Anda di halaman 1dari 11

POLA DISTRIBUSI

HUJAN
Pola Distribusi Hujan
Dalam analisis debit banjir rancangan, tidak hanya diperlukan data kedalaman hujan
pada durasi waktu tertentu, tetapi juga bagaimana variasinya terhadap waktu. Pada
umumnya, digunakan data hujan jam-jaman untuk menunjukkan variasi perubahan
kedalaman hujan. Akan tetapi, seringkali data yang tersedia hanya berupa curah hujan

POLA DISTRIBUSI HUJAN


rata-rata harian. Oleh karena itu diperlukan metode dalam menentukan variasi atau pola
distribusi hujan terhadap waktu.

Model empiris untuk menganalisis pola distribusi hujan:


1. Model Tadashi Tanimoto
2. Alternating Block Metod (ABM)
3. Traingular Hyetograpph Method (THM)
Pola Distribusi Hujan
Pola distribusi hujan dinyatakan dalam
perubahan kedalaman hujan terhadap durasi
waktu tertentu. Pola distribusi dan durasi
hujan tiap daerah dapat bervariasi, sehingga
pada setiap DAS berlaku pola distribusi dan

POLA
durasi hujan yang spesifik

ANALISIS
Sebaran durasi hujan lebat di Gunung Merapi

DISTRIBUSI
FREKUENSI
HUJAN
Sumber : Dewi Sofia, 2016, Sukabumi Analisis Durasi Hujan Dominan dan
Pola Distribusi Curah Hujan Jam-Jaman di Wilayah Gunung Merapi, JTERA.
Observed Pattern Method
Pola distribusi hujan dapat diperoleh dari data pengamatan hujan jam-jaman DAS
setempat.
Distribusi Prosentasi durasi hujan (%)
Tanggal
Hujan 1 2 3 4 5 6

POLA
25-Feb- Kedalaman
08 hujan, P (mm) 40 30 25 5
P 40 70 95 100

ANALISIS
30-Jan- Kedalaman

DISTRIBUSI
09 hujan, P (mm) 35 30 15 5 4
P 35 65 80 85 89 Data hujan jam-jaman diubah ke dalam
dst prosentase

Durasi hujan, t

FREKUENSI
% t P (mm) P (mm) % P
(jam)
0 0.0 0 0 0.0
36.4

HUJAN
1 25.0 40 40
2 50.0 30 70 63.6
3 75.0 25 95 86.4
4 100.0 5 100 100.0
Observed Pattern Method
Prosentase data hujan jam-jaman dari pengamatan digambarkan dalam grafik, kemudian dicari nilai
reratanya dan durasi hujan dominan yang terjadi di kawasan tersebut.
100
Hujan Kumulatif (%)

80
a = pola distribusi hujan harian

POLA
60
b = pola distribusi hujan rerata
40 a

ANALISIS
20 b

DISTRIBUSI
0
0 20 40 60 80 100
Durasi Hujan (%)
Jika diperoleh durasi hujan dominan adalah 4 jam, dan pola distribusi rerata seperti grafik berikut,
distribusi kedalaman hujannya dapat diperoleh dengan mengkalikan hujan maksimum kala ulang

FREKUENSI
dengan prosentase terssebut.
40 35.41 50 38.74 40.72
33.69 P20 = 115 mm 40

HUJAN
P (mm)
30 21.21 30 24.39
%P

20 20 11.15
9.69
10 10
0 0
1 2 3 4
1 2 t (jam) 3 4 t (jam)
Observed Pattern Method
Penentuan pola distribusi juga dapat dilakukan menggunakan “wind rose”.

POLA
ANALISIS
DISTRIBUSI
FREKUENSI
HUJAN
Contoh wind rose
Tadahsi Tanimoto
Model ini dikembangkan berdasarkan data hujan jam-jaman yang ada di Pulai Jawa. Dalam
model Tadashi Tanimoto, hujan dianggap berlangsung selama 8 jam dengan presentase
seperti dalam gambar berikut.

POLA
ANALISIS
DISTRIBUSI
FREKUENSI
Contoh: P20 = 115 mm

HUJAN
Jam ke 1 2 3 4 5 6 7 8
Distribusi hujan tiap jam(%) 26 24 17 13 7 5.5 4 3.5
Distribusi hujan tiap jam (mm) 29.90 27.60 19.55 14.95 8.05 6.33 4.60 4.03
Alternating Block Method
Pola distribusi dapat dihasilkan dari rangkaian interval waktu yang berurutan dengan
durasi t selama durasi waktu.
Intensitas hujan didapat dari IDF pada setiap durasi waktu t, 2t, 3t. Intensitas hujan
harian dapat ditransformasikan ke dalam intensitas hujan jam-jaman menggunakan rumus

POLA
Mononobe
2/3 R24 = curah hujan maksimum harian kala ulang T (mm)
R24  24 

ANALISIS
t = durasi hujan (jam)
I   I = intensitas hujan pada durasi t

DISTRIBUSI
24  t 
Durasi hujan dapat didekati dengan rumus waktu konsentrasi oleh Kirpich (Pilgrim, 1987),
yang sesuai digunakan untuk daerah dengan luas < 80 ha

FREKUENSI
tc = 0.0663L0.77 S-0.385 L = panjang sungai utama (km)
S = kemiringan sungai utama

HUJAN
Alternating Block Method
Kedalaman hujan didapat dari perkalian antara I dan t.
Pertambahan hujan (blok-blok) diurutkan ke dalam rangkaian waktu dengan intensitas
maksimum berada di tengah-tengah durasi dan sisanya diurutkan bolak balik ke kanan
dan kiri dari blok tengah (lihat gambar).

POLA
Jika P20 = 115 mm, maka pola distribusinya :

ANALISIS
Distribusi 80.0
P = I . t P jam-jaman Distribusi 67.3
t (jam) I (mm) %P ABM P20 70.0

Intensitas Hujan (mm)

DISTRIBUSI
(mm) (mm) ABM (mm) 60.0
(mm)
50.0
=4.9/68.2* =115*7.2/
1 39.87 39.9 39.9 4.9 40.0
100=7.2 100=8.2 30.0
2 25.12 50.2 50.2-39.9=10.4 7.3 10.7 12.3 20.0 17.5
12.3
3 19.17 57.5 57.5-10.4-39.9 =7.3 39.9 58.5 67.3 8.2 9.8

FREKUENSI
10.0
4 15.82 63.3 5.8 10.4 15.2 17.5 0.0
5 13.63 68.2 4.9 5.8 8.5 9.8 1 2 3 4 5
Jumlah 68.2 100.0 115.0 t (jam)

HUJAN
Letakkan nilai data tertinggi di tengah
Grafik
Triangular Hyetograph Method
Model ini menganggap bahwa ketebalan hujan jam-jaman mengikuti bentuk segitiga.
Dalam metode ini, luas segitiga dibentuk oleh kedalaman hujan dan durasi hujan.
Intensitas hujan puncak dihitung dengan rumus:

POLA
2P P = curah hujan maksimum harian kala ulang T (mm)
I Td = durasi hujan (jam)
Td

ANALISIS
Waktu puncak, Tp ditentukan berdasarkan rasio r terhadap Td. Nilai rasio umumnya 0.3-

DISTRIBUSI
0.5
Tp = r x Td

FREKUENSI
ta = waktu sebelum puncak
Tp = waktu resesi = Td - ta

HUJAN
Terima Kasih

“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang


diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,
seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”

PROSES
(Q.S. Az-Zukhruf : 11)

INPUT - PROSES - KELUARAN

Anda mungkin juga menyukai