Ahmad Qusyairi:223206010009
i
1
3
PENDAHULUAN
Perguruan tinggi merupakan tempat pertemuan utama dari berbagai
kelompok yang merupakan simbol karena di dalam sektor modern perguruan
tinggi dianggap sebagai lembaga paling modern dan pembaharuan dan sebagai
tempat yang nyata yang merupakan suatu tempat dimana berangkat para
intelektual.
Perguruan tinggi bukanlah sekedar lembaga pendidikan saja, melainkan
juga sebagai lembaga yang menjembatani antara mahasiswa (anak didik) dengan
masyarakat sekitar, agar ilmu yang didapatkan di perguruan tinggi bisa
bermanfaat tak hanya bagi mereka sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.
Oleh sebab itulah kita harus mempunyai konsep dan tujuan yang jelas
dalam membangun sebuah perguruan tinggi, sebab jika kita asal-asalan, maka
perguruan tinggi akan dihujat oleh masyarakat karena tidak menghasilkan dampak
yang nyata bagi lingkungan sekitar.
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Manajemen Perguruan Tinggi
Istilah pendidikan tinggi dan perguruan tinggi sering kali dipertukarkan
dengan anggapan memiliki arti yang sama, sedangkan sebenarnya antara
keduanya memiliki arti yang berlainan. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, yang kelembagaannya dapat berupa
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institusi atau universitas. 1Perguruan tinggi
merupakan mata rantai yang berfungsi mengantar mahasiswa ke pintu gerbang
kedewasaan dan kematangan intelektual. Setelah itu barulah diuraikan berbagai
model pembentukan atau pembangunan perilaku Perguruan Tinggi, oleh karena
itu manajemen perguruan tinggi perlu dikaji, dibina dan kembangkan, sebagai
salah satu komponen sistem administrasi suatu bangsa. Manajemen Perguruan
Tinggi yang dimaksud haruslah merupakan bagian integral Manajemen
Pendidikan Nasional.
1
Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hal 89.
4
2
Undang-Undang No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.
3
Undang-Undang No 14 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi.
4
Sanjaya Mishra, Quality Confidence in Higher Education: an Introducion, (Bangalore: Nasional
Assesment and Accreditation Council, 2006), hlm. 5.
5
6
M. Kristiawan dkk, Op.Cit., hal 50.
9
ilmu pengetahuan menjadi suatu lembaga dari antara sekian jenis organisasi yang
menyediakan informasi dan dari suatu institusi yang selalu dibatasi oleh waktu
dan geografi menjadi suatu lembaga tanpa batasan. Dengan demikian, bagi
perguruan tinggi globalisasi berarti sebagai berikut.7
1. Teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet dan WWW
menyediakan peralatan baru yang sangat ampuh dalam membentuk
jaringan global untuk pengajaran dan riset. Saat ini proses pembelajaran
mungkin masih mengandalkan landasan yang kurang mencukupi untuk
proses interaksi berkualitas tinggi. Namun, landasan akan berkembang
lebih canggih yang menunjang audio dan video yang lebih baik, bereaksi
secara cepat terhadap masukan mahasiswa.
2. Dalam lingkungan baru, suatu organisasi, baik universitas maupun
pemberi jasa informasi lainnya, dapat memenuhi kebutuhan. Universitas
global akan mampu mengajar mahasiswa di mana pun dan kapan pun,
serta dapat mengambil dosen dari mana pun.
3. Universitas sudah tidak memonopoli produksi ilmu pengetahuan. Mereka
harus bersaing dengan penyedia jasa informasi dan pengetahuan lainnya
yang tidak memerlukan kampus dengan segala fasilitasnya yang mahal.
Dengan demikian, di perguruan tinggi ada dampak yang perlu diantisipasi
dan tantangan yang perlu dihadapi yaitu sebagai berikut.8
a. Tantangan pada pengelolaan
Setiap negara harus membuka diri seluas-luasnya terhadap
masuknya perguruan tinggi, dosen, peneliti dan sebagainya tanpa
hambatan sama sekali dalam bentuk apapun. Tampaknya investasi
langsung dalam bentuk brickandmortal (bangunan dan bentuk fisik)
kurang memberikankeunggulan kompetitif mengingat sebagian besar biaya
perguruan tinggi adalah gaji dosen. Gaji dosen asing yang begitu tinggi
tampaknya sulit bersaing dengan perguruan tinggi dalam negeri.
b. Tantangan pada proses belajar mengajar
Globalisasi ternyata mengubah cara belajar mengajar, dari bertatap
muka dan melalui hubungan personal antara dosen dan mahasiswa menjadi
7
Ibid, hal 53.
8
Ibid, hal 53.
12
hubungan maya dan non personal, melalui internet, dan video jarak jauh.
Menurut Drucker, “ tiga puluh tahun dari sekarang kampus universitas
besar akan menjadi barang peninggalan. Universitas tidak akan mampu
bertahan hidup dalam bentuknya seperti sekarang. Alasannya adalah
pergeseran pada pendidikan yang berlangsung secara terus-menerus dari
orang-orang yang sudah dewasa yang sudah sangat terdidik dan menjadi
pusat serta sektor pertumbuhan pendidikan.
Banyak yang berpendapat bahwa ramalan Drucker tidak akan
terwujud. Proses belajar mengajar tradisional masih tetap diperlukan dan
berkembang bersamaan dengan cara baru melalui berbagai alat teknologi
informasi. Proses belajar mengajar melalui internet tidak akan dapat
menggantikan proses belajar mengajar melalui internet tidak akan dapat
menggantikan proses belajar mengajar seperti sekarang ini secara tatap
muka di gedung universitas. Universitas riset tidak akan tergantikan oleh
universitas maya. Meskipun demikian tantangan yang mendasar tetap
harus dijawab.
c. Tantangan pada pendidikan nilai
Globalisasi sering kali menghadirkan pengetahuan dan informasi
berlebihan yang tidak dapat ditangkap oleh kebanyakan yang tidak mampu
pula mencerna tantangan yang menyertainya, sehingga hidup dalam alam
globalisasi merupakan resiko dan mengubah identitas seseorang, tempat
tinggal, dan kehidupan masa depan. Globalisasi yang tidak sempurna yaitu
tidak lengkap tetapi tetap berjalan terus, justru meningkatkan perbedaan
antar negara dan menambah ketidakseimbangan dalam segala bidang
ekonomi, politik, budaya, agama, dan sosial. Globalisasi yang tidak
terkendali membawa ancaman dan ketakutan yang memang dapat
dimengerti dalam banyak hal. Globalisasi tidak dapat dikatakan baik atau
buruk. Globalisasi akan menjadi seperti apa yang dikehendaki dan
diperbuat oleh manusia.
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA