Anda di halaman 1dari 4

MARCELLA PINASTI

2282120283
EKONOMI SYARIAH/ 3-G
UTS EKONOMI MAKRO

1. Inflasi adalah fenomena ekonomi yang mengakibatkan penurunan nilai mata uang
terhadap suatu barang khusus, yang pada gilirannya dapat mengganggu stabilitas
ekonomi. Dampak dari inflasi ini meliputi distorsi harga, merugikan produksi,
menghambat investasi yang produktif, serta menciptakan ketidakadilan dan
ketegangan sosial. Inflasi sendiri dapat didefinisikan sebagai situasi di mana harga
suatu barang terus menerus naik dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Cara pengendalian inflasi menurut ekonomi islam :
 Meningkatkan Moral dan Kesejahteraan
Meningkatkan produksi dengan mendorong masyarakat secara finansial dan
moral serta memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok menjadi
kunci dalam mengendalikan inflasi.
 Pemerataan Pendapatan dan Harta Kekayaan. Pendistribusian dapat dilakukan
melalui pelaksanaan zakat, infaq, dan shadaqoh.
 Mendorong pengeluaran, namun dengan bijak, hanya membeli barang-barang
yang benar-benar diperlukan.
 Melarang penimbunan kekayaan dan sebaliknya mendorong investasi.
 Uang sebaiknya dicetak dalam jumlah yang minimal, cukup untuk transaksi, dan
dalam pecahan yang memiliki nilai nominal rendah.
 Bank Indonesia menerapkan strategi Dues Idle Fund (Pajak terhadap dana
menganggur) melalui Giro Wajib Minimum (GWM) berdasarkan persentase
tertentu dari dana pihak ketiga, seperti giro wadiah, tabungan mudharabah,
deposito investasi mudharabah, sertifikat investasi mudharabah antarbank syariah
(Sertifikat IMA), dan Sertifikat Wadi'ah Bank Indonesia (SWBI).
 Kebijakan fiskal di Baitul Mal berdampak positif pada investasi, penawaran
agregat, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran hanya boleh dilakukan
jika ada penerimaan, dan rate kharaj ditentukan berdasarkan produktivitas lahan,
bukan zona, dan perhitungan zakat perdagangan berdasarkan keuntungan, bukan
harga jual.
2. Dampak Pengangguran bagi perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :
 Pengangguran dapat menghambat kemakmuran masyarakat karena dapat
mengakibatkan pendapatan nasional riil yang diperoleh oleh masyarakat lebih
rendah daripada potensi pendapatan. Oleh karena itu, kemakmuran masyarakat
yang dapat dicapai akan lebih rendah.
 Tingkat pengangguran berdampak pada pendapatan nasional yang berasal dari
sektor pajak. Tingkat pengangguran yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan
aktivitas ekonomi dan, akibatnya, pendapatan masyarakat akan menurun. Ini juga
berarti bahwa pajak yang harus dibayarkan oleh masyarakat akan menurun. Jika
penerimaan pajak menurun, maka dana yang tersedia untuk kegiatan pemerintah
juga akan menurun, dan ini berdampak pada kegiatan pembangunan yang
menurun.
 Pengangguran tidak mendorong pertumbuhan ekonomi karena dapat mengurangi
daya beli masyarakat, yang kemudian mengakibatkan permintaan atas barang
hasil produksi menurun. Keadaan ini tidak akan merangsang investor (pengusaha)
untuk melakukan perluasan bisnis atau mendirikan industri baru. Akibatnya,
tingkat investasi menurun, dan ini menghambat pertumbuhan ekonomi.

3. Perbedaan mudharabah dengan wadiah dapat diklasifikasikan berdasarkan :


 Sifat dana. Dalam tabungan mudharabah, dana digunakan untuk tujuan investasi,
sementara dalam tabungan wadiah, dana dianggap sebagai titipan. Tabungan akad
wadiah hanya digunakan untuk menabung, sedangkan tabungan mudharabah
dapat digunakan untuk tujuan investasi.
 Penarikan dana. Penarikan adalah proses mengambil dana dari rekening bank,
yang dapat dilakukan dengan menggunakan cek, wesel, atau slip pengambilan,
terutama pada simpanan seperti deposito. Dalam tabungan wadiah, dapat
mencairkan uang kapan saja sesuai kebutuhan, sedangkan dalam tabungan akad
mudharabah, penarikan tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu dan harus sesuai
dengan kesepakatan awal yang dibuat dengan bank.
 Insentif. Insentif adalah sesuatu yang mendorong atau merangsang seseorang
untuk melakukan sesuatu. Ini bisa berupa motif atau imbalan antara dua belah
pihak. Di tabungan mudharabah, insentifnya adalah berbagi hasil, sedangkan di
tabungan wadiah, tidak ada pembagian hasil, tetapi Anda mungkin mendapatkan
bonus jika ada. Tabungan akad wadiah digunakan khusus untuk menabung,
sedangkan dalam mudharabah, terdapat sistem berbagi hasil antara nasabah dan
bank berdasarkan kesepakatan mereka.
 Pengembalian modal. Keunggulan menabung dengan akad wadiah jika
dibandingkan dengan tabungan akad mudharabah adalah bahwa dalam tabungan
wadiah, tidak ada biaya administrasi yang akan dipotong, sehingga saldo rekening
Anda tidak akan berkurang, dan Anda tidak perlu khawatir. Dalam tabungan
mudharabah, pengembalian modal tidak dijamin 100%, sementara dalam
tabungan wadiah, pengembalian modalnya dijamin akan dikembalikan
sepenuhnya.

Dari penjelasan di atas, akad yang kemungkinan lebih besar memberikan efek
positif terhadap perputaran ekonomi di masyarakat adalah akad mudharabah. Ini
karena dalam akad mudharabah, dana yang diinvestasikan dapat digunakan untuk
berbagai kegiatan usaha yang dapat menghasilkan keuntungan, dan keuntungan ini
dibagi antara nasabah dan bank berdasarkan kesepakatan awal.
Dalam akad wadiah, dana hanya dianggap sebagai titipan, dan tidak ada
pembagian keuntungan. Ini mungkin kurang mendorong pertumbuhan ekonomi
karena dana hanya disimpan dan tidak digunakan untuk investasi yang dapat
menghasilkan pendapatan tambahan. Jadi, akad mudharabah memiliki potensi lebih
besar untuk memberikan dampak positif pada perputaran ekonomi karena melibatkan
kegiatan investasi dan pembagian keuntungan antara pihak-pihak yang terlibat.

4. Berikut adalah lima Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang saya ketahui:
 Bank Syariah. Bank-bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah,
termasuk dalam pengelolaan dana dan akad-akad keuangan yang sesuai dengan
hukum Islam.
 Perusahaan Asuransi Syariah. Perusahaan yang menyediakan produk asuransi
berdasarkan prinsip syariah, yang melibatkan kontrak berdasarkan prinsip tabarru'
(dana sumbangan) dan akad-akad syariah lainnya.
 Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Lembaga yang menyediakan layanan
keuangan mikro, seperti pinjaman dan tabungan, dengan berlandaskan prinsip-
prinsip syariah.
 Koperasi Syariah. Koperasi yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
ekonomi syariah dan memberikan layanan keuangan dan bisnis bagi anggotanya.
 Lembaga Keuangan Non-Bank Syariah. Lembaga-lembaga lain seperti
perusahaan pembiayaan syariah dan perusahaan manajemen investasi syariah
yang menyediakan berbagai produk dan layanan keuangan sesuai dengan prinsip
syariah.

5. Dalam Islam, kebijakan fiskal merupakan suatu kewajiban negara demi menjadi hak
rakyat, sehingga kebijakan fiskal bukan hanya sebagai suatu kebutuhan untuk
perbaikan ekonomi maupun peningkatan kesejahteraan rakyat, tetapi lebih pada
penciptaan mekanisme distribusi ekonomi yang adil. Ekonomi Islam menggunakan
semua jenis instrumen fiskal yang juga ditemui dalam ekonomi modern, namun
memiliki beberapa perbedaan. Instrumen fiskal dalam ekonomi Islam termasuk pajak,
pengeluaran dan pendapatan pemerintah, serta zakat.

Sedangkan kebijakan moneter dalam islam adalah upaya untuk mengatur kondisi
ekonomi makro melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dengan berlandaskan
prinsip-prinsip syariah (memastikan bahwa praktik-praktik keuangan terhindar dari
riba dan memastikan distribusi keadilan) dalam sistem keuangan Islam. Tujuan
utamanya adalah untuk mencapai stabilitas harga dan mengendalikan tingkat inflasi.

Anda mungkin juga menyukai