Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PELATIHAN, INSENTIF DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP

KINERJA MITRA PENGEMUDI SHOPEEFOOD DI CIKARANG,


KABUPATEN BEKASI
(THE INFLUENCE OF TRAINING, INCENTIVES AND WORK DISCIPLINE ON THE
PERFORMANCE OF SHOPEEFOOD DRIVER PARTNERS IN CIKARANG, BEKASI
REGENCY)1

Abdul Karim1; Yos Soejarminto2

Abstrak
Pada saat ini, internet menjadi prioritas utama dalam melakukan berbagai kegiatan. Salah satu manfaat internet
yaitu untuk mendapatkan informasi dan dapat mengatasi keterbatasan jarak, keterbatasan waktu, serta biaya
secara mudah dan cepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Mitra Pengemudi ShopeeFood Cikarang, Kabupaten Bekasi dengan jumlah responden 96 mitra pengemudi
ShopeeFood. Metode analisis menggunakan SPSS 25 digunakan untuk menguji validitas, reliabilitas, normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas, regresi linear berganda, koefisien determinasi, uji t serta uji f.
Hasil penelitian statistik menyatakan bahwa nilai F hitung sebesar 6,272 dengan tingkat signifikan 0,001 yang
lebih kecil dari 0,05. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pelatihan, insentif dan disiplin kerja secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mitra pengemudi ShopeeFood di Cikarang,
Kabupaten Bekasi.
Kata kunci: Pelatihan, Insentif, Disiplin Kerja, Kinera
Kode JEL:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Abstract
At this time, the internet is a top priority in carrying out various activities. One of the benefits of the internet is to
get information and be able to overcome distance limitations, time constraints, and costs easily and quickly.
This study aims to determine how much influence training, incentives and work discipline have on the performance
of ShopeeFood Cikarang Driver Partners, Bekasi Regency with 96 ShopeeFood driver partners as respondents.
The analytical method using SPSS 25 is used to test the validity, reliability, normality, multicollinearity,
heteroscedasticity, multiple linear regression, coefficient of determination, t test and f test.
The results of statistical research stated that the calculated F value was 6,272 with a significant level of 0,001 which
is less than 0,05. Thus it canbe concluded that training, incentives and work discipline simultaneously have a positive
and significant effect on the performance of ShopeeFood Cikarang driver partners, Bekasi Regency.

Keywords: Training, Incentives, Work Discipline, Performance


JEL Codes: …..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Pada saat ini, Indonesia merupakan negara dengan tingkat penggunaan marketplace
tertinggi di dunia mencapai 96%. Kunjungan website retail online mencapai 91%, transaksi
barang atau jasa mencapai 90% dengan mayoritas masyarakat bertransaksi online melalui
smartphone, laptop dan komputer (Hamida & Ayu, 2021). Perkembangan marketplace di
Indonesia tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat yang menginginkan kemudahan dan
kecepatan. Dengan begitu, setiap perusahaan menginginkan pegawai yang memiliki kinerja
yang baik untuk terus bersaing di dalam persaingan marketplace dan mampu menarik minat
masyarakat untuk menjadi pelanggan tetap.
Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam menjalani tugas-
tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, serta
kesungguhan (Hamdani et al., 2020). Keberhasilan suatu organisasi salah satunya
didapatkan dari kinerja karyawan yang baik. Kinerja karyawan yang baik mampu membawa
organisasi atau perusahaan mencapai produktivitas sesuai target yang diharapkan. Namun,
untuk mendapatkan sumber daya manusia yang unggul bisa dilakukan dengan cara : 1)
Merekrut sesuai kualifikasi; 2)Pelatihan kerja berkala dan berkesinambungan; 3)Pemberian
insentif; dan, 4)Penerapan disiplin kerja (Wahyuni et al., 2023).
Pelatihan merupakan proses tersusun yang disiapkan untuk membentuk dan
membekali karyawan dengan memperluas pemahan, menambah keahlian, kemampuan,
pengetahuan dan perilakunya lewat pengalaman belajar untuk menaikkan efektivitas kinerja
(Barus & Siregar, 2023). Program pelatihan yang telah ada di dalam perusahaan yang
dilakukan baik itu yang sifatnya formal maupun informal agar setiap orang yang bekerja
dalam perusahaan dapat memahami tugas pokok dan fungsi mereka (Amar et al., 2021).
Insentif merupakan tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu
yang prestasinya di atas prestasi standar (Erlani & Hendri, 2023). Insentif salah satu bentuk
pembayaran langsung yang dikaitkan dengan kinerja dan gain sharing, yang juga dikaitkan
dengan kinerja dan diartikan sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan karena
meningkatkan produktivitas atau penghemat biaya. Insentif memiliki tujuan utama, yaitu
untuk memberikan motivasi dan tanggung jawab terhadap karyawan dalam rangka
peningkatan kualitas dan kuantitas hasil kerjannya. Sementara bagi perusahaan, insentif
digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan
dalam menghadapi persaingan. Sistem pemberian insentif merupakan bentuk pemberian
bonus atau insentif yang dilakukan perusahaan berdasarkan kinerja bisnis perusahaan dan
kinerja perusahaan (Thanan et al., 2021).
Perkembangan marketplace di Indonesia saat ini tidak terlepas dari kebiasaan
masyarakat yang menuntut kepraktisan dan kecepatan. Salah satu marketplace terbesar di
Indonesia merupakan PT Shopee Internasional Indonesia yang menempati urutan ketiga
dari Grab dan Gojek. PT Shopee Internasional telah menghadirkan layanan baru pada
tahun 2021 yaitu ShopeeFood yang siap bersaing dengan perusahaan jasa pesan – antar
makanan serupa seperti, GrabFood dan GoFood (Simbolon, 2021).
ShopeeFood merupakan fitur di aplikasi Shopee yang menawarkan layanan pesan
antar makanan sesuai dengan permintaan pengguna atau pembeli. Pembeli dapat
menemukan ShopeeFood pada halaman utama di aplikasi Shopee dengan memilih ikon
ShopeeFood. Shopee Food telah memiliki ratusan ribu pilihan merchant, pemesan dapat
memilih menu favorit dari merchant terdekat dengan menyalakan fitur lokasi. Kualitas
makanan Shopee Food sudah terjamin dengan kehadiran mitra Shopee Food yang siap
mengantar makanan pemesan dengan cepat dan sigap. Sistem pembayaran di Shopee Food
pun mudah, karena pemesan dapat membayar melalui ShopeePay atau bayar ditempat.
Kesuksesan ShopeeFood yang bergerak dibidang jasa sangat ditentukan oleh mitra
pengemudi, karena dalam proses pelayanan terjadi kontak antara mitra pengemudi dengan
konsumen sebagai pembeli secara langsung. Oleh karena itu, Shopee Food menginginkan
semua mitra pengemudi memiliki kinerja yang bagus, sehingga dapat tercapai tujuan
ShopeeFood.
Fenomena kinerja mitra pengemudi ShopeeFood yang berada di wilayah Cikarang,
Kabupaten Bekasi, lalu didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Kinerja Mitra Pengemudi ShopeeFood

Target per hari 1600 Point Performa


Mitra
Jam Kerja
ShopeeFood Tidak
Tercapai >4,70 <4,70
Tercapai

30 Mitra
18 12 21 9 24 Jam
Pengemudi
Sumber: Data Diolah Oleh Penlitian, 2023
Berdasarkan tabel 1. target kinerja, mitra pengemudi ShopeeFood memiliki waktu
kerja 24 jam dengan target 16 pengantaran, yaitu 1 pengantaran mendapatkan 100 poin.
Namun yang menjadi permasalahan ada beberapa mitra pengemudi yang tidak mencapai
target kerja tersebut dengan berbagai alasan. Tidak tercapainya target kerja dapat
berdampak terhadap penurunan kinerja. Penilaian kinerja mitra pengemudi juga dilihat dari
rating bintang yang diberikan pelanggan yang akan berdampak terhadap performa.
Berdasarkan hasil observasi pada ShopeeFood, nilai maksimum performa dari mitra
pengemudi sebesar 5,00. Hanya performa mitra pengemudi yang lebih 4,70 yang
mendapatkan bonus harian setelah menyelesaikan target. Mitra pengemudi yang
mempunyai performa kurang dari 4,70 tidak akan mendapatkan bonus harian, karena
dengan performa kurang dari 4,70 kinerja mitra pengemudi dikatakan kurang maksimal.
Hal tersebut akan berdampak terhadap penurunan kinerja. Oleh karena itu, ShopeeFood
sering mengadakan pelatihan untuk memberikan masukan supaya mitra pengemudi bisa
mendapatkan orderan yang melimpah dan rating bintang tidak kurang dari 4,70.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan didukung oleh penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh (Muktiani, 2019), menyatakan bahwa insentif, paltihan dan
disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja secara parsial maupun secara simultan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pelatihan, insentif dan disiplin kerja memiliki
korelasi terhadap kinerja mitra pengemudi, maka dari itu penulis melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Mitra
Pengemudi ShopeeFood di Kabupaten Bekasi”.
METODOLOGI
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2019). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif
merupakan sebuah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang dijadikan acuan untuk penelitian ini berada di wilayah
Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan pada September 2022
hingga Agustus 2023.
Populasi
Populasi merupakan generalisasi wilayah yang terdiri atas subjek atau objek dengan
ciri dan kualitas tertentu yang ditentukan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan(Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini jumlah populasinya 2.145 mitra
pengemudi Shopee Food di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Sampel
Penentuan jumlah sampel yang diambil sebagai responden dengan menggunakan
rumus slovin (Sugiyono, 2019).
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (0,10)
Bedasarkan rumus di atas, peneliti mendapatkan jumlah sampel yang diperlukan
oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
2145
n= 2
1+2145(0,10)
2145
n=
1+2145(0,01)
2145
n=
1+21,45
2145
n=
22,45
n = 95,5
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus slovin, maka didapatkan hasil sampel
sebesar 96, dengan jumlah populasi mitra pengemudi ShopeeFood di Cikarang, Kabupaten
Bekasi sebanyak 2.145 orang dan batas toleransi kesalahan yang digunakan yaitu 0,10,
maka didapatkan jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 96 mitra
pengemudi ShopeeFood di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Desain Penelitian
Gambar 1. Desain Penelitian
Instruktur
Sumber: Nerys Lourensius L.
Peserta Tarigan, et al (2021)
Pelatihan
Materi X1
Kualitas
Metode

Tujuan Kuantitas
Sumber: Sirait Justine dalam
Agnes Nati, et al., (2021) Ketepatan
Financial Waktu
Insentif Kinerja
Non Financial X2 Y Efektivitas
Waktu
Social Incentive
Kemandirian
Kehadiran
Komitmen
Taat Peraturan
Kerja
Taat Standar Disiplin Sumber: Russel dalam
Kerja Kerja X3 Endah Muktiani (2019)

Tingkat Sumber: Rivai dalam


Kewaspadaan Sri Rahayu dan
Dahlia (2023)
Bekerja Etis
Sumber: Data Diolah Oleh Peneliti, 2023
Operasionalisasi Variabel
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Kinerja (Y) 1. Kualitas
Sumber: Russel dalam Endah 2. Kuantitas
Muktiani, (2019) 3. Ketepatan Waktu Interval
4. Efektivitas Waktu 1-5
5. Kemandirian
6. Komitmen
Pelatihan (X1) 1. Instruktur
Sumber: Nerys Lourensius L. 2. Peserta
Interval
Tarigan, et al (2021) 3. Materi
1-5
4. Metode
5. Tujuan
Insentif (X2) 1. Financial
Interval
Sumber: Sirait Justine dalam Agnes 2. Non Financial
1-5
Nati, et al (2021) 3. Social Incentive
Disiplin Kerja (X3) 1. Kehadiran
Sumber: Rivai dalam Sri Rahayu & 2. Taat Peraturan Kerja
Interval
Dahlia (2023) 3. Taat Standar Kerja
1-5
4. Tingkat Kewaspadaan
5. Bekerja Etis
Sumber: Data Diolah Oleh Peneliti, 2023
Metode Analisis
Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dengan
software SPSS 25. Analisis-analisis data menggunakan teknik sebagai berikut:
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat valid atau tidak valid dari masing-masing
instrumen yang digunakan dalam variabel penelitian (Sugiyono, 2019). Uji validitas
dikatakan valid jika r hitung melebihi r tabel.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2019). Alat ukur akan dikatakan
reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan pengukuran berkali-kali.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahap pertama yang digunakan sebelum analisis regresi
linear. Menurut Ghozali (2018), untuk menentukan kesesuaian model perlu dilakukan
pengujian atas beberapa asumsi klasik yaitu : uji normalitas, uji multikolinearitas serta uji
heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regresi, suatu
variabel independen dan variabel dependen ataupun keduanya memiliki distribusi normal
atau tidak normal (Ghozali, 2018).
Uji Multikolinearitas
Uji Multikonearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi atau hubungan anata variabel independen atau variabel bebas (Ghozali,
2018).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2018).
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Uji analisis regresi linear berganda digunakan untuk menafsirkan bagaimana
keadaan (naik turunya) variabel dependen, apabila dua atau lebih variabel dependen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2019).
Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan dugaan mengenai suatu yang dibuat untuk memaparkan
sesuatu yang sering dituntut untuk dilakukan pengecekan, mendefinisikan hipotesis statistik
yakni sebagai berikut: perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima
sehingga keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak Ha diterima (Sugiyono, 2019).
Uji T (Parsial)
Uji parsial disebut juga sebagai uji signifikan secara individu. Uji t ini menunjukan
seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
(Sugiyono, 2019).
Uji F (Simultan)
Uji simultan merupakan uji yang dilakukan suntuk melihat apakah semua variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh atau tidak terhadap dependen dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel (Sugiyono, 2019).
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model yang
dibentuk dalam menerangkan variabel-variabel independen. Nilai koefisien determinasi
(R2) yaitu antara nol dan satu. Nilai R2=0 berarti variabel bebas tidak memiliki kemampuan
dalam menjelaskan variasi variabel terikat dan nilai R2=1 berarti variabel bebas memiliki
kemampuan dalam menjelaskan variasi variabel terikat (Sugiyono, 2019).

HASIL
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana sebuah alat ukur dapat
mengukur dengan akurat variabel yang dituju. Uji validitas dinyatakan valid ketika hasilnya
menunjukan nilai signifikan<0,05 atau ketika r hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari r
tabel (koefisien korelasi kritis). Dengan jumlah sampel 96 dan level signifikan 0,05 maka
df=(n-2) dan diperoleh hasil 94. Berdasarkan data r tabel, diketahui bahwa nilai r tabel yaitu
0,198. Hasil dari olah data dari variabel Pelatihan, Insentif, Disiplin Kerja hasilnya lebih
besar dari 0,198 maka semua variabel dinyatakan valid untuk diteliti.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana tes atau alat ukur dapat
menghasilkan yang konsisten dan dapat diandalkan. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
nilai Cronbach’s Alpha (koefisien reliabilitas) lebih dari 0,60. Hasil dari masing-masing
variabel yaitu Pelatihan (X1) menunjukan nilai Cronbach’s Alpha 0,738 melebihi nilai batas
minimum 0,60, I Insentif (X2) menunjukan Cronbach’s Alpha 0,667 melebihi nilai batas
minimum 0,60, Disiplin Kerja (X3) menunjukan Cronbach’s Alpha 0,664 melebihi nilai
batas minimum 0,60. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa Pelatihan, Insentif dan
Disiplin Kerja dinyatakan reliabel.
Uji Normalitas
Penting bagi suatu model penelitian untuk memenuhi asumsi bahwa data berasal
dari populasi yang memiliki distribusi normal untuk menjalankan penelitian dengan baik
dan memastikan kualitas data yang digunakan. Asumsi normalitas mengimplikasikan bahwa
dalam model regresi, variabel dependen (Y) maupun variabel independen (X) memiliki
distribusi yang mendekati normal.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.29348100

Most Extreme Differences Absolute .055

Positive .055

Negative -.040

Test Statistic .055

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d


Sumber: Olah Data SPSS 25, 2023
Nilai signifikan hasi uji Kolmogrov-Smirnov Test sebesar 0,200 dapat dilihat dari kolom
Asymp. Sig. (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data
terdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda
adanya multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan. Uji multikolinearitas
digunakan untuk memeriksa apakah terdapat korelasi yang signifikan anatara variabel
independen dalam model regresi.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients t Sig. Statistics

Model B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 26.873 6.213 4.325 .000

Pelatihan -.041 .087 -.045 -.470 .639 .999 1.001

Insentif -.017 .118 -.015 -.147 .883 .923 1.083

Disiplin Kerja .405 .097 .413 4.184 .000 .924 1.082

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Olah Data SPSS 25, 2023


Nilai tolerance dari variabel dependen berada pada nilai 0,999 pada variabel
Pelatihan, 0,923 pada variabel Insentif dan 0,924 pada variabel Disiplin Kerja. Hal tersebut
menunjukan bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,10 sehingga dinyatakan bahwa model
regresi bebas dari gejala multikolinearitas.
Nilai VIF dari ketiga variabel independen berada pada nilai 1,001 pada variabel
Pelatihan, 1,083 pada variabel Insentif dan 1,082 pada variabel Disiplin Kerja. Hal tersebut
berarti seluruh nilai variabel independen memiliki nilai kurang dari 10 sehingga dapat
dinyatakan model regresi bebas dari gejala multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya salah satu
penyimpangan asumsi klasik yaitu variance dari residual tidak konstan.
Gambar 2. Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Olah Data SPSS 25, 2023


Dalam pengambilan keputusannya yaitu sebagai berikut: 1). Pada scatterplot jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. 2). Pada
scatterplot data menyebar pada empat kuadraan, sehingga data bersifat homogen dan tidak
terjadi penyimpangan heteroskedastisitas.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa titik-titik pada grafik tersebut menyebar
tidak berarah dan tidak beraturan, artinya data pada penelitian ini terhindar dari gejala
heteroskedastisitas.
Uji Regresi Linear Berganda
Analisis linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 26.873 6.213 4.325 .000
Pelatihan -.041 .087 -.045 -.470 .639
Insentif -.017 .118 -.015 -.147 .883
Disiplin .405 .097 .413 4.184 .000
Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Olah Data SPSS 25, 2023
Hasil analisis linear berganda di atas dapat diperoleh koefisien untuk variabel Pelatihan (X1)
-0,041, Insentif (X2) -0,017 dan Disiplin Kerja (X3) 0,405.
Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
secara bersama-sama variabel Pelatihan (X1), Insentif (X2) dan Disiplin Kerja (X3)
terhadap Kinerja (Y).
Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .665a .442 .424 1.633

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Pelatihan, Insentif

Sumber: Olah Data SPSS 25, 2023


Hasil dari Adjusted R Square sebesar 0,424. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
bebas Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja dapat menjelaskan variabel terikat yaitu Kinerja
sebesar 42,4% sedangkan 57,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Uji T (Parsial)
Uji t digunakan untuk menganalisis nilai signifikan dari tiap variabel bebas yaitu
Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja dapat berpengaruh secara parsial terhadap variabel
terikat yaitu Kinerja.
Tabel 8. Hasil Uji T (Parsial)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 26.873 6.213 4.325 .000

Pelatihan -.041 .087 -.045 -.470 .639

Insentif -.017 .118 -.015 -.147 .883

Disiplin .405 .097 .413 4.184 .000


Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Olah Data SPSS 25, 2023
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial, Pelatihan memiliki nilai signifikan 0
dan koefisien regresi mempunyai nilai negatif -0,041, sedangkan nilai t hitung yang
diperoleh -0,470 lebih kecil dari t tabel 1,662. Dengan begitu, Pelatihan (X1) dinyatakan
tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial, Insentif memiliki nilai signifikan 0 dan
koefisien regresi mempunyai nilai negatif -0,017, sedangkan nilai t hitung yang diperoleh -
0,147 lebih kecil dari t tabel 1,662. Dengan begitu, Insentif (X2) dinyatakan tidak memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial, Disiplin Kerja memiliki nilai signifikan
0 dan koefisien regresi mempunyai nilai negatif 0,405, sedangkan nilai t hitung yang
diperoleh 4,184 lebih kecil dari t tabel 1,662. Dengan begitu, Disiplin Kerja (X3) dinyatakan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y).
Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh Pelatihan (X1), Insentif (X2) dan Disiplin
Kerja (X3) secara bersama-sama terhadap Kinerja (Y).
Tabel 9. Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 74.709 3 24.903 6.272 .001b

Residual 365.291 92 3.971

Total 440.000 95

a. Dependent Variable: Kinerja


b. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja, Pelatihan, Insentif
Sumber: Olah Data SPSS 25, 2023
Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan, diperoleh bahwa nilai F hitung
sebesar 6,272 lebih besar dari F tabel 2,70 dengan tingkat signifikan 0,001 yang lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen
yaitu Pelatihan (X1), Insentif (X2) dan Disiplin Kerja (3) berpengaruh signifikan terhadap
variabel Kinerja Mitra Pengemudi (Y).

PEMBAHASAN
Setelah menganalisis data yang berasal dari jawaban kuesioner yang diisi oleh
reponden mengenai Pengaruh Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Mitra
Pengemudi ShopeeFood di Cikarang, Kabupaten Bekasi, temuan umum dari penelitian ini
mengindikasikan bahwa penilaian responden terhadap variabel penelitian menunjukan hasil
yang cukup memuaskan. Hal ini tercermin dari tingginya jumlah tanggapan dari responden
untuk setiap variabel penelitian.
Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja (H1)
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial, Pelatihan memiliki nilai signifikan 0
dan koefisien regresi mempunyai nilai negatif -0,041, sedangkan nilai t hitung yang
diperoleh -0,470 lebih kecil dari t tabel 1,662. Koefisien regresi yang negatif berarti semakin
baik pelatihan maka akan berdampak buruk bagi kinerja mitra pengemudi ShopeeFood di
Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Pengaruh Insentif terhadap Kinerja (H2)
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial, Insentif memiliki nilai signifikan 0 dan
koefisien regresi mempunyai nilai negatif -0,017, sedangkan nilai t hitung yang diperoleh -
0,147 lebih kecil dari t tabel 1,662. Dengan begitu, Insentif (X2) dinyatakan tidak memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y). Koefisien regresi yang negatif berarti
dengan adanya insentif tidak akan berdampak terhadap kinerja ShopeeFood di Cikarang,
Kabupaten Bekasi.
Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja (H3)
Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial, Disiplin Kerja memiliki nilai signifikan
0 dan koefisien regresi mempunyai nilai negatif 0,405, sedangkan nilai t hitung yang
diperoleh 4,184 lebih kecil dari t tabel 1,662. Dengan begitu, Disiplin Kerja (X3) dinyatakan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y). Koefisien regresi yang
positif mengindikasikan semakin tinggi disiplin kerja memberikan perubahan pada
peningkatan kinerja mitra pengemudi ShopeeFood di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Pengaruh Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja (H4)
Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan, diperoleh bahwa nilai F hitung
sebesar 6,272 lebih besar dari F tabel 2,70 dengan tingkat signifikan 0,001 yang lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel independen
yaitu Pelatihan (X1), Insentif (X2) dan Disiplin Kerja (3) berpengaruh signifikan terhadap
variabel Kinerja Mitra Pengemudi (Y).

KESIMPULAN
Penelitian ini menguji pengaruh Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Mitra Pengemudi ShopeeFood di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Berdasarkan hasil
analisis pengujian menggunakan SPSS 25 terhadap setiap variabel, maka diperoleh hasilnya
yaitu:
Secara parsial Pelatihan (X1) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
mitra pengemudi (Y) dan Insentif (X2) secara parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja mitra pengemudi (Y), sedangkan Disiplin kerja (X3) secara
persial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mitra pengemudi (Y). Penerapan
disiplin kerja yang konsisiten membantu menciptakan lingkungan kerja yang teratur dan
efisien.
Secara simultan, Pelatihan, Insentif dan Disiplin Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja mitra pengemudi ShopeeFood di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Dengan begitu, dapat secara positif memengaruhi produktivitas dan kualitas layanan mitra
pengemudi ShopeeFood di Cikarang, Kabupaten Bekasi.

DAFTAR PUSTAKA
Amar, M., Mahendo, S., & Siswantini, T. (2021). Pengaruh Kompensasi, Pelatihan, dan
Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Driver Grab. Pengaruh Kompensasi, Pelatihan,
Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Driver Grab, 2(1), 834–847.
Barus, D. S., & Siregar, O. M. (2023). Pengaruh Pelatihan Dan Penilaian Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Di Kantor Pos Medan. Jurnal Ekonomi, Akuntansi Dan Manajemen
Indonesia (JEAMI), 1(02), 65–79.
Erlani, E., & Hendri, M. I. (2023). Pengaruh Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan
Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Landak. Pengaruh Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Kantor Badan Pajak Dan Retribusi Daerah Kabupaten Landak, 917–928.
Hamdani, H., Mulyanti, R. Y., & Abdillah, F. (2020). Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan
Ekstrinsik Terhadap Kinerja Pengemudi Grabbike. Jurnal Ekobis : Ekonomi Bisnis &
Manajemen, 9(2), 89–103. https://doi.org/10.37932/j.e.v9i2.53
Hamida, I. A., & Ayu, Ay. (2021). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Jagaditha. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Makanan
Menggunakan Layanan Pesan-Antar ShopeeFood, 8(September), 56.
www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/jebi%0APENGARUH
Muktiani, E. (2019). Pengaruh Insentif, Pelatihan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor Sar Semarang. Magisma: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 7(1),
52–62. https://doi.org/10.35829/magisma.v7i1.40
Simbolon, I. V. dan R. (2021). PENGARUH PROMO SHOPEEFOOD TERHADAP
MINAT BELI PENGGUNA SHOPEE (Di Daerah Tangerang Selatan) Izella Vania1
dan Remista Simbolon2 Fakultas Ekonomi Universitas Advent Indonesia. Jurnal
Administrasi Bisnis, 46–58.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. In Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabet.
Thanan, R. R., Pio, R. J., & Kalangi, J. A. F. (2021). Pengaruh Gaji, Insentif, dan Bonus
terhadap Kepuasan Kerja Mitra Pengemudi Grab Car PT. Solusi Transportasi
Indonesia Cabang Kota Manado. Jurnal Administrasi Bisnis, 11(2), 53–60.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jab/article/view/19854
Wahyuni, A. D., Bagaskoro, D. S., Ramadhani, N., & Nur, R. (2023). Faktor-faktor yang
mempengaruhi Kinerja , Pengambilan Keputusan : Kepemimpinan , Komunikasi dan Motivasi (
Literature Review Pengambilan Keputusan Manajerial ). 4(6), 975–989.

Anda mungkin juga menyukai