Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan

Komunitas Pada populasi


Penyakit Kronik

ISS 2. TIK 1
Penyakit kronis merupakan penyakit yang dapat terjadi secara
berkepanjangan dlm pengobatannya, tidak sembuh secara Definisi Penyakit
spontan, dan jarang sembuh total. Penyakit ini seringkali dapat
dicegah, dan menimbulkan suatu beban yang signifikan dalam Kronik
hal mortalitas, morbiditas dan biaya pribadi dan sosial.

(Allender, 2014).

Penyakit kronis berhubungan dengan perilaku kesehatan


yang merupakan penyebab utama dari konsisi kesehatan
Penyakit kronis merupakan suatu kondisi yang yang buruk, kecacatan, kematian dan berkontribusi besar
mempengaruhi fungsi harian selama tiga bulan atau terhadap biaya perawatan kesehatan.
lebih dan terjadi dalam satu tahun.

(Reta Renylda, 2018) (Edelman & Kudzma, 2017)


Prevalensi
Pada tahun 2016, sekitar 71% penyebab kematian di dunia
adalah penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta
jiwa per tahun. Sekitar 80% kematian tersebut terjadi di negara
berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini
disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya
karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh
penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6%
karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya

(WHO, 2018 dalam Kemenkes RI, 2019).


Perbedaan Ciri-Ciri Penyakit Akut dan Kronik
Akut Kronik
Gejala muncul secara cepat atau tiba-tiba Gejala tidak langsung terasa dan baru akan
memburuk setelah beberapa waktu
Penyakit biasanya tidak bertahan lama atau Penyakit masih bertahan setelah 6 bulan sejak
akan sembuh dalam waktu kurang dari 6 bulan pertama kali muncul

Kerap disebabkan oleh infeksi virus maupun Seringkali disebabkan karena gaya hidup yang
bakteri, kecelakaan, cedera, atau tidak sehat, kondisi sosial dan mental yang
penyalahgunaan obat-obatan tidak mendukung, maupun karena faktor
keturunan atau genetik
Gejala yang terlihat jelas dan butuh perawatan Lebih sering terjadi pada lansia
setidaknya dalam jangka pendek
Gejala yang langsung membaik saat Perkembangan penyakitnya lambat, dan pada
mendapatkan perawatan tahap awal sering tidak disadari
Bisa terjadi di semua usia Tidak bisa disembuhkan secara total, tapi bisa
dikontrol
Pada beberapa kasus bisa sembuh sendiri Cakupannya lebih luas atau sistemik,
dengan daya tahan tubuh atau terbantu termasuk mengubah gaya hidup, terapi fisik,
Putri, N. H. dengan imunitas yang baik dan konsumsi obat jangka panjang
(2020)
Tahapan Penyakit Kronik

01 02 03
Tahap pra-trajectory Tahap trajectory Tahap Stabil
merupakan tahap awal merupakan tahap gejala merupakan tahap ketika
seseorang beresiko terhadap yang masih belum jelas gejala dan perjalanan
penyakit kronis berhubungan dengan penyakit yang terkontrol
adanya penyakit kronis;

Aziz Alimul Hidayat.2021


Tahapan Penyakit Kronik

04 05 06
Tahap tidak stabil Tahap akut Tahap krisis
merupakan tahap adanya diawali dengan gejala- ditandai adanya situasi
gangguan akibat gejala yang gejala yang berat dan kritis atau mengancam
tidak terkontrol membutuhkan perawatan jiwa dan membutuhkan
di Rumah Sakit; perawatan kedaruratan

Aziz Alimul Hidayat.2021


Tahapan Penyakit Kronik

07 08 09
Tahap pulih Tahap penurunan Tahap kematian
ditandai adanya pemulihan tahapan dengan perjalanan tahap yang ditandai adanya
dengan batasan adanya penyakit berkembang dan penurunan bertahap atau
beban penyakit kronis; adanya peningkatan cepat dari fungsi tubuh
ketidakmampuan hingga meninggal

Aziz Alimul Hidayat.2021


Faktor Resiko

01 02 03
Merokok Kurang melakukan Kurang mengkonsumsi buah
aktifitas fisik dan sayur

04 05
Pengguna alkohol Lingkungan yg tidak sehat
Cahyani, et.al.2021
Faktor Resiko
Menurut dapat-tidaknya resiko itu diubah :

Unchangeable Risk Factors Menurut kestabilan peranan factor


resiko :
Faktor Resiko yg tidak dapat diubah.
Contoh : genetic, umur, jenis kelamin
Suspected Risk Factors
Faktor resiko yg belum dapat
dukungan ilmiah /penelitian
Changeable Risk Factors Contoh : Rokok menyebabkan
kanker leher rahim
Faktor resiko yang dapat berubah.
Contoh : olahraga, kebiasaan Established Risk Factors
merokok
Faktor resiko yg telah mendapat
dukungan ilmiah / penelitian. Contoh :
rokok sebagai factor resiko kaker paru

Irwan, 2016
PROGRAM-PROGRAM
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR
Program Deteksi Dini Faktor Program Gerakan Nusantara
Risiko PTM di POSBINDU Tekan Angka Obesitas
upaya kesehatan berbasis (GENTAS)
masyarakat (UKBM) yang suatu gerakan yang
dilaksanakan di pos pembinaan melibatkan masyarakat dalam
Program Pelayanan
terpadu (Posbindu). rangka pencegahan obesitas
Terpadu (PANDU) PTM

kegiatan penemuan dan


penanganan kasus PTM dan
Program Penerapan Kawasan manajemen faktor risiko PTM di Program Layanan Upaya
Tanpa Rokok (KTR) di FKTP secara terpadu Berhenti Merokok (UBM)
Sekolah
pemberian konseling kepada perokok
suatu kegiatan pencegahan
untuk berhenti merokok di FKTP dan
perilaku merokok pada warga
di sekolah.
sekolah.

Kemenkes RI. 2019


Program Deteksi Dini Kanker Program Pengendalian Thalasemia

kegiatan deteksi dini kanker payudara


suatu gerakan skrining pada kelompok
dan kanker leher rahim pada wanita usia
risiko Thalasemia.
30-50 tahun

Program Layanan Kesehatan Inklusi Program Deteksi Dini dan


Disabilitas Rujukan Kasus Katarak

pelayanan kesehatan inklusif bagi kegiatan pengukuran gangguan tajam


penyandang Disabilitas. penglihatan di UKBM dan FKTP

Kemenkes RI. 2019


Asuhan
Keperawatan
Pengkajian

B. Subsistem
Windshield survey : 1. Lingkungan fisik
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
A. Inti Komunitas 3. Ekonomi
1. Sejarah 4. Transportasi dan keamanan
2. Demografi 5. Politik dan pemerintah
3. Etnis 6. Komunikasi
4. Nilai dan Keyakinan 7. Pendidikan
8. Rekreasi

C. Persepsi

Anderson, A. (2011)
Pengkajian akan dilakukan terhadap 7 determinan
Determinan Penjelasan
Biological 1). usia (>65 tahun)
2). jenis kelamin
3). ras dan etnik
4). faktor genetic
Fisiologi Fokus kepada 3 area, yaitu : factor risiko dari masalah fisiologis, bukti fisiologis dari
  masalah Kesehatan, dan konsekuensi dari masalah yang ditimbulkan akibat
penyakit kronis.
Psikologis Faktor yang sangat berkontribusi dalam penyakit kronis adalah stres

Lingkungan Menilai lingkungan polutan yang mungkin bersifat karsinogenik, seperti polusi udara
  yang dapat menyebabkan PPOK dan asma
 
sosiokultural Kondisi social, kebijakan, atau adat
  istiadat yang mendorong perilaku tidak sehat/membatasi akses ke perawatan.
 
Perilaku Merokok, alcoholic, aktivitas fisik, nutrisi (diet), dan lainnya.
 
Sistem Kesehatan Kapasitas untuk mengatasi masalah Kesehatan kronis, kurangnya akses ke
   
Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosa
Sasaran Domain Kelas Kode dan Rumusan diagnosa
Komunitas Domain 1: Promosi Kelas 1: Kesadaran  00168 Gaya Hidup Monoton
kesehatan Kesehatan
 
   
 
  Kelas 2: Manajemen
Kesehatan  00215 Defisiensi kesehatan komunitas
 
   00188 Perilaku kesehatan cenderung
  beresiko
 
   00099 Ketidakefektifan pemeliharaan
  kesehatan

   00078 Ketidakefektifan manajemen kesehatan

   00162 Kesiapan meningkatkan manajemen


kesehatan diri
 

 
  Domain 9 : Kelas 2: Respons koping  00077 Ketidakefektifan koping komunitas
Koping/toleransi stres
PERENCANAAN

Perencanaan ditetapkan berdasarkan kegiatan terkait tiga tingkatan


pencegahan yaitu:
1) Pencegahan primer: Kegiatan yang dapat dilakukan adalah promosi
kesehatan terkait diet dan pemenuhan nutrisi, aktivitas dan istirahat,
perubahan pola hidup yang lebih baik, dan lain-lain.
2) Pencegahan sekunder: Kegiatan yang dapat dilakukan berupa
skrening penyakit, dan pencegahan timbulnya masalah kesehatan.
3) Pencegahan tersier: Kegiatan yang dapat dilakukan pada tingkatan
pencegahan tersier berupa monitor status kesehatan, perawatan untuk
meringankan penyakit yang telah ada, perawatan menjelang ajal dan
lain-lain.

(Nies & McEwen, 2019)


Implementasi
EVALUASI
Evaluasi harus dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan pembuatan keputusan untuk
tindakan-tindakan di masa yang akan datang.

Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai dari:

1. Evaluasi hasil/manfaat, yaitu dinilai dari informasi tentang penggunaan pengaruh.


2. Evaluasi proses, yaitu tentang penampilan kegiatan-kegiatan.
3. Evaluasi struktur, yaitu tentang fasilitas-fasilitas dan penataan-penataan.

(Kholifah & Widagdo, 2016)


Referensi
● Anderson, A. (2011). Community as patner (6th edition). British : Medicus Media.
● Cahyani, Y., et.al. 2021. Penatalaksanaan terpadu penyakit tidak menular. Yogyakarta :
Deepublish
● Irwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Ed.1. Yogyakarta : Deepublish
● Reta Renylda.2018.Kecemasan Orang Tua Pada Anak Dengan Thalasemia Di Poli Anak
Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2015.Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.1
● Edelman, C. L., Kudzma, E. (2017). Health Promotion Throughout The Life Span.
Massachusets: Elsevier.
● Aziz Alimul Hidayat.2021. Keperawatan Dasar 1; Untuk Pendidikan Ners. Surabaya : Health
Books publishing
● Kholifah, Siti Nur dan Wahyu Widagdo.2016.Keperawatan Keluarga dan Komunitas.Jakarta
Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
● Kemenkes RI. 2019. Buku pedoman menajemen penyakit tidak menular.
● Nies, M.A., McEwen, M (2019). Community/Public Health Nursing : Promoting The Health
of Populations. St. Louis, Missouri : Elsevier.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai