air
listrik yang tersambung pada anoda sebelum
diolah
sedangkan rumah keluaran terdapat dengan
757.7 845.905 19.29
penghubung listrik yang elektrokoa
tersambung dengan katoda gulasi
b. Diantara kedua rumah rangkaian
tersebut terdapat 8 plat elektroda Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium, 2018
yang terdiri dari 4 buah plat anoda
dan 4 buah plat katoda. Anoda akan Hasil uji karakteristik COD, TSS, dan
melepaskan ion logam yang mana fluoride pada air limbah sebelum diolah
nantinya akan terbentuk coagulant menggunakan proses elektrokoagulasi akan
agent. Sedangkan katoda akan digunakan sebagai konsentrasi awal dalam
terjadi hidrolisis sehingga terbentuk perhitungan efisiensi removal COD, TSS, dan
senyawa hidroksida yang akan fluoride
bereaksi dengan ion logam. 2. Hasil Uji Laboratorium Air Seteah
c. Penyangga plat berfungsi sebagai Diolah Dengan Metode
penyangga plat elektroda agar plat Elektrokoagulasi
elektroda dapat tersambung dengan Air limbah dari industri asam fosfat
rumah rangkaian pada permukaan diolah menggunakan proses
atas reaktor uji. elektrokoagulasi dengan kombinasi
d. Kran berfungsi sebagai saluran variabel sesuai dengan Tabel 3.2. Setelah
keluaran air yang terolah untuk dilakukan pengolahan menggunakan
diuji karakteristik COD, TSS, dan elektrokoagulasi maka dianalisis besar
Fluoride. kandungan COD, TSS, dan Fluoride.
e. Pengatur jarak elektroda berfungsi Hasil uji laboratorium kandungan COD,
sebagai pengatur jarak antar plat TSS, dan Fluoride dalam air limbah yang
elektroda. terolah dapat dilihat pada Tabel 3.
Selanjutnya dilakukan perancangan
reaktor uji dengan menggunakan alat dan
bahan yang telah dipersiapkan dengan
mengacu pada desain yang telah dibuat. Alat
uji yang telah dibuat akan diperiksa dan diuji
terlebih dahulu guna mencegah kegagalan
dalam tahap penelitian selanjutnya.

144 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021


Tabel 3. Hasil Uji Laboratorium Konsentrasi Baku Mutu 200 200 50
COD, TSs, dan Fluoride Air Olahan
Elektrokoagulasi Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium, 2018
Jara Parameter
k Apabila dilihat dari Tabel 3. air hasil
Jeni anta olahan dengan metode elektrokoagulasi yang
s r
Tega
memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur
plat plat Fluor Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 adalah
No ngan COD
elek elek TSS ide dengan menggunakan nilai tegangan listrik
(Volt) (mg/
trod trod (mg/L) (mg/ sebesar 30 Volt dan 40 Volt. Kombinasi
L)
a a L) variabel yang memenuhi baku mutu akan
(cm dianalisa rasio benefit cost agar diketahui
) apakah layak secara ekonomi
217.5 365.65 9.58
3. Analisi Efisiensi Removal COD, TSS,
1. 10 dan Fluoride dengan Proses
5
Elektroagulasi
138.1 260.64 8.6 Berdasarkan data konsentrasi COD, TSS,
2. 20
75 dan fluoride pada Tabel 3, perhitungan
0,5 efisiensi removal dapat dilakukan dengan
117.0 146 3.675 menggunakan persamaan berikut :
3. 30
25
Alu
96.67 141.26 1.285
4. min 40
5 5
ium
5. 10 384.7 508.45 14.18
Hasil dari perhitungan efisiensi
338.2 429.18 11.33 removal COD, TSS, dan fluoride dapat dilihat
6. 20
1
15 5 pada Tabel 4.
7. 30 122 143.95 4.06 Tabel 4. Efisiensi Removal COD, TSS, dan
Fluoride dengan Proses Elektrokoagulasi
8. 40 97.65 143.09 1.765 Jarak Parameter
antar
243.1 386.25 11.60 Tega
9. 10 Jenis plat plat Fluor
5 5 No ngan COD TSS
elektroda elektr ide
(Volt) (%) (%)
oda (%)
156.4 294.07 9.63 (cm)
10. 20
5 5 1. 10 71.29 56.77 50.77
0,5 81.77 69.19 55.81
2. 20
141.4 158 4.065 0.5
11. 30 3. 30 84.56 82.74 81.12
2
4. 40 87.24 83.3 93.4
104.6 150.90 2.365 Aluminium
12. 40 5. 10 49.23 39.89 27.13
6 5 55.37 49.26 39.18
Bes 6. 20
i 1
408.5 545.92 16.17 7. 30 83.9 82.98 79.14
13. 10 87.11 83.08 90.93
6 5 8. 40
9. 10 67.92 54.34 40.36
361.7 448.35 14.11
14. 20 10. 20 79.35 65.24 45.02
95 5 0.5
1 11. 30 81.34 81.32 79.11
155.8 166.35 4.325 12. 40 86.19 82.16 87.85
15. 30 Besi
75 5 13. 10 46.08 35.46 16.88
14. 20 52.25 47 19.22
108.8 156.9 2.795 1
16. 40 15. 30 79.43 80.33 77.77
9
16. 40 85.63 81.45 85.64
Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 145
Nilai tegangan listrik yang
Berdasarkan perhitungan efisiensi removal semakin meningkat menyebabkan
pada Tabel 4. maka dilakukan pembuatan efisiensi removal semakin meningkat
grafik efisiensi removal COD, TSS, dan pula. Hal ini dikarenakan semakin
Fluoride agar dapat dilihat pengaruh dari tingginya nilai tegangan listrik yang
kombinasi variabel penelitian. digunakan jumlah aluminium dan besi
Perubahan secara fisik pada air limbah yang teroksidasi menjadi meningkat
yang telah diolah menggunakan proses sehingga polutan dalam air limbah
elektrokoagulasi dapat dilihat pada Gambar 3 yang tersisihkan semakin banyak.
Secara fisik, air hasil olahan elektrokoagulasi (Takdastan et al,2014)
lebih jernih dibandingkan dengan air limbah Berdasarkan Faraday’s Law
yang belum dilakukan pengolahan secara dimana nilai logam terlarut yang
elektrokoagulasi dihasilkan dalam proses
elektrokoagulasi dipengaruhi oleh
besarnya kuat arus listrik yang
digunakan. Persamaan dari Faraday’s
Law Pada persamaan:

Dimana:

Gambar 3. Perbedaan Sampel Sebelum I = Kuat Arus Listrik (Ampere)


dengan Sesudah Diolah Menggunakan T = Waktu Detensi (detik)
Elektrokoagulasi (Hasil Pengujian, 2018) Mr = Berat Molekul (gram/mol)
F = Konstanta Faraday
a. Analisi Pengaruh Tegangan, Jenis (Coulomb/mol)
Logam Plat Elektroda dan Jarak Antar n = Valensi Logam
Plat Elektroda Terhadap Efisiensi Pada penelitian ini kuat arus
Removal COD listrik yang digunakan berubah
Pengaruh nilai tegangan, jenis plat seiring dengan nilai tegangan
elektroda, dan jarak antar plat yang dioperasikan dari power
elektroda terhadap efisiensi removal supply. Menurut hokum Ohm
COD dapat dilihat pada Gambar 4. pada persamaan 4.3
&.......&&&&&&...

V = Tegangan Listrik (Volt)


I = Kuat Arus Listrik (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

Dari persamaan hukum Ohm


nilai tegangan listrik berbanding lurus
Gambar 4. Pengaruh Tegangan, Jarak dengan kuat aru listrik sehingga
Antar Plat Elektroda, dan Jenis
dengan meningkatnya nilai tegangan
Elektroda terhadap Efisiensi Removal
COD yang dioperasikan dalam proses
elektrokoagulasi maka nilai kuat arus
Dari grafik di atas efisiensi removal listrik yang dihasilkan akan meningkat
COD terbesar adalah 87,24% dengan pula. Oleh karena itu semakin tinggi
menggunakan plat elektroda nilai tegangan listrik yang digunakan
aluminium, tegangan 40 Volt, dan maka efisiensi removal pada proses
jarak plat elektroda sebesar 0,5 cm. elektrokoagulasi akan semakin naik.
Sedangkan efisiensi removal COD Selain itu, tegangan listrik yang
rata-rata adalah 73,67%. diaplikasikan pada proses
146 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021
elektrokoagulasi menentukan jumlah Reaksi kimia pada plat anoda besi
dosis koagulan dan pembentukan adalah sebagai berikut :
gelembung yang mana sangat
berpengaruh terhadap pengadukan air Plat anoda besi teroksidasi
limbah dan transfer massa pada menghasilkan yang akan
elektroda. (Farhadi et al, 2012) berperan sebagai koagulan dalam air
Pada plat elektroda aluminium limbah sehingga proses destabilisasi
terjadi reaksi oksidasi pada anoda dan terjadi. Di dalam air limbah akan
reduksi pada katoda. Reaksi oksidasi terjadi reaksi kimia sebagai berikut
yang terjadi pada plat anoda adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan reaksi kimia diatas
akan terbentuk sebagai sweep
Plat anoda aluminium
flock yang akan mengadsorpsi polutan
teroksidasi menjadi ion yang
dalam air limbah.
berfungsi sebagai koagulan dalam air Reaksi reduksi yang terjadi pada plat
limbah. Ion yang telah dihasilkan katoda besi adalah :
akan mendestabilisasi polutan dalam
air limbah sehingga dapat dipisahkan.
Di dalam air limbah akan terjadi Berdasarkan reaksi reduksi
reaksi kimia berikut : pada plat katoda besi diatas dihasilkan
gas atau hidrogen. Dihasilkannya
gas hidrogen akan mengakibatkan
Berdasarkan reaksi kimia diatas tereduksinya material organik.
maka dihasilkan dimana Sebagian molekul yang terdapat pada
senyawa ini merupakan sweep flocks limbah ditangkap kemudian
yang memiliki luas permukaan yang penyisihan oleh membentuk
tinggi. Sweep flocks yang terbentuk gelembung yang dapat menurunkan
akan mengadsorpsi senyawa organik COD. (Setianingrum dkk, 2016)
dan menangkap partikel koloid Selain itu, logam aluminium
sehingga akan mudah untuk memiliki efisiensi removal yang lebih
dipisahkan. Berkurangnya kandungan tinggi dibandingkan dengan logam
senyawa organik dan partikel koloid besi. Pertama hal ini diakibatkan
menyebabkan kandungan COD karena elektroda aluminium lebih
menurun. (Bratby, 2006) efisien digunakan pada pH asam
Reaksi reduksi yang terjadi pada dibandingkan dengan elektroda besi
plat katoda aluminium adalah: dimana aluminium hanya memiliki
satu bilangan oksidasi. Sehingga
Berdasarkan reaksi reduksi pada reaksi antara senyawa organik dan
plat katoda aluminium diatas aluminium membentuk senyawa sukar
dihasilkan gas atau hidrogen. larut akan terjadi hampir sempurna.
Terbentuknya gas hidrogen akan Kedua solubility dari Aluminium
mengakibatkan tereduksinya material Hidroksida lebih rendah
organik. Sebagian molekul yang ketika dalam kondisi asam. (Moreno
terdapat pada limbah ditangkap et al, 2007)
kemudian penyisihan oleh Penurunan konsentrasi COD
sebagai senyawa organik membentuk pada jarak plat elektroda 1 cm lebih
gelembung yang dapat menurunkan kecil dibandingkan dengan jarak 0,5
COD. (Setianingrum dkk, 2016) cm. Penurunan efisiensi removal COD
Pada plat elektroda besi juga disebabkan karena meningkatnya jarak
terjadi reaksi oksidasi dan reduksi. antar plat elektroda. Berdasarkan
persamaan berikut:

Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 147
Efisiensi removal Fluoride
terbesar adalah 93,4% dengan
menggunakan plat elektroda
Dimana aluminium, tegangan 40 Volt, dan
jarak plat sebesar 0,5 cm. Sedangkan
efisiensi removal Fluoride rata-rata
adalah 61,6%.
Dari grafik diatas dapat dilihat
bahwa efisiensi removal TSS
meningkat seiring dengan
bertambahnya nilai tegangan yang
digunakan. Efisiensi removal TSS
terbesar adalah 83,30% dengan
menggunakan plat elektroda
aluminium, tegangan 40 Volt, dan
Jarak antar plat elektroda berbanding jarak plat sebesar 0,5 cm. Sedangkan
lurus dengan ohmic loss. Meningkatnya efisiensi removal TSS rata-rata adalah
ohmic loss dalam elektrokoagulasi 67,16%.
menyebabkan terhambatnya proses Semakin tinggi tegangan yang
oksidasi pada anoda sehingga dengan dioperasikan maka pelarutan anoda
menurunnya tingkat oksidasi pada anoda yang digunakan menjadi meningkat.
maka jumlah dari dan yang Meningkatnya jumlah anoda yang
dihasilkan sebagai koagulan akan larut menyebabkan naiknya
berkurang. Oleh karena itu, pada jarak penyisihan polutan dalam air limbah
plat elektroda yang semakin besar maka sehingga efisiensi removal TSS
tingkat menyatunya partikel tersuspensi meningkat. (Al-Shannag, Bani-
dan adsorpsi kontaminan dalam air Melhem, Lafi, & Gharagheer, 2012)
limbah akan semakin rendah (Ghosh et Berdasarkan persamaan diatas
al,2008). bahwa jumlah logam yang terlarut
b. Analisis Pengaruh Tegangan, Jenis berbanding lurus dengan besarnya
Logam Plat Eelektoda, dan Jarak kuat arus listrik. Pada penelitian ini
Antar Plat Elektroda Terhadap kuat arus listrik berubah sesuai dengan
Efisiensi Removal TSS nilai tegangan listrik. Apabila ditinjau
Pengaruh nilai tegangan, jenis plat dari persamaan diatas dimana arus
elektroda, dan jarak antar plat listrik berbanding lurus dengan nilai
elektroda terhadap efisiensi removal tegangan listrik maka semakin
TSS dapat dilihat pada Gambar 5. meningkatnya nilai tegangan yang
digunakan dalam proses
elektrokoagulasi mempengaruhi
efisiensi removal polutan dalam air
limbah.
Plat elektroda aluminium
memiliki efisiensi lebih tinggi
dibandingkan dengan besi. Hal ini
disebabkan karena logam aluminium
lebih efisien digunakan pada pH asam
dibandingkan dengan elektroda besi
dimana aluminium hanya memiliki
satu bilangan oksidasi. Sehingga
Gambar 5. Pengaruh Tegangan, Jarak reaksi antara senyawa organik dan
Plat Elektroda, dan Jenis Elektroda aluminium membentuk senyawa sukar
terhadap Efisiensi Removal TSS larut akan terjadi hampir sempurna.
Kedua solubility dari Aluminium

148 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021


Hidroksida memiliki nilai Kombinasi Variabel
Jarak Cost
yang lebih rendah ketika dalam No
Jenis Plat Antar Teganga (Rupiah/lite
kondisi asam. (Moreno et al, 2007) .
Elektroda Elektrod n (Volt) r)
Secara fisik dapat perbedaan a (cm)
antara hasil olahan elektrokoagulasi 1.
0.5
30 7,01
menggunakan plat elektroda 2. Aluminiu 40 9,43
aluminium dan plat elektroda besi 3. m 30 5,80
1
4. 40 5,75
pada Gambar 4.1. Hasil air olahan 5. 30 5,59
dengan menggunakan plat elektroda 0.5
6. 40 7,71
aluminium terlihat sedikit lebih jernih Besi
7. 30 3,11
1
daripada hasil air olahan 8. 40 4,69
menggunakan plat elektroda besi
meski menggunakan tnilai tegangan b. Nilai Benefit
dan jarak antar plat elektroda yang Nilai benefit yang dimiliki dengan
sama. adanya rekomendasi metode
Jarak antar plat elektroda dengan elektrokoagulasi adalah biaya bahan
menggunakan 1 cm memiliki kimia koagulan dan flokulan yang
penurunan konsentrasi yang lebih digunakan oleh industri asam fosfat.
kecil dibandingkan dengan 0,5 cm Jenis koagulan yang digunakan
karena meningkatnya hambatan pada adalah alum, sedangkan jenis flokulan
aliran listrik sehingga produksi ion yang digunakan adalah polimer.
metal dan dari plat elektroda Biaya alum dan polimer dihitung
aluminium dan besi menjadi menurun. berdasarkan dari data penggunaan
Penurunan ion logam tersebut alum dan flokulan yang digunakan
menyebabkan menurunnya kadar industri asam fosfat dikalikan dengan
koagulan yang dihasilkan sehingga harga alum dan polimer per
polutan yang didestabilisasi semakin kilogramnya.
menurun pula. Data penggunaan alum dan
polimer yang digunakan oleh industri
4. Benefit Cost Anaysis asam fosfat dapat dilihat pada Tabel
Berdasarkan hasil uji laboratorium pada 6.
Tabel 4.2, kombinasi variabel yang Tabel 6. Penggunaan Alum dan
memenuhi baku mutu adalah dengan Polimer Industri Asam Fosfat
menggunakan nilai tegangan listrik 30 Penggunaan Penggunaan
Volt dan 40 Volt. Sebelum menghitung No. Alum Polimer
rasio benefit cost, nilai dari cost dan (kg/m3) (kg/m3)
benefit dihitung terlebih dahulu. 1. 1,715 0,031
a. Nilai Cost Berdasarkan data penggunaan
Nilai cost yang diperlukan terdiri dari alum dan polimer diatas, perhitungan
biaya plat logam dan biaya energi nilai benefit dapat dilakukan dengan
listrik yang digunakan. Biaya plat mengkalikannya dengan harga alum
logam dihitung dari konsumsi plat dan polimer per kgnya. Hasil dari
elektroda yang terlarut dikalikan perhitungan nilai benefit dapat dilihat
dengan harga logam plat elektroda. pada Tabel 7.
Untuk biaya kebutuhan energi listrik Tabel 7. Nilai Benefit
yang dibutuhkan dapat dihitung Biaya
Biaya Alum Nilai
dengan mengkalikan . Perhitungan No Polimer
(Rupiah/lite Benefi
nilai cost secara keseluruhan dapat . (Rupiah/lite
r) t
dilihat pada lampiran 4. Pada Tabel r)
4.4 dapat dilihat nilai cost dari 1. 8,575 1,24 9,815
kombinasi variabel yang memenuhi
baku mutu.
Tabel 5. Nilai Cost c. Rasio Benefit Cost
Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 149
Setelah melakukan perhitungan nilai KESIMPULAN
cost dan benefit, maka perhitungan rasio Simpulan
benefit cost dapat dilakukan dengan Berdasarkan hasil pengolahan data dan
persamaan 4.6. analisis data yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Efisiensi removal COD, TSS, dan fluoride
Perhitungan rasio benefit cost secara tertinggi berturut-turut adalah 87.24%,
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran
83,3%, dan 93.4% dicapai dengan
4. Hasil dari perhitungan rasio benefit
cost dapat dilihat pada Tabel 8.
menggunakan plat elektroda aluminium
dengan tegangan 40 Volt dan jarak antar
Tabel 8. Nilai Rasio Benefit Cost plat elektroda adalah 0,5 cm.
2. Efisiensi removal COD, TSS, dan
Kombinasi Variabel Fluoride akan meningkat seiring dengan
Jarak bertambahnya nilai tegangan yang
Jenis Kete
Antar B/ diaplikasikan pada proses
No. Plat Tegangan rang
Elektrod C elektrokoagulasi.
Elektrod (Volt) an
a 3. Efisiensi removal COD, TSS, dan
a
(cm)
Fluoride dengan menggunakan plat
Diter
1. 30 1,4
ima
elektroda aluminium lebih tinggi
0.5 dibandingkan dengan menggunakan plat
1,0 Diter
2. 40 elektroda besi.
Alumini 4 ima
um 2,5 Diter 4. Efisiensi removal COD, TSS, dan
3. 30 Fluoride meningkat dengan jarak antar
8 ima
1 plat elektroda yang semakin dekat..
Diter
4. 40 1,7
ima 5. Rasio benefit cost dari operating cost
5. 30
1,7 Diter metode elektrokoagulasi dengan koagulasi
6 ima flokulasi kimia adalah 1,039
0.5
1,2 Diter Saran
6. 40
7 ima Berdasarkan penelitian yang telah
Besi
3,1 Diter dilakukan, terdapat beberapa saran yang harus
7. 30
6 ima diperhatikan :
1
2,0 Diter
8. 40 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
9 ima
mengenai proses elektrokoagulasi dengan
nilai tegangan listrik dan jarak antar plat
Berdasarkan hasil perhitungan rasio
elektroda yang lebih bervariasi.
benefit cost diatas seluruh nilai rasio benefit
2. Penelitian selanjutnya perlu ditambahkan
cost lebih dari 1, sehingga rekomendasi dari
parameter-parameter yang lain untuk
seluruh kombinasi variabel dengan nilai
dianalisa.
tegangan listrik 30 Volt dan 40 Volt dapat
diterima. Rasio benefit cost terbesar adalah
3,16 didapatkan dengan menggunakan plat DAFTAR PUSTAKA
elektroda besi dengan tegangan lisrtik 30 Volt
dan jarak antar plat elektroda sebesar 1 cm, AashMohammad, & Majumder, C. B. (2014).
sedangkan untuk rasio benefit cost terkecil Removal of Fluoride from Synthetic
adalah 1,04 didapatkan dengan menggunakan Waste Water by Using "Bio
plat elektroda aluminium dengan tegangan Adsorbent". International Journal of
listrik 40 Volt dan jarak antar plat elektroda Research in Engineering and
sebesar 0,5 cm. Technology, 776-785.

Ali, E., & Yaakob, Z. (2012).


Electroagualtion for Treatment of
Industrial Effluents and Hydrogen
Production. 228-242.

150 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021


Al-Shannag, M., Bani-Melhem, K., Lafi, W. Farhadi, S., Aminzadeh, B., Torabian, A.,
K., & Gharagheer, F. (2012). Reduction Khatibikamal, V., & Fard, M. A.
of COD and TSS from Paper Industries (2012). Comparison of COD removal
Wastewater using Electrocoagulation from pharmaceutical wastewater by
and Chemical Coagulation. 1520-5754. electrocoagulation,
photoelectrocoagulation, peroxi-
Bazrafshan, E., Ownagh, K. A., & Mahvi, A. electrocoagulation and peroxi-
H. (2012). Application of photoelectrocoagulationprocesses.
Electrocoagulation Process Using Iron Journal of HAzardous Materials, 219-
and Aluminum Electrodes for Fluoride 220.
Removal from Aqueous Environment.
E-Journal of Chemistry, 2297-2308. Ghosh, D. (2009). Removal of Fluoride, Iron
and Arsenic from Drinking Water using
Bouamra, F., Drouiche, N., Ahmed, D. S., & a Combination of Electrocoagulation
Lounici, H. (2012). Treatment of Water and Microfiltration.
Loaded with Orthophospate by
Electrocoagu;ation. Procedia Mollah, M. Y., Morkovsky, P., Gomes, J. A.,
Engineering, 155-162. Kesmez, M., Parga, J., & Cocke, D. L.
(2004). fundamentals, present and
Brahmi, K., Bouguerra, W., Hamroni, B., future perspective of electrocoagulation.
Elaloui, E., Loungou, M., & Tlili, Z.
(2014). Investigation of Moreno, H. A., Cocke, D. L., & Gomes, J. J.
Electrocoagulation Rector Design (2005). Electrocoagulation: COD
Parameters Effect on the Removal of Removal Mechanism.
Cadmium from Synthetic and Phosphate
Industrial Wastewater. Arabian Journal Ozyonar, F., & Karagozoglu, B. (2011).
of Chemistry, 1878-5352. Operating Cost Analysis and Treatment
of Domestic Wastewater by
Bratby, J. (2006). Coagulation and Electrocoagulation Using Aluminum
Flocculation in Water and Wastewater Electrodes. Polish J. of Environ. Stud
Treatment. Vol. 20, No 1, 173-179.

Bratby, J. (2006). Coagulation and Prabowo, A., & Basrori, G. H. (2012).


Flocculation in Water and Wastewater Pengolahan Limbah Cair Yang
Treatment Second Edition. London: Mengandung Minyak Dengan Proses
IWA. Elektrokoagulasi Dengan Elektroda
Besi. 352-355.
Cabrales, N. M., & Martinez, F. M. (2014).
Fundamental of Electrocoagulation. 1- Puspitasari, D. E. (2009). Dampak
16. Pencemaran Air Terhadap Kesehatan
Lingkungan Dalam Perspektif Hukum
Can, O. T. (2013). COD Removal From Juice Lingkungan (Studi Kasus Sungai Code
Fruit Juice Production Wastewater by Di Kelurahan Wirogunan Kecamatan
Electrooxidation Electrocoagulation and Mergangsan Dan Kelurahan
Electro-Fenton Processes. 65-73. Prawirodirjan Kecematan Gondomanan
Yogyakarta). Mimbar Hukum, 23-34.
Ekberg, C., & Brown, P. L. (n.d.). Hydrolysis
of Metal Ions. WileyVCH. Rachmawati, B., Surya, Y., & Mirwan, M.
(n.d.). Proses Elektrokoagulasi
Emamjomeh, M., & Sivakumar, M. (2004). Pengolahan Limbah Laundry.
Fluoride Removal by using A Batch
Electrocoagulation Reactor. 143-152. Reinmuth, W. (1971). Theory of Ohmic Loss
in D.C Polarography. Electroanalytical
Efisiensi Removal COD, TSS, dan Fluoride Pada .........Herdika Afiant Bimantara 151
Chemistry and Interfacial Sinha, Khazanchi, & Mathur. (2012). Fluoride
Electrochemistry. Removal By a Continuous Flow
Electrocoagulation Reactor From
Safari, S., Aghdam, M. A., & Kariminia, H. Groundwater of Shivdaspura. IJERA,
(2015). electrocoagulation for COD and 1336-1341.
diesel removal from oily wastewater.
231-242. Susetyaningsih, R., Kismolo, E., & Prayitno.
(2008). Kajian Proses Elektrokoagulasi
Saleem, M., Chakrabarti, M., & Hasan, D. B. untuk Pengolahan Limbah Cair. 339-
(2011). Electrochemical Removal of 344.
Nitrite in Simulated Aquaculture
Wastewater. African Journal of Takdastan, A., Tabar, S. E., Islam, A.,
Biotechnology Vol. 10(73), 16566- Bazafkan, M., & Naisi, A. (2015). The
16576. Effect of the electrode in fluoride
removal from drinking water by
Shivayogimath, C. B., & Punage, S. (2014). electrocoagulation process.
Optimization of Parameters for Fluoride
Removal by Electrocoagulation using Vepsalainen, M. (2012). Electrocoagulation
Aluminum Electrodes in Monopolar in the treatment of industrial waters and
Parallel Combination. International watewaters. Mikkeli: VTT.
Journal of Engineering Research &
Technology (IJERT), 1276-1280. Weinstein, L. H., & Davison, A. W. (2004).
Fluorides in The Environment. 1-281.

152 INISIASI, Volume 10 Nomor 2 – Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai