b. Pengawasan TPM
Adalah pengamatan secara terus-menerus terhadap suatu keadaan atau
kegiatan serta melakukan tindakan atau koresksi terhadap keadaan atau
kegiatan serta melakukan tindakan atau koreksi terhadap keadaan atau
kegiatan yang dapat merugikan (kesehatan) masyarakat.
( Depkes RI, 1994)
2. Rumah Makan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang persyaratan hygiene Sanitasi Makanan
Rumah Makanan Restoran :
1. Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan daa minuman untuk umum ditempat
usahanya.
2. Masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang tidak
memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang dikelola rumah makan dan
restoran agar tidak membahayakan kesehatan.
3. Setiap rumah makan dan restoran harus memiliki izin usaha dari
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Setiap usaha rumah makan dan restoran harus memperkerjakan seorang
penanggung jawab yang mempunyai pengetahuan hygiene sanitasi makanan
dan memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan.
5. Tenaga penjamah makanan yang bekerja pada usaha rumah makan dan
restoran harus berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular.
6. Pengusaha dan /atau penanggung jawab rumah makan dan restoran wajib
menyelenggarakan rumah makan dan restoran yang memenuhi syarat hygiene
sanitasi.
7. Penanggung jawab rumah makan dan restoran yang menerima laporan
atau mengetahui adanya kejadian keracunan atau kematian yang diduga
berasal dari makanan yang diproduksi wajib melaporkan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat guna dilakukan langkah-langkah
penganggulangan.
b. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah pengawasan yang ditujukan pada faktor lingkungan yang
dapat merupakan mata rantai penyakit. Sanitasi merupakan usaha pengawasan
yang ditujukan pada factor yang ada dalam lingkungan fisik yang memberi
pengaruh atau mungkin memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik,
mental dan kesejahteraan sosial.
c. Pengertian Makanan
Makanan adalah segala substansi atau semua substansi yang
diperlukan tubuh kecuali air dan obat-obatan dan substansi lain yang
digunakan untuk pengobatan (WHO).
Makanan adalah semua bahan baik alami maupun buatan yang
dimakan manusia kecuali obat-obatan (Depkes, 2003).
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia, yang
diperlukan oleh tubuh untuk hidup, tumbuh kembang biak serta berproduksi.
Manusia tidak akan hidup tanpa makanan dan manusia akan terganggu
pertumbuhannya kalau semasa hidupnya kekurangan makanan. Manusia juga
aan menjadi beban orang lain kalau tidak produktif atau tidak memberikan
nilai ekonomi dalam hidupnya.
Dilain pihak, makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh tubuh
adalah makanan dan minuman yang mengandung unsur gizi (nutrisi),
makanan yang aman dan utuh (wholesomeness) dan makanan yang terjamin
kebersihan dan sanitasinya (hygiene). Kalau salah atau tidak terpenuhi, maka
makanan dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan. (Depkes dan
Kesejahteraan Sosial, 2000)
Makanan adalah semua substansi yang diperlukan tubuh kecuali air,
obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan dan minuman yang dibutuhkan konsumen harus dalam keadaan
utuh, aman dan sehat dalam arti tidak mengandung bahan pencemar serta
harus hygiene. Makanan dan minuman yang baik harus mengandung zat-zat
gizi, seperti vitamin, protein,mineral, mempunyai bentuk yang menarik dan
enak rasanya. Untuk menghasilkan makanan yang sehat maka bahan makanan
yang dipilih untuk diolah harus berkualitas baik dan pengolahannya dengan
peralatan, kondisi pengolahan makanan (dapur) yang saniter serta hygiene
tenaga penjamah makanan.
Dalam penyelenggaraan makanan ada enam (6) prinsip yaitu :
pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan
makanan, penyimpanan makanan, pengangkutan makanan dan penyajian
makanan. Selain enam prinsip penyelenggaraan makanan, kualitas bahan
makanan, peralatan dalam pengolahan makanan, tempat pengolahan makanan,
penjamah makanan dan pengawasan selama proses penyelenggaraan
makanan.
Maka dari itu pelaksanaan pembinaan dan pengawasan tempat
pengolahan makanan (TPM) sangat diperlukan guna mencegah terjadinya
penyakit bawaan makanan.
e. Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya
digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan factor-
faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain
sarana air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci tangan, bak
sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja (loker), peralatan pencegah
terhadap serangga dan tikus serta peralatan kebersihan.(Menkes RI, 2003)
Usaha-usaha sanitasi, yaitu :
1) Menjaga keamanan makanan minuman yang disediakan.
2) Memperhatikan hygiene perorangan dan praktek-praktek penanganan
makanan oleh karyawan yang bersangkutan.
3) Keamanan penyediaan air.
4) Pengolahan air limbah dan pengolahan kotoran.
5) Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan,
penyajian atu peragaan, penyimpanannya.
6) Pencucian, kebersihan, penyimpanan alat atau perlengkapan.
b). Bangunan
(1). Umum
(a). Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
(b). Terpisah dengan tempat tinggal
(2). Tata Ruang
(a). Pembagian ruang minimal terdiri dari dapur, gudang, ruang
makan, toilet, ruang karyawan dan ruang administrasi.
(b).Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu
dan lainnya dihubungkan dengan pintu.
(c). Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga
memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan
dan makanan jadi serta barang-barang lainnya yang dapat
mencemari terhadap makanan.
c). Konstruksi
(1).Lantai
(a). Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah
dibersihkan.
(b).Pertemuan lantai dengan dinding tidak boleh membuat sudut
mati.
(2).Dinding
(a). Permukaan dinding sebelah dalam harus rata, mudah
dibersihkan.
(b).Konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap.
(c). Permukaan dinding yang terkena percikan air harus dibuat
kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah
dibersihkan seperti porselin dan sejenisnya setinggi 2 (dua)
meter dari lantai.
d). Ventilasi
(1).Ventilasi alam harus memenuhi syarat sebagai berikut:
(a). Cukup menjamin peredaran udara deengan baik.
(b). Dapat menghilngkan uap, gas, asap, baud an debu dalam
ruangan.
(2).Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat
memenuhi persyaratan.
e). Pencahayaan/penerangan
(1). Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk
melakukan pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan
kegiatan pembersihan ruangan.
(2). Di setiap ruangan kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci
peralatan dan tempat cucian tangan, intensitas pencahayaan
sedikitnya 10 foot condle.
(3). Pencahayaan/penerangan harus tidak menyilaukan dan tersebar
merata, sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan
nyata.
f). Atap
Tidak bocor, cukup lantai dan tidak menjadi Sarang tikus dan
serangga lainnya.
g). Langit-langit
(1).Permukaan rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan.
(2).Tidak terdapat lubang-lubang.
(3).Tinggi langit-langit dan lantai sekurang-kurangnya 2,4 meter.
h). Pintu
(1).Pintu dibuat dari bahan yang kuat dan mudah diberihkan.
(2).Pintu dapat dibuka dengan baik dan membuka kearah luar.
(3).Setiap bagian bawah pintu setinggi 36 cm dilapisi logam.
(4).Jarak antara pintu dan lantai tidak lebih dari 1 cm.
c). Toilet
(1).Letak tidak berhubungan langsung (terpisah dari) dengan dapur,
ruang persiapan makanan, ruang tamu dan gudang makanan.
(2).Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak air.
(3).Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria.
(4).Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung.
(5).Toilet dibersihkan dengan detergen dan alat pengering.
(6).Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok serta sabun.
(7).Luas lantai untuk memelihara kebersihan.
(8).Lantai dibuat kedap air, tidak licin mudah dibersihkan
kelandaiannya/kemiringannya cukup.
(9).Ventilasi dan penerangan baik.
(10). Air limbah dibuang ke septictank, roil atau lubang peresapan
yang tidak mencemari air limbah.
(11). Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air.
(12). Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak
penampung dan saluran pembuangan.
(13). Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam
keadaan cukup.
(14). Peturasan harus dilengkapi dengan air yang mengalir.
(15). Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa. Dan dilengkapi
dengan air penggelontor yang cukup serta sapu tangan kertas
(tissue).
1. Lingkungan Makanan
Penyakit yang dapat ditularkan karena makanan, terjadi karena barbagai sebab,
diantaranya yaitu : penanganan makanan yang tidak trampil dan tidak hygienes. Selain itu
beberapa makanan sudah dari asalnya merupakan penyebab penyakit, dan karena
ketidaktahuan manusia sehingga menyebabkan penyakit. Seperti jenis jamur atau
makanan nabati lainnya. Penyakit karena makanan terjadi karena tidak terampil dari segi
hygienes, umumnya bersifat menular dan dalam jumlah yang banyak dalam waktu relatif
singkat.
Penyakit-penyakit yang terutama dapat ditularkan karena makanan diantaranya :
1. Penyakit Diare atau Mencret
Penyebabnya : Berbagai jenis kuman-kuman perut yang pathogen seperti shygella,
salmonella escherichia coli pathogen, campilobacter dsb.
Gejala-gejala : Mencret, berak-berak campur air dan perut mulas.
Inkubasi : 12 – 72 Jam.
Pencegahan :
a. Mencegah terjadinya pencemaran dengan parcal-oral
( tinju mulut ).
b. Memasak air sebelum diminum, kebiasaan mencuci bahan
makanan dan pengolahan makanan yang bersih.
c. Mencuci tangan sebelum makan, dan sebelum mengolah
makanan.
d. Makanan mentah dicuci bersih dengan air berkaporit, disiram
air panas atau dicuci larutan PK 0,02%.
e. Kebersihan lebih diutamakan lagi dalam menyediakan
makanan bayi.
2. Cholera/ Muntaber
Penyebab : Kuman Vibrio Cholerae
Gejala-gejala : Berak terus menerus tanpa disertai rasa sakit, kadang-kadang
disertai muntah dan dehidrasi sehingga tubuh kurus kering dan
pucat serta lemah dan shock, kematian terjadi karena dehidrasi
yang berat.
Inkubasi : 2 – 3 hari sampai 5 hari.
Pencegahan :
a. Kebersihan air minum, dan memasak air sebelum diminum
atau dipakai membuat makanan dan minuman.
b. Makanan yang dimakan mentah harus dicuci dengan air dengan
air hangat atau dicuci dengan larutan PK 0,02 %.
c. Makanan ditutup supaya tidak terkontaminasi.
d. Membuang kotoran / tinja pada jamban yang sehat.
5. Penyakit Keracunan
Penyakit keracunan banyak jenisnya dan palaing penting dalam pengolahan makanan,
karena sifatnya akut atau mendadak dalam waktu singkat menimbulkan kesakitan dan
untuk jenis tertentu sering disertai kemtian. Bila tindakan tidak secara tepat dan cepat
dilakukan. Jenis dari keracunan makanan yang penting diketahui yaitu :
- Keracunan Infeksi ( Food Infection )
- Keracunan Toksin ( Food Intoxication )
- Keracunan Hayati ( Food and Plant Poisoning ).
b. Clostridium Perfringens.
Penyebab : Racun yang dikeluarkan oleh kuman Clostridium Perfringens
Atau Cl welchie type A atau disebut pula enteristis
necroticans yang disebabkan oleh racun type C.
Gejala : Mendadak dan sakit ( coloc ) yang hebat disertai diare,
pusing, dan muntah, demam biasanya terjadi. Karena
kerusakan sel dalam ( enteric ) disebut necritizing entiritis.
Inkubasi : 6 – 24 jam dengan rata-rata 10 jam.
Pencegahan :
a. Menyiapkan makanan yang terbuat dari daging dalam
keadaan panas dan segera dihidangkan.
b. Makanan yang masih lama dihidangkan dimasukkan
lemari es, dan dipanaskan kembali segera akan
dihidangkan.
c. Jangan memasak daging atau unggas sehari sebelum
dihidangkan.
d. Pendidikan kepada penjamah makanan untuk mengetahui
bahayanya karena keracunan makanan terutama dari jenis
daging.
c. Parabaemolyticus.
Penyebab : Racun yang dihasilkan oleh kuman Vibrio Parabae molyticus
menimbulkan infeksi sistemis atau infeksi organ jaringan
tubuh dan bisa menimbulkan kematian.
Gejala : Berak berupa air dan disertai kejang perut dan umumnya
dengan mulas, muntah, kadang-kadang demam dan sakit
kepala. Gejala akan berlangsung 1 – 7 hari.
Inkubasi : 12 – 24 jam atau antara 4 – 96 jam.
Pencegahan :
a. Memasak makanan laut dengan panas yang cukup untuk
membunuh kuman yaitu : 60 0C selama 15 menit.
b. Awasi makanan laut yang telah masak, agar tidak
tercemar dengan makanan mentah.
c. Simpanlah semua jenis makanan laut baik yang mentah
maupun yang matang dalam lemari es secara terpisah dan
suhu cocok.
d. Penyuluhan kepada penjamah makanan tentang
pengplahan yang baik dan benar dan tindakan pencegahan
yang perlu dilakukan.
d. Bacilis Cereus
Penyebab : Racun yang dihasilkan oleh kuman Bacilus cereus yang
bersifat an aerobic membentuk spora bersifat enterotoksin
dengan dua jenis type yaitu :
1. Yang stabil dengan pemanasan, menyebabkan muntah.
2. Yang rusak dengan pemanasan,menyebabkan diare.
Gejala : Biasanya mendadak cepat dengan mual, muntah dan sakit
perut serta diare. Gejala tidak lebih dari 24 jam dan
menyebabkan kematian.
Inkubasi : 1 – 5 hari yang menyebabkan muntah dan skit perut serta
diare, 1 – 16 jam yang menyebabkan diare sebagai gejala
utama.
Pencegahan :
a. Penanganan makanan dengan pengawasan suhu untuk
mencegah perkembang biakan kuman setelah makanan
matang.
b. Spora tetap hidup selama perubahan dan akan
berkembang biak dalam suhu kamar karenanya makanan
harus disimpan dalam lemari pendingin.
c. Makanan yang disajikan dengan pemanasan ulang segera
dikonsumsi.
b. Staphylococus
Penyebab : Kuman shigella dysentri dari grup A B C D. Infeksi karena
kuman masuk ke dalam tubuh melalui urofecal, yaitu :
melalui siraman pada air, susu, lalat dan tangan.
Gejala-Gejala : Diare disertai dengan demam, mual dan kadang-kadang
muntah, kejang dan mejan (sakit waktu buang air).
Inkubasi : 1-7 hari dengan rata-rata 1-3 hari.
Pencegahan :
a. Sanitasi lingkungan yang baik dalam cara membuang
kotoran (tinja) yang memenuhi syarat kesehatan dan
terutama tidak mencemari sumber-sumber air minum.
b. Desinfeksi sumber-sumber air minum.
c. Mencegah lalat hinggap pada makanan dengan cara
memasang penutup makanan (tutup saji) peasangan kawat
kasa penyemprotan berkala atau penangkap lalat.
d. Kebersihan dalam menangani makanan, menyiapakan
makanan, etrutama makanan yang dimakan mentah.
e. Pasteurisasi susu dan olahannya atau direbus dulu.
f. Makanan bayi harus selalu direbus dulu selama selama 25
menit terutama susu dan peralatan untuk menyiapkan
makanan bayi.
g. Kerang-kerangan sebelum dihidangkan sedikitnya harus
direbus selama 15 menit.
h. Membiasakan mencuci tangan setelah buang air dan
sebelum mengolah makanan.
i. Penyuluhan kepada penjamah, pengawas dalam
penyehatan makanan (food hygiene) dan kebersihan diri
(personal hygiene).
j. Tindakan imunisasi rutin untuk mencegah typoid fever
dengan interval antara 3-5 tahun sekali.
c. Streptococus
Penyebab : Salmonella typhi, kuman yang bersifat pemakan sel.
Gejala-Gejala : Badan terasa panas, sakit kepala, lemah badan dan nafsu
makan berkurang, denyut jantung rendah, pembesaran lympa,
disertai batuk sedikit-sedikit penderita merasa sulit buang air
dari pada diare. Kematian rata-rata 10%, tetapi dengan abiotik
dapat menurun kurang dari 1% saja.
Inkubasi : 1-3 minggu
Pencegahan : Sama dengan bacillary dysentri.
d. Tularemia
Penyebab : staphylococus aureus yang merupakan flora normal pada
tubuh manusia, terutama di kulit dan akan berkembagbiak
karena adanya luka dikulit, bisul, borok dan infeksi kulit
lainnya.
Gejala-Gejala : perluasan dari luka dapat menyebabkan gejala lanjutan
demam, lemah badan, sakit kepala atau kurang nafsu makan.
Kadang-kadang disertai komplikasi dengan radang paru-paru,
nafas, otak dan syaraf.
Inkubasi : 4-10 hari.
Pencegahan :
a. Personal hygiene khusus tentang pentingnya mencuci
tangan setelah keluar dari kamar kecil.
b. Luka segera ditutup dengan plester tahan air, jangan
sampai terjadi infeksi dengan cara membersihkan dengan
zat desinfektan seperti : yodium atau alkohol.
e. Streptococus Pyrogenes
Penyebab : Kuman streptococuc grup A (hetahemolytuc). Yang terjadi
karena pencemaran. Kuman ini ditenggorokan dan
pencemaran karena infeksi.
Inkubasi : 1-3 hari.
Pencegahan :
a. Penyuluhan tentang penularan penyakit ini agar diketahui
dan dilakukan cara-cara pencegahannya.
b. Gunakan susu yang telah dipasteurisasi.
c. Makanan jenis tertentu seperti telur hanya diolah dengan
susu penyimpanan 50C.
d. Pemeriksaan kesehatan penjamah terutama penyakit
tenggorokan dan saluran nafas.
f. Pasteurella Tularensis
Penyebab : Pasteurella turensis, bakteri tularenia.
Gejala-gejala : adanya pembengkakan tertentu pada tangan dan kesakitan
pada kelenjar lympa. Kuman terhisap melalui pernafasan
menyebabkan radang paru dan masuk melalui pencernaan
menyebabkan radang tenggorokan tanpa atau disertai borok,
sakit perut, muntah dan diare. Penyakit ini sering disamakan
dengan penyakit pes.
Inkubasi : 2-10 hai biasanya 3 hari.
Pencegahan :
a. Daging kelinci harus disimpan pada suhu 150C.
b. Pendidikan dan penyuluhan tentang pencegahan lalat,
nyamuk, kutu dan serangga lain.
c. Melindungi sumber air minum agar tidak terinfeksi
dengan hewan lain seperti tikus.
d. Melarang makanan yang berasal dari infektif.
8. Kelompok penyakit karena parasit
Penyakit ini terutama karena penyakit parasit karena cacing.yaitu :
- Cacing gelang
- Cacing hati
- Cacing pita
- Cacing cysta
- Cacing spiral
Penyebab : Masuknya parasir kedalam tubuh melalui telur atau cysta
yang mencemari makanan. Tetapi ada juga yang parasitnya
masuknya seperti Trihicnosis dan Cysticerosis dalam bentuk
terinfeksi.
Inkubasi : tidak sama tergantung banyaknya infeksi dan daya tahan
tubuh.
Pencegahan :
a. Mencuci yang baik makanan yang dimakan mentah
seperti sayuran dan buah.
b. Memasak makanan dengan panas yang cukup sampai
700C atau lebih.
c. Memilih daging yang sehat dan bebas dari penyakit.
Pencegahan :
a. Kerang-kerangan direbus sampai mengeluarkan air
kekuningan lalu ditiriskan beberapa menit untuk
mematikan bakteri.
b. Penguapan 5 – 10 menit.
c. Hindari penggunaan sayuran atau makanan tumbuhan
dengan tanda-tanda seperti : bercak hijau pada kentang,
bercak biru pada ubi ketela dan sebagainya. Karena
bercak noda merupakan petunjuk adanya racun.
d. Hindari penggunaan makanan yang tidak diketahui
sumber dan asal-usulnya ( makanan liar ).
HYGIENE KARYAWAN
A. Pendahuluan
Hygiene karyawan atau kebersihan karyawan merupakan salah satu hal yang
penting untuk diperhatikan. Agar makanan dan minuman bermutu dan aman untuk
dikonsumsi.
Untuk melindungi kesehatan masyarakat, pemerintah melkukan pengawasan dan
pembinaan agar makanan yang beredar di masyarakat memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan makanan, sehingga untuk mencapai tujuan tersebut diatas penjamah
dan pengolah Rumah Makan dan Restoran merupakan prioritas untuk mendapatkan
pembinaan agar dapat menghasilkan makanan dan minuman yang memenuhi
persyaratan kesehatan sesuai dengan Peraturan Permenkes Nomor :
304/Menkes/Per/IV/1989 tentang persyaratan Rumah Makan dan restoran.
E. Kesehatan karyawan
1. Mempunyai Surat Keterangan Sehat dari dokter
2. Melakukan pemeriksaaan kesehatan secara rutin setiap 3
(tiga) bulan sekali