Anda di halaman 1dari 3

Nama: Kukuh Bagas Maulana

No: 23

Kelas: XI IPS 1

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillahirobbilalamin wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Ashadualla ilaha illallah


wahdahula syarikalahu wa Asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuluh. Allahumma salliwasalim
wabarik 'ala nabiyyina Muhammadin wa'ala alihi waashabihi ajma'in amma ba'du. Yaa ayyuhalladziina
aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi WA laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun.

Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala. Pertama-tama, khatib berwasiat
kepada diri khatib pribadi dan para jemaah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kita
kepada Allah Ta’ala, karena dengan ketakwaan, seorang muslim akan dimudahkan dalam setiap urusan
dan akan diberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Sesungguhnya di antara perkara yang paling agung yang dibawa agama Islam adalah akhlak yang mulia.
Dan inilah salah satu tujuan diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan akhlak dan budi pekerti
yang mulia inilah beliau bisa mengambil banyak hati manusia. Betapa banyak kalimat dan kata-kata yang
baik yang keluar dari mulut beliau sehingga dapat mengobati hati yang sedang sakit, meredakan fitnah,
dan menyebabkan terjalinnya persahabatan dan persaudaraan.

Begitu agung penggambaran Al-Qur’an terhadap perkataan yang baik, seakan-akan ia adalah tali
penyambung antara bumi dan langit dan merupakan jalan untuk meraih keridaan Allah Sang Pemilik
kenikmatan dan kemuliaan. Karena ucapan yang baik adalah buah dari ibadah kita dan hasil darinya.
Allah Ta’ala berfirman,

‫َاَلْم َتَر َكْيَف َض َرَب ُهّٰللا َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َكَش َج َرٍة َطِّيَبٍة َاْص ُلَها َثاِبٌت َّو َفْر ُع َها ِفى الَّس َم ۤا ِۙء * ُتْؤ ِتْٓي ُاُكَلَها ُك َّل ِح ْيٍن ۢ ِبِاْذ ِن َر ِّبَهۗا َو َيْض ِرُب ُهّٰللا اَاْلْم َثاَل‬
‫ِللَّناِس َلَع َّلُهْم َيَتَذَّك ُرْو َن‬

“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan
buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk
manusia agar mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)
Jemaah yang semoga senantiasa dalam lindungan Allah Ta’ala. Sebaliknya, ucapan yang kotor dan buruk
merupakan salah satu perkara yang tidak disukai Allah Ta’ala. Tidaklah ia membuahkan sesuatu,
melainkan permusuhan dan perpecahan, menjadi sebab rusaknya tali persaudaraan dan putusnya
sebuah hubungan. Tak terhitung jumlahnya, putusnya hubungan orang tua dan anak dan hilangnya
keharmonisan antara pasangan suami dan istri dikarenakan ucapan yang kotor dan buruk.

Al-Qur’an telah menggambarkan perkataan yang kotor dan buruk ini bagaikan pohon yang buruk, pohon
yang tidak memberikan manfaat serta kebaikan apapun bagi pemiliknya. Bahkan ia membuahkan
keburukan dan kerusakan. Allah Ta’ala berfirman,

‫“َوَم َثُل َك ِلَم ٍة َخ ِبْيَثٍة َكَش َج َرٍة َخ ِبْيَثِةِۨ اْج ُتَّثْت ِم ْن َفْو ِق اَاْلْر ِض َم ا َلَها ِم ْن َقَر اٍر‬Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti
pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak)
sedikit pun.” (QS. Ibrahim: 26)

Setelah memberikan permisalan 2 pohon, Al-Qur’an memberi kita sinyal dan mengajarkan bahwa
ucapan dan perkataan yang baik merupakan tanda jujurnya keimanan seseorang.

Ma’asyiral mukminin yang berbahagia. Ketahuilah sesungguhnya hasil dari ucapan yang baik adalah
terjaganya rumah tangga. Jika seorang suami berkata dengan perkataan yang indah, maka bertambah
pula kadar kecintaan dan kasih sayang antara suami dengan istrinya, semakin baik pula perlakuannya
terhadap yang lain. Dan kapan pun seorang istri cerdas di dalam memilih kata, maka itu adalah pondasi
untuk membangun rumah yang yang tenang lagi damai.

Jika kita cermati dengan baik, akan kita dapati bahwa di antara sebab rusaknya hubungan suami istri
adalah ucapan dan perkataan yang kotor lagi buruk. Kata-kata yang tidak disadari ternyata dapat
menyebabkan rusaknya hubungan, kata-kata yang akhirnya dapat merusak keharmonisan dalam
keluarga, kata-kata yang mengubah kebahagiaan menjadi kesedihan. Hubungan yang biasanya dipenuhi
dengan kasih sayang berubah dipenuhi dengan kekerasan dan sikap acuh tak acuh karena kata-kata
kotor yang keluar dari mulut pelakunya. Padahal, Nabi hallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan
petunjuk yang indah dalam perkara ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Barakallahu lii walakum fiiquranil'adziimi wanafa'anii waiyyakum bimaa fiihi minal ayyati
wadzikrilhakiim.

*Duduk diantara 2 khutbah*

Alhamdulillahirobbilalamin, Ashadualla ilaha illallah wahdahula syarikalahu wa Asyhadu anna


muhammadan 'abduhu wa rasuluh. Allahumma sholli ‘ala muhammad wa ‘alaa aali muhammad,
ushikum waiyyaya bitaqwallah.

Sungguh menjaga ucapan serta tidak berkata kotor dan buruk merupakan salah satu perkara penting
yang harus diperhatikan. Hendaknya kita membiasakan berkata yang baik dan meninggalkan kata-kata
yang buruk. Semoga Allah ta'ala senantiasa hiasi lisan kita ini dengan ucapan yang baik lagi indah.
Karena lisan kita akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

*Sholawat*

‫ إنك سميع قريب مجيب الدعوات ربنا التواخذ نا إن نسينا‬،‫ والمؤمنين والمؤمنات األحياء منهم واألموات‬،‫اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات‬
‫أو أخطانا ربنا وال تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربنا وال تحملنا ماًال طاقة لنا به واعف عنا واغفر لنا وارحمنا أنت‬
‫ والحمد هلل رب العالمين‬.‫النار‬. ‫موالنا فانصرنا على القوم الكافرين ربنا ءاتنا في الدنيا حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب‬

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai