Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahhirrabil a’lamin puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat


Allah SWT, serta shalawat dan salam saya junjungkan kepada nabi besar
Muhammad SAW karena berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat
menyelesaikan pembuatan laporan akhir tentang Geometri Peledakan Surface
Blasting ini.
Saya ucapkan juga terima kasih kepada orang tua saya yang senantiasa
selalu mendukung dan mendoakan saya sehingga saya mampu menyelesaikan
setiap permasalahan, saya ucapkan juga terimakasih kepada asisten
Laboratorium Tambang yang telah membimbing saya selama proses pembuatan
laporan ini, serta saya ucapkan juga terimakasih kepada teman-teman saya yang
telah memberikan inspirasi dalam pembuatan laporan ini.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat untuk semua orang dan bisa
menunjang pengetahuan tentang Geometri Peledakan Surface Blasting untuk
mahasiswa lain. Penulis mengucapkan terimakasih banyak untuk semuanya dan
mohon maaf jika ada kesalahan kata ataupun informasi yang tercantum dalam
laporan ini. Karena penulis tidak luput dari kesalahan karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT.

Bandung, 10 November 2016

Abdillah Fikri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................3
1.2.1 Maksud................................................................................3
1.2.2 Tujuan..................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................3
2.1 Geometri Peledakan.......................................................................3
2.1.1 Diameter Lubang Bor..........................................................3
2.1.2 Tinggi Jenjang dan Kedalaman Lubang Bor.......................3
2.1.3 Burden.................................................................................3
2.1.4 Spasi....................................................................................4
2.1.5 Subdrilling............................................................................4
2.1.6 Stemming............................................................................5
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN..................................................................7
BAB IV ANALISA..................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kegiatan peledakan, terdapat beberapa perancangan peledakan
yang harus dilakukan agar kegiatan peledakan dapat berlangsung dengan baik
dan sesuai kebutuhan. Perancangan ini meliputi perancangan pola pengeboran,
arah pengeboran dan pola peledakan yang berfungsi untuk mengatur
fragmentasi batuan yang diinginkan, mengatur arah lemparan, dan mengatur
bentuk jenjang yang akan dibuat, sehingga proses peledakan dapat dilakukan
secara efisien baik dalam hal biaya dan waktu serta dapat memenuhi aspek
keselamatan. Selain perancangan-perancangan diatas, perancangan lain yang
lebih penting dan spesifik adalah dimensi-dimensi dalam pembuatan lubang bor
yang akan digunakan untuk proses peledakan mulai dari dimensi yang di
permukaan maupun di bawah permukaaan, yang disebut sebagai geometri
peledakan. Maka dari itu cukup penting bagi mahasiswa teknik pwrtambang
untuk mempelajari pola da arah pengeboran serta pola peledakan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum kali ini adalah agar praktikan dapat memahami
cara menentukan dimensi-dimensi parameter geometri peledakan dalam
peledakan di surface blasting.
1.2.2 Tujuan
 Menentukan dimensi geometri peledakan
 Merencanakan jumlah bahan peladakan dalam suatu peledakan
 Menentukan jumlah lubang bor dalam suatu peledakan

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Geometri Peledakan


Dalam penentuan terdapat beberapa faktor yang butuh dipertimbangkan,
yaitu diameter lubang bor, ketinggian jenjang, burden dan spasi, struktur batuan,
fragmentasi, arah lemparan, kestabilan jenjang, perlindungan terhadap
lingkungan sekitar dan jenis bahan peledak yang akan digunakan. Geometri
peledakan terdiri dari diameter lubang bor, ketinggian jenjang dan kedalaman
lubang bor, burden, spasi, subdrilling, stemming dan powder column.

Sumber: miningforce.blogspot.com
Gambar 2.1
Geometri Peledakan

2.1.1 Diameter Lubang Bor


Pemilihan ukuran diameter lubang bor gangat bergantung pada tingkat
produksi yang diinginkan. Semkain besar ukuran lubang bor yang digunakan
maka akan semakin besar juga tingkat produksi yang dihasilkan. Namun untuk
hasil peledakan yang baik, berdasarkan pengalaman para ahli, diameter lubang
bor sebaiknya berkisar antara 0,5%-1% dari tinggi jenjang.

2
3

2.1.2 Tinggi Jenjang dan Kedalaman Lubang Bor


Secara spesifik tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan
pengeboran dan alat muat yang tersedia. Ketinggian jenjang harus disesuaikan
dengan diameter lubang bor, jadi semakin rendah tinggi jenjang makan diameter
lubang bor ynag digunakan juga semkain kecil dan semakin basar tinggi jenjang
maka lubang bor yang digunakan juga semakin besar.
2.1.3 Burden
Burden merupakan jarak terdekat antara lubang ledak dengan bidang
bebas (free face). Burden merupakan variabel paling penting dalam penentuan
geometri peledakan. Dengan jenis bahan dan peledak yang dipakai dan batuan
yang dihadapi jarak burden agar kegiatan peledakan berjalan sukses dapat
dihitung dengan dua cara yaitu cara C.J Konya dan R.L Ash.
1. Cara C.J Konya


3 SGe
SGr
Keterangan: B = jarak burden (ft)
De = Diameter lubang bor (inch)
SGe = Density bahan peledak (gr/cc)
SGr = Density batuan (gr/cc)
2. Cara R.L Ash
B=
Kbstd . AF 1 . AF 2 . De


3
12 dipakai
energi potensial bahan peledak yang
 AF1 = =
eneri potensial bahan peledak standar


2
3 SGe .VODhandak
2
SGestd .VODstd

 AF2 =

3 density batuan standart
densitibatuan yang akan diledakkan
=

3 SGr std
SGr
Keterangan: B = jarak burden (ft)
Kbstd = Koefisien burden standar
De = Diameter lubang bor (inch)
SGe = Density bahan peledak (gr/cc)
SGestd = Density bahan peledak standar (gr/cc)
SGr = Density batuan (gr/cc)
4

SGrstd = Density batuan standar (gr/cc)


VOD = Kecepatan detonasi (m/s)
VODstd = Kecepatan detonasi standar (m/s)
2.1.4 Spasi
Spasi merupakan jarak antara satu lubang dengan lubang yang lainnya
yang saling sejajar dengan bidang bebas (free face). Secraa teoritis, spasi
optimum berkisar antara 1,1-1,8 dari burden. Jarak spasi agar kegiatan
peledakan berjalan sukses dapat dihitung dengan dua cara yaitu cara C.J Konya
dan R.L Ash.
1. Cara C.J Konya
Ditentukan berdasarkan sistem delay yang ditentukan, yaitu:
a. Instataneous single row blast holes
 Jika L<4B (L=tinggi jenjang)
L+ 2 B
S=
3
 Jika L>4B (L=tinggi jenjang)

S=2.B

b. Sequanced single row blast holes


 Jika L<4B (L=tinggi jenjang)
L+7 B
S=
8
 Jika L>4B (L=tinggi jenjang)

S = 1,4 . B

2. Cara R.L Ash

S = Ksstd . AF1 . AF2 . B

Keterangan: S = Jarak spasi (m)


Ksstd = Koefisien spasi standar
B = Jarak burden (m)
2.1.5 Subdrilling
Subdrilling merupakan tambahan kedalam dari lubang bor di bawah lantai
jenjang. Subdrilling dibuat untuk menghindari masalah tonjolan pada lantai hasil
5

peledakan. Bila ukuran subdrilling berlebih maka akan menghasilkan getaran


yang berlebih pula sedangkan jika subdrilling kurang makan akan menghasil
tonjolan pada lantai jenjang maka dari itu subdrilling harus dihitung dengan baik.
Berikut merupakan rumus perhitungan subdrilling menurut C.J Konya dan R.L
Ash:
1. C.J Konya

J = Kj . B

Keterangan: J = Subdrilling (m)


Kj = Subdrilling ratio (0,2-0,4)
B = Jarak burden (m)
2. R.L Ash
J = Kjstd . AF1 . AF2 . B

Keterangan: J = Subdrilling (m)


Kjstd = Koefisien subdrilling standar
B = Jarak burden (m)
2.1.6 Stemming
Stemming merupakan tempat material penutup di bagian atas lubang bor.
Stemming berfungsi untuk mengisolasi gas-gas hasil peledakan. Untuk
menentukan panjang stemming dapat digunakan cara C.J Konya dan R.L Ash:
1. C.J Konya
 Untuk batuan massive, T = B
 Untuk batuan berlapis, T = 0,7 . B
Keterangan: T = Stemming (m)
B = Jarak burden (m)
2. R.L Ash
J = KTstd . AF1 . AF2 . B

Keterangan: T = Stemming (m)


KTstd = Koefisien stemming standar
B = Jarak burden (m)
6

Hasil perhitungan dengan metode R. L Ash cenderung memiliki nilai ynag lebih
kecil dibandingkan hasil perhitungan dengan metode C. J Konya. Hal ini
disebabkan karena perhitungan geometri peledakan dengan metoda R. L Ash
selalu disertai dengan faktor koreksi berupa koefisien standar untuk tiap
parameter geometri, faktor pengali untuk batuan (AF1) dan faktor pengali untuk
bahan peledak (AF2), sehingga ketelitian hasil perhitungan menggunkan metode
R. L Ash lebih besar dibanding C. J Konya.
BAB III
KESIMPULAN

Geometri peledakan terdiri dari burden, spasi, diameter lubang ledak,


tinggi jenjang, stemming, subdrilling dan powder column. Penentuan banyaknya
bahan peledak yang digunakan dalam satu lubang ledak dipengaruhi oleh
panjang kolom bahan peledak, diameter lubang ledak dan spesific gravity dari
bahan peledak yang digunakan. Penentuan jumlah lubang bor dalam suatu
kegiatan peledakan dipengaruhi oleh target produksi yang telah ditentukan dan
volume atau tonase batuan yang dapat diberai dalam satu lubang ledak.
Semakin besar target produksi maka semakin banyak jumlah lubang bor yang
dibutuhkan untuk kegiatan peledakan, namun semakin besar volume atau tonase
yang dapat diberai oleh satu lubang ledak maka semkain sedikit jumlah lubang
bor yang dibutuhkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Isya. 2013. “Geometri Pada Peledakan”. http://learnmine.blogspot.co.id/


2013/04/berbagai-jenis-detonator.html. Diakses pada 05 November 2016.
Pukul 14.15 WIB.
Asyidik, Kholik. 2013. “Geometri Peledakan”. http://miningforce.blogspot.com
/2013/06/geometri-peledakan.html. Diakses pada 05 Novenmber 2016.
Pukul 16.56 WIB.
Bagus, Briandi. 2015. “Blasting”. https://briandikayusni.wordpress.
com/2015/02/26/detonator-elektronik/. Diakses pada 05 November 2016.
Pukul 17.00 WIB.
Staff Asisten Laboratorium Tambang. 2016. “ Diktat Penuntun Praktikum
Teknik Peledakan”. Bandung: Universitas Islam Bandung.

Anda mungkin juga menyukai