Disusun Oleh :
1. Muhana Rahma 3619045
2. Ida Rahmawati 36190
3. Istiqomah 36190
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aspek ekonomi mikro dan makro zakat konsumsi rumah
tangga?
2. Bagaimana aspek ekonomi mikro dan makro zakat investasi?
3. Bagaimana aspek ekonomi mikro dan makro zakat produksi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aspek ekonomi mikro dan makro zakat konsumsi
rumah tangga
2. Untuk mengetahui aspek ekonomi mikro dan makro zakat investasi
3. Untuk mengetahui aspek ekonomi mikro dan makro zakat produksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zakat dan Konsumsi Rumah Tangga
1
Djawahir Hejazziey, Zakat Sebagai Sumber Investasi, Jurnal Al-Iqtishad: Volume III, Nomor 2,
Juli, 2011, hlm. 209-210.
2
Ibid., hlm. 221.
investasi. Berikut ini dijelaskan mengenai faktor-faktor investasi yang
memberikan pengaruh terhadap ekonomi Islam, diantaranya sebagai berikut:3
1) Zakat yang dijadikan sebagai sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh
pemegang aset akibat ketidakproduktifan.
Zakat terhadap Barang Milik Negara (BMN) atau idle assets berkaitan
dengan baik pada konsumsi, ketika BMN dikenakan zakat dengan nilai
yang tinggi maka investasi dalam memproduktifkan aset atau kepemilikan
menjadi tingi.
2) Zakat yang merupakan penerapan bagi hasil.
Penerapan bagi hasil dalam ekonomi Islam guna menjadi pengganti tingkat
bunga pada ekonomi konvensional. Bagi hasil dan investasi memiliki
keterkaitan yang negatif, artinya tingkat dari keduanya akan saling
mempengaruhi dengan tingkat yang sama. Jika tingkat dari bagi hasil (cost
of capital) tersebut semakin tinggi, makan akan berpengaruh pada tingkat
investasinya yang menjadi rendah.
3) Zakat yang dijadikan sebagai hasil investasi.
Pada hasil investasi yang dikenakan zakat dikatakan sebagai cost of capital
atau biaya modal. Sehingga akan memberikan pengaruh pada tingat
investi, yakni pengaruh negatif. Jika tingkat zakat itu semakin tinggi atas
hasil investasi maka mempengaruhi tingkat investasi yang menjadikannya
semakin rendah.
3
Puskas BAZNAS dan Pusat Ekonomi Bisnis Syariah FEB UI, Zakatnomics: Kajian Konsep
Dasar, (Jakarta Pusat: Pusat Kajian Strategis – Badan Amil Zakat Nasional, 2019), hlm. 55-56.
ekonomi Islam. Dalam ekonomi Islam, penerapan zakat yakni membuat
permintaan investasi pada nilai imbal hasil (expected rate of return ) yang
lebih tiggi dalam ekonomi Islam dibanding ekonomi konvensional.4
Sanksi zakat yang dikenakan dalam ekonomi Islam menyebabkan
biaya peluang yang tadinya tidak menginvestasikan harta namun justru akan
lebih tinggi dalam menginvestasikan harta dibanding dalan ekonomi
konvensional, sebab tingkat pengembalian memiliki potensi untuk diperoleh
dan biaya peluang yang menganggur diperoleh dari zakat yang dikenakan
pada Barang Milik Negara (BMN). Ketika biaya peluang tersebut tinggi,
maka investor-investor akan tertarik pada suatu investasi yang lebih tinggi.5
Jika disajikan dalam bentuk kurva, berikut ini ialah kurva yang
menjelaskan terkait perbedaan atas permintaan terhadap suatu investasi yang
dilakukan dalam ekonomi konvensional dan ekonomi Islam. Dalam kurva
berikut digambarkan pada garis biru yang menunjukkan fungsi investasi
ekonomi Islam, dan kuning ditujukkan pada fungsi investasi ekonomi
konvensional.
4
Ibid., hlm. 57.
5
Ibid., hlm 58.
investasinya ialah 0, menjelaskan bahwa terdapat biaya yang harus
ditanggung yakni zakat dalam bentuk Barang Milik Negara (BMN) atau idle
assets. Dapat disimpulkan bahwa tingkat permintaan terhadap investasi akan
meninggi ketika harta yang dikenakan zakat tersebut bergerak bukan pada
tingkat return yang bebas resiko.6 Hal ini, dalam pendistribian zakat harus
diubah dari bentuk konsumtif ke bentuk produktif. Sebab zakat investasi ini
dalam mengembangkan produktifitas zakat atupun pengelolanya dapat
melakukan strategi investasi atau dapat melakukan investasi dengan
pengucuran saham, yakni dengan pemilik dan keuntungannya ialah
mustahiq.7
a.
6
Ibid., hlm. 58-59.
7
Op.Cit., Djawahir Hejazziey, Zakat Sebagai Sumber Investasi, hlm. 223.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
.
DAFTAR PUSTAKA