Faktor Resiko Penyskit
Faktor Resiko Penyskit
Putri Azzahra
2320332016
slidesmania.com
diketahui oleh semua orang tidak ada kesulitan penyakit kronis hubungan antara paparan
untuk mengenal hubungan antara paparan dengan dengan penyakit menjadi kurang jelas
penyakit seperti cacar, sengatan matahari atau dosis pengalaman pribadi kurang cukup untuk
aspirin yang berlebihan mengikuti paparan dalam menetapkan hubungan antara paparan dengan
slidesmania.com
Penyebab Frekuensi
multiplek dan paparan faktor
efek-efek risiko
Insidensi penyakit
Penyakit yang rendah (low
umum incidence of
disease)
slidesmania.com
Risiko kecil
Prediksi Diagnosis
memprediksi kejadian penyakit dimana kualitas prediksi untuk menaikkan prevalensi penyakit diantara penderita yang
tergantung kesamaan orang-orang dengan dasar diuji yang adalah merupakan satu cara untuk membuktikan
orang-orang yang diprediksikan keberadaan (nilai duga positif) dari suatu tes diagnostic
Kausa Prevensi
slidesmania.com
secara tidak langsung dapat merupakan marka (tanda) dari suatu luaran
penyakit. Contoh : rendahnya pendidikan ibu suatu faktor risiko
terjadinya bayi lahir dengan berat lahir rendah faktor-faktor lain yang menghilangkan faktor risiko pencegahan terjadinya
berhubungan dengan pendidikan seperti nutrisi jelek, kurangnya penyakit, meskipun mekanisme penyakitnya sudah diketahui
perawatan prenatal, merokok sigaret, dan lain sebagainya m erupakan
sebab-sebab langsung terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah. atau tidak
Studi
Kohort
Studi
Risiko
slidesmania.com
Studi Studi
Case- Cross-
Control sectional
1.STUDI KOHORT
Digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek atau penyakit
Pada penelitian kohort, kausa atau faktor risiko diidentifikasi lebih dahulu, kemudian
tiap subyek diikuti sampai periode tertentu untuk melihat terjadinya efek atau penyakit
yang diteliti pada kelompok subyek dengan faktor risiko dan pada kelompok subyek
tanpa faktor risiko.
slidesmania.com
Menetapkan kohort
Syarat pembanding internal : subyek tidak menderita efek yang diteliti dan belum terpajan faktor risiko
slidesmania.com
Perbedaan antara kelompok hanya terletak pada derajat pajanan, misal : perokok aktif dan perokok pasif
LANGKAH-LANGKAH
Menganalisis hasil
Efek
Ya Tidak Jumlah
Ya a b a+b
Faktor
risiko
Tidak c d c+d
Contoh : hubungan kebiasaan mandi di sungai dengan bakteriuria pada anak 5-10 tahun dalam masa 10
tahun didapatkan insidens bakteriuria pada kelompok yang mandi disungai 30/1000 anak/tahun
pengamatan dan 12/1000 pada anak yang tidak pernah mandi di sungai. Dengan RR : 2,5
Insidens dari penyakit dalam kelompok terpapar dibandingkan dengan yang ada dalam
kelompok yang tidak terpapar uji statistic kemaknaan (statistic test of significance).
Insidens yang secara bermakna > dalam kelompok terpapar bukti adanya asosiasi
antara faktor risiko dengan penyakit.
Insidens yang secara bermakna < pada kelompok terpapar mengisyaratkan bahwa
faktor tersebut melindungi individu-individu tersebut dari penyakit.
Kekuatan asosiasi antara faktor risiko dan penyakit dapat dinyatakan sebagai risiko
slidesmania.com
Contoh : dari rekam medis RS, tercatat 400 bayi yang lahir nrmal cukup bulan. Pada fllow-up rutin diperoleh sejumlah
slidesmania.com
180 bayi melakukan kontrol teratur setiap bulan sampai berusia 1 tahun. Pada data medik follow-up tercatat lengkap
aspek tumbuh kembang, dan pemberian ASI eksklusif atau tidak. penelitian “hubungan antara pemberian ASI
Eksklusif dengan berat badan bayi pada usia 1 tahun”.
c. Kohort ganda
Contoh : penelitian Matanoski dkk, terhadap tiga kelompok profesi dokter, satu diantaranya Perhimpunan Ahli Radiologi
slidesmania.com
Amerika Utara. Yang diteliti “pengaruh radiasi sebagai faktor risiko terhadap angka kematian pada ketiga kelompok
profesi tsb. Ternyata angka kematian pada kelompok profesi radiologi lebih tinggi dibandingkan dengan dua kelompok
profesi lainnya radiasi merupakan faktor risiko yang berpotensi meningkatkan mortalitas
2. Studi Kasus-kelola
(Case-Control)
Menentukan populasi terjangkau dan sampel serta cara pemilihan subjek penelitian
• Kasus : diacak dari populasi yang menderita
• Kontrol : dari populasi yang sama
Menetapkan besar sampel
• Bergantung pada frekuensi pajanan risiko
Menganalisis data
• Penentuan ratio odds
Analisis data studi
case-control
Penentuan ratio odds pada studi kasus-kontrol dapat b. Studi kasus kontrol dengan matching
dilakukan dengan berbagai cara, yakni : Ratio odds pada studi kasus-kontrol dengan
a. Studi kasus kontrol tanpa matching matching ini dihitung dengan mengabaikan sel a
Ratio odds (RO) pada studi kasus-kontrol dapat karena baik kasus maupun kontrol terpajan, dan sel d,
diartikan sama dengan risiko relative (RR) pada studi karena baik kasus maupun kontrol tidak terpajan
kohort. Sehingga bisa dicari dengan rumus :
slidesmania.com
Contoh Studi Kasus-
Kontrol tanpa matching
Masalah :
• Apakah abortus berhubungan dengan risiko kejadian plasenta previa pada kehamilan berikutnya?
Hipotesis
• Terdapat asosiasi antara abrtus dengan kejadian plasenta previa pada kehamilan berikutnya
Kasus
• Wanita melahirkan di RSCM dari 1 januari 1996 sampai 31 Des 1999 secara SC atas indikasi plasenta previa totalis yang
dibuktikan dengan USG dan perdarahan antepartum
Kontrol
• Wanita yang melahirkan di RSCM dalam kurun waktu yang sama tanpa plasenta previa dan dipilih secara acak
Pengumpulan data
slidesmania.com
Analisis data
• Didapat RO/OR > 1 “abortus tidak mempunyai hubungan dengan plasenta previa pada kehamilan berikutnya”
3. Studi Cross-
sectional
• Pengukuran efek
Menganalisis data
• Analisis untuk memperoleh risiko relatif / rasio prevalence
Analisa data studi
cross-sectional
variabel yang diduga sebagai faktor resiko tersebut tidak ada pengaruhnya dalam terjadi efek, atau
dg kata lain ia bersifat netral
ada asosiasi positif, berarti variabel yg diduga sbg faktor resiko ada pengaruhnya dlm
terjadi efek
slidesmania.com
asosiasi negatif, berarti variabel yg diduga sbg faktor resiko justru merupakan faktor protektif
Keuntungan Kerugian
Kohort Memastikan adanya urutan kejadian Sering membutuhkan sampel besar
Menghindari bias pada pengukuran Tidak baik untuk keluaran yang jarang
predictor
Menghindari bias kesintasan
Dapat mempelajari beberapa keluaran
Menghasilkan insidens, risiko relative
Kohort Prospektif Seleksi dari subyek dan pengukuran- Lebih mahal dan memakan waktu panjang
pengukuran dapat lebih dipantau
Kohort retrospektif Lebih murah dan lebih pendek Kurang pemantauan terhadap seleksi
subyek dan pengukuran
slidesmania.com
Kohort ganda Berguna apabila kohort yang berbeda Adanya bias potensial dari pengambilan
mempunyai paparan yang berbeda dan sampel dua populasi
jarang
Cross sectional Dapat meneliti beberapa keluaran Tidak menentukan urutan kejadian
Dapat memantau seleksi dari subyek Terdapatnya bias potensial dalam mengukur
Relative pendek predictor dan kesintasan (survival)
Langkah yang baik dan pertama bagi suatu Tidak baik untuk keadaan yang jarang terjadi
studi kohort Tidak dapat menghasilkan insidens atau risiko
Menghasilkan prevalens, prevalens relative relative murni
Kasus-kontrol Berguna bagi penelitian keadaan yang jarang Adanya bias potensial
terjadi Tidak dapat menentukan urutan kejadian
Relative murah dan membutuhkan jumlah Bias potensial dalam pengukuran predictor dan
yang kecil survival
slidesmania.com
Menghasilkan rasio odds (perkiraan yang Terbatas pada satu variabel keluaran
baik dari risiko relative) Tidak menghasilkan prevalens, insidens.
Pengukuran Efek
Ekspresi Pertanyaan Definisi
Attributable risk (risk ratio) Berapa insidensi penyakit yang dianggap sebagai AR = IE - IE
akibat dari paparan?
Risiko relative (risk difference) Berapa kali orang-orang yang terpapar faktor risiko jadi RR = IE
sakit dibandingkan dengan orang-orang tanpa faktor IE
risiko?
Population attributable risk Berapa insidensi penyakit dalam satu populasi, yang ARP = AR X P
berhubungan dengan adanya suatu faktor risiko?
Population attributable fraction Berapa fraksi dari penyakit dalam suatu populasi dapat ARf = ARp
slidesmania.com
Restriksi
Confounding Pensepadanan
(matching)
by Indication
Pengendalian
variabel perancu
Cara dan bias seleksi
Stratifikasi
statistic
slidesmania.com
Assuming Pembakuan
the worst (standarisasi)
Faktor risiko mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan Pengaruh suatu faktor risiko pada kelompok tidak hanya memberikan
kenaikan risiko menjadi sakit, baik itu sebagai peyebab atau tidak
keberadaannya membuat seseorang meramalkan probabilitas bahwa perhitungan risiko yang berhubungan dengan paparan, tetapi juga
penyakit itu akan terjadi prevalensi paparan
Secara ilmiah studi risiko dengan studi kohort lebih baik, namun
Faktor risiko yang dicurigai tidak dapat dimanipulasi untuk tujuan pendekatan ini tidak selalu memungkinkan karena keterbatasan waktu,
eksperimen pengamatan pada orang yang punya pengalaman dengan usaha dan biaya sehingga studi risiko dapat dilakukan dengan berbagai
faktor risiko dan penyakit yang diamati studi, seperti : case-control dan cross-sectional
slidesmania.com
Jika angka penyakit dibandingkan hasilnya bisa dinyatakan dalam Variabel perancu yang muncul dalam mencari faktor risiko harus
beberapa cara, seperti : attributable risk, resiko relatif, dll disingkirkan sehingga tidak menimbulkan bias
slidesmania.com