64
4. Praktis
Apabila perusahan mampu membuat pembungkus yang praktis maka
dengan sendirinya konsumen akan lebih puas. Maksud praktis di sini
adalah mudah dibawa, mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan dan
sebagainya. Misalnya, pembungkus rokok yang mudah ditaruh dalam
saku baju maupun celana. Apabila kita merasa pembungkus yang kita
buat kurang praktis maka kita harus membuat yang lebih praktis.
5. Prestise (Menaikkan Harga Diri)
Lazimnya, pembungkus atau kemasan yang menarik secara otomatis
akan dapat menimbulkan harga diri yang baik. Meskipun demikian kita
harus memperhatikan masalah ini. Hal-hal yang terutama untuk
produk yang dapat dipakai untuk kado, seperti biskuit tertentu, yang
tempatnya indah dan menarik, sehingga bagi orang yang membeli
biskuit tersebut akan naik harga dirinya. Sebab jika kita rasakan isinya,
tak jauh beda dengan yang lain. Pada toko pengecer, pada umumnya
pembungkus pengaruhnya untuk menambah harga diri banyak yang
diabaikan. Misalnya, membungkus sebuah produk dengan kertas koran
yang sudah kumal, sehingga menimbulkan ada rasa malu bagi yang
membawanya—dan kejadian tersebut jelas akan dapat memperlambat
kelancaran penjualan.
6. Ketepatan Ukuran
Ukuran pembungkus harus kita perhatikan juga, sebab hal ini akan
berhubungan erat dengan harga sebuah produk. Di negara yang sudah
maju seperti di Amerika, maka ukuran-ukuran yang besar akan lebih
ekonomis, tapi bagi negara yang baru berkembang seperti di Indonesia
pada umumnya daya belinya kebanyakan rendah, sehingga perlu
diperhatikan pembungkus dengan ukuran yang terjangkau dengan
daya beli sebagian besar masyarakat adalah ukuran mini. Misalnya,
65
65
Fungsi Pembungkus
Adapun beberapa fungsi pembungkus atau kemasan yang perlu diper-
hatikan kepada produsen adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Identitas
Identitas sebuah produk sangat penting karena pada umumnya produk
perusahaan dijual bersama dengan produk lain yang sejenis. Oleh
karena itu, kemasan sebuah produk dapat dipakai untuk membedakan
dengan produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh para kompetitor.
2. Sebagai Alat Komunikasi
Kemasan secara tidak langsung dapat dipakai sebagai alat komunikasi
dengan konsumen, di mana kemasan tersebut menunjukkan merek,
gambar dan pesan yang bersifat memberikan keterangan yang menye-
babkan rasa tahu, memberi petunjuk tentang penggunaan produk,
komposisi bahan dari produk tersebut, serta keterangan lainnya yang
ada pada kemasan. Jadi, secara keseluruhan kemasan dapat mem-
berikan keterangan kepada konsumen.
3. Memudahkan Penggunaan Produk
Fungsi lain dari kemasan adalah untuk memudahkan konsumen untuk
menggunakan produk. Memudahkan bagi konsumen dalam arti
kemasan yang mudah dibuka, isinya mudah dikeluarkan dan mudah
dibawa.
5. Biaya
Biaya pembungkus atau kemasan harus proposional dengan harga
sebuah produk. Jangan sampai sama atau lebih mahal dari harga
produk, sebab konsumen itu membeli produk bukan membeli
pembungkusnya atau kemasannya.
6. Lingkungan
Utamakan bahan pembungkus atau kemasan yang dapat
digunakan kembali, dapat didaur ulang atau diolah kembali, serta
tidak membahayakan lingkungan.
B. Merancang Desain Kemasan
Rancangan desain menyangkut elemen-elemen bentuk, ukuran, bahan,
warna, merek, tulisan, gambar dan sebagainya. Elemen-elemen tersebut
harus dipadukan dalam keserasian untuk memaksimalkan nilai tambah
bagi konsumen maupun untuk meningkatkan posisi produk terhadap
produk kompetitor.
C. Seleksi Desain
Karena biasanya merancang tidak hanya menyiapkan sebuah alternatif
desain, maka perlu diadakan seleksi desain mana yang dinilai paling
efektif. Seleksi ini dilakukan melalui beberapa tahap pengujian, yakni:
1. Pengujian Tehnik (Engincering Test). Bertujuan untuk memastikan
bahwa desain pembungkus atau kemasan tersebut tahan terhadap
kondisi tertentu, seperti temperatur udara, tekanan berat dan
sebagainya.
2. Pengujian Pandangan (Visual Test). Untuk memastikan bahwa teks
atau tulisan pada pembungkus atau kemasan jelas terbaca, atau
warna dan bentuknya serasi jika dilihat.
3. Pengujian Oleh Calon Penjual (Dealer Test). Untuk memastikan
bahwa para pedagang (pengecer atau distributor) tertarik pada
70
70
rancang secara artistik, maka pesanan untuk gelas ini harus dalam jumlah
yang sangat besar, sehingga memerlukan penanaman modal yang sangat
besar.
Sebenarnya tindakan untuk meningkatkan mutu dan pembungkusan
tidak mesti mengakibatkan kenaikan harga pokok. Bahkan, kadang-kadang
tindakan kita itu mempunyai dua keuntungan sekaligus yaitu omzet
penjualan dapat dinaikkan dan efisiensi dapat ditingkatkan, karena harga
pokok justru akan lebih rendah. Untuk lebih jelasnya, baiklah kami berikan
contoh perhitungannya.
Sebuah perusahaan yang memproduksi produk ‘X’ dengan data-data
sebagai berikut:
Biaya tetap (fixed cost) per bulan, sebesar Rp. 500.000
Biaya bahan baku per unit, sebesar Rp. 400
Biaya pembungkusan per unit, sebesar Rp. 50
Kapasitas produksi per bulan, sebanyak 1.000 unit
Harga jual per unit, sebesar Rp. l.200
Biaya tetap per unit Rp. 500.000 : 1.250 unit .................... = Rp. 400
Biaya bahan baku per unit ......................................................... = Rp. 375
Biaya pembungkus per unit ....................................................... = Rp. 100
Harga pokok per unit ................................................................... = Rp. 875
Apabila dua alternatif ini dibandingkan dalam satu bagan maka akan
terlihat seperti pada Tabel berikut ini:
Alternatif I Alternatif II
Sebelum Pembaruan Perusahaan Sesudah Pembaruan Perusahaan
Laba/Unit Laba/Bulan Laba/Unit Laba/Bulan
Rp. 250 Rp. 250.000 Rp. 325 Rp. 406.250
73
73
H
Definisi Harga dan Penetapan Harga
arga, (Sans) nilai barang yang dijual dinyatakan dengan uang.
Harga banderol, harga sesuai dengan yang tercantum di banderol
seperti harga rokok; harga belian, yaitu sama dengan harga pokok
ketika membeli; harga bersaing, harga yang dimurahkan supaya dapat
bersaing dengan harga di toko lain; harga catut, harga seperti yang
ditawarkan oleh si tukang catut (boleh murah, tetapi juga boleh lebih mahal
daripada harga sebenarnya); harga eceran, harga barang jika dijual satu-
satu; harga gelap, harga bukan harga resmi, harga di pasar gelap; harga gila,
harga yang naik terlalu tinggi (lazimnya kalau barang tidak ada, atau
langka); harga jadi, harga yang sudah disepakati oleh pembeli; harga jual,
harga barang ketika dijual; harga karet, harga yang boleh ditawar-tawar;
harga ketengan, sama dengan harga eceran, dijual satu-satu; harga mati,
harga yang tidak boleh ditawar lagi; harga melawan, sama dengan harga
bersaing karena dimurahkan; harga miring, harga yang diturunkan supaya
laku segera; harga obral, harga yang murah karena barang diobral,
78
78
diturunkan banyak harganya; harga pagu, harga paling atas; harga partai,
lawan harga eceran karena dijual barang secara partai, banyak sekaligus;
harga pas, harga yang sudah ditentukan dan tidak boleh ditawar; harga
pasar, harga seperti yang dijual di pasaran; harga pasti, sama dengan harga
pas, harga mati; harga pemerintah, harga yang ditentukan oleh pemerintah
misal harga beras, gula, dan sebagainya; harga penawaran, harga yang
ditawarkan oleh penjual, masih boleh ditawar; harga pokok, harga belian;
harga resmi, harga seperti yang sudah ditetapkan oleh pemerintah; harga
terendah, harga yang paling rendah; harga tertinggi, harga yang paling
tinggi; harga tunai, harga yang dibayar langsung ketika membeli. (Badudu—
Zain).
Menurut William J. Stanton, Harga adalah Price is valueexpressed in
terms of dollars and cens, or any other monetary medium of exchange, yang
kurang lebih memiliki arti harga adalah nilai yang dinyatakan dalam dolar
dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut Alex S. Nitisemito, Harga diartikan sebagai nilai sebuah
produk dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang di mana berdasarkan
nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang dan
jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
Menurut Fandy Tjiptono, Harga merupakan satuan moneter atau
ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dan
harga merupakan unsur satu-satunya dari unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan dibanding unsur
bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, harga dalam arti sempit
merupakan jumlah yang ditagihkan atas sebuah produk dan jasa. Lebih luas
lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk