NIM : 050364987
1. - Ibadah mahdhah adalah adalah amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah di
mana penetapannya berasal dari dalil syariat. Jadi, semua perkataan atau ucapan
dalam ibadah mahdhah tidaklah bernilai kecuali ibadah. Dengan kata lain, tidak bisa
bernilai netral (bisa jadi ibadah atau bukan ibadah). Ibadah mahdhah juga memiliki
dalil-dalil yang menunjukkan adanya larangan yang ditujukan kepada selain
AllahSWT, karena hal itu termasuk dalam kemusyrikan. Ibadah mahdhah ditunjukkan
dengan maksud pokok orang yang mengerjakannya, yaitu dalam rangka meraih
pahala di akhirat. Ibadah mahdhah hanya bisa diketahui melalui jalan wahyu, dan
tidak ada jalan yang lainnya, sekali pun melalui akal atau budaya, ibadah madha
adalah ibadah yang murni ibadah, yang selama ini kita kenal, antara lain seperti
sholat, puasa, zakat, dan haji. Contohnya shalat yang biasa kita kerjakan. Sholat
termasuk ke dalam ibadah mahdhah karena memang ada perintah atau dalil khusus
tentan pelaksanaan ibadah ini. Oleh karena itu, sholat memang sejak awal adalah
aktivitas yang diperintahkan. Orang-orang yang mengerjakan sholat pun berharap
dapat mendapat balasan berupa pahala. Pelaksanaan dari sholat juga tidak bisa asal,
karena sudah diatur melalui wahyu. Berapa kali pengerjaan sholat, kapan saja
waktunya, berapa raka’at, bagaimana gerakan dan bacaannya, dan lain sebagainya
yang berkaitan dengan sholat, hanya bisa diketahui melalui penjelasan dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bukan berasal dari pikiran seseorang atau budaya,
oleh karena itu shalat adalah ibadah Mahdhah.
- Ibadah Gairu Mahdhah adalah ibadah yang sebenarnya pada dasarnya bukan
perintah langsung ibadah atau tidak murni. Akan tetapi, statusnya dapat merubah
menjadi ibadah jika melihat dan menimbang niat orang yang melaksanakannya.
Maksud pokok perbuatan tersebut adalah untuk memenuhi urusan atau kebutuhan
yang bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat, namun bisa saja
menjadi pahala akhirat dan menjadi sebuah ibadah serta amal perbuatan tersebut
bisa diketahui dan bahkan sudah dikenal meskipun tidak ada wahyu dari para
rasul. Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah ketika kita makan.
Seperti yang kita tahu, makan bukanlah ibadah khusus, dan bahkan menjadi
kebutuhan kita sehari-hari. Kita bisa makan kapan saja, baik ketika lapar atau pun
tidak. Apa yang dimakan pun bisa makanan apa saja, kecuali yang sudah
diharamkan. Namun, aktivitas makan kita bisa menjadi sebuah ibadah yang
bahkan dinilai berpahala jika kita meniatkannya dengan sesuatu yang baik.
Misalnya, kita berniat makan agar kuat dalam menjalankan ibadah wajib seperti
sholat atau untuk berjalan ke masjid. Makan juga dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok kita. Dalam pengerjaannya pun, kita tidak membutuhkan wahyu
untuk makan, karena tanpa wahyu pun kita sudah tahu pentingnya makan dan
memang membutuhkan makan, selain itu senyum, senyum adalah hal normal yang
sudah dilakukan sejak dulu, tanpa adanya dalil dalam alquran dan hadist, kita
sudah mengenal senyum, senyum jika diniatkan untuk menyenangi orang orang
yang sedang gelisah, sedang putus asa, bisa jadi menjadi sebuah ibadah, amal bagi
kita, karena menyenangkan orang lain.
Dari ayat dan tafsiran diatas, bisa kita simpulkan tahapan dalam proses penciptaan
manusia adalah bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah,
Kemudian nutfah (air mani/sperma), alaqah (gumpalan darah), mudhghah (gumpalan
daging) selanjutnya ‘Idzam (tulang), lalu lahm (daging dan otot) sehingga akhirnya
menjadi makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai
kemampuan.
Sumber Referensi :
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-ibadah-mahdhah-dan-ghairu-mahdhah-ini-
perbedaan-keduanya-kln.html#
https://tafsirweb.com/10362-surat-ar-rahman-ayat-14.html
https://tafsirweb.com/37027-surat-al-mukminun-ayat-12-14.html
https://ibtimes.id/manusia-dalam-alquran-al-insan-al-basyar-dan-an-nas-apa-bedanya/