Anda di halaman 1dari 28

Faktor resiko penyakit

Putri Azzahra
2320332016
slidesmania.com

PRODI MAGISTER KEBIDANAN


UNIVERSITAS ANDALAS
LATAR BELAKANG

Risiko  diartikan sebagai Faktor risiko  toksin, agen infeksi,

probabilitas dari beberapa keadaan dan obat-obatan, yang ditemukan

dalam lingkungan fisik, dan yang


yang tidak menyenangkan
Faktor-faktor yang berhubungan
lainnya adalah bagian dari
dengan kenaikan risiko untuk
lingkungan social seperti tingkah
Kekerapan terjadinya penyakit 
terjadinya suatu penyakit 
laku; kebiasaan merokok, kurang
asosiasi antara penyakit dan faktor-
faktor-faktor risiko
slidesmania.com

gerak fisik, dan mengendarai mobil


faktor disposisi atau kausal penyakit
tanpa safety belt serta dapat juga
tsb.
bersifat keturunan
Risiko-risiko yang besar dan dramatic mudah Morbiditas dan mortalitas dalam masyarakat 

diketahui oleh semua orang  tidak ada kesulitan penyakit kronis  hubungan antara paparan

untuk mengenal hubungan antara paparan dengan dengan penyakit menjadi kurang jelas 

penyakit seperti cacar, sengatan matahari atau dosis pengalaman pribadi kurang cukup untuk

aspirin yang berlebihan  mengikuti paparan dalam menetapkan hubungan antara paparan dengan
slidesmania.com

cara yang tepat, nyata, dan jelas penyakit


Masa laten
yang panjang
(long latency)

Penyebab Frekuensi
multiplek dan paparan faktor
efek-efek risiko

Insidensi penyakit
Penyakit yang rendah (low
umum incidence of
disease)
slidesmania.com

Risiko kecil
Prediksi Diagnosis
memprediksi kejadian penyakit dimana kualitas prediksi untuk menaikkan prevalensi penyakit diantara penderita yang

tergantung  kesamaan orang-orang dengan dasar diuji yang adalah merupakan satu cara untuk membuktikan

orang-orang yang diprediksikan keberadaan (nilai duga positif) dari suatu tes diagnostic

Kausa Prevensi
slidesmania.com

secara tidak langsung dapat merupakan marka (tanda) dari suatu luaran
penyakit. Contoh : rendahnya pendidikan ibu  suatu faktor risiko
terjadinya bayi lahir dengan berat lahir rendah  faktor-faktor lain yang menghilangkan faktor risiko  pencegahan terjadinya
berhubungan dengan pendidikan seperti nutrisi jelek, kurangnya penyakit, meskipun mekanisme penyakitnya sudah diketahui
perawatan prenatal, merokok sigaret, dan lain sebagainya m erupakan
sebab-sebab langsung terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah. atau tidak
Studi
Kohort

Studi
Risiko
slidesmania.com

Studi Studi
Case- Cross-
Control sectional
1.STUDI KOHORT

Jenis penelitian epidemiologis non-eksperimental , disebut juga studi insidens

Digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek atau penyakit

Pada penelitian kohort, kausa atau faktor risiko diidentifikasi lebih dahulu, kemudian
tiap subyek diikuti sampai periode tertentu untuk melihat terjadinya efek atau penyakit
yang diteliti pada kelompok subyek dengan faktor risiko dan pada kelompok subyek
tanpa faktor risiko.
slidesmania.com

Memiliki rancang modifikasi : prospektif, retrospektif dan kohort ganda


LANGKAH-LANGKAH

Merumuskan pertanyaan hipotesa yang sesuai

“Hub antara Ibu perokok pasif dengan KMK”

Menetapkan kohort

Syarat pembanding internal : subyek tidak menderita efek yang diteliti dan belum terpajan faktor risiko
slidesmania.com

Memilih kelompok kontrol

Perbedaan antara kelompok hanya terletak pada derajat pajanan, misal : perokok aktif dan perokok pasif
LANGKAH-LANGKAH

Mengidentifikasi variabel penelitian

Faktor risiko dan efek harus jelas

Mengamati timbulnya efek

Sesuai patogenesis dan perjalanan alamiah penyakit


slidesmania.com

Menganalisis hasil

Nilai insidens, dan resiko relatif (rasio risiko)


A. KOHORT PROSPEKTIF

Efek

Ya Tidak Jumlah

Ya a b a+b
Faktor
risiko
Tidak c d c+d

Jumlah a+c b+d a+b+c+d


slidesmania.com

Contoh : hubungan kebiasaan mandi di sungai dengan bakteriuria pada anak 5-10 tahun  dalam masa 10
tahun didapatkan insidens bakteriuria pada kelompok yang mandi disungai 30/1000 anak/tahun
pengamatan dan 12/1000 pada anak yang tidak pernah mandi di sungai. Dengan RR : 2,5
Insidens dari penyakit dalam kelompok terpapar dibandingkan dengan yang ada dalam
kelompok yang tidak terpapar  uji statistic kemaknaan (statistic test of significance).

Insidens yang secara bermakna > dalam kelompok terpapar  bukti adanya asosiasi
antara faktor risiko dengan penyakit.

Insidens yang secara bermakna < pada kelompok terpapar  mengisyaratkan bahwa
faktor tersebut melindungi individu-individu tersebut dari penyakit.

Kekuatan asosiasi antara faktor risiko dan penyakit dapat dinyatakan sebagai risiko
slidesmania.com

relative atau sebagai rasio odds


Risiko relatif Rasio odds
 Membandingkan risiko terjadinya  Membandingkan odds dari orang-orang
yang terpapar dan tidak terpapar untuk
penyakit yang terpapar faktor menjadi sakit.
risiko dengan yang tidak terpapar  Konsep odds mirip dengan konsep
probabilitas untuk menjadi sakit dibagi
dengan probabilitas untuk tidak menjadi
sakit
slidesmania.com
b. Kohort Retrospektif

kohort dari subyek-subyek terpapar dan tidak


terpapar dikumpulkan melalui catatan-catatan
yang lampau dan diikuti kedepan sepanjang
waktu untuk menentukan insidens penyakit
pada saat sekarang

Contoh : dari rekam medis RS, tercatat 400 bayi yang lahir nrmal cukup bulan. Pada fllow-up rutin diperoleh sejumlah
slidesmania.com

180 bayi melakukan kontrol teratur setiap bulan sampai berusia 1 tahun. Pada data medik follow-up tercatat lengkap
aspek tumbuh kembang, dan pemberian ASI eksklusif atau tidak. penelitian “hubungan antara pemberian ASI
Eksklusif dengan berat badan bayi pada usia 1 tahun”.
c. Kohort ganda

terdapat dua sample dari subyek yang berbeda: satu kelompok


dengan pemaparan pada faktor risiko yang potensial dan satu
kelompok kontrol lainnya yang tidak atau hanya mendapatkan
tingkat pemaparan yang rendah

dapat dilaksanakan dengan cara prospektif maupun retrospektif

Contoh : penelitian Matanoski dkk, terhadap tiga kelompok profesi dokter, satu diantaranya Perhimpunan Ahli Radiologi
slidesmania.com

Amerika Utara. Yang diteliti “pengaruh radiasi sebagai faktor risiko terhadap angka kematian pada ketiga kelompok
profesi tsb. Ternyata angka kematian pada kelompok profesi radiologi lebih tinggi dibandingkan dengan dua kelompok
profesi lainnya  radiasi merupakan faktor risiko yang berpotensi meningkatkan mortalitas
2. Studi Kasus-kelola
(Case-Control)

Penelitian epidemiologis analitik observsional


yang menelaah hubungan antara efek (penyakit
atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor
risiko tertentu
Subyek-subyek diklasifikasi sebagai sakit
(kasus) dan tidak sakit (kelola, kontrol)
kemudian dilakukan penelusuran dimasa
slidesmania.com

lampau untuk menentukan adanya pemaparan


terhadap faktor risiko yang dihipotesakan
Pada umumnya bersifat retrospektif
Langkah - langkah

Merumuskan pertanyaan dan hipotesis yang sesuai


• “apakah terdapat hubungan antara konsumsi jamu peluntur pada kehamilan muda dengan kejadian penyakit jantung bawaan
pada bayi yang dilahirkan”
Mendeskripsikan variabel penelitian : faktor risiko dan efek
• Diperlukan diagnosis yang tepat dengan pemeriksaan penunjang

Menentukan populasi terjangkau dan sampel serta cara pemilihan subjek penelitian
• Kasus : diacak dari populasi yang menderita
• Kontrol : dari populasi yang sama
Menetapkan besar sampel
• Bergantung pada frekuensi pajanan risiko

Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor risiko


slidesmania.com

• Berpotensi terjadi recall bias  berdasar daya ingat seseorang

Menganalisis data
• Penentuan ratio odds
Analisis data studi
case-control

Penentuan ratio odds pada studi kasus-kontrol dapat b. Studi kasus kontrol dengan matching
dilakukan dengan berbagai cara, yakni : Ratio odds pada studi kasus-kontrol dengan
a. Studi kasus kontrol tanpa matching matching ini dihitung dengan mengabaikan sel a
Ratio odds (RO) pada studi kasus-kontrol dapat karena baik kasus maupun kontrol terpajan, dan sel d,
diartikan sama dengan risiko relative (RR) pada studi karena baik kasus maupun kontrol tidak terpajan
kohort. Sehingga bisa dicari dengan rumus :
slidesmania.com
Contoh Studi Kasus-
Kontrol tanpa matching

Masalah :
• Apakah abortus berhubungan dengan risiko kejadian plasenta previa pada kehamilan berikutnya?

Hipotesis
• Terdapat asosiasi antara abrtus dengan kejadian plasenta previa pada kehamilan berikutnya

Kasus
• Wanita melahirkan di RSCM dari 1 januari 1996 sampai 31 Des 1999 secara SC atas indikasi plasenta previa totalis yang
dibuktikan dengan USG dan perdarahan antepartum
Kontrol
• Wanita yang melahirkan di RSCM dalam kurun waktu yang sama tanpa plasenta previa dan dipilih secara acak

Pengumpulan data
slidesmania.com

• Wawancara dan pengisian kuisioner dari 68 kasus dan 68 kontrol

Analisis data
• Didapat RO/OR > 1 “abortus tidak mempunyai hubungan dengan plasenta previa pada kehamilan berikutnya”
3. Studi Cross-
sectional

studi observasional (non-  Biasanya dihitung adalah rasio

eksperimental) yang paling prevalence, yakni perbandingan


 Disebut juga studi prevalence
sering dilakukan antara prevalens suatu penyakit
atau efek pada subyek kelompok
yang mempunyai faktor risiko,
Studi Cross-Sectional dilakukan  Hasil pengamatan Cross-
dengan prevalens penyakit atau
dengan mencari hubungan
Sectional untuk mengidentifikasi efek pada subyek yang tidak
antara variabel bebas (faktor
mempunyai faktor risiko
risiko) dengan variabel faktor risiko ini kemudian
slidesmania.com

 Rasio prevalens menunjukkan


tergantung (efek) dengan disusun dalam table 2x2
peran faktor risiko dalam
melakukan pengukuran sesaat
terjadinya efek pada studi Cross-
Sectional
Langkah - langkah

Merumuskan pertanyaan dan hipotesis yang sesuai


• “apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan kejadian enuresis pada anaknya”

Mengidentifikasi variabel penelitian


• Diperlukan definisi perasional yang jelas

Menetapkan subjek penelitian


• Penetapan besar sampeyang mencari rasio prevalence sama dengan penetapan besar sampel studi kohort yang
mencaririsiko relatif
Melaksanakan pengukuran
• Pengukuran faktor risiko
slidesmania.com

• Pengukuran efek
Menganalisis data
• Analisis untuk memperoleh risiko relatif / rasio prevalence
Analisa data studi
cross-sectional

Analisis hubungan dilakukan setelah validasi dan


pengelompokkan data

Analisis dapat berupa uji hipotesis maupun analisis


untuk memperoleh risiko relative

risiko relative pada studi cross-sectional adalah


perbandingan antara prevalens penyakit pada
slidesmania.com

kelompok dengan risiko dengan prevalens efek pada


kelompok tanpa risiko
Interpretasi rasio
prevalens
Bila nilai RP = 1

variabel yang diduga sebagai faktor resiko tersebut tidak ada pengaruhnya dalam terjadi efek, atau
dg kata lain ia bersifat netral

Bila nilai RP > 1

ada asosiasi positif, berarti variabel yg diduga sbg faktor resiko ada pengaruhnya dlm
terjadi efek
slidesmania.com

Bila nilai RP < 1

asosiasi negatif, berarti variabel yg diduga sbg faktor resiko justru merupakan faktor protektif
  Keuntungan  Kerugian
 Kohort  Memastikan adanya urutan kejadian  Sering membutuhkan sampel besar
 Menghindari bias pada pengukuran  Tidak baik untuk keluaran yang jarang
predictor
 Menghindari bias kesintasan
 Dapat mempelajari beberapa keluaran
 Menghasilkan insidens, risiko relative
 Kohort Prospektif  Seleksi dari subyek dan pengukuran-  Lebih mahal dan memakan waktu panjang
pengukuran dapat lebih dipantau

 Kohort retrospektif  Lebih murah dan lebih pendek  Kurang pemantauan terhadap seleksi
subyek dan pengukuran
slidesmania.com

 Kohort ganda  Berguna apabila kohort yang berbeda  Adanya bias potensial dari pengambilan
mempunyai paparan yang berbeda dan sampel dua populasi
jarang
Cross sectional  Dapat meneliti beberapa keluaran  Tidak menentukan urutan kejadian
 Dapat memantau seleksi dari subyek  Terdapatnya bias potensial dalam mengukur
 Relative pendek predictor dan kesintasan (survival)
 Langkah yang baik dan pertama bagi suatu  Tidak baik untuk keadaan yang jarang terjadi
studi kohort  Tidak dapat menghasilkan insidens atau risiko
 Menghasilkan prevalens, prevalens relative relative murni

Kasus-kontrol  Berguna bagi penelitian keadaan yang jarang  Adanya bias potensial
terjadi  Tidak dapat menentukan urutan kejadian
 Relative murah dan membutuhkan jumlah  Bias potensial dalam pengukuran predictor dan
yang kecil survival
slidesmania.com

 Menghasilkan rasio odds (perkiraan yang  Terbatas pada satu variabel keluaran
baik dari risiko relative)  Tidak menghasilkan prevalens, insidens.
Pengukuran Efek
Ekspresi Pertanyaan Definisi
Attributable risk (risk ratio) Berapa insidensi penyakit yang dianggap sebagai AR = IE - IE
akibat dari paparan?

Risiko relative (risk difference) Berapa kali orang-orang yang terpapar faktor risiko jadi RR = IE
sakit dibandingkan dengan orang-orang tanpa faktor IE
risiko?

Population attributable risk Berapa insidensi penyakit dalam satu populasi, yang ARP = AR X P
berhubungan dengan adanya suatu faktor risiko?

Population attributable fraction Berapa fraksi dari penyakit dalam suatu populasi dapat ARf = ARp
slidesmania.com

dianggap akibat terpapar oleh faktor risiko? IT


Variabel Perancu

Restriksi

Confounding Pensepadanan
(matching)
by Indication

Pengendalian
variabel perancu
Cara dan bias seleksi
Stratifikasi
statistic
slidesmania.com

Assuming Pembakuan
the worst (standarisasi)
Faktor risiko mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan Pengaruh suatu faktor risiko pada kelompok tidak hanya memberikan
kenaikan risiko menjadi sakit, baik itu sebagai peyebab atau tidak 
keberadaannya membuat seseorang meramalkan probabilitas bahwa perhitungan risiko yang berhubungan dengan paparan, tetapi juga
penyakit itu akan terjadi prevalensi paparan

Secara ilmiah studi risiko dengan studi kohort lebih baik, namun
Faktor risiko yang dicurigai tidak dapat dimanipulasi untuk tujuan pendekatan ini tidak selalu memungkinkan karena keterbatasan waktu,
eksperimen  pengamatan pada orang yang punya pengalaman dengan usaha dan biaya sehingga studi risiko dapat dilakukan dengan berbagai
faktor risiko dan penyakit yang diamati studi, seperti : case-control dan cross-sectional
slidesmania.com

Jika angka penyakit dibandingkan  hasilnya bisa dinyatakan dalam Variabel perancu yang muncul dalam mencari faktor risiko harus
beberapa cara, seperti : attributable risk, resiko relatif, dll disingkirkan sehingga tidak menimbulkan bias
slidesmania.com

Anda mungkin juga menyukai